Chapter 1 : Kebaikannya.

Disclaimer: Naruto punya om Masashi Kishimoto. Kalau fic ini punyaku.

Warning: OOC, lebay, gaje. Maklum author masih belajar-belajar.

DON'T LIKE DON'T READ

SAISAKU

.

.

Flashback

Tap...tap...tap..

Terdengar suara derap kaki di sepanjang lorong atau lebih tepatnya markas Orochimaru.

Tap...tap..tap..

Kriet... "Tidak ada..."

Tap..tap..

Kriet... "Huh! Tidak ada juga!"

Kriet... "Tidak ada!"

"Tidak ada!"

"Tidak ada! Dimana sih dia?"

Wanita berambut pink itu sudah putus asa. Sudah semua pintu dia buka, tapi tidak ada sedikitpun sosok yang dia cari. Peluh sudah menetes dari dahinya yang lebar. Sudah hampir 2 jam dia mencari, tapi sampai pada saat ini dia belum menemukannya.

Tap..tap..tap..

Sakura nama gadis itu. Dialah yang sendirian berada di lorong yang cukup gelap. Berlari dan berlari mencari sosok yang selama ini dirindukannya. Tiba-tiba langkahnya terhenti. Dia merasakan cakra yang familier. Dia menoleh kebelakang, dan benar saja pemuda berambut hitam dan berwajah pucat itu sedang menatapnya.

"Sai? Hosh... hosh... sudah ketemu?"

Pria yang bernama Sai hanya menggelengkan kepalanya. Mendapat jawaban yang pasti Sakura segera melangkahkan kakinya lagi.

"Bagaimana kalau kita istirahat dulu Sakura?" kata pemuda dibelakangnya.

"Tidak! Aku akan mencarinya dengan cepat. Jika kau mau istirahat silahkan saja, mungkin kau sudah terlalu lelah. Tapi aku akan meninggalkanmu!"kata wanita itu sinis.

"Tidak aku tidak terlalu lelah, tapi kau Sakura! Kau terlalu pucat. Apa kau baik-baik saja? Tenang saja, aku sudah mengeluarkan ular-ular pelacakku untuk mencarinya." tanya Sai khawatir.

"Terima kasih Sai. Tapi aku juga akan berusaha menemukannya. Aku bukanlah gadis bodoh yang cengeng tanpa berbuat apa-apa lagi. Aku sudah berubah, jika kau tahu." kata Sakura disertai suara hosh..hosh nya. Sedangkan Sai diam-diam hanya memperhatikan sambil tersenyum.

Langkah Sai tiba-tiba terhenti. Sakura merasa jengkel. Dia menghadap ke belakang, dan ingin memprotes. Tapi tidak jadi ketika melihat sosok ular hitam mengarah ke arah Sai. Ular itu pecah dan hanya menyisakan tinta-tinta hitam yang membentuk kata-kata.

"Ikuti aku!" teriak Sai. Sakura yang sudah mengerti segera menurut. Hanya langkah mereka berdua yang terdengar di lorong gelap itu. Sai berada 2 langkah didepannya. Sakura hanya memandang punggung pemuda pucat itu. Akhir-akhir ini pria itu sangat baik padanya. Dia rela mengikutinya untuk mencari si missing nin. Membantunya agar ia tidak sendirian jika harus melawan si missing -tiba langkah Sai berhenti disebuah pintu, telunjuknya ditempelkan di mulutnya. "Sshhhh...". Sakura segera mengangguk.

Sakura segera mengintip di balik pintu, melihat sosok yang sedang tertidur. Ular-ular Sai masuk kedalam, dan berusaha agar tidak menbangunkan sosok yang sedang tertidur dan lambat ular-ular Sai mendekati sosok itu. Tapi ternyata sosok itu sudah tau duluan. Sehingga dia meledakan tempat itu sekaligus.

DUUUAARRR!

Sakura tidak tahu lagi apa yang terjadi. Dia hanya menutup matanya. Takut melihat ledakan yang dahsyat itu. Dia merasa tubuhnya sedang terhempas sangat keras. Eh? Tunggu tiba-tiba ada sepasang tangan yang mendekapnya. Mendekapnya dengan erat, sehingga membuat dia tidak merasakan sakit ditubuhnya. Ledakan dahsyat itu sepertinya sudah mulai menghilang. Sakura perlahan membuka mata emeraldnya. Dan terkejut melihat mata onyx lembut itu. Sai, orang itu. Dia sedang mendekapnya erat. Ehem... atau lebih tepatnya sedang menindihnya. Mata Sai masih terpejam. Sakura merasakan wajahnya sedikit memanas. Tiba-tiba mata Sai membuka dan memperlihatkan mata onyx yang lembut.

Sai sedikit terbangun, "Kau tidak apa-apa?" tanyanya. Sakura hanya mengangguk, wajahnya agak merona. Akhirnya mereka berdua tersadar, dan segera bangun dari posisinya.

Sakura menoleh ke arah Sai yang berdiri disampingnya. Sakura memang agak terkejut dengan sikap Sai yang melindunginya. Sakura melihat lengan mulus Sai yang terdapat luka-luka. Darah merahpun keluar dari kulit pucat Sai. Ia juga melihat perut langsing pemuda itu berdarah, mungkin akibat gesekan dengan tanah akibat Sai begitu melindunginya? Sakura segera menepis pikiran anehnya dan melihat kedepan.

Didepan mereka sudah terlihat sosok emo tampan, menatap mereka dengan tatapan membunuh. Mata lelaki yang bernama Sasuke itu melihat kearah Sakura. Sedangkan si lelaki pucat itu sama sekali tidak diliriknya.

"Sasuke-kun..." lirih Sakura.

"Hn, " jawaban singkat dari seorang Uchiha. "Sakura ya?"

"Ada apa kau kemari hah?, " kata Sasuke disertai alisnya yang terangkat. "Ingin mengejarku lagi?"

WUUZZSSS! Gerakan Sasuke memang sangat cepat. Membuat Sakura tidak bisa mengedipkan matanya. Sakura terhentak menyadari kalau Sasuke sudah ada dihadapannya. Mulut Sasuke mendekati telinga Sakura. Sakura tidak bisa berbuat apa-apa lagi, dia hanya terbengong mendengar sang missing nin berbicara.

"Sudah kubilang jangan mengejar dan megurusi urusanku kan?" kata Sasuke. Tangannya sudah akan mengambil pedang di tubuhnya.

"Ada apa kau kemari? Dan kemana sih bocah kyuubi itu? Dia bosan mengejarku lagi." Kata hanya bisa terdiam, merasakan lembutnya nafas Sasuke di telinganya tanpa mengetahui resiko apa yang terjadi.

" Sayang sekali mungkin ini yang terakhir kali kau bertemu denganku." Kata sasuke cepat. Lalu dia mengarahkan pedang yang telah didapatkannya menuju punggung Sakura. Sakura hanya bisa memejamkan matanya erat.

TRIINGGG! BUAGH!

Sakura membuka matanya, dan melihat sang Uchiha telah menjauh darinya. Ia menoleh ke belakang dan melihat Sai yang sedang memegang kunainya. Disampingnya terlihat pedang Sasuke yang telah terpental.

"Jangan kau lukai Sakura!" desisnya Sai tajam.

(End of Flashback )

"Halo... ayolah Sakura jangan melamun terus. Jawab pertanyaanku!" kata suara cempreng didepannya. Sakura terbangun dari lamunannya.

Dia sedang di toko dango untuk berbincang-bincang dengan sahabatnya ini. Atau lebih tepatnya membicarakan seseorang yang akhir-akhir ini tingkahnya agak aneh. Kata Ino, kalau Sai itu sekarang sangat peduli dengannya. Dialah yang sehari-hari menemani Sakura. Sebenarnya Sakura tidak keberatan dengan hal itu. Karena si pemuda pirang itu, Naruto lebih memilih menemani kekasihnya dari putri Hyuga. Hinata Hyuga. Tapi yang dikatakan Ino benar juga. Sai yang selama ini selalu cuek dengannya tiba-tiba jadi sangaaat perhatian sekali dengannya. Dengan cara setiap hari dia selalu mengunjunginya di rumah sakit, mengantarkannya pulang, main kerumahnya, sampai dia mau saja kalau Sakura mengajaknya untuk membantunya mencari si missing nin. Sikapnya sekarang begitu aneh untuk Sai yang tidak sama sekali punya perasaan. Sakura hanya bisa menghela nafasnya.

"Hah! Entahlah, aku belum yakin kalau Sai mencintaiku," kata Sakura lirih "Hei bahkan dia masih sama saja mengataiku jeleklah, gendutlah, dan nenek sihir!"

"Iya, tapi dengan sikap kaya gitu berarti ada yang aneh dengannya. Bukan aku saja yang bilang seperti ini. Tapi yang lainnya juga. Bahkan si pemalas Shikamaru saja mengakuinya. Kau yang sangat dekatnya dengannya tidak menyadarinya? Otakmu sih penuh dengan Sasuke-kun.. Sasuke-kun!" kata Ino disertai bibir manyunnya.

"Jangan bicarakan tentang Sasuke-kun!" ancam Sakura.

"Hah! Baiklah. Nih dengarkan ya Sakura aku mendapat cerita dari Shikamaru. Demi Kami-sama aku tidak bohong! Waktu itu Shikamaru, Sai, Chouji, dan Kiba-kun sedang merayakan keberhasilan mereka di toko Yakiniku. Kau ingatkan toko itu dekat dengan rumah sakit Konoha?" tanya Ino

"Hemmm..." kata Sakura seraya mengangguk.

"Waktu itu kita juga ada di sana, kata Shikamaru. Lalu Shikamaru hanya melihat Sai yang sedang memperhatikan kita berdua. Kalau memperhatikan saja sih tidak masalah. Tapi masalahnya dia sampai tersenyum-tersenyum gitu. Wajahnya pun kata Shikamaru hampir merona. Shikamaru yang melihat langsung bingung. Shikamaru berpikir kalau yang dilihat Sai itu aku. Tapi ternyata pas aku ke pelayan kasir sebentar, mata Sai tidak mengarah ka arahku tapi ke kau! Shikamaru saja yang begitu cuek, langsung mengerti." Kata Ino panjang lebar.

"Benarkah?" kata Sakura tidak percaya.

"Ya ampun Sakura! Kau tidak percaya juga? Susah sekali sih untuk mayakinkanmu!" kata Ino hampir berteriak.

"Sekarang kau ingatin lagi, ada hal yang manis tidak tentang kamu dan Sai!" kata Ino sambil memasukan kue dangonya ke dalam mulut.

"Hmm... ada sih?" kata Sakura sambil berfikir.

"Ceritakan!" perintah Ino

Flashback.

Krik...Krik...Krik...

Langit mulai gelap, hanya suara jangkrik yang terdengar. Semua sedang terlelap tidur. Kecuali gadis manis berambut pink yang sedang menyenderkan tubuhnya ke sebuah pohon. Keringat bercucuran di pelipisnya. Ia memandang teman-temanya yang sedang tertidur.

Naruto yang terlihat kelelahan sedang tertidur nyenyak. Mungkin capai habis mengeluarkan kyubinya. Tidurnya mirip kincir angin. Ya Sakura memang sedang menjalankan misinya bersama Naruto, Sai dan Kakashi sensei. Dan sekarang mereka sedang istirahat, setelah pertarungan hebat. Mereka semua tertidur mengelilingi api unggun.

Sakura melihat Naruto yang tertidur pulas, terlihat juga air liur yang keluar dari mulutnya. Sehingga membuat sakura terkikik.

"Hihihi... akhh!" jerit Sakura pelan. Memang dia yang paling sial, akibat kecerobohannya dia terluka. Walaupun hanya luka terkena kunai biasa, tapi sebenarnya kunai itu beracun. Membuat luka itu lebih sakit tiga kali lipat. Tangannya pun sedang mengeluarkan cakra hijaunya, untuk menyembuhkan luka di lengan kanannya.

Jika tadi dia melihat ke arah Naruto yag terlelap, sekarang dia melihat ke atas pohon. Tepatnya di sebuah dahan. Dia melihat ke arah senseinya yang sedang tertidur lelap. Sakura menajamkan matanya. HAH! KAKASHI-SENSEI TIDAK MEMAKAI MASKERNYA! Yah... sayang sekali wajahnya hanya tertutup buku Icha-Ichanya. Andai keadaannya tidak seperti ini. Ia pasti akan melompat kearah gurunya itu, dan membuka Icha-Ichanya.

Sudahlah, jangan dilihat terus. Sekarang matanya beralih pada seseorang yang sedang tidur dengan kalemnya. Ia tidur dengan menyenderkan badannya ke sebuah pohon didepannya. Wajahnya begitu damai dan hangat. Entah kenapa mata emeraldnya itu tak pernah berhenti melihat wajah yang tertidur pulas. Wajahnya memang sangat mirip dengan orang yang dirindukannya, Sasuke-kun. Rambut hitamnya, mata onyxnya, hidungnya, dan dingin sikapnya. Sai nama orang itu.

"Akh..!" Sakura menjerit kesakitan. Ia tidak ingin membangunkan teman-temannya. Peluh makin deras keluar.

"Kau tidak apa-apa?" kata seseorang di atasnya. Sakura mendongak. Malam yang gelap mengaburkan matanya, tapi samar-samar dia masih bisa melihat.

"Sai?" tanya Sakura

Sai menghampiri Sakura dan duduk disamping kanannya. Memandang luka Sakura. Lalu merogoh kantong senjatanya. Dan mengeluarkan sesuatu dibalik kantong itu.

"Ini... gunakan saja." Sai menyodorkan sesuatu kearah Sakura. Benda itu adalah suntikan yang isinya berwarnah kuning kehijau-hijauan.

"Kau pernah memberiku ini, katanya cairan ini bisa meredakan rasa sakit dari luka apapun. Kau gunakan saja." Kata Sai lembut. Sakura hanya mengangguk.

Lalu Sai menyuntikan benda itu ke lengan Sakura. "Akh..!" rintih Sakura.

3 menit telah berlalu, rasa sakit itu mulai membaik.

"Sudah membaik?" kata Sai. Sakura hanya mengangguk. "Iya. Arigato Sai." Kata Sakura lirih.

Sai memundurkan badannya dan menyenderkannya ke sebuah pohon di belakang Sakura. Menarik Sakura untuk menyenderkan juga badannya. "Tidurlah" kata Sai lembut, sambil manarik kepala Sakura untuk disenderkan ke bahunya.

"Oyasumi" kata Sai sebelum kedua mata itu terpejam.

(End of Flasback)

"Tuh kan! Betul!" teriak Ino bersemangat.

"Sssshhhh... Ino kau berisik! Kau pikir ini rumahmu! Hah!" kata Sakura sambil berbisik.

"Tapi ini kan hanya hal sepele Ino, masa dengan ini Sai dibilang mencintaiku?" kata Sakura sambil menunduk.

"YA AMPUN SAKURA. EMANG KAU BERHARAP HAL BESAR SEPERTI APA? SAI RELA MATI DI DEPANMU BARU KAU PERCAYA HAH?" teriak Ino kesal.

"Kau bisa diam tidak sih?" kata Sakura ikut teriak.

"Habisnya kau.." ucapan Ino berhenti setelah mendengar suara berisik di depan toko dango.

"Lepaskan aku Yamato taichou! Kau mau bawa aku kemana?" teriak seseorang yang sedang dipaksa diseret oleh Yamato.

Sakura melihat Yamato taichou sedang menyeret seseorang. "Sai?" tanya Sakura kebingungan.

Sai dalam keadaan sangat kacau, rambutnya di tarik oleh Yamato taichou, baju sedikit kusut.

"Apa yang terjadi?" kata Ino pada Yamato.

"Hah! Tanyakan saja pada Sai yang diam-diam mengintipi kalian!" tanya Yamato kelelahan.

"Mengintip?" tanya Ino kaget.

"Hei! Sakura," kata yamato taichou sedikit lantang "Sai ingin menemuimu tuh!" kata Yamato taichou disertai senyuman penuh arti.

Sakura bisa melihat Naruto, Hinata, Shikamaru, Shino, dan Tenten di belakang Yamato taichou sedang terkikik geli melihat Sai.

"Apa-apaan sih Yamato taichou! Lepaskan aku!" kata Sai memaksa, wajahnya sedikit memerah. Kalau seperti ini wajahnya kawaii sekali!

"Tidak kalau kau menghampiri Sakura dan berbicara denganya!" kata Yamato taichou penuh horor. Sai hanya bisa mendelik marah pada ketua timnya itu. "Emangnya apa yang harus kukatakan?" tanya Sai pura-pura tidak tahu.

"Ada apa sebenarnya Yamato taichou? Ada apa dengan Sai?" kata Sakura lembut.

"Sakura, sebenarnya tadi kita sedang merayakan keberhasilan misi kita ke Iwagakure, kami merayakannya dengan makan-makan di Yakiniku tiba-tiba Sai menghilang. Dan ternyata dia sedang memandangimu di atap rumah. Dia memandangimu dibalik kaca jendela itu." Kata Yamato taichou sambil menengir kearah Sai yang sudah memerah wajahnya.

Sakura tersentak kaget. 'Benarkah itu?'. Sakura tiba-tiba teringat cerita Shikamaru yang diceritakan Ino tadi.

'Tidak mungkin! Sai... Sai... Benar-benar mencintaiku?'

T.B.C

.

.

Fuihh... akhirnya selesai juga, pegelnya tanganku! Maaf jika Saisakunya gaje, author masih belajar-belajar dari para senpai. Aku butuh saran dan kritikannya dari kalian para readers. Mohon bantuannya! RnR onegaii...