HunjustforHan Present

.

.

Maincast :Oh SehunLu Han

Genre :Angst/Romance

Rate : T+ (Nyerempet M dikiit)

Note: Cerita milik saya. Cast beserta lainnya milik Tuhan. Jika ada kesamaan jalan cerita, mungkin hanya kebetulan semata.

Summary:"Kau membungkus kebohonganmu sendiri, Hun. Dan sialnya kau menjadikan kebohongan kecilku sebagai pembungkusnya. Hanya aku yang terlihat bersalah, tanpa kau sadari bahwa sebagian besar akar permasalahan ini kaulah yang menciptakannya sendiri".

Terimakasih bagi yang sudah berkenan membaca dan meninggalkan jejak. ^^

.

.

PAST FLOWER ! FUTURE FLOWER!

.

.

Aku tumbuh setelah bungamu berlalu..

Aku menyerah karena angin membawa bungamu kembali..

Bukan itu!

Bukan karena mata angin yang membuat hatiku kalut..

Tapi karena kamu yang seolah mengikuti arah mata angin di masa lalu,

tanpa sadar aku selalu mengintip diantara celah-celah berdarah..

Senyummu terlihat bahagia, Itu melukaiku sayang ..

.

.

Musim semi tiba, datang dengan sejuta kelopak bunga bermekaran dengan begitu anggun meliuk-liuk saat tertiup angin. Bahkan kuntum-kuntum sakura yang terkenal itu menghambur tanpa lelah dengan keindahan membuncah.

Musim semi yang kuharap bagus!

Dress soft pink selutut dengan mekaran bunga mawar kecil berwarna senada mengitari lekuk pinggangnya. Coat coklat muda dengan panjang setengah betis membungkus tubuhnya dengan apik hingga menimbulkan kesan elegan dan manis dalam waktu bersamaan. Rambut coklat gelap yang dibiarkan tergerai dengan helai-helai berterbangan tidak membuatnya bergeming.

Musim semi terlalu indah untuk dilewatkan dengan bibir memberenggut saat kelopak-kelopak berwarna pink itu mungkin saja berniat mengganggu rambutmu.

Dengan satu cup Taro Bubble Tea gadis itu berjalan dengan langkah tertata rapi seolah menggoreskan jalur lurus disetiap bekas tumit high heelnya.

Kenapa udara terasa lebih dingin ? Ini musim semi kan ? Atau memang hanya dirinya saja yang merasakan ?

Yeah, mungkin saja. Karena sekarang Luhan sedang berjalan seorang diri diantara ratusan pasang manusia yang saling bergandengan tangan.

Hell! Aku juga punya kekasih! Bahkan kekasihku jauh lebih mempesona!

Seandainya saja Luhan bisa menunjukkan pada orang-orang yang sedang dilanda Cinta pada musim semi itu siapa kekasihnya, ia yakin pasti gadis-gadis remaja disana akan berteriak histeris dan meninggalkan kekasih mereka masing-masing.

Apa yang kau pikirkan Luhan ?

Bodoh!

Ia terkekeh pelan menyadari pikirannya berkecamuk rasa iri dengan situasi romantis musim semi yang bertebaran.

Langit mulai terlihat menguning dengan bias-bias jingga seperti warna cahaya pelita.

Oh! Tunggu! Jam berapa sekarang ?

Luhan mengecek jam dipergelangan tangannya, sudah pukul 5 sore dan itu berarti saatnya untuk pulang.

.

.

Clek!

"Kau darimana sayang ?".

Luhan terkesiap, bahkan sampai memundurkan kakinya refleks kebelakang. Ia baru saja masuk kedalam apartement dan menutup pintunya ketika suara penuh aura kelelakian itu menyentuh gendang telinganya dengan mendadak.

"Sehun-ah .. Kau sudah pulang ?".

Lelaki yang sedang memainkan tabletnya sambil berbaring ditangan sofa ruang tengah tersebut menoleh sebentar lalu tersenyum, "O.. Baru 15 menit yang lalu".

"Pekerjaanmu sudah selesai ?".

"Ne, tadi hanya pemotretan sebentar. Kau darimana ?".

Luhan berjalan mendekat sambil melepas ikatan tali coat coklat mudanya disekitar pinggang.

"Hanya berjalan-jalan ditaman menikmati musim semi". Lalu ia meletakkan coatnya diatas meja depan sofa, meninggalkan dress soft pink selutut yang sangat manis walaupun rambut panjangnya sedikit kusut dibeberapa bagian.

"Sendiri ?"

Luhan mendelik sekaligus memberenggut, pertanyaan macam apa itu ?

"Tentu saja sendiri ! Karena kekasih tampanku terlalu sibuk dengan berbagai bentuk artis wanita dilokasi shooting hingga tidak sempat menemaniku jalan-jalan!".

Sehun terkekeh, ia tidak takut sama sekali dengan ocehan dan raut kesal diwajah Luhan. Percaya atau tidak, gadisnya terlalu manja dan manis untuk marah seperti itu.

"Maafkan aku sayang..".

Sehun meletakkan tabletnya kelantai, tanpa mengubah posisi, diraihnya tangan Luhan dan menarik wanita itu untuk mendekat, duduk mengangkang diatas perutnya lebih tepat.

"Mini dressmu cantik..".

"Bahkan orang lain memujiku lebih cantik daripada minidress ini".

Luhan menyentuh dada Sehun, diikuti dengan merundukkan tubuhnya lebih dekat.

"Kau benar. Bahkan minidress ini tidak sanggup menandingi kecantikanmu. Jadi sebaiknya kau lepas saja, akan lebih cantik jika aku melihatmu tanpa minidress".

"Aktor Oh, please!".

Sehun terkekeh lagi, menggesekkan hidung mancungnya dengan hidung bangir Luhan dengan gemas. Wanitanya benar-benar kelopak bunga yang indah dan mempesona walau hanya sebatas dipandang.

Well, jujur saja Sehun tidak akan puas jika hanya memandang saja, bukankah keindahan mahkota bunga adalah untuk menarik kumbang untuk menyentuhnya ?

"Lu ..".

"Wae ?"

"Kiss me ..".

"Kau ingin belajar dariku bagaimana melakukan adegan kissing yang baik ?". Sehun menjalarkan lengannya mengukung pinggang Luhan.

"Eo, jadi tolong ajari aku Oh Luhan Saem".

"Tapi berjanji satu hal padaku!".

Sehun menaikkan sebelas alisnya seolah bertanya 'Apa itu sayang ?'.

"Jangan mempraktekkannya pada aktris manapun! Arasseo ?".

"Aku tidak akan mencium aktris lain dengan perasaan. Kau tau selama ini semua itu hanya tuntutan profesi".

"Tapi tetap saja aku cemburu.. Kau bisa menikmati bibir wanita-wanita cantik disana, sedangkan aku ? Seumur hidupku aku hanya pernah menikmati bibir satu orang lelaki".

"Tapi kau bisa menikmati bibirku sepuasmu sayang, dan itu Gratis! ".

"Kau memang tau wanita suka segala sesuatu yang berbau Sale dan Gratis!".

Mereka terkekeh sebelum akhirnya Luhan yang manja berubah menjadi Luhan yang agresif jika sudah berurusan dengan kenikmatan, menyatukan bibir mereka tanpa peringatan dan menghujamkan lumatan-lumatan kecil menyengat didarah sehun.

Beberapa kali terlepas namun berlanjut kembali, hanya sekedar menarik napas sebanyak mungkin dan ciuman panas membara itu kembali membakar tubuh mereka.

Gerak-gerik kepala silih berganti seolah berusaha mencari tempat paling nyaman demi menyalurkan kerinduan akan belaian masing-masing.

Cukup lama, hingga rasanya dada mereka sesak karena pasukan oksigen yang sudah sekarat. Luhan melepas tautan, saling menatap mata satu sama lain yang memancarkan kilauan gairah dibakar dengan kerinduan hingga membara. Sedang dada mereka naik turun seolah berlomba menghirup oksigen tanpa batas.

Sehun meraih tengkuk gadisnya, perlahan menarik kepala itu semakin mendekat lalu menghujami rahang hingga lehernya dengan kecupan-kecupan pembakar gelora.

Luhan sangat manis. Lebih manis daripada tetesan-tetesan madu diatas pancake strawberry yang gadis itu buatkan untuknya minggu lalu.

Aroma tubuh luhan menguar memenuhi indra penciuman sehun dengan semerbak menggoda. Bahkan rasanya pengharum ruangan disana tidak lagi berfungsi jika Luhan sudah berada disisinya.

Gadisnya sungguh mempesona. Menggetarkan hari Sehun dengan cara-cara sederhana hingga ia mampu bagkit dari masalalu yang perih jika dikenang.

Ia mencintai Luhan, begitu juga sebaliknya. Dan dengan kesungguhan hati, Sehun percaya itu!

Luhan menggigit bibir bawahnya cukup kuat hingga mampu merubah warnanya menjadi sedikit keputihan. Belaian dan kecupan Sehun sangat menggoda lehernya. Tentu saja, karena daerah itu adalah kawasan sensitive sicantik.

Ia tidak ingin mendesah dan membuat Sehun merasa kalau ia benar-benar terbuai. Tapi memang pada kenyataannya, Luhan sudah terbuai sejak tatapan mata mereka bertemu .

Oh! Tunggu!

Sehun harus diberi hukuman karena membiarkan gadis cantiknya ini berjalan sendirian diantara kuntum-kuntum bunga yang merekah. Sehun seharusnya tau jika Luhan sangat ingin menggandeng tangan kokoh itu sambil melangkah pelan-pelan menelusuri bias-bias cahaya jingga hingga matahari terbenam diufuk barat.

Ia hanya ingin merasakan kencan seperti gadis lainnya, bebas dan lepas, tidak terkurung waktu dan juga ruang seperti hubungannya saat ini.

Dengan seringaian nakal diantara bibir yang terapit, Luhan perlahan meluruskan sebelah kakinya yang mengangkang. Menyentuh sesuatu dibawah sana dengan gerakan seduktif hingga mampu menciptakan geraman tertahan dari sang serigala tampan.

Berulang kali melakukan hal tersebut dengan binar mata penuh kepura-puraan seolah semua yang terjadi hanyalah gerakan refleks semata. Dan geraman Sehun berubah menjadi erangan angkuh yang tercekat ditenggorokan seiring mengeras dan mengacungnya sesuatu dibawah sana.

Sehun, I Got You!

Oh, tapi lihat! Sehunnya masih belum menyerah.

Luhan tau lelaki itu sedang diambang batas hasratnya sendiri, terlihat dari cengkraman tangan yang semakin kuat juga dengan gerakan-gerakan yang semakin kasar serta menuntut.

Rambut Luhan juga bertambah kusut dengan aksen sexy tersendiri dimata Sehun, resleting minidress dibelakangnya mulai dibelai dan ditarik.

Yeah! Ini saatnya menghukum Aktor Oh yang sudah menegang.

"Hun-ah Stop!".

Luhan menegakkan tubuh, otomatis melepaskan kecupan-kecupan penuh kemesraan disekitar wajah dan lehernya. Sebelah alis Sehun terangkat seolah menandakan kebingungan mendalam.

"Wae, Lu ?"

"Jangan bertindak lebih jauh ..".

Sehun terkekeh tidak percaya. Lucu saja saat Luhan mengatakan semua dengan ekspresi takut juga manja dalam satu kedipan.

"Hey .. Kau mengucapkannya seperti kita tidak pernah tidur bersama. Kau pikir sudah berapa kali aku membobol lubangmu selama tiga tahun kita menjalin hubungan ?".

Luhan memukul dada Sehun pelan, memberenggut kesal saat menyadari fakta bahwa mereka memang sudah berbagi rumah dan ranjang bersama sejak dua tahun terakhir. Dan Sehun adalah lelaki pertama yang sudah berhasil merobek dinding kewanitaan Luhan dengan brutal.

"Tenang saja, aku akan menggunakan pengaman seperti biasa".

Merasa gairahnya sudah diubun-ubun, Sehun tidak lagi sanggup untuk menanggapi sikap lucu Luhan seperti ini. Ia rindu akan tubuh Luhan yang sudah beberapa minggu tidak ia jamah karena jadwal padat Shooting keparat itu.

Sehun menarik pergelangan tangan Luhan dan langsung menyambar bibir merah ranum tersebut dengan penuh nafsu.

"Seemmpptt hunmmpptt! Lemmpptt passhh!".

Gadis kecilnya kembali berhasil memberontak, kembali menegakkan tubuh dan mendelik pada Sehun yang masih terbaring dengan gairah membara dan erangan frustasi tergambar jelas diraut wajahnya yang tampan.

"Astaga! Ayolah Lu, kau tidak lihat dibawah sana sudah menegang ?!".

"Hun-ah .. Mian, tapi aku tidak bisa melayanimu hari ini".

"Mwo ? Kau bercanda ?!"

"Tidak.. Hanya saja aku sedang datang waktu".

Arrggghhhh!

Sehun mengusak rambutnya frustasi. Demi Tuhan! Ia sudah menegang dengan kilatan gairah hampir membakar seluruh tubuh, dan dengan wajah manis Luhan mengatakan bahwa ia sedang 'Datang Waktu' ?

Hell!

Tidak bisakah darah itu berhenti untuk sementara dan biarkan Sehun menuntaskan masalahnya pada rusa mungil ini ?

Oh ! Ia benci harus bermain sendiri!

Luhan terlihat begitu cantik hari ini dan itu membuat Sehun berselera. Apalagi dengan senyuman yang nampak ia sembunyikan seolah semakin menam...

Tunggu! Senyuman yang disembunyikan ?

Seperti baru tersadar akan sesuatu, Sehun mempertajam delikannya pada Luhan. Wanita itu tidak melihatnya, mata rusa tersebut berpencar kesegala arah dengan objek yang tidak lebih menarik dari Sehun. Lalu bibir mungilnya sedikit bergetar seolah menahan sebuah tawa yang ingin keluar.

Ada yang mencurigakan!

"Lu .. Kau tidak sedang mengerjaikukan ?".

"Mengerjaimu apa?".

Secepat kilat Sehun ikut menegakkan tubuh, menatap intens mata Luhan seolah sedang melakukan introgasi pada tersangka kasus penipuan. Luhan menunduk, menolak untuk menanggapi kilat mata curiga yang Sehun lontarkan.

"YAAKK! OH SEHUN ! APA YANG KAU LAKUKAN ?!".

Mata Luhan terbelalak dan tangannya mencoba melawan dengan sia-sia. Bagaimana bisa Sehun tanpa peringatan menarik ujung dress pink itu keatas lalu memeriksa bagian kewanitaan Luhan dengan sedikit meremasnya, seolah mencari bukti yang mencurigakan.

Dan Hell, Nothing!

"Kau berniat membohongiku sayang ?". Seringaiannya tetap terlihat tampan namun mampu membuat Luhan beringsut takut dengan mimik wajah tanpa dosa.

"Kau harus mendapat hukuman lebih hari ini".

"Yaaaaaaa!".

.

.

Udara semakin memanas dengan peluh yang menetes dengan semangat. Tubuh Luhan berguncang hebat karena permainan Sehun yang sungguh dahsyat.

Oh! Ia harus bekerja ekstra besok demi membersihkan sofa putih ini dari sisa sperma yang Sehun tinggalkan. Doakan saja besok Luhan mampu untuk berjalan jika mengingat betapa bringas Sehun menggenjot tubuhnya malam ini.

"Ahhh.. Ahh.. Sehhhh .. Huunnhhh.. Tahhh blethhh muhhh "..

Astaga! Siapa yang menelpon dan mengganggu acara intimnya dengan Luhan sekarang ? Bisakah ia menyumpahi orang tersebut ?

Dengan genjotan yang tidak berhenti Sehun berusaha meraih tablet berwarna putih bersih dilantai.

Baekhyun Noona (manager Sehun).

Masih memaju mundurkan tubuhnya dengan keras hingga Luhan terus-terusan mendesah tertahan, Sehun menjawab panggilan baekhyun dengan intonasi terganggu,

"Waehhh noonahhh?!".

-Hun, kau ada dimana ?-

"Dihhh aparhh..tementthh".

"Astaga! Apa yang sedang kau lakukan ? Kenapa suaramu seperti itu ? Dan tunggu! Oh, apa suara yang sedang mendesah disana adalah suara Luhan ? Kalian sedang bercinta ?!".

"Oeoohhh! Adahh.. Aphh,, pahh..noonahhh ?"

-Astaga! Menjijikkan sekali menelpon orang yang sedang bercinta! Aku akan sampai keapartementmu 15 menit lagi. Dan kuharap kalian sudah berhenti!-

"Ahh ..kuuhhh.. Tihhh..dakhh..janji noonahh".

-Aisshhhh,, araaseo-.

Pip.

Seiring dengan terputusnya sambungan telpon, Sehun melemparkan tabletnya kesembarang arah, memilih fokus dengan kenikmatan yang mendesak naluri kejentanannya sekarang.

Desahan Luhan, wajah cantik yang basah akan keringat, bibir yang terbuka karena mendesah merdu, tubuh yang terguncang karena genjotan Sehun, rambut yang kusut berantakan serta kaki yang mengangkang lebar. Sexy.

Semua itu keindahan tiada tara. Gadisnya benar-benar mempesona.

"Sehunhhh.. Akuhhh.. AAHHHHH!"

"AHHHHHHH!".

Untuk kesekian kali tubuh Luhan terkulai lemah. Energinya benar-benar dikuras, terbukti dengan deru napas yang terdengar tidak lagi beraturan.

"Hun-ah ,, cukup eohh? Aku lelah ..".

"Tapi aku merindukanmu Lu, sangat merindukanmu ..".

Oh! Demi Tuhan! Luhan juga merindukan laki-laki itu, tapi sekarang energinya benar-benar sekarat karena melayani Sehun dimulai dari mata hari terbenam.

.

.

Baekhyun berjalan dengan sejuta keanggunan menjelma meyelimuti tubuh mungilnya yang langsing. Jemari-jemari lentik dengan hiasan nail art berbentuk bunga lili semakin memperindah kuku-kuku panjangnya dengan kecantikan.

Lorong apartement sepi. Ia sudah tiba didepan salah satu kamar dan langsung mengetikkan password yang sudah ia hapal.

Tentu saja, manager mana yang tidak tau password apartement artisnya sendiri ?

Baru saja selangkah ia masuk dan dentuman pintu terdengar saat ia menutupnya, suara lain menyahut dan mengotori indra pendengaran baekhyun yang ia yakini sungguh masih suci (maybe).

Mereka belum berhenti! Makinya dalam hati.

Lalu nampak sosok wanita yang sedang berpegangan erat dikepala sofa dengan bibir menganga dan mata sesekali terpejam. Tubuh cantik itu tidak nampak penuh karena tertutupi sandaran sofa putih bersih ditengah ruangan.

Baekhyun masih diam, sesekali memijat pelipis karena kepalanya tiba-tiba berdenyut.

Luhan menoleh kearah baekhyun dengan mata sayu juga wajah yang diselimuti keringat mengucur.

"Eonhh..niiehhh! Tolong akuhh! Sehhh.. Sehunnhhh.. Tidak mauhhh,, berhentiihhh!".

Baekhyun menghela napas, dengan tangan bersedekap didada ia mendekat. Kepalanya kembali berdenyut nyeri mendapati kepala Sehun berada tepat diselangkangan Luhan yang mengangkang. Terlihat begitu menikmati dunianya sendiri hingga tidak menghiraukan kehadiran gadis mungil nan imut dibelakangnya.

"Eonnihhh! Tolonghh! Akuhh lelahhh!".

Baekhyun kembali menatap Luhan yang sudah terlihat sangat tidak berdaya. Cengkraman jemarinya pada sandaran sofa juga sudah terlihat beberapa kali akan terlepas.

Malang sekali nasib sicantik ini, harus selalu menjadi pelampiasan hasrat serigala bejat seperti Sehun.

"Sudah berapa lama si brengsek ini kumat ?".

"Sejakhhh.. Mataharihhh.. Terbehh..namhhh.. Eonniehh".

Matahari terbenam?

Oh Yah! Baekhyun melirik jam dipergelangan tangannya.

"Dasar iblis! Ini sudah pukul 9 malam bodoh !". Umpat baekhyun emosi pada Sehun yang masih tetap asik mengotak atik vagina Luhan dengan lidahnya.

"Hun-ah! Geuman!".

Tidak ada respon.

"OH SEHUN! GEUMAAAANNN! KAU MAU MEMBUNUH KEKASIHMU ?!".

PLAKK!

"AWWWW!"

Ternyata tumit runcing sebuah high heel hitam sepanjang 12cm mampu menghentikan aksi Sehun. Luhan harus mencobanya suatu saat nanti.

"Yakkk! Noona! Appooo!".

"Siapa suruh kau menghabisi Luhan seperti itu?! Kau tidak lihat Luhan hampir saja mati karena kau tidak berhenti menyetubuhinya ?!"

Sehun melirik kearah Luhan. Benar saja, wanita itu kini terbaring tidak berdaya dengan mata tertutup dan napas masih berantakan.

Apakah ia benar-benar gila akan nafsunya tadi ?

"Cepat bawa Luhan kekamar dan kau bersihkan tubuhmu! Ada hal yang ingin kubicarakan".

Sehun mengangguk, kemudian menggodong Luhan dengan tubuh polos lemah tidak berdaya.

"Jangan menyentuhnya lagi ketika kau tiba dikamar!".

"Arasseo noona ..".

Baekhyun menggeleng pelan, tidak percaya jika artis yang terkenal dingin dan cuek itu mempunyai gairah yang memuncak akan kekasihnya yang cantik luar biasa.

Baekhyun memungut pakaian yang berserakan dilantai, menatap penuh rasa iba pada minidress Luhan.

"Kau begitu cantik, tapi kenapa nasibmu harus dirobek seperti ini ?".

.

.

"Apa yang ingin noona bicarakan ?"

Sehun datang dari arah kamar, mengusap rambut basahnya dengan handuk putih kecil. Sedangkan Baekhyun, ia lebih memilih menghidupkan TV dan menyesap teh yang ia seduh sendiri. Tidak lupa pengharum ruangan berdiri dimeja depannya.

Udara ruangan ini bau sperma!

"Duduklah ..".

Sehun menurut.

"Ada drama baru yang menantimu".

"Drama apa ? Bukankah kita setuju untuk tidak menerima tawaran kegiatan apapun selama sebulan ini ? Aku ingin libur dan menebus waktuku yang hilang bersama Luhan".

"Ku pikir kau hanya ingin mengurung Luhan dikamar dan memborgol tangannya diranjang selama sebulan".

"Itu juga sudah kupikirkan".

"Yakk! Oh sehun!".

Plakk!

Sebuah jitakan kembali mendarat dikening Sehun. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Baekhyun, sipendek dengan tubuh mungil namun penuh dengan aksen imut diseluruh tubuhnya itu.

.

.

"Noona, bukankah aku sudah mengatakannya padamu seminggu yang lalu ? Aku hanya ingin libur selama sebulan. Dan kau juga menginginkan hal yang sama bukan ?".

Baekhyun mengangguk, ia juga ingin libur dan menghabiskan waktu dengan mengunjungi kekasihnya yang sedang bekerja diluar negeri. Park Chanyeol.

"Lalu kenapa masih ada drama yang menungguku ?".

"Aku tidak tau, hun! Agensi yang menandatangani kontraknya tanpa menghubungiku terlebih dahulu. Mereka bilang drama ini akan sukses".

"Batalkan saja! Aku tidak mau!".

"Akan kulakukan jika aku adalah CEO 2H Entertainment!".

Sehun menghela napas geram!

"Mereka memang keparat yang hanya memikirkan uang ! Padahal mereka tau kan jika setiap drama yang kubintangi akan sukses. Apa bedanya drama itu dengan dramaku yang lain!".

"Kau benar. Tapi mereka bilang bahwa drama ini akan jauh lebih sukses. Semua karena lawan mainmu".

"Siapa lawan mainku ?".

"Di.. Dia.. Dia ..."

"Siapa noona ? Jangan membuatku penasaran! Aku harus memberitahu Luhan tentang semua ini karena aku telah berjanji padanya untuk libur selama sisa musim semi".

"Dia Seulgi".

"Mwo?!".

Mata Sehun sukses terbelalak seolah menunjukkan betapa ia begitu terkejut dan familiar dengan nama tersebut.

Nama dari bunga dimasa lalu.

Seulgi.

.

.

Bagaimana ini ? Bagaimana Sehun harus meredam berbagai gejolak didalam hatinya sendiri ?

Seulgi. Kenapa bisa wanita itu kembali hadir dalam kehidupan Sehun setelah ia mencoba setengah mati untuk menghapus memori tentang sosok manis bermata panda tersebut.

Wanita itu, wanita dengan masa lalunya yang mampu memotivasi Sehun untuk sampai dipuncak ketenaran sekarang. Wanita yang menjadi alasan Sehun berada didunia entertainment, wanita yang ia cintai dengan jatuh bangun, dan wanita yang ingin ia lupakan setengah mati.

Ingatan Sehun kembali memutar waktu 4 tahun silam dimana ia hanyalah seorang mahasiswa biasa, dengan kehidupan biasa, dan juga kisah cinta biasa. Lalu sampai disuatu hari Seulgi menerima tawaran untuk menjadi artis, memberikan tangga untuk Seulgi menggapai mimpinya namun dengan satu syarat menyayat, No Relationship!

Demi Tuhan waktu itu Sehun akan mendukung keinginan Seulgi terjun didunia entertainment andai saja persyaratan keparat tersebut tidak tercantum dalam surat kontrak. Namun apa yang terjadi ? Seulgi tetap menandatanganinya tanpa peduli perasaan cinta Sehun yang sudah mendarah daging terluka begitu dalam hingga bernanah.

Seulgi hanya dibutakan ambisinya. Saat nanti kesadaran datang menghampiri, Seulgi akan kembali kedalam pelukan Sehun dan tersedu menyesal karena telah meninggalkannya. Hal itu yang Sehun percaya saat ia tidak bisa menerima kepergian Seulgi yang mendadak.

Sehun benar-benar mencintai Seulgi waktu itu, dan ia mencoba untuk mengerti.

Ia ingin selalu berada didekat Seulgi yang mulai menjauh, maka dari alasan tersebutlah Sehun memutuskan untuk mencari bagaimanapun cara asal ia bisa satu dunia dengan sang bunga.

Nasib terkadang memihak bukan ?

Dalam satu tahun Sehun bisa masuk kedalam dunia entertainment dengan mudah karena wajah dan kemampuan actingnya yang sama-sama memukau. Namun kenyataan pahit kembali menghantam dan meluluhlantakkan semua usahanya dengan percuma saat mendapati kabar bahwa Seulgi sedang menjalin hubungan dengan seorang pengusaha ternama, Kim Jong In.

Sehun terpuruk, tentu saja. Tidak bisakah kau bayangkan apa yang kau perjuangkan terhempas begitu saja tanpa sempat kau mempersiapkan tangan untuk menyambutnya ?

Dan saat itulah Luhan datang. Sosok sederhana yang entah Tuhan datangkan darimana hingga masuk kedalam garis takdir Sehun, mengetuk perasaannya dalam waktu singkat dan menetap disana dengan posisi sangat tepat.

Luhan..

Sehun membuka pintu kamar perlahan, lalu mata setajam serigala itu langsung fokus pada sosok mungil nan cantik yang sudah menemani hidupnya selama tiga tahun terakhir.

Sehun mendekat, tak luput senyum tipis terukir diwajah si tampan ketika mendapati wajah damai dan kelelahan Luhan terdampar diatas ranjang putih bersih yang sudah mereka klaim sebagai milik mereka berdua. Tidak ada yang lain, dan tidak boleh yang lain.

Betapa sosok malaikat didepannya ini sungguh mempesona walau dalam keadaan berantakan, malah rambut kusut juga leher penuh tanda merah keunguan itu sangat menambah kesan sexy dan elegan dimata Sehun.

Luhan terlalu indah, bahkan lebih indah ketika tubuh polosnya hanya dibalut selimut putih tebal sebatas dada. Betapa Sehun mengagumi gadis yang telah ia patenkan sebagai miliknya seorang ini.

Napas Luhan teratur, seolah menunjukkan betapa dalam mimpi yang tengah ia selami sekarang.

Sehun merangkak naik kesisi kosong ranjang, masuk kedalam selimut yang sama dengan kekasih cantiknya. Mendekap tubuh mungil itu perlahan dalam sebuah pelukan hangat dengan keintiman membara.

Luhan akan terluka jika ia mengetahui hal ini nanti. Tapi Sehun tidak bisa menolak.

Sesungguhnya ia sudah menolak dengan sekuat tenaga kepada Baekhyun untuk membatalkan perjanjian tersebut, namun sikeparat CEO agensinya telah menyetujui dan menandatangi kontrak. Mengatakan bahwa jika Sehun menolak maka ia harus mengganti denda sebanyak dua kali lipat. Dan itu tidak sedikit.

Agensi yang berbuat kesalahan, lalu kenapa ia yang harus bertanggungjawab ?

Arrgghhhh! Menyebalkan!

Sebenarnya ia bisa menuntut, tapi menilik lagi bahwa CEO agensinyalah yang memberikan banyak jasa atas keteranan yang ia peroleh sekarang membuat Sehun tidak dapat menuntut apa-apa. Setidaknya ia harus balas budi sedikit.

Diantara pikiran yang berkecamuk, tubuh mungil sirusa menggeliat pelan. Dengan sigap Sehun mempererat dekapannya hingga Luhan benar-benar tenggelam didalam lengkungan kokoh lengan Sehun.

"Maafkan aku Lu.. Tapi kumohon, percayalah padaku".

.

.

Tirai jendela kamar apartement dibuka, menyisakan bias-bias cahaya terang menghampiri kelopak mata Luhan yang terpejam hingga mengganggu alam bawah sadarnya.

Ia mengerjab pelan dan menggeliat sejenak sebelum mata semanis rusa itu benar-benar terbuka.

"Morning..".

Sapaan biasa namun manis terdengar menyapa gendang telinga Luhan. Retina mata rusanya mampu menangkap siluet tubuh pria tampan sedang berdiri didepan sebuah dinding kaca transparan.

Oh, jadi sitampan ini yang menjadi pelaku 'cahaya menyilaukan' tersebut ?

"Morning..". Balas Luhan tersenyum, meringis pelan saat perlahan ia mencoba untuk duduk bersandar dikepala ranjang.

"Kau terlihat tidur sangat nyenyak". Ujar Sehun seraya berjalan mendekati Luhan dan duduk disamping wanita tersebut.

"Tentu saja. Aku sangat lelah".

"Apa aku bermain terlalu kasar ?".

"Kau pikir?!".

Sehun terkekeh geli menyadari Luhan memberenggut kesal dengan bibir dimajukan. Gadis ini terlihat seperti seorang remaja labil. Bahkan mungkin tidak akan ada yang menyangka bahwa usia Luhan sudah menginjak 24tahun, wajah baby face itu sungguh mampu menutupi usianya dengan baik.

"Maafkan aku eoh ? Aku benar-benar merindukanmu semalam. Kau taukan sudah berapa ming...".

"Arra.. Tapi kau seharusnya juga tau waktu.. Kau pikir ditekan dengan kasar dan terus menerus itu tidak menghabiskan energi ?!"

"Tapi kau terlalu menggoda sayang".

"Jangan mencari alasan Oh Sehun!".

"Tidak. Aku tidak sedang mencari alasan. Semalam permainan kita benar-benar hebat".

"Oh! Tentu saja hebat! Karena kau berhasil menyetubuhi kekasihmu hingga pingsan! Kau melakukannya seperti kita tidak punya waktu banyak setelah ini!".

Sehun lagi-lagi terkekeh. Sapaan hangatnya dibalas dengan semburan bara-bara emosi dengan kesan menggemaskan dari sang kekasih. Tapi Sehun suka suasana seperti ini, suasana pagi dengan celotehan-celotehan Luhan tentang apa saja.

"Aku sudah menyiapkan sarapan..".

"Arasseo.. Aku akan mandi terlebih dahulu..".

"Biar ku gendong".

Luhan dengan sigap menahan tangan Sehun yang akan membuka selimut dari tubuhnya.

"Wae, Lu ?"

"Berjanjilah tidak menyerangku pagi ini..".

Sehun terkekeh geli, merebut morning kiss dari Luhan dengan secepat kilat. Tanpa menjawab ia tetap melanjutkan aksi membuka selimut putih tebal tersebut dan merengkuh Luhan dalam gendongan kokohnya.

Luhan tersenyum, bahagia menjalar ketika Sehun menggendong tubuhnya setiap kali mereka selesai bercinta dimalam hari. Sehun akan memberikan perhatian ekstra dengan Sedikit bumbu posesif yang terkesan sangat maskulin. Sehun selalu tau bagaimana bertanggungjawab setelah memporakporandakan tubuh si rusa cantik dengan kenikmatan tadi malam.

.

.

"Kau free hari ini ?".

Sehun menoleh pada Luhan yang sedang bersandar manja dibahunya. Tangan mungil itu melingkar pas disekitar pinggangnya dengan sesekali meremas kemeja kembar mereka.

Ia selalu suka waktu seperti ini, waktu dimana Luhan selalu bersikap manja dengan wajah terlihat begitu manis setiap pagi saat mereka bisa menghabiskan waktu berdua.

Ini favorit Sehun. Mungkin karena hal itulah Luhan mampu menerobos masuk dengan perlahan dan menggantikan posisi Seulgi sebagai nama teratas didaftar hal yang paling Sehun sukai.

"Eum, aku free hari ini. Wae ? Kau ingin jalan-jalan ?"

Luhan menggeleng lemah. "Tidak. Menghabiskan waktu berdua denganmu dirumah bagiku sudah cukup".

"Tapi kita bisa berjalan-jalan jika kau mau ?".

"Dan membiarkan paparazi memotret kencan kita lalu menyebarkannya ke Internet ?"

"Kenapa ? Kau takut karirku akan hancur ?".

"Tidak. Bukan itu yang kutakutkan".

"Lalu apa ?".

Luhan mengangkat kepalanya dari pundak Sehun lalu menatap kedua kornea mata sitampan yang bening.

"Aku hanya takut akan dibunuh oleh fans-fans labilmu".

Lagi-lagi Sehun terkekeh geli. Dengan gemas ia mengusak surai coklat kehitaman milik kekasihnya.

.

.

Mereka sedang bersantai disofa kecil balkon kamar, menikmati cahaya matahari yang mulai sedikit memanas.

Kembali Luhan masuk dalam dunia manjanya yang anggun, merebahkan kepala diatas paha Sehun lalu menjuntaikan kaki putih jenjang itu dilengan sofa, hingga ujung kemeja putih kebesaran yang sedang ia pakai sedikit jatuh.

"Kau berniat menggodaku sayang ?". Sehun mendelik sekilas pada Luhan dan kembali menatap tertarik pada paha putih kekasihnya yang terekspos.

Luhan sama sekali tidak berniat membetulkan, malah sekarang ia memeluk pinggang sehun dan menenggelamkan wajah pada perut lelakinya yang penuh cetakan maskulin.

Sehun terkekeh, membetulkan ujung kemeja Luhan agar tidak menyulut gairah yang ia coba pendam, lalu mengusak sayang helai-helai halus milik sirusa.

"Lu ..."

"eumm.."

"Sepertinya aku tidak bisa menepati janjiku".

"janji apa ?"

"Janji untuk menghabiskan sisa musim semi denganmu sepanjang waktu".

Luhan mendongak, menatap wajah Sehun dengan sayu dan garis kekecewaan terpancar dari sisi bibir yang melengkung kebawah.

"Aku sudah bilang pada Baekhyun noona untuk menolak jadwal apapun sebulan ini, namun agensi menandatangi kontrak yang kami berdua tidak tau".

"Kontrak apa ?".

"Drama".

"Kapan dimulai ?"

"Kemungkinan minggu depan".

Luhan tidak berkata apa-apalagi, ia hanya memejamkan mata seolah tidak peduli dengan apa yang sedang menggores hatinya saat ini.

Sehun tau jika Luhan tidak akan melarang semua aktivitas keartisannya, namun ia juga dapat melihat bahwa Luhan sudah merasa lelah selalu ditinggalkan karena jadwal-jadwal padat Sehun.

"Maafkan aku. Aku selalu membuatmu menunggu sendiri disini".

"Kau tau itu".

"Apa kau bosan ?"

Luhan mengangguk pelan masih dengan mata terpejam. "Aku bosan sendirian diapartement. Aku tidak punya kegiatan apapun untuk dilakukan selain menunggumu pulang. Tidakkah lebih baik jika aku kembali bekerja seperti dulu ?".

"Tidak Lu!".

Luhan membuka mata dan langsung mendapati ekspresi penuh ketidaksetujuan dari Sehun.

"Wae ?".

"Bukankah sudah kubilang aku yang akan membiayai hidupmu. Kau tidak perlu bekerja. Aku tidak mau melihatmu kelelahan setiap aku pulang nanti".

"Aku tidak akan kelelahan, hun".

"Kubilang tidak! Aku tidak suka melihatmu mengukur tubuh pria lain!".

"Bukankah pertemuan kita juga dikarenakan aku mengukur ukuran tubuhmu ?".

Luhan mengerling nakal, berusaha menetralkan rasa kesal yang tergambar jelas diwajah kekasihnya.

Memang benar, pertemuan mereka bermula saat Luhan diperintahkan untuk mengukur ukuran tubuh Sehun disalah satu butik ternama. Luhan assistant designer dan waktu itu ia diminta untuk mendapatkan hasil ukuran tubuh Sehun.

Dari tatapan mata yang bertautan dan juga sentuhan-sentuhan tipis yang menjalar mampu mendesirkan hati masing-masing. Memberikan sebuah deskripsi tentang perasaan yang sulit untuk diterjemahkan.

Hingga akhir kisah, mereka memilih untuk memiliki satu sama lain secara diam-diam. Walau bukan dalam sebuah tali pernikahan, namun cinta telah mengikat mereka untuk percaya akan satu sama lain.

"Kau benar. Dan saat itu kau menatapku dengan tatapan terpesona".

"Yaakk!". Luhan memukul dada Sehun kesal dan dibalas dengan tawa renyah dari kekasihnya.

"Jangan bekerja lagi disana, aku tidak akan mengizinkanmu menyentuh 'benda' pria lain dengan 'sengaja' seperti yang kau lakukan padaku waktu itu".

"Aku tidak melakukannya dengan sengaja Oh Sehun!".

Kembali Sehun tertawa dengan volume sedikit dinaikkan saat mendapati Luhan menegakkan tubuh dengan wajah memerah dan menghujaminya dengan pukulan-pukulan kecil.

Luhan pasti akan sangat malu setiap kali Sehun mengungkit tentang insiden kecil 3 tahun lalu.

Ketika perasaan aneh sudah menanam benih dihati mereka dan waktu itu Sehun datang untuk yang ketiga kali. Meminta Luhan mengukur tubuhnya sekali lagi, sukses membuat dahi Luhan mengernyit bingung namun tidak berani membantah tamu VIP mereka.

Luhan mengukur dengan degup jantung berkejaran satu sama lain, sampai pada saat ia mengukur panjang pinggang Sehun seorang staff lain tidak sengaja mendorong tubuhnya tiba-tiba dari belakang hingga tangan suci itu menyentuh benda keramat milik Sehun yang, Errggghhhhhh.. Luhan tidak bisa membayangkan hal itu lagi!

"Kau menyentuh milikku..".

"Oh Sehuuunn! Hentikan!".

Luhan memberenggut kesal dan Sehun langsung merengkuh kepala sicantik kedalam dekapan manis, menggoyang tubuh mereka dengan gerakan-gerakan gemas sambil mencium aroma shampoo strawberry dari rambut Luhan. Aroma yang menghibur indra penciumannya.

.

.

Luhan sedang berada diranjang kamar dengan posisi merebahkan tubuh manja diatas Sehun. Menggesekkan hidung mereka gemas dan sesekali bercenda gurau ketika suara bel berbunyi.

"Siapa yang bertamu ?". Ujar Sehun dengan nada suara penuh rasa terganggu. Sangat terganggu saat acara berduanya dengan Luhan di interupsi.

"Aku akan membuka pintu". Sirusa dengan jalan yang aneh berusaha menuju pintu apartement.

.

.

"Eonni!"

"Astaga Lu! Kau mengagetkanku!".

Baekhyun menghela napas ketika mendapati Luhan langsung memeluknya dengan erat. Sicantik dalam mood manja, Baekhyun tau itu.

"Biarkan aku duduk dulu, okay ..".

Luhan melepaskan pelukannya dan menggiring Baekhyun menuju meja makan dengan jalan tertatih.

"Kenapa kemeja makan ?"

"Aku belum membersihkan sofanya". Cengir Luhan yang hanya ditanggapi Baekhyun dengan gelengan kepala. Sedikit merasa terganggu saat Luhan berjalan seperti siput dengan langkah aneh.

"Dimana si pervert bodoh itu ?".

"Lu ! Siapa yang dat... Noona ...".

"O! Ini aku! Wae ?! Kau tidak suka ?!".

"Noona.. Kau selalu mengganggu waktu berduaku dengan Luhan!".

Sehun sudah siap mengelak saat melihat Baekhyun mengangkat tas biru lautnya, namun simanis itu menarik lagi tangannya.

Luhan hanya terkekeh geli melihat kelakuan kekasih dan sang manager yang terlihat sangat kekanakan. Wajar saja, Baekhyun adalah senior Sehun waktu di Senior High School. Jadi mereka telah mengenal satu sama lain jauh sebelum Luhan datang dalam kehidupan seorang Oh Sehun.

"Eonnie mau minum apa ?".

"Biarkan si pervert itu yang membuatkanku minuman, Lu. Kau duduk saja disini". Ujar Baekhyun dan langsung menarik Luhan untuk duduk dikursi meja makan sebelahnya.

"Kenapa harus aku ?!"

"Luhan kesulitan untuk berjalan karena ulahmu! Jadi kau yang harus bertanggungjawab atas semua tugas!".

"Tap...".

"Orange Juice Oh Sehun! Dua.. Untukku dan untuk Luhan".

Sehun memberenggut kesal sebelum akhirnya menurut dan melangkahkan kaki ke pantry dapur. Sesekali mata serigala itu melirik kearah kekasih serta manager galaknya yang tiada tara tersebut, tersenyum tipis saat mendapati Baekhyun begitu perhatian dengan Luhan sekarang. Terlihat beberapa kali ia mengelus surai lembut sirusa dan berceloteh ria tentang apa saja hingga mampu merekahkan senyum manis dibibir merah ranum Luhan

Hanya Baekhyun yang tau hubungan mereka. Dan Baekhyun langsung menyukai Luhan mulai dari sejak pertama mereka bertemu. Katanya Luhan memiliki pesona tersendiri yang unik dan memikat seseorang dengan lekat hingga sulit untuk menemukan jalan keluar.

Memang benar. Sehun sendiri adalah korban dari sicantik.

Sehun datang dengan sebuah nampan berisi tiga gelas tinggi orange juice. Duduk dikursi yang bersebrangan dengan para wanita.

"Kenapa noona kesini ?".

"Oh Astaga sehun! Pertanyaanmu seperti kita adalah musuh bebuyutan!". Delik Baekhyun tidak suka pada sang artis. Dan yang lebih menyebalkan, Sehun malah mencibir padanya.

Demi nenek moyang Baekhyun yang entah ada dimana, ingin sekali ia memasukkan wajah tampan itu kedalam peti mati lalu melemparkannya langsung ke neraka.

"Aku hanya ingin melihat keadaan Luhan. Aku khawatir kau akan membuatnya pingsan lagi hari ini".

"Demi Tuhan noona, aku juga masih punya otak untuk menahan gairahku hari ini!"

"Yang aku takutkan adalah terkadang otakmu tidak bekerja dengan baik!".

"Oh! Terserah!"

Lagi-lagi Luhan hanya mampu terkekeh pelan dengan gaya yang sangat manis menurut Sehun.

.

.

"Ini naskah cerita drama barumu". Sehun menatap sendu pada ratus lembar kertas yang dijepit jadi satu dihadapannya. Mereka masih disini, dimeja makan. Namun Luhan sudah pergi kekamar dan mengatakan bahwa ia ingin mandi.

Sehun tidak bergeming, tatapan matanya terlihat semakin nanar.

"Kau sudah memberitahu Luhan ?".

Ia mendongak, menatap retina mata Baekhyun dengan serius. Lalu dengan helaan napas pelan, Sehun menggeleng lemah.

"Aku hanya memberitahunya tentang drama ini, namun tidak dengan lawan mainku".

"Ia tidak bertanya ?".

"Tidak. Nampaknya ia tidak terlalu peduli dengan lawan mainku didrama. Ia tidak pernah menanyakan tentang lawan mainku sebelumnya. Jadi kurasa aku akan menutupi masalah ini".

"Lebih baik kau mengatakan yang sebenarnya, hun. Akan lebih sulit jika ia mengetahui hal ini dari orang lain".

"Tidak noona.. Jika ia tau latar belakang lawan mainku, itu akan membuatnya curiga dan mungkin terluka".

"Bagaimana jika ia sampai tau ?".

"Aku tidak akan membiarkannya tau".

Baekhyun menghela napas pasrah. Ikut merasakan kekalutan yang sedang mengetuk pikiran dan perasaan Sehun. Lelaki itu terlihat memikirkan sesuatu yang sangat berat.

"Kau yakin dengan perasaanmu kan ?". Sehun mengernyit bingung.

"Apa maksud noona ?".

"Kau yakin tidak akan jatuh kedalam masa lalu lagi ?"

Nampak sekali kekehan dibibir Sehun hanya kepura-puraan untuk menutupui rasa ragu.

"Tentu saja. Aku sudah memiliki Luhan dan Seulgi juga sudah memiliki Jong In".

"Kau tidak tau jika hubungan mereka sudah berakhir ?"

Mata Sehun melebar, napasnya terasa tercekat dikerongkongan. Benarkah apa yang dikatakan Baekhyun ?

Seulgi, Jong In, Berakhir ?

Hal yang diharapkannya sejak dulu benar-benar terjadi ? Namun kenapa harus sekarang ?

.

.

.

To Be Continue

Hai kakak kakak.. adiknya HunjustforHan aka Tiff disini... Disini jangan salah paham ya... Adik cuman repost FF punya kakak yang sudah tinggal kenangan di akunnya... Ada alasan yang cukup masuk akal kenapa FF tersebut hilang dari permukaan si kakak mesyum tercintaku... Untuk itu adik disini bantu semua Fans Kakak Tiff untuk tidak kehilangan FF dia... Tenang saja ini sudah dapat Ijin dari pemilik kok... Jadi aku disini bantu kalian untuk tetap bisa mengenang FF ini... Semoga suka ya buat Reader Baru... dan aku bakal Post semiggu sekali biar berasa FF baru (kayak gatau alur cerita nya aja) wkwkwkwkwk.. ini buat penasaran pada reader baru... Oke.. semoga terhibur... Salam SEMPAK KAKAK TIFF - HunjustforHan