Change : After the arrival of my brother
Prolog
"Jadi... sikap mereka masih begitu saja?"
"Iya, aku bingung harus bagaimana lagi. "
Boboiboy menghela napas panjang. Ketika ia menanyakan bagaimana keadaan anak-anaknya di Malaysia sana. Jawaban yang ia dapat dari istrinya- Hana... masih tetap begitu saja. Tak ada perubahan dari sikap mereka. Ini juga membuat Boboiboy kebingungan.
Ke-empat anaknya itu tidak memiliki gangguan psikolog atau semacamnya. Hanya saja... semenjak meninggalnya sang istri pertamanya- Tomoe, sikap ke-empatnya kian berubah. Semakin menutup diri sesama saudara sendiri, tak akrab seperti dulu. Bahkan pada Ibu baru mereka juga begitu. Padahal ia memutuskan menikah lagi agar kesedihan anak-anaknya itu hilang dan kembali ceria. Namun...
"Hah... kamu tenang saja Hana. Akan ku pikirkan suatu cara, " Ucapnya dengan nada menenangkan.
Setelah itu mereka mengobrol singkat dan kemudian Boboiboy mematikan ponselnya selepas pembicaraan selesai. Tangannya masih menggenggam sebuah pena. Ia memijit-mijit keningnya.
"Apa aku harus kembali ke Malay sementara? tapi... disini masih banyak pekerjaan dan perusahaan sedang ada sedikit masalah. Aku harus macam mana?" Pikirnya.
Seketika pintu ruangan itu terbuka lebar, menampilkan sosok anaknya yang masih berseragam sekolah.
"Hallo Tou-san! Miss you~" Ujar anak yang bernama Gempa itu. Ia terlihat sangat ceria atau itu hanyalah kamuflase?
Boboiboy menatap curiga "Jangan-Jangan... Kau ingin sesuatu dari Tou-san?!" Gempa menyengir. Sepertinya tebakan Boboiboy benar.
Sebenarnya tak masalah anaknya yang satu itu meminta apapun darinya, wajar kalau Gempa bersikap manja padanya sebab ia tak pernah merasakan kasih sayang lengkap dari orangtuanya. Tomoe meninggal saat Gempa masih berumur 1 tahun.
Lagipula... seingatnya, selama ini Gempa tak pernah meminta barang mahal atau hal-hal mewah padanya. Malah tergolong 'unik'. Yang ia ingat Gempa pernah meminta beberapa toples bekas, menyuruhnya bermain piano, minta diajari cara berkebun dan sebagainya. Ia sendiri bingung dengan pemikiran anak bungsunya ini.
"Kau mau apa memangnya?"
"Hehehe tapi Ayah akan kabulkan, kan?"
"Iya iya. "
"Aku ingin... tinggal sendiri di sebuah rumah sederhana. " Ucapnya yang membuat Boboiboy melongo.
"Hah? Tinggal... sendiri?" Gempa mengangguk cepat, kelihatan bersemangat sekali.
Boboiboy semakin bingung, semakin lama permintaan anak bungsunya itu semakin aneh. Ia bertanya-tanya apa yang membuat anak satu-satunya itu mempunyai jalan pikiran yang sulit dipahami olehnya. Ah... perlu diingat, Halilintar, Taufan, Api dan juga Air hanyalah anak adopsinya dengan Tomoe. Beranjak satu tahun, mereka berdua langsung di anugerahi seorang anak yaitu Gempa.
"Kenapa kau ingin tinggal sendiri?"
"Ingin mandiri, "
"Apa benar itu alasannya?"
Gempa memasang wajah ingin menangis "Ayah tidak percaya padaku?"
Boboiboy meneguk ludahnya, pada dasarnya ia orang yang tidak tegaan. Apalagi kalau melihat ekspresi sedih atau menangis dari wajah orang lain. Rasa simpatinya mendadak muncul.
Ia masih ditengah kebingungannya. Siapa sih Ayah yang begitu mudahnya mengizinkan anaknya tinggal pisah rumah darinya? Kalau sudah 17 tahun keatas sih tak masalah, tapi... ini usianya baru 12 tahun? Baru memasuki masa SMP. Tiba-Tiba Boboiboy seakan mendapat pencerahan entah darimana, ia mendapat sebuah ide.
"Boleh saja... tapi ada syaratnya, "
"Syarat?"
"Mulai besok kau akan pindah sekolah ke tempat Ibumu, "
Gempa menaikkan alis "Pindah? Untuk apa? Kenapa tidak sejak pas aku baru lulus SD saja pindah kesananya? Pasti... ada sesuatu kan?" Tanya Gempa beruntun. Boboiboy sedikit tak menyangka anaknya itu mengetahui jalan pikirannya.
"Iya ada sesuatu dan jika kau sukses melakukannya, Ayah akan menyetujui permintaanmu, "
"Apa itu?" Tanya Gempa cepat.
"Kamu harus mengubah sikap kakak-kakakmu menjadi diri mereka yang dulu, yang sebenarnya. Bagaimana?"
Ia melihat putranya mulai mempertimbangkan perkataannya. Sebenarnya sih selain untuk mengembalikan sosok asli ke-empat putranya, ia sengaja memerintahkan Gempa untuk pindah kesana. Siapa tahu anaknya itu lupa dengan permintaan anehnya tadi.
"Oke, aku mau. "
Boboiboy tersenyum "Kalau begitu bersiap-siaplah untuk keberangkatanmu besok, Gempa"
.
.
.
.
TBC
A/N : Disini Gempa adalah adik dari Halilintar, Taufan, Api dan Air. Dalam fanfic ini lebih dominan genre family nya, sisanya mungkin nyempil beberapa genre. Soalnya ini lebih ke persaudaraan, tak ada unsur yaoi atau shonen-Ai.
Ini Fanfic multi chapter pertamaku ^^ seperti biasa kritik dan saran yang membangun selalu ku nanti ^^ Thanks bagi yang sudah membaca, kita bertemu lagi di chapter selanjutnya.
