Title: Eien O Koete

Genre: Supranatural, romance

Rating: T (PG15) for now

Cast: Yunjae

Author: Park HyeRin aka Devil53

Disclaimer: I owned nothing but the plot. Got the inspiration from an anime called Vampire Knight, so u may find some similiarity, but the plot were completely different

Warning: typos, maleXmale story, so if you against that kind of story I told you, just don't read it!

A/N: Oke, pada akhirnya buat ff bru lagi, abis ga tahan yunjae udah mencak" di otak (?) minta ini ide ditulis. Judul ff ini 'Eien o Koete' diambil dari bahasa jepang yg artinya 'Beyond Eternity', judul chapternya sendiri di ambil dari lagunya Delta Goodrem- 'Out of the Blue' krna rasanya liriknya pas aja buat permulaan ff ini hehe... Okelah ga usah banyak omong langsung aja

Chekidot~

Chapter 1

-Out of the Blue-

Semuanya gelap. Ruangan itu terasa kelam. Tidak ada penerangan di tempat itu kecuali dari cahaya temaram rembulan malam yang bersinar menembus jendela kaca satu-satunya di ruangan itu.

Tapi minimnya sumber cahaya seolah tak menjadi soal bagi dua orang sosok lelaki yang hanya berdiam terpaku. Mata merah saling bertemu dan beradu di dalam sebuah pertarungan intens tak kasat mata. Pada akhirnya pria yang sedari tadi berada di atas ranjang menyerah dan mengalihkan pandangannya. Kepalanya ditundukkan, membiarkan rambut pirang kecoklatannya untuk menutupi sedikit wajahnya.

"For God's sake, Yunho! Ini malam pernikahan kita, kau harus membuat ikatan darah denganku!" desisnya seraya kembali menatap pria satunya yang sedari tadi hanya berdiri beberapa meter di hadapannya.

Pria yang dipanggil Yunho itu hanya menyeringai. Tangan dilipat di depan dada kemudian menyandarkan dirinya ke dinding putih dibelakangnya. "Dan membiarkanmu mendapatkan semua keinginanmu? Jangan harap, Heechul! Aku tahu semua rencana busukmu! Kau pikir dengan menikahiku maka rencanamu akan berjalan mulus? Well, sayang sekali kau salah." ujarnya, masih dengan seringaian di bibirnya.

Heechul menggeram kecil. "Apa maksudmu?" tanyanya tajam, membuat Yunho tertawa kecil.

"Kau pikir aku tidak tahu kalau kau berniat menjatuhkan dan mengambil alih kekuasaanku sebagai seorang raja di dunia Vampire? Jangan pernah bermimpi Heechul, aku tidak akan pernah melakukan ikatan apapun kepadamu. Tidak ikatan fisik, apalagi ikatan darah. Pernikahan kita hanya simbol, dan tidak akan pernah menjadi komplit selama aku tidak melakukan kedua ikatan itu denganmu, yang berarti SELAMANYA." Yunho berhenti berbicara, puas melihat ekspresi murka di wajah Heechul.

"Aku bahkan tidak akan sudi menikahimu kalau bukan karena janji bodoh yang dibuat orang tuaku kepada orang tuamu." gumamnya, melanjutkan ucapannya tadi. Aura tubuhnnya mendadak berubah gelap. Udara tiba-tiba saja terasa dingin menusuk, dan oksigen kian mencekat. Tubuh Heechul merinding dengan sendirinya.

Heechul tidak membalas ucapan Yunho kali ini, mengerti betul bahwa dirinyalah yan akan berada dalam bahaya kalau sampai Yunho kehabisan kesabarannya. Menjadi seorang keturunan kerajaan dan vampire darah murni tentu saja membuat Yunho memiliki kekuatan yang melampaui vampire-vampire lain, dan Heechul tidak mau mengambil resiko melawan Yunho. Tidak secara terang-terangan. Ia akan melakukannya secara perlahan, Heechul yakin cepat atau lambat ia pasti akan dapat menemukan kelemahan di balik sosok sempurna Yunho, yang akan langsung menghantarkan pemimpin Vampire itu ke jurang kehancuran.

Heechul masih saja tidak bergeming bahkan ketika dirinya melihat Yunho telah mengambil jaketnya yang terlampir di atas meja dan bersiap-siap untuk pergi. Ia tidak mencegahnya karena hal itu memang sia-sia. Yunho sudah mengatakan dengan jelas kalau dia tidak menginginkan apa pun dari Heechul di malam yang seharusnya menjadi malam pengantin mereka.

Tanpa menunggu lebih lama lagi, akhirnya Yunho pun beranjak pergi dari kamar itu, tidak sekali pun menoleh kembali ke belakang.

Udara malam terasa menggelitik di kulit Yunho. Hawa dingin membelainya lembut yang hanya diacuhkannya. Hal seperti ini bukan apa-apa baginya.

Yunho menelusuri trotoar jalan malam kota Seoul dengan perlahan, hal yang amat jarang dilakukannya mengingat kecepatan super yang dimilikinya sebagai vampire. Biasanya ia pasti sudah dapat selesai mengelilingi Seoul hanya dalam waktu kurang dari setengah jam. Namun kali ini berbeda, Yunho hanya ingin menikmati nuansa malam dengan tenang. Mencoba menjernihkan kembali pikirannya dengan udara sejuk malam hari.

Dia benar-benar tidak habis pikir kalau pada akhirnya pernikahannya dengan Heechul terjadi juga. Ini bukan keinginannya, ia hanya menuruti keinginan orang tuanya.

Yunho sama sekali tidak punya pilihan lain. Orang tuanya sudah terlanjur melakukan perjanjian darah dengan kedua orang tua Heechul. Sama seperti ikatan darah, perjanjian darah pun bersifat sakral. Perjanjian darah dilakukan dengan menyatukan darah orang-orang yang melakukan perjanjian kemudian meminumnya.

Hal itu dilakukan sebagai pengekang janji yang mengharuskan sebuah janji untuk ditepati kalau tidak taruhannya adalah nyawa sendiri. Konsekuensi itu bukanlah isapan jempol belaka, fakta selama beratus tahun sudah membuktikan keampuhan perjanjian darah tersebut. Banyak korban yang sudah berjatuhan karena melanggar perjanjian darah.

Yunho tidak ingin kehilangan kedua orang tuanya, karena itu ia setuju. Lagipula segala bentuk penolakan yang keluar dari mulut Yunho akan selalu diabaikan. Orang tuanya sudah terlalu dibutakan oleh topeng palsu dari keluarga Heechul. Mereka tidak menyadari kebusukan yang tersembunyi di baliknya. Tentu saja Yunho pernah memperingatkan mereka, tetapi yah omongannya selalu dianggap angin lalu.

Hanya Yunho yang mengetahui kebenarannya. Itu pun ia ketahui karena tidak sengaja mendengar pembicaraan Heechul dan keluarganya tentang ingin mengambil alih kerajaan Vampire dari tangan keluarga Jung.

Keluarga Yunho memang telah menjadi raja dari seluruh Vampire sejak dulu. Vampire memang tidak akan bertambah tua. Pertumbuhan fisik vampire akan berhenti tepat ketika mereka berumur 25 tahun. Tapi itu bukan berarti kekuasaan seorang Vampire akan bertahan selamanya.

Seorang raja hanya dapat memerintah selama 100 tahun lamanya sebelum kemudian digantikan oleh penerusnya, dan tahun ini adalah giliran Yunho untuk menerima tahta. Ia telah diresmikan menjadi raja bersamaan dengan pernikahannya dengan Heechul tadi siang.

Hanya ada dua syarat agar kepemimpinan seorang raja dapat diturunkan sebelum waktunya, yaitu hanya jika raja itu meninggal atau berubah gila. Bila seorang raja wafat ataupun menjadi gila, kekuasaannya hanya dapat diturunkan kepada pasangan hidup sejatinya, soulmatenya.

Soulmate bagi vampire bukan hanya sekedar pasangan yang diikat dengan pernikahan. Melainkan pendamping yang telah dipilih sendiri untuk melakukan ikatan fisik dan ikatan darah.

Ikatan fisik adalah penyatuan dua raga, sedangkan ikatan darah adalah saling berbagi darah satu sama lain. Sekali ikatan darah dilakukan maka seorang vampire tidak akan dapat minum darah lain selain darah soulmatenya. Dan tentu saja Yunho tidak berniat melakukan hal itu kepada Heechul.

Bukan hanya karena ia tahu Heechul ingin menjatuhkannya, tetapi juga karena ia memang tidak memiliki perasaan apapun kepada lelaki itu. Yunho telah berjanji kepada dirinya sendiri bahwa ia hanya akan melakukan hal itu kepada orang yang benar-benar telah merebut hatinya, dan jelas sekali orang itu bukan Heechul.

Sebuah desahan mengalun keluar dari bibir Yunho. Memikirkan semua nasib buruknya itu membuatnya merasa pusing.

Yunho berhenti melangkah dan menatap ke atas. Hamparan bitang bersinar terang di antara lautan biru tua kehitaman langit malam. Sebuah senyuman terukir di bibirnya saat matanya menangkap untaian 5 buah bintang yang bersinar lebih terang dari antara bintang lain, menghasilkan sebuah rangkaian rasi bintang yang tersusun rapi membentuk huruf 'W' yang terpatri indah di angkasa. Rasi Cassiopeia.

Yunho tidak tahu mengapa rasi tersebut terasa spesial baginya. Mungkin karena sewaktu ia masih kecil seorang peramal pernah mengatakan bahwa rasi Cassiopeia akan menghantarkannya kepada jodohnya. Rahasia kecil yang disimpannya hingga kini.

Senyum di wajah Yunho segera terhapus ketika indra keenamnya merasakan adanya tanda bahaya. Ia menggeram kesal. Tidak bisakah ia merasa tenang hanya malam ini saja!

Sebelum ia sempat bertindak tiba-tiba saja ia merasakan sakit yang luar biasa pada pundak kirinya. Ia tertembak, bukan dengan senjata biasa melainkan dengan senjata satu-satunya yang dapat digunakan untuk melukai jenisnya, senjata anti vampire.

Suara erangan kesakitan terdengar menggema dari bibir Yunho. Tentu saja, luka seperti ini tidak akan menyebabkan cedera berarti baginya. Dibutuhkan lebih dari sekedar senjata anti vampire untuk dapat membunuhnya. Namun tetap saja, rasanya sakit. Sangat sakit.

Yunho mencengkram pundaknya yang telah mulai berdarah dan berbalik menghadap penyerangnya. "Apa mau kalian?" tanyanya, matanya menatap tajam ke arah 4 orang pria yang berdiri di depannya. Hunter, pemburu vampir.

Salah seorang dari keempat pria itu tertawa sinis. "Tentu saja membunuhmu Vampire! Sebagai raja vampire kalau kami membunuhmu maka akan mudah untuk memusnahkan seluruh pengikutmu!" jawab pria itu santai.

Yunho memejamkan matanya, mencoba meredam amarahnya. Kesabarannya sudah hampir habis, ditambah lagi dengan moodnya yang memang sudah buruk sejak awal. Sebenarnya kalau dia mau, sangat mudah baginya untuk membunuh pria-pria. Tapi dia tidak bisa, hal itu akan merusak perjanjian damai yang telah terawat selama berpuluh-puluh tahun di antara vampire dan vampire hunter. Kata damai memang sudah lama terucap, dan Yunho tidak ingin merusaknya hanya karena orang-orang bodoh seperti mereka ini. Orang-orang egois yang hanya memikirkan kepuasannya sendiri.

Mereka mungkin tidak peduli dengan orang lain, tapi Yunho peduli. Ia sudah pernah melihat perang sekali dan sama sekali tidak berminat untuk melihatnya lagi.

Setelah dirinya telah kembali tenang, Yunho kembali membuka matanya. Dengan kecepatan kilat ia bergerak menuju pria-pria itu dan memukul spot vital di leher mereka, membuat mereka pingsan seketika.

Yunho menatap mereka terjatuh dengan tatapan dingin dan mendesis kesakitan. Udara yang dingin terasa perih menusuk lukanya. Kata-kata umpatan mulai mengalun dari mulutnya. Senjata anti vampire akan tidak hanya dapat melukainya, namun juga akan melemahkan tenaga dan kemampuan menyembuhkan dirinya.

Dengan sedikit gontai Yunho pun berjalan menjauhi tempat itu. Malam sudah semakin larut, hanya sedikit orang yang berlalu lalang di jalanan, dan Yunho sedikit mensyukuri hal itu. Setidaknya dia tidak perlu menjadi bahan perhatian orang banyak karena luka dan darah yang masih mengalir dari pundaknya.

Yunho berhenti berjalan dan menyandarkan tubuhnya ke sebuah pohon besar di sisi jalan. Kedua kelopak matanya seketika terpejam, nafasnya keluar dalam tempo yang teratur dan dalam. Ia membiarkan tubuhnya merilex, membiarkan ketenangan alam mengambil alih pikirannya.

Biar bagaimana pun ia terpaksa harus kembali membuka kedua matanya ketika pendengaran tajamnya menangkap suara langkah kaki yang mendekat ke arahnya. Instingnya mengatakan bahwa kali ini yang datang hanyalah seorang manusia biasa sehingga ia tidak perlu bersikap siaga seperti tadi.

Sedikit demi sedikit rupa manusia itu pun semakin jelas tertangkap olehnya, seorang wanita, ah tidak, seorang pemuda yang cantik, sangat cantik. Rambut hitam sebahunya membingkai wajah malaikatnya yang seakan bersinar di timpa cahaya rembulan dengan perfect.

Yunho menemukan dirinya tenggelam di dalam pesona pemuda itu.

"Tuan, kau tidak apa-apa?" tanya pemuda itu. Suaranya terdengar bagaikan musik di telinga Yunho. Manis dan menenangkan. Nada cemas yang terselip di suaranya entah mengapa mengirimkan semacam perasaan senang yang aneh kepada diri vampire itu.

Tanpa sadar, Yunho menggeleng. Mulutnya dengan sendirinya membentuk untaian kata-kata tanpa perintah dari otaknya, hanya berdasarkan insting dan hatinya.

"Bisakah kau menolongku? Aku butuh tempat tinggal untuk malam ini."

Pemuda itu terlihat ragu sejenak, namun pada akhirnya mengangguk juga. Ia cepat-cepat mengalungkan lengannya pada pinggang Yunho dan melingkarkan lengan Yunho pada lehernya, membantunya berjalan.

"Ayo ikut denganku, apartemenku hanya dua blok dari sini." ucapnya. Ia kembali terlihat ragu sebelum akhirnya bertanya.

"Kau bukan orang jahatkan?"

Yunho tidak bisa menahan sebuah tawa kecil untuk terlepas dari bibirnya. Pemuda ini benar-benar lucu, dan...imut. Pertama, ia membantu Yunho berjalan seakan-akan yang terluka adalah kakinya, bukan pundaknya. Dan sekarang, ini. Bagaimana bisa ia baru menanyakan pertanyaan itu sekarang? Di saat ia sedang jelas-jelas sangat dekat bahkan tengah merangkul orang yang dicurigainya berbahaya.

Masih dengan setengah tertawa, Yunho pun menggeleng. "Namaku Yunho, siapa namamu?" tanyanya, tidak mampu menahan rasa penasaran yang meggelora di hatinya. Pemuda ini benar-benar telah menarik perhatiannya.

Pemuda itu menoleh sedikit ke Yunho dan tersenyum manis. "Jaejoong, namaku Kim Jaejoong."

Sekali lagi Yunho merasakan gejolak aneh di tubuhnya.

~TBC~

Oke, janga membuat cerita baru bila yang lama belum terselesaikan, I know..

Tapi ide cerita ini udah ga bisa dipendam lagi

Jadi ya.. okelah..

Review? ^^