Datang lagi sama fic IchiRuki…..

Baru ajah update Letter of Challenge to Ichigo, malah update lagi. Padahal yang kemarin masih prolog. Tapi, ya sudahlah. Sekalian ramein fic IchiRuki yang sepi, dan semoga dapat respon yang bagus lagi. *ngarap*

Gak tahu kenapa, ide fic ini muncul begitu ajah waktu kerjaan kantor dah selesai. Gila…langsung berapi-api ngetik, padahal jam kantor dah mau habis.

Disini yang jadi peran utama Ichigo, Rukia dan Senna. Sebenarnya mau pilih Inoue, tapi lagi lagi pikiran saya yang gak rela Inoue ada di fic ini buat saya menggantinya dengan Senna. Gini nih kalau virus benci dah tertanam di seluruh tubuh. *lebay*

Ok…enjoy this fic from me…

.

KUROSAKI KUCHIKI

Disclaimer : Bleach bukan punya saya. Walaupun sudah susah payah minta di Kubo-sensei tetep gak dikasih.

Summary : Kurosaki Ichigo, Rukia Kuchiki dan Sosuke Senna adalah teman sejak kecil. Setelah berpisah Ichigo berjanji akan kembali kepada mereka. Ichigo dari kecil sudah menyukai Senna, tapi apa mungkin hatinya tetap pada Senna saat tahu hal yang sebenarnya?

Genre : Romance, Hurt/Comfort.

Pairing : IchiRuki slight IchiSenna.

Rated : T

Warning : AU, OOC, many Typo dan abal plus gaje.

.

.

Chapter 1 : Manis dan Pahit Kebohongan

.

"Hei, berjanjilah kau akan kembali ke Karakura nanti," kata seorang anak perempuan berusia 10 tahun. Rambutnya berwarna hitam dan bermata violet.

"Tentu, aku akan kembali. Tunggu saja ya, Rukia," jawab seorang bocah laki-laki berusia 12 tahun berambut orange dan bermata coklat.

"Hah…Ichigo tidak akan mungkin kembali. Dia akan betah di London. Karakura kan jelek, mana mau dia kembali kalau sudah menjadi orang luar?" sanggah seorang gadis cilik lagi yang seumur dengan Rukia. Kali ini rambutnya berwarna ungu dan matanya berwarna orange, yang seumuran dengan gadis cilik bernama Rukia tadi.

"Akan ku buktikan. Aku pasti akan datang kembali. Dan saat itu aku akan menikahimu, Senna," jawab Ichigo polos.

"Lupakan. Aku juga tidak tertarik padamu, Ichigo," tambah Senna yang kelihatannya sangat acuh. Rukia hanya cekikikan melihat teman akrabnya itu yang menolak Ichigo mentah-mentah. Sedangkan Ichigo hanya senyam-senyum tidak jelas.

.

"Ichigo….ayo berangkat. Pesawat sebentar lagi berangkat," teriak sang ayah, yang sudah dibilang tua tapi masih saja bersemangat.

"Eh, aku sudah mau berangkat. Cepat kita ke orangtua kita," ajak Ichigo dan kemudian mendekat pada orangtua mereka masing-masing. Sedangkan Rukia dan Senna mengikuti Ichigo dari belakang.

.

"Wah…Ichigo, jangan lupakan kami yah," ucap Hisana, Ibu Rukia saat Ichigo berpamitan.

"Tentu Bibi. Dan tolong menyuruh Rukia makan yang banyak karena badannya bisa cebol terus," jawab Ichigo seraya melirik Rukia.

"Hei, apa yang kau bilang? Kalau begitu kau tidak usah datang kesini lagi," bentak Rukia karena Ichigo sudah mengeluarkan kata tabu untuknya.

"Sudahlah Rukia, Tuan Ichigo yang terhormat itu memang tidak sopan," tambah Senna dan membela Rukia.

"Aduh…sudah..sudah. Bukannya mengucapkan salam perpisahan kalian malah ramai," sahut Aizen Sousuke, ayah Senna dan tersenyum melihat kelakuan anaknya dan juga kelakuan kedua anak sahabatnya itu.

"Rukia…Senna jaga diri kalian baik-baik. Bibi harap saat Bibi datang kembali, kalian menjadi gadis yang cantik-cantik," ujar Masaki, Ibu dari Ichigo.

"Tentu saja Bi. Aku juga akan menjadi dancer yang handal dan Rukia…hm…jangan ditanya, ia pasti akan mendapatkan beasiswa di Oxford, seperti impiannya. Benar kan, Paman Byakuya?" celetuk Senna yang periang itu.

"Ya. Paman harap begitu. Senna juga harus meraih cita-cita Senna. Dan Ichigo, jaga ayah, dan ibu mu ya," jawab Byakuya sekaligus berpesan pada Ichigo.

"Tentu, paman,"

.

.

"Hei, Senna. Jangan lupa mengirimiku Email. Aku pasti akan merindukanmu," kata Ichigo sesaat sebelum ia pergi.

"Ya…kau pergilah, Jeruk," lagi-lagi Senna tak acuh pada Ichigo.

'CUP'

"Sampai jumpa, Senna, Rukia," Ichigo langsung berlari menuju ayah ibunya yang sudah duluan masuk ke dalam boarding pass di Bandara. Sedangkan Senna, tidak bereaksi apa-apa saat Ichigo mencium pipinya. Sementara Rukia hanya terpaku, kenapa Ichigo hanya meminta Senna untuk mengiriminya email, sedangkan pada Rukia tidak? Mungkin ini karena Ichigo yang menyukai Senna. Dari dulu, Rukia sudah tahu kalau Ichigo menyukai Senna.

.

.

KUROSAKI KUCHIKI

.

Orangtua Ichigo, Isshin Kurosaki dan Masaki Kurosaki, mempunyai perusahaan mobil mewah dan pusatnya ada di London. Oleh karena itu, mereka menjemput Ichigo yang dari kecil menetap di Karakura, Jepang dan tinggal bersama keluarga Rukia. Karena alas an tidak ingin merepotkan orangtua Rukia, maka Ichigo diajak untuk kembali ke London, sekaligus meneruskan sekolahnya di London, agar suatu hari saat Ichigo diberikan alih untuk mengurusi perusahaan mereka, Ichigo sudah siap dengan situasi dan suasana disana.

Orangtua Rukia, Byakuya Kuchiki dan Hisana Kuchiki, adalah teman baik orangtua Ichigo dan juga Senna. Bisa dibilang ketiga keluarga ini sudah seperti keluarga ketimbang sahabat. Keluarga ini mempunyai usaha interior mewah dengan standar internasional. Karena cinta negara sendiri, Byakuya menjadikan Jepang sebagai pusat usahanya.

Seperti orangtua Rukia dan Ichigo, orangtua Senna, Sosuke Aizen adalah direktur dari sebuah perusahaan telpon selular yang merknya terkenal di seluruh dunia. Ibu Senna telah meninggal sejak Senna lahir, sehingga Senna sayang dan juga hormat pada ayahnya yang sudah menggantikan posisi ibunya.

.

.

Sifat dari Ichigo sendiri, orangnya sangat penyayang. Ia juga peduli pada Rukia dan Senna, sahabatnya sejak kecil. Tapi, ia tidak terlalu dekat dengan Senna, tapi justru Senna lah yang disukainya.

Sedangkan Senna dan Rukia sendiri adalah sahabat yang tidak bisa dipisahkan. Jika tidak ada Rukia maka tidak ada Senna, begitu pula sebaliknya. Senna sudah menganggap Rukia seperti kakaknya sendiri, karena umur Rukia yang berbeda sebulan dari Senna. Tapi Rukia lebih pendiam, santun, tertutup dan juga cerdas, sedangkan Senna, lebih cerewet, ceplas ceplos, berbuat apapun yang ia suka mesti itu melanggar peraturan dan juga tidak sepintar Ichigo dan Rukia. Bila Ichigo dan Rukia unggul dalam segala bidang akademi, maka Senna unggul dalam urusan dance.

.

.

.

KUROSAKI KUCHIKI

.

"Senna…. Ada email dari Ichigo. Cepat balas," ujar Rukia saat melihat email Senna dan ternyata ada email masuk dari Ichigo. Saat ini ia sedang mencari tugas di komputernya.

"Kau sajalah yang balas. Aku sedang ada latihan dance. Baru seminggu dia pergi, sudah mengirimiku email. Bawel banget dech," jawab Senna yang sekarang berada dalam kamar Rukia yang dominasinya serba ungu. "Lagipula itu kan komputermu, jadi kau sajalah yang balas,"

"Kalau begitu tak usah dibalas. Tapi nanti, kalau kau pulang, balaslah emailnya," sahut Rukia yang mulai sibuk lagi mencari tugas.

"Malas ah…kau tahu sendiri kan, aku paling malas buka yang kayak gituan," timpal Senna. "Ja ne, Chappy maniak aku pergi dulu," seru Senna yang beranjak pergi dan mencubit pipi Rukia.

"Aw..Senna, sakit. Awas kau," teriak Rukia, sedangkan Senna hanya cengar-cengir dan berlari menuju kebawah.

"Bibi, aku pergi dulu. Sampaikan salamku pada paman. Nanti malam aku dan ayah makan disini yah," Rukia mendengar suara Senna yang sedang pamitan pada Ibunya. Suara Senna itu seperti pakai speaker saja.

Ia tersenyum kecil dan mengalihkan pandangannya pada komputernya. Kali ini ia memandang email dari Ichigo.

'Hai, Senna apa kabar?'

.

.

.

KUROSAKI KUCHIKI

.

"Senna…apa kau tidak mau membalas email Ichigo? Sudah sebulan ini, ia terus saja mengirimu email," ujar Rukia saat menerangkan pelajaran yang sulit di kamar Senna yang bernuansa pink pucat itu.

"Aku pikir kau sudah membalasnya. Begini saja, daripada dia bawel, lebih baik kau yang membalas emailnya," usul Senna.

"Ugh…itu kan sama saja dengan menipu Ichigo. Dia pasti akan bercerita panjang lebar, bagaimana saat ia kembali nanti ia bertanya padamu? Otomatis kau tidak akan tahu," jawab Rukia dengan nada serius.

"Hah…sebenarnya paman Byakuya mendidikmu jadi apa sich? Berbohong sekali-sekali tidak apa-apa. Lagipula Ichigo tidak akan tahu. Lalu kau kan bisa menceritakan padaku apa saja yang ia bicarakan, agar kalau ia menanyai ku nanti aku tidak bingung. Ya..Rukia. kumohon," puppy eyes Senna keluar dan membuat Rukia luluh.

"Hah…baiklah,"

.

.

Sepulang dari rumah Senna, Rukia membuka komputernya dengan semangat dan membuka email dari Ichigo yang sudah bejibun. Lalu ia pun mencoba menyapa Ichigo duluan.

'Hai Ichigo. Apa kau baik-baik saja?'

Sementara di London

"Hah? Senna akhirnya membalas emailku. Yes," Ichigo kegirangan sendiri.

Kembali ke Jepang

'Aku baik-baik saja. Kenapa kau tidak membalas emailku, Senna?'

Rukia membaca email dari Ichigo. Dalam hatinya ia merasa miris, karena Ichigo hanya mengiriminya email beberapa kali saja. Sedangkan Senna, begitu sering. Tapi lagi-lagi kepolosan Rukia yang belum mengenal kata cemburu menjadikan ia selalu bisa menerima sikap Ichigo yang begitu.

'Maaf Ichigo. Aku sibuk, gara-gara latihan dance dan belajar,'

.

.

.

KUROSAKI KUCHIKI

.

Catatan : kata-kata miring, email antara Rukia yang memakai email Senna dan Ichigo

.

10 Tahun kemudian….

Rukia : 'Ichigo, boleh aku tahu makanan kesukaanmu?'

Ichigo : 'Tentu, makanan kesukaanku adalah Sushi. Aku sudah tahu kok makanan kesukaanmu. Tapi aku ingin bertanya apa buku bacaan kesukaanmu?'

Rukia : 'Tentu. Judulnya 'The meaning of Love'. Kau tahu buku itu?'

Ichigo : 'Tentu saja aku tahu. Di London itu best seller loh'

Selama 10 tahun sejak perpisahan mereka, sekarang Rukia dan Senna berusia 20 tahun dan tentu saja Ichigo sudah berusia 22 tahun. Rukia masih meneruskan komunikasi dengan Ichigo melalui email. 10 tahun itu juga ia dan juga Senna menyimpan kebohongan dari Ichigo. Ichigo hanya tahu kalau ia berkomunikasi dengan Senna bukannya Rukia.

Rukia sadar penuh kalau ia membohongi Ichigo. Ia ingin jujur tapi lagi-lagi permintaan Senna yang terus saja memintanya untuk menggantikan Senna berkomunikasi dengan Ichigo membuatnya lemah dan malah keenakan. Tapi ada kesalahan fatal yang dibuat oleh Rukia saat berkomunikasi dengan Ichigo. Ia selalu memberi data tentang dirinya bukan Senna. Jadi yang Ichigo tahu sebenarnya tentang Rukia bukanlah tentang Senna.

Sedangkan Rukia selalu memberi tahu apa yang Ichigo sampaikan padanya pada Senna, termasuk kesukaan Ichigo dan apa yang tidak. Walaupun Senna dan Ichigo juga berteman, tapi Senna sering lupa dan terkesan tidak perduli pada Ichigo. Yang ia perdulikan hanya Rukia dan ayahnya.

.

.

KUROSAKI KUCHIKI

.

"Senna…Ichigo mau ke Jepang besok," teriak Rukia yang masih ngos-ngosan saat tiba di kamar Senna yang asyik berputar mengikuti irama lagu pengantar dancenya.

"Hn..aku sudah tahu dari ayah. Apa paman dan bibi tidak memberitahumu?" tanya Senna yang masih saja berputar dan tidak melihat Rukia sama sekali.

"Tadi aku menerima email dari Ichigo. Lalu sebelum kesini, ayah sudah memberitahunya padaku, aku jadi penasaran seperti apa wajahnya sekarang, apa ia masih cengeng seperti dulu?" jawab Rukia yang sekarang mengambil minuman dingin dalam kulkas Senna.

"Ha?" Senna mendelik pada Rukia yang sudah meneguk habis orange juicenya. "Kau penasaran? Paling muka jeruk itu sama saja seperti dulu. Lagipula apa kalian tidak pernah tukaran foto lewat email?"

"Tidak pernah. Kami sudah berjanji ini akan jadi kejutan saat kita bertemu nanti. Apa kau tidak penasaran, Senna?" tanya Rukia pada Senna

"Penasaran? Tidak sama sekali. Kau saja tidak berubah walaupun sudah 10 tahun lewat. Tetap cebol," jawab Senna jahil.

"Dasar sial kau! Kau juga cebol kan? Sebelum melihat orang, lihatlah dirimu sendiri," sahut Rukia dan memonyongkan bibirnya. Pura-pura marah.

"Ayolah..jangan marah padaku, kakak. Aku kan becanda. Tapi aku benar, aku sama sekali tidak tertarik pada jeruk itu," jawab Senna dan merangkul Rukia dari samping.

"Hehehe, aku tidak marah kok. Ow yah, jangan lupa, ingat semua yang aku pernah ceritakan padaku. Ichigo pasti akan bertanya, ok," jawab Rukia yang merangkul balik Senna dan tersenyum manis.

"Hn. Tapi aku tidak janji. Dijejali segala pengetahuan tentang Ichigo selama 10 tahun ini membuatku semakin gila. Belum lagi otakku ini dipakai buat menyelesaikan tugas kuliah, kau sich enak, cerdas. Kemarin ayah menasihatiku agar aku lebih rajin belajar, karena IP ku lebih rendah daripada dirimu," omel Senna yang cemberut.

"Paman Aizen benar. Aku sedang belajar, kau malah sibuk latihan dance. Makanya IP mu kalah dariku. Tapi semua dosen termasuk rektor bangga padamu, karena kampus kita selalu jadi pemenang lomba dance," puji Rukia yang juga menghibur Senna.

"Hm…aku tahu kok. Besok aku tidak menjemput Ichigo ya, aku mau latihan pagi-pagi besok. Acara ulang tahun kampus kan sebulan lagi," kata Senna sekaligus merajuk pada Rukia.

"Hei, mana bisa begitu. Pokoknya, kau harus ikut besok. Besok kita tak usah kuliah dulu. Ingat, aku ketua panitia ulang tahun kampus kita, dan aku akan minta ijin untukku dan juga kau. Tidak enak pada paman Isshin dan juga bibi Masaki. Mengerti?" perintah Rukia dengan deathglarenya.

Senna menghela napas panjang. Kalau sudah melihat deathglare Rukia, maka ia harus terpaksa menuruti Rukia. "Baiklah…,"

.

.

.

KUROSAKI KUCHIKI

.

"Ya ampun…baru ditinggal 10 tahun, kalian sudah jadi gadis-gadis yang cantik," puji Isshin pada Rukia dan juga Senna saat menghampiri keluarga Byakuya dan juga Aizen yang menjemputnya di bandara.

"Tentu saja, paman," jawab Senna yang tersenyum manis, sedangkan Rukia menanggapi ucapan Isshin biasa saja. Matanya terus terarah pada pintu keluar bandara, karena ingin melihat Ichigo yang katanya Masaki masih didalam, karena ada barang yang tertinggal.

Sementara Isshin dan Masaki sudah ngobrol dengan ayah dan ibu mereka.

DEG

Jantung Rukia berdetak kencang saat melihat seorang pria yang memakai kemeja putih dengan celana jeans hitam, berkacamata hitam, keluar dari pintu penerbangan internasional dan mendorong kopernya yang berwarna hitam juga. Ia tidak salah, itu Ichigo. Tapi Ichigo sangat berbeda dengan 10 tahun lalu. Ia makin tampan, tidak ada lagi muka kenak-kanakan, alis mengkerut yang khas yang tidak pernh berubah, rambut orangenya yang mungkin hanya ia saja yang mempunyainya, serta tinggi semampai, dengan dada yang bidang.

"Senna….itu Ichigo," Rukia menarik T-shirt Senna, sedangkan Senna malah asyik melihat bule yang baru saja keluar dari pintu lain.

Jantung Rukia makin kencang saja saat Ichigo berjalan mendekati mereka. Sementara Senna yang telah sadar dengan tarikan Rukia, langsung menoleh dan takjub dengan ketampanan Ichigo. Jantungnya pun iramanya sudah seperti jantung Rukia.

'Tampan'

.

.

"Kau pasti Senna,"

Kali ini Ichigo telah sampai didepan mereka dan langsung memeluk Senna. Senna sangat bahagia. Ia langsung jatuh cinta pada Ichigo pada pandangan pertama. Bagaimana bisa ia begitu tidak peduli pada laki-laki ini.

Sementara Rukia hanya diam, terpaku. Ingin menangis, tapi tak bisa. Begitu besarkah cinta Ichigo pada Senna, sampai-sampai ia bisa langsung mengenali Senna. Sedangkan Rukia, diacuhkannya. Inikah hasil dari kebohongannya selama ini? Apa mungkin jika ia tidak berbohong pada Ichigo, maka saat ini ialah yang dipeluk oleh Ichigo?

.

.

TBC

.

Capek…..

Tapi gimana? Abal? Gaje? Baguskah?

Untuk tahu harap reviewnya yah?

Maaf, Karin dan Yuzu aku hilangkan.

Yuzu : Hweeeee….authornya jahat

Karin : Kau tidak sopan. Kami juga keluarga Kurosaki.

Author : hehehe…gomen yah…peran kalian gak penting soalnya.

Karin : apa kau bilang? *ditendang Karin*

Ah….buat readers sorry kalau peran Ichigo belum menonjol. Dan chapter-chapter depan penyiksaan bagi Rukia akan dilaksanakan. Jangan marah pada saya yah.

Ow yah…author minta saran. Nanti ada tokoh baru, dia itu teman Ichigo, dan Ichigo mau nyomblangin Rukia ma ntu orang. Kira-kira sapa yang cocok? Orangnya harus cakep dan tingginya gak beda jauh dari Ichi.

Nah, author minta pendapat kalian semua. Untuk itu review diperlukan buat tahu tokoh baru itu. Sip?

Jadi mohon reviewnya dan juga sampaikan calon tokoh baru yang kalian inginkan.