Seq for Broke Up! This is for you who are exo fans or chanbaek shipper enjoy the story
.
.
.
Chanyeol tersenyum pahit saat Baekhyun sudah berjalan menjauhinya. Memutuskan hubungan mereka secara sepihak. Tragis, memang. Chanyeol tidak menyangka, namja yang begitu ia cintai itu kini telah meninggalkannya. "Bukankah aku selalu memintamu untuk menjaga hatiku, Baek?"
Sejak kemarin, ia memang melihat suatu keganjilan pada diri Baekhyun. Namja yang biasanya tertawa lepas itu, nampak menahan sesuatu. Senyumnya memang manis seperti biasa, namun terlihat dipaksakan. Dan hari ini, Baekhyun memutuskan hubungan mereka dengan sepihak. Bahkan, tanpa alasan? Itu sangat menyakitkan dan aneh, bagi Chanyeol.
'Hanya ingin...' Bagus sekali Byun Baekhyun! Dua kata tak bermakna itu mampu menjadi panah yang menembus hati seorang Park Chanyeol. Benar-benar miris.
.
Chanyeol benar-benar ingin menanyakan -setidaknya- apa alasan Baekhyun mengakhiri hubungan mereka. Jika Baekhyun mau menjelaskannya, ia berjanji apapun itu ia akan berusaha untuk menerima. Berusaha untuk melepas Baekhyun. Namun, Baekhyun tetap bungkam. Ia tak berniat menjawab apapun.
Chanyeol memang tersenyum, seperti biasa. Bertingkah idiot, seperti biasa. Tertawa lepas dengan suara berat nan menggelegarnya itu, seperti biasa. Namun jika diperhatikan lebih teliti, lebih detail, lebih seksama, tatapan terluka itu tetap memancar. Suaranya bergetar menahan tangis. Matanya memerah menahan aliran bening yang siap untuk tumpah. Namun karena Chanyeol sadar ia adalah lelaki, ia berusaha untuk menyembunyikan kesedihannya. Membuat orang lain khawatir tak akan membantu apapun.
.
Kemarin lusa, mereka mengakhiri hubungan. Atau lebih tepatnya Baekhyun mengakhiri hubungan mereka tanpa persetujuan Chanyeol. Dan Chanyeol merasa senang, karena Baekhyun tidak menolak sat ia menariknya keluar kelas saat jam pelajaran kosong.
"Kita masih punya urusan," Chanyeol mengingatkan. Namun Baekhyun hanya diam. Dan itu, kembali menyakitinya.
"Jawab aku! Kenapa kau mengakhiri hubungan kita secara sepihak?" Sungguh bukan niatnya untuk membentak. Hanya saja tingkah namja didepannya ini benar-benar membuatnya muak. Just say it, maka masalah akan selesai dan -mungkin- Chanyeol bisa berusaha untuk melepas Baekhyun.
Dan yang dikatakan Baekhyun benar-benar membuatnya kembali merasakan sakit dihatinya
"Kurasa, kau akan tahu besok,"
"Oh iya, appamu tidak menelponmu?"
"Bersabarlah Chanyeol. Satu hari lagi..."
.
Chanyeol hanya bermalas-malasan di kamarnya. Panggilan appanya yang menyuruhnya untuk siap-siap ia abaikan. Chanyeol tahu, tujuan mereka saat ini adalah berkunjung ke rumah calon keluarga tirinya. Ya, appanya ingin menikah lagi setelah eomma Chanyeol meninggal 5 tahun yang lalu.
Chanyeol meraih ponselnya dan membantingnya ketembok. Benar-benar kesal karena tak satupun e-mail dan pesannya yang dibalas oleh Baekhyun. Dan dengan malas Chanyeol bangkit dan berjalan menuju kamar mandi.
"Appa, kita mau kemana?" tanya Chanyeol saat mereka memasuki mobil.
Sang appa hanya tersenyum, kemudian menjawab, "Ke rumah calon saudara tirimu,"
"Ya aku tahu. Bukan itu maksudku. Rumahnya dimana?" tanya Chanyeol lagi, memperjelas pertanyaan sebelumnya.
"Dia anak yang manis," appanya malah menjawab dengan jawaban yang sangat tidak nyambung. Chanyeol mendengus sebal. Tidak masalah ayahnya menikah lagi, tidak ada ruginya untuk Chanyeol. Namun yang jadi masalahnya adalah, bagaimana jika Baekhyun mengajaknya bertemu untuk membahas masalah mereka pada saat Chanyeol sedang makan malam bersama calon keluarga tirinya?
"Channie? Turunlah, sudah sampai," Chanyeol terdiam saat menatap rumah bergaya minimalis yang berada dihadapannya ini. Sepertinya, cukup familiar.
.
Setelah beberapa kali menekan bel, pintu rumah itu terbuka, belum sempat Chanyeol melihat wajahnya, namja itu sudah membungkuk terlebih dahulu.
Ia terdiam ketika mendapati wajah manis yang selalu menghantui mimpinya selama ini ada dihadapannya. Astaga! Apa yang dia lakukan disini?!
Chanyeol tidak fokus dengan percakapan antara appanya dengan namja itu. Yang dapat Chanyeol tangkap hanya kata-kata yang keluar dari mulut namja itu.
"Chanyeol,"
"Kita akan menjadi saudara, Chanyeol..."
Chanyeol membelalakkan matanya. Ia kaget, tentu saja. Oh benarkah? Byun Baekhyun kekasihnya, orang yang amat sangat dicintainya, kini akan menjadi saudaranya?
Chanyeol sontak menoleh untuk melihat wajah sang appa. Appanya hanya tersenyum senang, ternyata anak kandungnya dengan anak tirinya sudah saling mengenal. "Appa, benarkah itu?" tanya Chanyeol kaget dan terburu-buru. Baekhyun hanya tertawa kecil melihatnya.
"Ya, dan kau harus memanggilku hyung mulai sekarang..."
.
Chanyeol makan malam dengan tak semangat. Sungguh, masakan calon eommanya -atau mungkin ia harus membiasakan diri mulai sekarang untuk memanggilnya eomma- sungguh enak. Hanya saja, mood Chanyeol untuk memakan masakan lezat ini sedang terbang entah kemana.
"Apa kau tidak menyukai masakanku, Chanyeol?" tanya eommanya. Chanyeol hanya melongo, sesaat kemudian ia tersenyum kikuk. "Aku sangat menyukainya eomma, hanya saja kurasa aku sudah mulai kenyang..." ucapnya hati-hati dan sopan.
"Dan lagi.. Setelah ini, ada yang ingin aku bicarakan dengan Baekkie," lanjutnya lagi. Eomma dan appa menatapnya heran sedangkan Baekhyun yang duduk disebelah Chanyeol menginjak kaki Chanyeol. "Hyung!" jerit Chanyeol tiba-tiba. "Maksudku, Baekhyun hyung..."
.
"Ada apa Chanyeol?" tanya Baekhyun saat mereka sudah sampai di kamar Baekhyun. Chanyeol menjatuhkan dirinya diranjang Baekhyun. "Benarkah kau hyungku? Kau adalah kekasihku, Baek.." gumam Chanyeol sambil memandangi langit-langit kamar Baekhyun. "Inikah alasanmu mengakhiri hubungan kita?"
Baekhyun tersenyum, duduk disisi ranjang lalu tangannya tergerak mengelus surai hitam kecoklatan milik Chanyeol. "Aku adalah hyungmu. Itu tidak lagi Chanyeol, kita sudah putus," balas Baekhyun sambil tersenyum. Terlihat manis, namun Chanyeol tahu Baekhyun memaksakan senyumannya. "Tapi, kita masih sali-"
"Ya, alasanku adalah demi eommaku. Aku tidak mau mengecewakan eommaku Chanyeol. Dan aku yakin, kau juga tak mau mengecewakan appamu kan..." potong Baekhyun. Chanyeol menggenggam tangan Baekhyun yang satunya. "Tapi tidak begini Baek. Mengapa kau menyembunyikan ini dariku? Mengapa tidak mengatakan semuanya dari awal? Jika memang begini masalahnya, kita bisa mencari jalan keluarnya jauh sebelum hal ini terjadi..." ujar Chanyeol. Baekhyun menunduk. "Maafkan aku,"
"Kau masih mencintaiku kan?" tanya Chanyeol. Chanyeol bangkit dan mendudukkan dirinya disamping Baekhyun. Dengan perlahan Baekhyun mengangguk. Chanyeol hanya bisa menghela nafas dan mengulurkan tangannya untuk memeluk Baekhyun. "Aku juga masih mencintaimu, Baek. Aku tidak peduli kalau kita memang saudara tiri. Yang aku tahu aku hanya mencintaimu. Dan aku hanya tahu untuk mencintaimu,"
.
Baekhyun terbangun dengan Chanyeol disisinya. Ya ampun! Chanyeol dan Baekhyun tertidur di kamarnya. Baekhyun berusaha melirik jam dinding lalu hendak membangunkan Chanyeol ketika menyadari hari belum terlalu siang. Baekhyun berniat mengajak Chanyeol lari pagi.
"Yeol, ireona..." Baekhyun mengguncang tubuh Chanyeol pelan. Tubuh besar itu hanya menggeliat pelan lalu meraih guling untuk dipeluk. Baekhyun yang takut acara lari paginya batal hanya karena membangunkan Chanyeol pun mengambil jalan pintas. Didekatinya telinga kiri Chanyeol lalu menariknya kencang. "PARK CHANYEOL IREONA!" teriaknya. Chanyeol -yang kaget- sontak membuka matanya dan mengusap telinga kirinya. "Astaga Byun Baekhyun! Kau sangat-sangat tega membangunkan kekasihmu dengan cara seperti itu!" jerit Chanyeol. Baekhyun memalingkan muka.
"Kekasih? Kau adalah adikku, anak nakal.." gumam Baekhyun sambil mencubit hidung Chanyeol. Baekhyun tertawa lalu berlari keluar kamar. "Eomma! Anakmu yang satu lagi benar-benar nakal!" teriak Baekhyun sambil berlari menuruni tangga. Eommanya hanya mentapnya aneh. "Jangan berlari saat kau turun dari tangga Baekkie! Nanti terjatuh!"
"Baekhyun!" dan eommanya hanya tersenyum mendengar suara lain dari arah kamar Baekhyun.
.
Baekhyun berhenti dan menoleh kebelakang. Chanyeol masih tertinggal jauh dibelakangnya. "Yeol! Cepatlah!" teriak Baekhyun. Chanyeol membesarkan matanya. "Baek! Kau terlalu cepat!" teriak Chanyeol balik sambil berjalan pelan. Ia berhenti sebentar dan bertumpu pada lututnya sambil mengatur nafas. Lari pagi bersama Baekhyun ternyata bukanlah hal yang menarik dan menyenangkan. Setidaknya, itu menurut Chanyeol. Baekhyun tersenyum lalu berjalan kearah Chanyeol. "Adikku yang jelek, kau itu terlalu lemah. Payah," ledek Baekhyun. Chanyeol mendelik, "Berani sekali kau?"
Baekhyun tertawa melihat ekspresi Chanyeol. Sungguh lucu dimatanya. Chanyeol menoleh, "Hei, appa pulang semalam atau menginap?" tanya Chanyeol bodoh. Baekhyun meninju lengan kirinya cukup keras. "Tentu saja pulang! Tadi eomma bilang kalau appa semalam mencarimu dan menemukan kita tertidur," jelas Baekhyun. Chanyeol manggut-manggut. "Lagipula, kalau appa tidak pulang, appa mau tidur dimana?!" tanya Baekhyun ketus. Chanyeol hanya tersenyum lebar.
Baekhyun mengajak Chanyeol pulang. Sekarang sudah jam 9 dan Chanyeol terlihat sudah sangat lelah. "Baek, kau benar-benar akan menjadi hyungku?" tanya Chanyeol saat mereka dalam perjalanan pulang. Baekhyun menghela nafas. "Dua. Kau sudah menanyakan itu dua kali. Ya, aku adalah hyungmu," jawab Baekhyun sesantai mungkin. Tak dapat ia pungkiri, dadanya berdegup kencang. Terlebih saat Chanyeol menghentikan langkahnya.
"Benarkah? Sejak kapan?" tanya Chanyeol. Baekhyun menggigir bibir. "Sejak... Mereka memutuskan untuk menikah,"
"Benarkah?" kali ini Chanyeol mulai mengikuti Baekhyun yang masih berjalan. Berusaha mensejajarkan langkah mereka. "Ya,"
Chanyeol berpikir sebentar. "Tapi, kau bukan hyungku. Kau tak pantas menjadi hyungku," gumamnya. Baekhyun terdiam.
"Kau adalah uke-ku. Dan selamanya akan menjadi uke-ku," lanjut Chanyeol, berjalan mendahului Baekhyun dan meninggalkan Baekhyun sendirian.
"Dia... Marah?" lirih Baekhyun.
.
TBC
Hohohoo... buat yg minta sequel, nih aku kasih, hehe review yaaa...
