"Seperti ini." Fyodor mengangkat tangannya yang memegang topi, tanpa diketahui sebenarnya sedang memberi tanda pada sniper untuk membidik.

Dor!

Dazai jatuh seketika. Menyempatkan diri melacak arah penembak di tengah-tengah rasa sakitnya. "Sniper ... Kau sudah memperkirakan tindakanku, ya," ringis sang detektif dengan suara tercekat.

"Aku menyuruhnya menghindari organ vital. Kamu masih punya peran sebagai penghubung ke Agensi." Fyodor melangkah melewati Dazai yang masih telungkup di tanah.

"Kau bilang kita itu sama, maka satu-satunya perbedaan adalah ... cara pikir kita." Kata-kata Dazai membuat Fyodor menoleh.

Dor!

Satu tembakan lagi, kali ini menembus perut Fyodor. Membuatnya menyusul posisi Dazai. "Kau sudah tahu dari awal tentang sniper itu ya ... Kau malah menemuinya dan membuat kesepakatan agar menembakku juga ..."

Dazai tersenyum, darah mengalir keluar dari mulutnya. "Memang benar manusia itu penuh dengan kesalahan dan dosa ... Terus memangnya kenapa?"