Judul Asli : Darling, you left something at my place

Author : Aquien

Pasangan : Draco Malfoy/Harry Potter

Disclaimer : Harry Potter © JK Rowling

Alih bahasa : neko chuudoku

Peringatan : SLASH, Drarry, Mpreg!Harry, semi AU, Voldemort sudah mati, mengandung topik pengikatan/pernikahan paksa.

Ringkasan cerita :

Harry dan Draco ditugaskan untuk membuat ramuan bersama, akan tetapi—tentu saja—terjadi sedikit kecelakaan. Tiga bulan kemudian, Harry berencana melakukan tindak kriminal sementara Draco bersikap kalem dan bijak menjengkelkan.

.

Darling, you left something at my place © Aquien

Chapter 1

.

(Harap baca peringatan dulu dengan seksama. Trims)

.

.

Awal Oktober

"Potter dan Malfoy." Snape anehnya terdengar berpuas diri saat memasangkan kedua pemuda itu untuk bekerja sama. Benar-benar deh, pikir Harry pada dirinya sendiri, di mata Snape ada kilat aneh seakan dia mendapat kepuasan pribadi dengan memasangkan mereka. Akan tetapi dia tak punya pilihan selain patuh. Harry pergi menghampiri Malfoy yang tengah duduk sendiri di mejanya pada saat yang sama Neville mendekat untuk mengambil alih tempat Harry di samping Ron.

Malfoy bahkan tidak menoleh saat Harry duduk. Dia hanya lanjut memotong akar simila-blossom menjadi potongan-potongan identik sempurna. Mereka ditugaskan untuk membuat ramuan berjalan-satu-mil. Ramuan ini biasa dipakai oleh pasangan yang tengah bertengkar untuk mendapat kilasan isi pikiran pasangannya, bisa dibilang untuk 'berjalan-satu-mil-memakai-sepatu-satu-sama-lain' (walk a mile in each other's shoes—mengalami apa yang dirasakan satu sama lain atau melihat permasalahan dari sudut pandang satu sama lain). Harry benar-benar tak bisa memikirkan orang lain yang membuat dia lebih malas untuk minum ramuan ini, tapi itulah yang akan dia lakukan, dalam kurun waktu satu jam ke depan.

"Apa kau bisa membawakan beberapa daun lagro dari tempat penyimpanan bahan dan mengaduknya bersama akar-akar ini ke dalam dasar ramuan dengan benar, atau kau sama tidak bergunanya dengan yang terlihat?" Malfoy berkata dilambat-lambatkan, seraya menatap Harry dengan pandangan mencela yang hanya sedikit ditutupi.

Harry pergi untuk mengambil daunnya setelah merengut pada Malfoy. Ketika dia kembali, dia mendapati akar-akarnya sudah siap, menunggu di samping kuali. Malfoy tampak sibuk mengerjakan tugas berikutnya, jadi Harry melemparkan bahan-bahan ke dalam kuali dan mulai mengaduk.

"Kau sudah sinting atau bagaimana, Potter?" suara jengkel Malfoy tiba-tiba membuatnya berhenti mengaduk. "Aduk tiga kali berlawanan arah jarum jam, dua kali searah jarum jam, empat kali berlawanan arah jarum jam, tiga kali searah jarum jam, lalu ulangi tiga kali. Lalu ramuannya harus berubah menjadi merah muda kalau kau melakukannya dengan benar. Bukan entah apa yang sekarang sedang kau lakukan!"

Merasakan wajahnya memerah, Harry konsentrasi pada tugasnya dan setidaknya dia rasa dia mengaduknya dengan benar. Pikirannya hanya melayang beberapa kali dan hasil ramuannya pun berubah merah muda—setelah dia tambah mengaduk beberapa kali ke arah sembarang, tapi mungkin dia hanya salah hitung. Dia memutuskan untuk tidak mengatakannya pada Malfoy.

Sementara Harry mengaduk ramuan, Malfoy rupa-rupanya telah mengekstrak intisari biji cogni. Setelah menambahkannya ke dalam kuali, ramuannya berubah menjadi ungu muda. Malfoy mengerutkan kening melihatnya, tapi saat dia hendak mengatakan sesuatu, ramuannya mendidih perlahan dan berakhir menjadi warna ungu gelap.

Karena langkah selanjutnya adalah membiarkan ramuannya mendidih setengah jam hingga berubah kuning, tak ada yang bisa mereka lakukan selain menunggu.

xxx

Sebetulnya Harry pikir tahun ini akan ada yang berbeda soal Malfoy, karena Voldemort sudah mati dan segalanya. Tapi Malfoy masih semenjengkelkan dulu, melenggang seakan dia pemilik jagat raya. Tentu saja memiliki uang yang cukup untuk membeli kebebasan dari Azkaban untuk dirimu sendiri dan seluruh keluargamu kemungkinan berpengaruh. Lucius Malfoy sangat tahu persis kantung mana yang harus dia isi setelah kejatuhan Voldemort, dan berkat itulah seluruh keluarganya masih menikmati posisi sosial yang sama dengan saat sebelum perang. Terkadang keadilan memang tidak dapat ditegakkan.

Jadi Harry mencoba menerima fakta bahwa meski ancaman Voldemort sudah musnah, keadaan tidak berubah banyak. Karena itulah dia berusaha untuk menghindari Malfoy dan fokus belajar untuk ujian NEWT sebagai gantinya. Hal itu berhasil hingga sekarang, dan Hermione sangat senang dengan usahanya untuk betul-betul belajar sesuatu tahun ini.

Membunuh Voldemort tentu saja membawakan kemahsyuran untuknya, dan bersama itu pula datang tawaran untuk bergabung dengan kesatuan Auror bahkan tanpa nilai ujian NEWT. Tapi dia tidak menginginkan itu. Dia ingin menjadi Auror dengan cara yang sama dengan orang lain—mendapat nilai NEWT yang memenuhi syarat, lulus ujian masuk, dan lulus latihan. Dia tidak ingin tunggangan gratis hanya karena dia berhasil membunuh lelaki sinting yang punya fetish ular.

Jadi di sinilah dia berada, kembali ke Hogwarts dan kembali menerima omong kosong Snape. Dia betul-betul perlu lulus Ramuan level NEWT. Tapi sama seperti Malfoy yang bertingkah seakan perang tak pernah terjadi, Snape juga begitu.

"Aku tahu orang bilang ketenaran bisa membutakan, tapi yang benar saja Potter? Harusnya kau minta penggemar-penggemarmu mengumpulkan uang untuk membelikanmu kacamata baru, karena kulihat kacamatamu yang sekarang tak berguna. Sekalian suruh mereka membeli otak baru, mungkin itu bisa mengobati kebodohanmu pada saat yang sama." Suara menyebalkan Malfoy menembus lamunan Harry dan dia lihat ramuannya sudah berwarna kuning sekarang. Malfoy tengah menunggu untuk memulai langkah terakhir—menambahkan sehelai rambut masing-masing lalu melakukan pola pengadukan yang harus dilakukan dengan gerakan sinkron dan sempurna bersama-sama.

Merasakan dirinya merona karena lagi-lagi tidak memperhatikan, Harry bergabung dengan Malfoy untuk mulai pengadukan. Dengan segera ramuannya menipis dan warnanya menjadi lebih muda, tanda bahwa ramuannya hampir siap. Beberapa menit lagi ramuannya akan tampak seperti air jernih.

Harry menunggu Snape untuk datang mengecek ramuan mereka, memberi mereka tanda bahwa ramuannya aman untuk diuji. Dia tidak begitu tertarik untuk melihat dunia dari sudut pandang Malfoy, tapi dia perlu nilai bagus dari latihan ini, jadi dia tak punya pilihan selain menjalaninya. Tapi Malfoy tidak nampak berniat untuk menunggu, dia menuang ramuannya ke dalam dua gelas.

"Bukannya kita harus menunggu Profesor Snape untuk mengeceknya dulu?" tanya Harry pada Malfoy saat si menyebalkan memberinya salah satu gelas.

"Aku yakin kau yang perlu dicek atas segala yang kau lakukan, tapi beberapa dari kami memperhatikan selama bagian teori, kami tahu bagaimana mengerjakannya dengan benar," cemooh Malfoy.

Harry mengambil gelasnya dengan marah. Terserahlah. Malfoy memang menyebalkan, tapi Harry tahu dia si menyebalkan yang terampil dalam ramuan, jadi dia rasa mereka bisa menyelesaikan ini secepat mungkin. Dia pun mengosongkan gelasnya pada saat yang sama dengan Malfoy.

xxx

Dia merasakan hentakan kuat, rasanya mirip seperti menggunakan portkey. Tapi alih-alih dibawa pergi ke suatu tempat yang jauh, dia merasakan tarikan kuat yang mendorongnya menempel erat dengan Malfoy. Sangat erat hingga tak nyaman, malahan. Harry yakin di petunjuk tak disebutkan hal macam ini akan terjadi. Tapi dia mungkin sedikit melamun selama penjelasan, jadi mungkin ini masih oke.

Sebelum mereka dapat mencoba untuk menjauh dari satu sama lain, ada hentakan baru, kali ini dia merasakannya di bagian perut bawahnya. Dia pikir dia akan muntah. Rasanya mustahil untuk menjauh dari Malfoy, dan organ dalam tubuhnya seakan berusaha memeras luar dalam. Harry betul-betul berpikir ini tak ada hubungannya dengan melihat hal-hal dari sudut pandang Malfoy. Akan tetapi dia tak memiliki kekuatan untuk merenungkan lebih jauh, saat dia merasakan sentakan keras memukulnya jauh di dalam.

Pada sentakan terakhir dia kehilangan keseimbangan, membawa Malfoy ikut rubuh bersamanya ke lantai. Untungnya mereka tampaknya sudah terbebas dari entah apa yang mengikat mereka pada saat yang sama. Setelah melepaskan diri dari satu sama lain, mereka bangkit berdiri dengan gemetar.

"Kurasa harusnya kita menunggu Profesor Snape untuk mengecek ramuannya dulu," Harry tak bisa menahan diri untuk tak berkomentar. Malfoy melotot padanya sebagai jawaban.

"Dua puluh poin dari Gryffindor," ujar Snape saat dia datang mendekat, menunduk pada Harry.

"Apa? Saya tidak membuat ramuan ini sendiri, Anda tahu!" Harry hampir tak bisa menutupi amarahnya. Seakan gagal dalam tugas masih belum cukup, dia juga harus kehilangan poin asrama?

"Karena aku tahu Mr. Malfoy paham cara membuat ramuan ini dengan sempurna, jelas sekali kau menyabotasenya dengan sengaja. Bersyukurlah aku tak memberimu detensi," geram Snape, sementara pelototan Malfoy berubah menjadi tawa jahat.

Menggerutu pelan, Harry memunguti barang-barangnya dan bergabung dengan Ron menuju kelas Mantra. Ron juga tampak tak senang, rupa-rupanya ramuan dia dengan Neville juga gagal.

xxx

Dua bulan kemudian — awal Desember

Harry sedang ngidam. Ngidam-makan-asparagus-sebanyak-yang-bisa-dia-makan. Untuk beberapa alasan, dia terus ketagihan ingin makan asparagus. Dia bahkan sampai menyelinap ke dapur dan memintanya pada peri rumah supaya dia bisa memakannya di antara jam makan. Ini tidak masuk akal. Dia tadinya benci asparagus—siapa yang tidak? Tapi tetap saja, dia ingin memakannya.

xxx

Natal di the Burrow

Mr. Weasley membeli televisi Muggle dan memasangnya untuk Natal. Dia juga sekalian membeli VCR tua dan satu set kaset VHS. Menonton film Home Alone membuat Harry harus menyelinap untuk bersembunyi dan menangis hebat sampai matanya kering. Habisnya filmnya sedih sekali, anak kecil itu harus melawan penjahat sendirian. Dan kenapa tak ada seorang pun yang datang dan menolongnya? Dan kenapa orang tuanya bisa tidak sadar anaknya hilang dan dan dan… Harry benar-benar berharap mereka menonton film komedi setelah ini.

xxx

Pertengahan Januari, kembali di Hogwarts

"Harry, sobat, kau baik-baik saja?" tanya Ron, terdengar khawatir. Harry menengadah dari kolong ranjangnya.

"Tentu saja aku baik. Kenapa kau tanya?"

"Uhm, karena kau tidur di bawah kasurmu?"

"Yeah well, kasurnya terlalu empuk jadi punggungku mulai sakit. Dan aku tidak mau menghalangi jalan siapa pun, jadi kurasa ada banyak ruang di kolong kasur."

"Tentu…" Ron terdengar ragu. Harry rasa tadinya dia punya alasan. Tapi dia tak tahu persisnya kenapa dia memutuskan untuk tidur di kolong kasur, tapi pada saat itu kedengarannya masuk akal. Dia bangun dan pergi ke kamar mandi sebelum bergabung dengan Ron dan Hermione untuk sarapan.

"Kau mau ham, Harry?" tawar Hermione, seraya mendorong piring padanya saat dia bicara. Sesuatu dari piring itu berbau aneh. Harry tiba-tiba merasa pusing. Tapi berdiri jelas bukan ide bagus. Dia merasakan dirinya terduduk kembali saat kakinya tiba-tiba menolak untuk membawanya. Tapi duduk membawa kembali bau ham mendekat dan segalanya tiba-tiba menjadi berkabut dan Harry merasakan dirinya jatuh pingsan.

xxx

Harry terbangun di ruang kesehatan. Agak jauh darinya, Madam Pomfrey yang tengah merengut sedang berbicara dengan Profesor McGonagall yang tampak risau. Melihat dia bangun, mereka berdua menghampiri tempat tidurnya.

"Mr. Potter, apa kau tahu apa yang terjadi padamu?" tanya McGonagall.

"Saya, uhm, merasa mual mencium bau ham dan, uhm, pingsan?" tanya Harry, merasa malu. Dia pingsan di depan hampir semua murid. Malfoy dan para pengikutnya pasti akan mencelanya habis-habisan.

"Ya, rupa-rupanya ada alasan untuk itu. Sekarang aku harus menanyakan sesuatu padamu, mungkin ini akan terdengar aneh, tapi cobalah untuk menjawab sejujur mungkin."

Harry mengangguk. Dia bisa melakukan itu.

"Apa ada hal tak biasa yang terjadi padamu di awal bulan Oktober?"

"Oktober? Saya rasa tidak…" Harry memulai. Dia berusaha berpikir keras, tapi yang terlintas hanyalah kegiatan sekolah normal. Hidup Harry akhirnya cukup normal sekarang, tanpa Pangeran Kegelapan yang harus dibunuh.

"Apa kau yakin? Kau tidak makan atau minum apa pun yang aneh? Berpapasan dengan orang mencurigakan? Pikir, Harry, apakah ada?"

"Yah, ada sedikit kecelakaan di kelas Ramuan. Saya rasa itu terjadinya di awal Oktober. Ramuan yang saya minum tidak bereaksi seperti seharusnya, tapi juga tidak menimbulkan hal aneh." Tapi kepala Madam Pomfrey tersentak penuh perhatian mendengar kata-katanya.

"Kau bermaksud untuk membuat ramuan apa?" tuntutnya ingin tahu.

"Uhm, kalau tak salah ramuan berjalan-satu-mil."

"Dan kau membuatnya dengan siapa?" tanya Madam Pomfrey tajam.

"Malfoy."

"Kami permisi dulu sebentar," ujar Madam Pomfrey saat dia dan McGonagall berjalan keluar dari ruangan, meninggalkan Harry sendirian dengan pikirannya. Apa yang terjadi? Apa mereka berpikir ramuan itu telah melakukan sesuatu padanya? Tapi tentunya mereka akan menyadarinya lebih awal.

Dia berusaha untuk tetap tenang saat dia menunggu, tapi duduk dan menunggu tak pernah menjadi kelebihannya. Dengan segera dia merasa gelisah dan memutuskan untuk mencoba berdiri. Lagipula mereka tidak bilang dia dilarang melakukan itu. Dia berdiri di atas kakinya yang goyah, tapi setelah berdiri beberapa waktu sambil berpegangan pada tiang ranjang, dia merasa lebih kuat.

Dia tengah berdiri di samping jendela ketika Madam Pomfrey dan McGonagall kembali, diikuti oleh Snape yang tampak murka dan Malfoy yang sedang mengerutkan kening. Malfoy tampak sama bingungnya dengan Harry. Madam Pomfrey menggiring Malfoy ke kasur dan merapalkan mantra padanya—Harry tidak yakin tepatnya, tapi dia rasa itu adalah mantra identifikasi yang biasa dipakai penyembuh untuk memeriksa pasien mereka.

Setelah selesai merapal mantra, Madam Pomfrey menghampiri Harry yang sudah kembali ke kasurnya setelah mendapat tatapan keras dari McGonagall. Dia lalu merapal beberapa mantra pada Harry yang Harry tak tahu apa tujuannya.

Setelah itu, kedua guru beserta si penyembuh meninggalkan Harry dan Malfoy untuk pergi ke kantor Madam Pomfrey. Malfoy melotot pada Harry, seakan ini semua adalah salahnya. Harry balas melotot sebelum memunggungi si bodoh. Ngidam asparagusnya sekarang berubah menjadi hasrat untuk memakan semua yogurt yang bisa dia temukan, dan saat ini dia sudah siap untuk membunuh demi mendapat yogurt. Dia betul-betul tak punya kesabaran untuk berurusan dengan orang kurang ajar.

xxx

"Tuan-tuan." McGonagall terdengar risau, yang mana bukan pertanda baik. "Tampaknya ada masalah dengan ramuan yang kalian buat di bulan Oktober." Yang lebih mengkhawatirkan bagi Harry sekarang adalah Snape yang tidak mengkomentari payahnya kemampuan Harry dalam ramuan. Ini serius. Malfoy menatap para guru, masih mengerutkan kening.

"Apa maksud Anda ada masalah?" tuntutnya ingin tahu.

"Kalian ditugaskan untuk membuat ramuan berjalan-satu-mil," ujar Snape lambat-lambat. "Tampaknya ada seseorang yang tidak mengikuti instruksi dengan benar, menggunakan daun lafa alih-alih daun lagro, diikuti oleh urutan mengaduk yang benar-benar salah. Lalu kau menyempurnakan kekacauan dengan meminum ramuannya tanpa menunggu persetujuanku." Sekarang dia melotot pada Harry, yang ingin mulai menjelaskan bahwa dia ingin menunggu Snape untuk mengecek ramuannya. Tapi tak ada waktu karena Snape melanjutkan, "alih-alih membuat ramuan berjalan-satu-mil, tampaknya kau berhasil membuat masculum generatia."

Malfoy merengut mendengarnya, seakan dia pernah mendengar nama ramuannya, tapi tak bisa mengingatnya. Sedangkan Harry betul-betul tak tahu apa yang dia bicarakan.

"Itu adalah ramuan yang digunakan oleh pasangan laki-laki yang ingin menggabungkan genetik mereka dan menciptakan keturunan bersama," Madam Pomfrey menjelaskan. Mendengar kata-kata Pomfrey, Malfoy memucat seketika dan mulai tampak akan pingsan dan di ambang panik. Harry rasa dia harusnya mengerti maksud kata-kata Madam Pomfrey, tapi otaknya tidak bekerja. McGonagall tampak menyadarinya.

"Itu artinya, Mr. Potter, kau hamil. Anakmu dengan Mr. Malfoy."

.

-bersambung-

.