"Kakak, ada apa memanggilku?" tanya si pemilik rambut pirang tersebut.

"Aku menyukaimu, Naruto," kata pemuda berambut hitam tersebut.

"Eh?" Naruto tampak terkejut mendengar pernyataan pemuda yang lebih tua tiga tahun darinya itu.

"Apa kau mau jadi pacarku?" tanya pemuda tersebut lagi.

Naruto tersenyum,"Iya. aku mau kak!"

Rate : M

Not for children!

Rape, lime!

Naruto by Masashi Kishimoto

The Juliet's Revenge By YumeYume-chan

Pagi yang tenang di Konoha high school, mengingat saat ini adalah waktunya homeroom dimulai. Semua kelas tampak sedang sibuk belajar. Namun, ada satu kelas yang tenang, tetapi bukan karena sedang sibuk homeroom. Melainkan karena aktivitas masing-masing siswa. Yah, beginilah keadaan setiap kelas yang akan diajar oleh Kakashi.

Mengapa?

Sudah hal yang umum bila seorang Kakahi selalu terlambat satu jam. Meski begitu, tidak seorang pun siswa yang mengeluh, karena cara mengajarnya yang baik sehingga waktu yang sedikit pun sudah cukup bagi siswa untuk memahami pelajaran.

Grek!

Pintu kelas dibuka, menampilkan sosok seorang guru berambut coklat dengan rambut dikuncir ke atas. Umino Iruka.

"Selamat pagi anak-anak!" sapanya ramah. Semua siswa pun segera duduk dengan tenang dan memebalas sapaannya.

"Maaf, saya harus mengambil waktu kalian sejenak. Berhubung Kakashi-sensei belum datang, jadi saya diminta oleh Tsunade-sama untuk memperkenalkan murid baru pada kalian. Bertemanlah dengannya dan jangan bertengkar ya?" kata Iruka dengan lembut. Sedangkan para siswa sweat drop. Oh, penyakit Iruka yang selalu menyamakan mereka dengan anak SD kambuh lagi.

Tanpa memperdulikan para siswanya yang masih sweat drop, Iruka lalu memanggil murid baru tersebut. Dan tampaklah seorang pemuda tinggi, berambut raven dan bermata hitam memasuki ruangan tersebut. Para siswi lansung saja terdengar berbisik-bisik.

"Uchiha Sasuke. Aku tidak suka perempuan berisik," kata Sasuke singkat namun berefek dengan diamnya para siswi yang sibuk bergosip tentang dirinya.

Iruka tersenyum,"Nah, Sasuke silahkan duduk di bangku ke tiga sebelah kanan. Di situ kosong," kata Iruka lalu ia pun meninggalkan kelas tersebut.

Seorang pemuda berambut coklat tampak mendatangi Sasuke."Hyuuga Neji. Ketua kelas," katanya memeperkenalkan diri.

"Hn, Sasuke."

"Aku hanya mau memberi tahumu agar tidak macam-macam dengan gadis yang duduk disebelahmu. Dia itu sangat berbahaya," kata Neji lalu pergi.

"Gadis?" kata Sasuke lirih.


Ternyata hari ini Kakashi tidak datang mengajar. Dan jam kedua adalah olahraga. Hari ini mereka akan main basket. Setelah mengganti pakaian dengan pakaian olahraga mereka pun segera menuju lapangan basket.

Namun, yang mengherankan Sasuke adalah semua siswa dari kelas lain tampak berkumpul di jendela melihat ke arah mereka. 'Ada apa ini?' batin Sasuke bingung.

Saat Gai-sensei mulai mengebsen mereka, satu per satu para siswa yang melihat mereka pun semakin banyak.

"Uchiha Sasuke," panggilnya.

"Hadir."

"Uzumaki Naruto."

"…."

"Uzumaki Naruto?"

"Hadir sensei!" suara lembut seorang gadis tampak menyeruak di antara kerumunan para siswa yang sedang berbaris. Saat itulah Sasuke melihatnya. Seorang gadis dengan tubuh yang bisa membuat laki-laki membayangkan hal yang tidak-tidak.

Tubuhnya tidak gemuk, tidak juga kurus. Lebih tepat dibilang montok. Dengan dada yang cukup besar dan pinggul yang padat. Baju olahraganya yang berlengan pendek membentuk tubuhnya dengan sempurna.. Rambut pirangnya yang dikuncir dua. Mata birunya tampak bersinar penuh semangat.

Setiap lelaki yang melihatnya pasti akan memikirkan hal yang tidak-tidak.

Saatnya permainan basket dimulai. Pada kelompok putra, tampak kelompok Neji sangat unggul. Apalagi ditambah Sasuke di dalamnya. Lalu pada kelompok putri, permainan dikuasai oleh tim Naruto. Bahkan tim Naruto berhasil memperoleh kemenangan telak dengan beberapa kali dunk dari Naruto.

Jam olahraga berakhir, saat mereka akan meninggalkan lapangan tampak seorang pria besar menghadang Naruto.

"Uzumaki, aku ingin kau masuk dalam tim basket putri," kata pria tersebut.

Naruto tersenyum centil,"Aduh kak, saya kan sudah bilang saya tidak bisa ikut klub apapun. Apa kakak lupa? Atau kakak-kakak lain yang dulu datang, tidak menyampaikan pesanku?" tanya Naruto.

"Kalau aku berhasil mengalahkanmu, kau harus ikut klub basket. Bila kau menang, aku tidak akan mengganggumu lagi," kata senior tersebut.

"Baiklah!" jawab Naruto dengan riang.

"Jangan Naruto! kakak itu kan mesum. Dia pasti hanya ingin mencari alasan untuk menyentuhmu saja," kata seorag gadis berambut coklat sebahu.

"Matsuri tenang saja. Kau tidak lupa dengan guru olahraga tahun lalu kan?" tanya Naruto riang. Sedangkan Matsuri hanya bisa meneguk ludah paksa. Dia jadi bingung, ingin melarang pertandingan mereka karena khawatir pada Naruto atau pada kakak besar yang tidak diketahui namanya itu.

Senior itu mendrible bola mendekati Naruto yang mencoba menahannya. Tangannya ia gunakan untuk mengambil kesempatan memegang dada Naruto. Namun dengan cepat Naruto menghindar dan berputar namun tiba-tiba ia berhenti.

Kedutan kesal terlihat dikeningnya. Ternyata senior itu juga berbalik dan meremas pinggulnya.

"Kakak," sapanya riang dengan senyum manis.

"Ada apa?" tanya senior yang sudah berhasil memasukkan bola ke ring.

"Kakak hebat sekali ya main basketnya? Tangan kakak benar-benar lincah dan 'cepat'," sahut Naruto ramah.

"Oh, kau mau diajar ya?" kata senior tersebut.

"Untuk main basket perlu tangan ya kak?" tanya Naruto dengan senyum yang semakin manis. Sedangkan Matsuri dan yang lainnya sudah bersiap untuk melihat adegan KDLS (Kekerasan Dalam Lingkungan Sekolah).

"Yah, begitulah. Tangan yang kuat," jawab senior tersebut, sambil mengepalkan tangannya.

"Tampaknya kakak harus istirahat main basket selama beberapa bulan ya?" kata Naruto.

Dan sebelum senior tersebut mencerna kalimatnya, sudah terdengar bunyi tulang yang patah. Dan teriakan kesakitan dari senior tersebut pun melengking ke seluruh sekolah.

Wajah riang Naruto tadi, kini berubah menjadi dingin."Basket hanya kau jadikan alasan untuk bisa melakukan pelecehan terselubung. Kalau begitu, sebaiknya kedua tanganmu itu tidak usah dipakai saja."

Setelah mengatakan itu, Naruto berlalu pergi.

Sasuke tampak menegang di atap sekolah. Ia melihat dengan jelas kejadian tadi. Naruto yang tiba-tiba berlari dengan cepat dan langsung memiting lengan senior sampai patah. Kejadian itu benar-benar cepat.

"Siapa gadis itu?"

"Uzumaki Naruto. Gadis yang duduk di sebelahmu. Cucu kepala sekolah. Sejujurnya dia gadis yang ramah pada siapa saja. Hanya saja terkhusus laki-laki, ia tidak mengizinkan seorang pun untuk menyentuhnya. Entah kenapa. Mantan pacarnya sudah banyak sekali. Mereka semua tidak tahan dengan sikap Naruto yang tidak mau disentuh. Bahkan ada yang nekat merangkulnya, langsung masuk rumah sakit karena tulang bahunya retak setelah dibanting olehnya." Kata Neji.

"Gadis yang aneh," sahut Sasuke.


Sasuke hendak membuka pintu atap sekolah saat ia mendengar suara desahan seorang wanita. Penasaran, Sasuke membuka sedikit pintu tersebut dan matanya membulat saat melihat Naruto sedang berciuman dengan seorang pemuda berambut hitam.

Tangan Naruto tampak melingkari leher pemuda tersebut. Sedangkan pemuda tersebut memeluk pinggang Naruto, kaki kanannya ia letakkan di antara selangkangan Naruto. sesekali tampak digesek-gesekkannya lututnya dengan selangkangan Naruto.

"Ummh, aah….. hmmh…" Naruto mendesah keras.

Puas mencium bibir Naruto, pemuda tersebut melepas baju Naruto dan menghisap dadanya meninggalkan kissmark di tempat itu. Tangannya terkadang meremas dada Naruto yang tidak dihisapnya.

"Haaah….emmh…..uuuhhhhh aaahhhh," desahnya.

Saat pemuda tersebut mencoba memasukkan tangannya ke dalam rok Naruto, ia langsung ditahan oleh Naruto."Cukup Sai. Pergilah," ujar Naruto dingin.

Setelah Sai pergi, Naruto pun berkata,"keluarlah Uchiha. Aku tahu kau melihat kami sejak tadi."

"Sebaiknya bereskan pakaianmu Uzumaki," ujar Sasuke dingin.

Bukannya melakukan yang dikatakan Sasuke, Naruto malah berbalik ke arah Sasuke dan membuka pakaian atasannya. Sehingga ia bertelanjang dada di depan Sasuke. Lalu ia menggenggam tangan Sasuke dan menyentuhkannya ke dadanya.

Naruto tersenyum merasakan tangan Sasuke yang bergetar di payudaranya."Kenapa Uchiha? Kau tetaplah laki-laki biasa bukan? Dengan tampang dingin begitu, kau menyuruhku memakai baju? Padahal aku yakin kau juga pasti akan terangsang bila aku melakukan ini padamu kan?" tanya Naruto yang langsung mempererat tangan Sasuke di dadanya. Sedangkan tangannya sendiri mulai meremas kejantanan Sasuke.

Napas Sasuke memburu, wajahnya berkeringat dan kejantanannya yang diremas Naruto mulai menegang. Topengnya retak seketika.

"Punyamu besar juga ya?" kata Naruto dengan nada menggoda. Seketika ia lepaskan tangannya dari kejantanan Sasuke dan ia segera membereskan pakaiannya.

"Kenapa? Kenapa kau melakukan ini? bukankah kau tidak suka disentuh?" tanya Sasuke. Ia kembali memasang topeng Uchihanya.

"Karena kau berambut gelap dan bermata hitam," kata Naruto. Ia mencium sekilas Sasuke lalu meninggalkan tempat itu.


"Uchiha-san, bisa kita bicara?" panggil pemuda yang ternyata Sai.

"Ada apa?" tanya Sasuke langsung.

"Aku hanya mau memperingatkanmu agar tidak jatuh dalam perangkap Naruto."

"Apa maksudmu?" tanya Sasuke tidak mengerti.

"Dia sudah menjadikanmu target berikutnya. Karena kau bermata hitam dan berambut hitam. Alasan aku bisa menyentuhnya pun karena hal yang sama. Padahal aku tulus menyukainya. Sebaiknya kau siap-siap saja didatanginya. Aku permisi," kata Sai meninggalkan Sasuke yang terpaku.

"Jadi Sai sudah mengatakannya padamu ya Sasuke?" tanya Naruto yang mengagetkan Sasuke.

Sasuke hanya melirik sebentar pada Naruto, lalu kembali menatap ke arah papan tulis. Mencoba untuk tidak mempedulikan Naruto.

"Sebaiknya jangan menantangku Uchiha," kata Naruto dengan ramah. Tangannya ia letakkan di antara selangkangan Sasuke.

Kaget dengan sikap Naruto, Sasuke mencoba berdiri namun segera ditahan oleh Naruto, sehingga ia duduk kembali.

"Kalau berdiri, mereka bisa melihat tanganku yang sedang melakukan ini lho," ujar Naruto yang langsung meremas kejantanan Sasuke.

Sasuke memegang pinggiran meja erat-erat menahan diri untuk tidak mendesah akibat perlakuan Naruto pada kejantanannya.

Naruto tersenyum melihat wajah Sasuke yang berkeringat akibat perlakuannya. Ia mulai menurunkan resleting celana Sasuke dan memasukkan tangannya ke dalam celana. Meremas langsung kejantanan Sasuke tanpa penghalang apa-apa.

"Apa maumu?" tanya Sasuke tajam.

Naruto tersenyum penuh kemenangan."Temui aku di atap sekolah sore nanti. Apa kau bersedia?"

"Baiklah," kata Sasuke.

"Terima kasih. Aku tunggu lho, kalau cowok kau pasti tidak akan melanggar kata-katamu."

Setelah mengatakan hal itu, Naruto pun menghentikan pekerjaan tangannya dan bersiap untuk mengikuti pelajaran berikutnya.


Di atap sekolah…..

"Apa maumu sebenarnya?" tanya Sasuke dingin.

"Ah, akhirnya datang juga. Kau membuatku menunggu lama Sasuke-kun," ujar Naruto.

"Jawab aku," desis Sasuke.

Naruto menatap Sasuke dengan wajah tenang lalu berkata,"aku ingin kau melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan Sai. Manjakan aku."

"Sayangnya aku tidak berminat pada pelacur," kata Sasuke dingin.

Naruto memiringkan kepalanya seolah tidak mengerti dengan ucapan Sasuke."Maksudmu apa?"

"Gadis yang mau saja disentuh oleh lelaki hanya karena laki-laki itu berambut hitam dan bermata hitam, tidak lebih dari seorang pelacur di mataku," jawab Sasuke.

"Maksudmu, kau mengatakan bahwa aku adalah seorang pelacur begitu?" tanya Naruto lagi.

"…."

"Kau berani juga ya, Uchiha," desis Naruto dingin. Dan dia pun berjalan mendekati Sasuke, dan menciumnya. Namun tidak ada sedikit pun reaksi dari Sasuke untuk membalasnya.

Masih tetap memeluk Sasuke, Naruto berbisik tepat di telinganya."Kalau begitu, aku pakai cara halus saja ya?" dan setelah mengatakan hal tersebut, Naruto menyuntikkan sesuatu pada leher Sasuke.

"Kau!" hardik Sasuke tertahan. Tubuhnya tiba-tiba saja merasa lemas dan panas. Dadanya berdebar kencang, dan napasnya memburu, wajahnya yang putih mulai memerah.

"A….apa yang ka….kau la….ku….kan," susah payah Sasuke mengucapkan kalimat tersebut.

Naruto hanya menatap Sasuke dengan tampang tidak bersalah."Aku hanya memberimu sedikit vitamin penambah gairah kok. Karena kau tidak mau memanjakan aku, jadi aku buat saja kau harus melakukannya."

Sasuke menatap Naruto penuh benci,"Dasar pelacur murahan."

Tanpa mengindahkan ucapan Sasuke, Naruto langsung membuka baju Sasuke yang ditepis kasar oleh sang empunya baju. Tidak mau kalah, Naruto meremas kejantanan Sasuke dan membuat Sasuke melenguh tertahan.

"Sebaiknya kau menurut saja. Melawan pun percuma. hasratmu yang tidak dikeluarkan, akan membuat obat ini bereaksi lebih lama. Apa kau mau terus di tempat ini sampai malam dengan hasrat yang tidak bisa tersalurkan?" tanya Naruto.

Setelah Sasuke yang semakin terpengaruh obat perangsang darinya tidak melawan lagi, naruto segera menelanjangi Sasuke, lalu ia pun menindih Sasuke.

Tangannya meremas kejantanan Sasuke hingga menegang, lalu ia apit di antara kedua pahanya. Ia pun melumat bibir Sasuke sampai puas. Setelah itu, ciumannya turun di leher Sasuke dan ia meninggalkan beberapa kissmark di tempat itu. Juga di dada Sasuke. Saat ia merasakan kejantanan Sasuke yang semakin menegang, ia lalu menghisap kejantanan Sasuke dan sesekali memijatnya dengan keras. Dan tidak lama kemudian Sasuke menumpahkan spermanya di mulut Naruto.

Setelah meneguk semua sari Sasuke, Naruto bangkit dan berjalan meninggalkan Sasuke yang tampaknya kelelahan setelah mengeluarkan hasratnya. Namun sebelum pergi ia sempat berkata,"Uchiha memang selalu menganggapku pelacur."

Lalu, ia pun meninggalkan Sasuke yang masih terbaring tanpa busana.

Sekitar setengah jam kemudian, Sasuke tersadar. Ia melihat sekelilingnya dan tidak mendapati Naruto di tempat itu. Ia hanya menemukan sebuah kertas yang berisi pesan Naruto padanya.

'TERIMA KASIH ATAS PELAYANANMU. SELAMAT TINGGAL, AKU TIDAK AKAN MENGGANGGUMU LAGI.'

"Brengsek!" desisnya marah. Lalu ia pun memakai pakaiannya dan pulang ke rumahnya sendiri.

'Apa kau pikir aku akan tinggal diam dengan perlakuanmu ini? Tunggu saja pembalasanku dasar pelacur!'


"Shikamaru, cari semua info tentang Uzumaki Naruto."

"Hah, kau ini kenapa selalu merepotkan?"


"Sampai kapan kau mau begini, Naruto?" tanya seorang pemuda berambut merah.

"Sampai lubang hitam itu berhenti menelan semua kebahagiaanku," ujar Naruto dingin.

"Kau tahu, siapa yang membuat lubang itu semakin besar," ujar pemuda berambut merah itu.

"Dan kau tahu siapa yang mencipatkan lubang itu. Sebaiknya jangan campuri urusanku lagi, atau kau mau manusia dengan dalih 'ayah' itu juga membencimu? Kau tentu tidak mau kan, Gaara?" sahut Naruto lagi.

"Ayah peduli padamu Naruto," Sahut Gaara.

"Peduli seperti apa? Karena dia membencinya, kakak yang seharusnya masih hidup sampai saat ini akhirnya meninggal! Seandainya dia peduli padaku, dia pasti akan membantuku menyelamatkan kakak!" seru Naruto. Air mata mulai mengalir dari sepasang langit miliknya.

"Naruto,-"

"Aku sudah memohon padanya agar menyelamatkan kakak. Tapi sedikitpun dia tidak memperdulikan tangisanku, permohonanku. Apa itu yang namanya peduli?" teriak naruto histeris.

"Naruto!" bentak Gaara.

"Tidak usah memperdulikan aku, Namikaze!" lalu Naruto pun meninggalkan Gaara di tangga.


Keesokan harinya…..

Naruto sedang berjalan di koridor sekolah yang sepi, saat seseorang membekapnya dari belakang. Namun ia sama sekali tidak sanggup melawan karena sapu tangan yang digunakan orang itu ternyata diberi chloroform.

"Uzumaki Naruto. Dulunya, ia bernama Namikaze Naruto. Anak kedua dari pasangan Namikaze Minato dan Uzumaki Kushina. Kakaknya bernama Namikaze Gaara, sekarang sedang kuliah di Konoha University jurusan manajemen. Keluarga ini dulunya sangat harmonis, namun entah apa yang membuatnya jadi berantakan. Mungkin karena kematian Kushina. Oh, ya! perusahaan Namikaze ini merupakan saingan berat perusahaan ayahmu. Hanya itu, informasi yang bisa aku dapatkan. aku tidak bisa menemukan informasi lain."

"Nngh!" Naruto mendesah lirih. Ia masih pusing akibat pengaruh obat bius tadi.

"Kau sudah bangun?" sebuah suara datar menyapa telinga Naruto.

"Siapa kau?" tanya Naruto lemah.

"Bukankah kau tertarik padaku yang berambut hitam dan bermata hitam ini?" tanya orang itu.

"Uchiha, eh! apa yang kau lakukan? Kenapa kau mengikat tanganku?" tanya Naruto.

"Kau pikir setelah melakukan yang kemarinn kau bisa lepas begitu saja? Hari ini aku akan membuatmu benar-benar menjadi seorang pelacur!" ujar Sasuke dingin.

"Apa yang akan kau lakukan Uchiha?" tanya Naruto dingin.

"Selama ini, kau tidak membiarkan Sai menyentuhmu sampai ke 'dalam' bukan? Kalau begitu, biar aku saja yang melakukannya," sahut Sasuke datar.

"Apa?"

TBC

MIND TO r N r pLEASE?

REGARDS

REN ICHIZU