Besok adalah liburan musim panas. Member SA berencana untuk jalan jalan. Tapi, keputusan mereka berbeda. Akhirnya diadakan voting. Akira, Jun, dan Megumi ingin ke tempat yang mewah, sementara Ryuu dan Tadashi ingin ke tempat yang bersuasana alam. Hikari dan Kei belum memilih.
"Hikari, kamu mau memilih yang mana?" tanya Kei.
"Hmmm.. kalau memilih antara kedua itu sih aku lebih tertarik dengan yang bersuasana alam, soalnya lebih cocok sama musimnya" jawab Hikari dengan ceria seperti biasanya.
"Jadi hasilnya tiga sama tiga dong. Kei! Ayo cepat pilih!" perintah Akira dengan marah yang berharap Kei setuju dengan pendapatnya.
"Aku memilih apa yang Hikari pilih!" jawab Kei dengan tegas.
Empat lawan tiga. Sesuai keputusan, member SA akan jalan jalan ke pulau pribadi milik Kei yang terletak yang bersuasana alam selama lima hari. Ryuu, Tadashi, dan Hikari gembira. Akira, Megumi, dan Jun sedikit kecewa. Kei reaksinya biasa saja.
Besoknya, Akira dan kawan kawan menjemput Hikari menggunakan mobil mewahnya dan menjadi pusat perhatian masyarakat di sekeliling rumah Hikari. Tak lama kemudian, Hikari lalu keluar membawa tas yang berukuran agak besar dan masuk mobil lalu berangkat ke rumah Kei dan jalan ke pulau itu memakai helikopter milik Kei.
Beberapa jam kemudian, mereka sampai di tujuan dengan selamat.
"Huaaa... udaranya sejuk sekali!" kata Hikari sehabis meletakan tas di villa dan berlari di pesisir pantai. Lalu Tadashi menghampiri Hikari dan berkata dengan pelan.
"Hikari, nanti malam mau berpetualangan ga keliling ke hutan belakang villa?" tanya Tadashi.
"Tetu saja aku mau! Siapa aja yang ikut?" jawab Hikari dengan semangat.
"Awalnya sih ingin ajak Ryuu tapi..." Tadashi lalu menunjukan Hikari ke Ryuu yang sedang asyik asyiknya bermain dengan hewan hewan sambil ditarik oleh Jun dan Megumi.
"Bagaimana dengan Takishima?" tanya Hikari lagi.
"Kalau ajak Kei nggak seru.. dia kan pasti udah tau rutenya" jawab Tadashi.
"Ohhh... jadi kalau ada aku nggak seru ya?" tiba tiba Kei muncul kayak setan sambil tersenyum.
"Huwaaaaa... Takishima!" Hikari langsung loncat karena kaget. Muka Tadashi langsung agak pucat gitu.
"Hahaha... nggak kok Kei cuman becanda.. canda" kata Tadashi sambil ketawa aneh.
"Yosh... ayo nanti malam kita berangkat berti-"
BUKK! Seketika itu juga Tadashi terlempar saat Hikari tengah bersemangat. Akira memukul Tadashi.
"Hohohoho... jadi kamu berniat mengambil Hikariku di tengah malam? Berani sekali kalian Tadashi, Kei?" kata Akira sambil tersenyum seram.
"Aku ikut!" Akira menggabungkan dirinya untuk ikut berpetualangan.
"Jun dan Megumi ikut?" tanya Akira.
"Kutanya deh" Hikari menghampiri Jun dan Megumi lalu balik lagi.
"Mereka nggak mau ikut. Soalnya kalau mereka ikut pasti Ryuu ikut juga (mana mungkin ditinggal) dan kalau Ryuu ikut dia pasti bermain dengan binatang disekelilingnya" Hikari menjelaskan apa yang Jun dan Megumi katakan.
"Hmm.. tapi, jangan masuk ke hutannya terlalu dalam" kata Kei.
"Memangnya mengapa?" tanya Hikari dengan penasaran.
"Nggak, jangan aja" jawab Kei sambil jalan masuk ke villa.
Sorenya, sehabis bermain dipantai, mereka balik ke villa di pulau itu dan bersantai dikamarnya masing masing. Sehabis mandi, Hikari keluar kamar dan bertemu dengan salah satu maid di villa.
"Konbanwa" ucap maid itu dengan sopan.
"Ah.. Konbanwa. Permisi, di hutan itu sebenarnya ada apa ya?" tanya Hikari yang tidak puas dengan jawaban Kei.
"Hutan dibelakang villa ini? Mending jangan kesana deh" kata maid itu dengan tampang cemas.
"Memangnya kenapa?" tanya Hikari makin penasaran.
"Dulunya, hutan itu adalah suatu kerajaan yang makmur. Ada sang gadis biasa yang sangat cantik disitu mencintai pangeran dan sang pangeran itupun mencintainya, mereka pun berpacaran. Sang pangeran memberi sang gadis itu kalung. Tapi, nggak tahu kenapa sang pangeran malah menikahi perempuan dari kerajaan lain. Sang gadis itu tidak merestuinya, namun, sang pangeran mengatakan bahwa selagi hubungan mereka tidak ketahuan, mereka akan menjalaninya diam diam. Si gadis itu tetap tidak mau dan membuang kalung yang diberikan pangeran. Malam setelah upacara pernikahan pangeran, sang gadis membakar kerajaan dan api dari kerajaan tersebut menjalar lalu membakar seluruh desa. Banyak yang meninggal dalam kejadian itu dan sebagian ada yang selamat dengan menyebrangi pulau itu. Konon, arwah korban kebakaran itu masih gentayangan. Itu sih kalau kamu berani kesana ya.." kata maid itu menjelaskan.
Hikari sama sekali tidak takut dan lupa memberitahu Tadashi, Akira, dan Kei. Malamnya, sebelum berangkat, Ryuu, Megumi, dan Jun mengatakan mereka jadi ikut. Akhirnya mereka berangkat dengan membawa makanan kecil banyak, tujuh senter, tali, dan barang barang lainnya. Agar tidak lupa jalan pulang, mereka menandai pohon yang mereka lewati agar mereka tahu jalan pulangnya. Hikari berhenti sejenak.
"Hei, kalian ngerasa ga sih kalo ada yang perhatiin kita dari tadi?" tanya Hikari mulai agak cemas.
Megumi mengeluarkan sketchbook mini persiapannya dari kantong dan menulis "Iya, rasanya ada suara gesekan pohon dari belakang."
"Aku nggak menggesek pohon lho" kata Akira yang tampangnya mulai serius.
"Aku juga nggak" kata Jun ketakutan.
"Aku cuma menggesek untuk arah jalan doang ya.. lagipula, aku didepan kalian kan sama Tadashi dan Kei?" Ryuu juga nggak mengaku.
"Bagaimana kalau kita berhitung?, aku 1" ajak Kei berhitung.
"Huuhh.. aku 2" Hikari berhitung dengan kesal karena nggak dapat nomor 1.
"3" kata Jun
"4" tulis Megumi di sketchbooknya.
"5" kata Tadashi.
"6" kata Akira.
"7" kata Ryuu.
"8"
Semua tersentak kaget. Mereka nggak percaya akan ada ke "8" diantara mereka bertujuh. Mereka menoleh kebelakang perlahan lahan dan nggak percaya apa yang mereka lihat. Ada cewek berambut panjang dan dirambutnya ada pita berwarna ungu dan memakai kimono pink lusuh bersimbah darah. Semuanya langsung lari ke arah depan dengan secepat cepatnya.
" Aku.. aku nggak percaya bahwa cerita maid itu benar!" teriak Hikari sambil berlari ngos ngosan.
"Kamu kenapa nggak bilang ke kita kalo ada apa apanya di hutan ini! Dasar Hikari!" teriak Tadashi marah.
"Maaf! Aku lupa!" Hikari lupa untuk menceritakan cerita tentang hutan itu ke semuanya. Akhirnya mereka berhenti di suatu pohon besar. Dan beristirahat sejenak. Mereka bernafas lega karena hantu itu nggak mengikuti mereka lagi. Namun, raut wajah Megumi sama sekali tidak berubah dan melihat ke sekelilingnya. Tangannya gemetar dan berusaha mengambil sketchbooknya, tapi ternyata hilang mungkin karena jatuh saat berlari tadi.
"A..anu teman teman..." Megumi mengeluarkan suaranya yang gemetar.
"Lho Megumi, tumben kamu mengeluarkan suaramu.." kata Akira sambil mengipas memakai daun besar yang jatuh.
"Jun... Jun.. hilang!"
Ini fanfic pertamaku.
Maaf kalo banyak yang gaje ataupun typo gitu.
Tunggu fanfic yang keduanya ya..
