Love song story

Genre : Sad –may be, Hurt –failed, and etc.

Rate : T

Main cast : Always HunHan

Song by : Nu'est - hallo

Fanfic ini kumpulang dari lagu-lagu yang punya cerita cinta di lirik ataupun MV-nya. Mayoritas memang lebih banyak lagu Korea, tapi mungkin ada juga satu atau pun beberapa yang bukan lagu Korea. Draf ini udah lama banget, mungkin udah menjamur. Dan karna sesuatu hal baru bisa di post.

Dan untuk chapt ini, Kim terinspirasi dari lagunya Nu'est – hallo.

Efef ini ASLI karya otak abal-abal Kim. Jika ada kesamaan pada FF lain, itu jelas kebetulan. Karna kalopun Kim terinspirasi atau re-share Kim pasti akan izin terlebih dahulu pada yang bersangkutan atau menyertakan dari mana inspirasi itu berasal.

Don't bash

Typo(s) every where.

Gak suka langsung close aja.

.

.

.

No copast,

No plagyaters

.

.

Soo

Happy reading and,

RnR pleasa ^^

.

.

.

.

.

Tuutt…..

Tuttt….

Tuttt…

"Nomer yang anda tuju sedang…." Terdengar suara dari yeoja yang menandakan bahwa seseorang yang sedang di hubungi tidak mengangkat panggilan yang ia berikan.

"Kau dimana sebenarnya? Kenapa tidak kau angkat panggilanku eoh?" resah ? Tentu saja, kau kira siapa yang tidak resah ketika dirimu menghawatirkan seseorang tetapi dia seperti tidak mengindahkan kekhawatiran mu.

" Kumohon angkat sayang, kau dimana sebenarnya? " Decakan kekhawatiran terdengar dari mulut namja yang memiliki wajah bak anime Kimimaro di salah satu anime jepang. Berulang kali ia menghubungi nomer yang sama, tetapi hasilnya pun selalu sama. Tak ada satupun panggilan yang di jawab oleh seseorang diseberang sana. Menambah kekhawatiran sang pembuat panggilan.

.

.

.

.

.

.

.

Sehun pov

Astaga sayang, sebenarnya kau dimana? Kenapa tak ada satu pun panggilan ku yang kau jawab. Apakah kau lupa lagi untuk mengisi ulang baterai ponsel mu? Apakah ada macet di jalan, hingga membuatmu terlambat datang.

Ah….. lebih baik aku menjemput mu saja, lagi pula sepertinya akan turun hujan. Akan lebih baik aku menjemput mu dari pada kau memilih angkutan umum. Aku tak mau terjadi sesuatu yang buruk terhadapmu.

.

.

.

.

.

Ku raih kunci mobil ku. Tujuan utama ku adalah rumah mu. Akan ku beri kau sedikit kejutan dengan kedatangan ku di rumah mu. Lagi pula aku sangat khawatir terjadi sesuatu pada dirimu.

Sejujurnya aku tak mau kehilangan mu jika sampai terjadi sesuatu. Kau bagai oksigen untuk ku, tanpa mu hidup ku bagai sosok yang mati kehabisan udara.

Ku coba menghubungi mu lagi dam lagi, hasilnya tetap sama. Hanya suara operator yang menjawab panggilan ku.

" Hallo sayang. Apa kau sudah makan? Sedari tadi aku menghubungi mu. Tapi kenapa tak ada satu pun dari panggilan ku kau jawab? Apa kau sibuk? Kau baik-baik saja kan? Tak terjadi sesuatu kan? Hubungi aku jika kau telah mendengarkan pesan ku. Saranghae. " Akhirnya aku memutuskan untuk mengirim pesan suara pada nomernya. Entah kenapa firasatku membuat ku tak nyaman saat ini.

.

.

.

.

.

Sekitar 20 menit waktu yang ku butuhkan untuk mencapai rumah mu. Ku parkirkan mobil ku di bawah pohon yang terdapat di halaman rumah mu.

Tu...tunggu dulu. Aku seperti melihat mu dengan seseorang? Siapa dia? Dia bukan Appa atau Eomma mu? Sepertinya juga aku belum pernah melihat nya? Siapa dia sayang?

Ku amatai kembali kegiatan mu di dalam sana

.

.

.

.

Deg..

A….apa yang kulihat ini.

Ke…kenapa kau berciuman dengan nya.

Tidak mungkin kau menghianati ku, mungkin ini hanya halusinasi ku karna terlalu menghawatirkan mu.

Ya aku harus meyakinkan hati ini kalau semua itu hanya halusinasi ku saja. Karna kau tak mungkin bermain di belakangku.

.

.

.

.

Huft ….

Ini sudah hampir 30 menit aku mengamati kegiatan mu. Aku seperti penguntit yang hanya mampu memperhatikan mu dari jarak yang tak kau jangkau. Aku hanya terdiam bagai patung, menonton semua kegiatan mu, merasa kesakitan karna hal yang kau berikan tanpa kau sadari.

Aku adalah orang terbodoh di dunia.

Bagaimana tidak? Kau dengan jelas mendua di depan mata ku. Tapi apa yang ku perbuat? Aku hanya terdiam layaknya patung manekin yang di pajang di took-toko.

Tak ada sedikit pun kekuatan untuk menjauhkan mu dari orang itu. Bahkan aku menipu hatiku sendiri dengan semua perlakuan mu. Ini menyakitkan sungguh, tapi akan lebih menyakitkan jika kau pergi dari hidupku.

.

.

.

.

60 menit.

Ini adalah beberapa menit kemudian, dimana diriku dengan bodohnya masih tetap bertahan mengamatimu dengan seseorang disana. Entah kenapa hati dan fikiran ku tak sejalan.

Fikiran ku memerintahkan untuk menemuimu, tetapi hatiku enggan melakukan nya. Aku mengalami labilitas sayang ku.

Clek….

Kudengar bunyi pintu yang dibuka.

Dia keluar bersama seseorang itu. Senyum yang biasanya hanya untuku, dia berikan kepada orang lain.

Hatiku sakit, aku marah, aku kecewa. Ketika kulihat kau mengecup bibir orang itu di depan mata ku.

Tapi lihat apa yang aku lakukan? Aku tetap berdiam diri disini, bagai penonton film yang di putar di bioskop. Ya, katakanlan aku bodoh, bahkan sangat bodoh.

Aku tak dapat melakukan sesuatu.

Ketikan kulihat orang itu pergi menggunakan mobilnya. Aku keluar dari mobilku untuk menemui mu.

Kulihat ia sedikit terejut ketika melihat ku.

" Annyeong Hanie.." Kucoba menampilkan senyum terbaiku, meski ku tau pasti tampak sedikit aneh mengingat suasana hatiku yang sedang tak berbentuk.

"Annyeong hunie. Apa yang kau lakukan disini?" Nada bicaranya sedikit bergetar, mungkin dia sedikit terkejut melihat ku disini.

Kumohon jangan ekspresi wajah seakan kau tak menginginkan ku Luhan.

" Aku menjemputmu. Kau tidak lupa dengan janji untuk menghabiskan waktu bersama bukan Hanie? Kau tidak dapat dihubingi sejak 2 jam lalu? Wae, apa ada masalah sayang?" Lebih baik aku mencoba untuk berpura-pura tidak mengetahuinya. Aku memiliki alasan kenapa aku menyembunyikannya.

Karna aku takut kehilangannya, alasan klasik memang.

" Aku meninggalkan handphone ku di kamar , jadi tidak tahu jika kau menelponku." Aku tahu kau berbohong sayang, karna ketika kau berbohong kau akan mengepalkan tangan kanan mu. Seperti saat ini, kau tengah mengepalkan tangan kanan mu meski kau sembunyikan di balik punggung mu.

Kau tetap tak bisa menyembunyikan itu dari ku sayang.

" Arraso.." Ku coba tersenyum kembali, agar kau tak tahu jika aku menangkap kebohongan mu.

" Kajja kita masuk Hunie" Kau menggenggam tangan ku untuk menuntun ku masuk kedalam rumah mu.

Bagai mana aku bisa marah padamu rusa cantiku, jika kau tetap bersikap manis seperti ini padaku.

.

.

.

.

Kami pun memasuki rumah Luhan. Rumah milik orang tuanya yang ada di China.

Ya Luhanku adalah warga China yang menetap di Korea karna masalah pendidikan. Jika kalian bertanya kenapa dia tidak tinggal di Apartement tetapi tinggal di rumah ini ?

Jawabannya tentu simple, untuk apa menyewa apartement sedangkan kau memiliki rumah mu sendiri. Ya… meski ini masih atas nama orangtua Luhan –ku tetapi tetap saja kan.

Orang tua Luhan, tepatnya ayahnya adalah seorang CEO, sama seperti appa ku.

Karna hal inilah aku bisa bertemu dengan Luhan -ku. Kami bertemu ketika orang tua ku mengadakan pertemuan dengan relasi bisnis nya.

Itulah kali pertama aku terjerat oleh kecantikannya.

Membayangkan saja membuat sekitarku seperti musim gugur.

" Duduklah dulu Hunie, aku akan membuat minuman untukmu." Suaranya membangunkan ku dari nostalgia ketika pertama kali bertemu denganya.

" Nde…" Akupun duduk diruang tengah untuk menunggunya membuatkan ku minuman kesukaan ku. Coklat panas di udara yang membuat siapa pun enggan meninggalkan selimut mereka di kamar.

.

.

.

.

Tak berapa lama dia kembali kehadapanku. Raut wajah yang dihiasi sedikit pout menambah kesan imut untuk rusa cantikku.

" Hunie…." Lihatlah gaya merajuknya. Siapa pun akan gemas dengan tingkah lucunya.

" Ada apa? Hm…"

" Coklat nya habis. Dan aku belum sempat ke Super Market akhir-akhir ini." Dia berucap denga nada merajuknya.

" Lalu? Minuman yang lain pun tak apa sayang."

" Andwe. Aku tau kau sangat menginginkan coklat panas di cuaca dingin seperi ini. Lagi pula aku kan bisa sekalian berbelanja keperluanku Hunie. Jebal neeee…" Lihat-lihat puppy eyes nya. Siapapun tak akan ada yang mampu menolak mata jernih itu ber aegyo puppy eyes.

Kusuguhkan senyum terbaikku untuk meng-iyakan ajakan secara tidak langsung nya.

.

.

.

.

.

Kami keluar dari super market menuju tempat parkir yang tersedia disana. Kami berjalan dengan bergandengan tangan dan canda tawa yang mengiringi langkah kami.

" Luhan-ah…" Seseorang memanggil nama rusa kesayangan ku dari arah sebelah kanan mobil miliku.

Dan ketika ku lihat siapa dia. Ternyata seseorang yang bersanma Luhan ku tadi.

Seseorang yang mencium Luhanku di depan mata ku.

" Lu…" Ketika ku lihat ke arah luhan. Luhan memasang wajah yang sama sekali tak ku suka dari nya. Sosok lain yang menurutku amat sangat menyebalkan dari Luhan. Karna dia hanya memasang wajah datarnya.

" Luhanie, dia siapa?" Seseorang itu munjukan jari telunjuknya ke arah ku.

Ya! Harusnya itu pertanyaan dari ku.

" Hey. Kenapa kau diam saja Luhan-ah. Dia siapa? Kenapa dia menggenggam tangan mu?" Tak bergeming itulah Luhan.

" Hunie, ayo kita pulang." Tanpa mengubah tatapannya , dia mengajukan kalimat yang demi apapun sepertinya sangat membuat orang itu tersinggung. Really , jika itu dirikupun mungkin aku akan sedikit tersinggung karna tak dianggap.

.

.

.

.

Aku pun membukakan pintu mobilku untuk nya, kemudian berputar arah menuju tempat kemudi. Ketika aku menutup pintu mobil ku. ku lihat orang itu mengerang marah dan menggebrak kap mobil ku. Tanpa ku pedulikan, aku melajukan mobil ku meninggalkal pria itu.

.

.

.

.

.

Drtttt…

Drttt…..

Drtttt….

Getaran ponsel milik Luhan bergetar untuk yang ke-3 kalinya sejak kami sampai di rumahnya.

Dengan perasaan ingin tahu yang tinggi ku lihat handphone miliknya.

Deg…..

A…. apa lagi ini? Bukankah ini foto pria tadi. Kenapa ia berfoto dengan Luhan ku. Sebenarnya sudah sejauh mana hubungan mereka.

" Sehun!" Ada nada ketegasan dan tidak suka dari cara bicara Luhan. Aku hanya menatap nya dengan masih menggenggam handphone milik nya.

" Lu… Bisa kau jelaskan ini?" Aku menatapnya dengan tatapan selembut mungkin. Meski sebenarnya aku ingin sekali menghancurkan sesuatu untuk melampiaskan perasaan tak menyenangkan ini.

" …" Hening.

Lagi lagi hanya hening yang di dapat setiap diminta untuk menjelaskan.

Hahhh…..

Aku menghempaskan nafas berat ku. Syarat akan rasa lelah yang aku rasakan.

" Aku bingung untuk mengatakan apalagi Lu. Jika boleh jujur, aku sebenarnya lelah Lu. Amat sangat lelah, ini bukan sekali dua kali lu. Di tahun ke-3 kita ini sudah yang ke-5 kali."

"…."

" Aku tak tahu, apa sebegitu membosankan nya kah seorang Oh Sehun sehingga kau selalu melakukan ini untuk pada ku Lu."

"…."

" Atau memang kau sebegitu inginnya lepas dari orang sepertiku. Aku minta maaf jika aku terlalu mengekang mu Lu."

"…."

" Kau pasti tau bagaimana perasaan ku pada mu. Maaf karna tak bisa melepaskan mu Lu. Aku tahu, aku adalah orang paling egois di dunia ini. Tapi kau harus tahu sekali lagi Lu, betapa aku sangat mencintaimu melebihi hidupku sendiri."

"…."

" Katakana pa yang harus aku lakukan agar aku menjadi satu-satunya di hatimu Lu? Katakanlah apa yang ingin kau katakana, maki aku jika kau ingin memaki ku Lu. Tapi setelah itu jadikanlah aku satu-satunya untuk mu."

Tess….

Tak terasa air mata ini menetes. Astaga, Oh Sehun, kau memalukan. Pasti Xi Luhan akan semakin membencimu.

"Sehunie…."

" Jangan katakana sekarang jika itu kebohongan Luhanie. Lebih baik kau pikirkan apa yang benar- benar ingin kau ucapkan untuk ku. Asal jangan kata perpisahan, karan aku tak akan pernah menerima kata itu sayang." Ku coba memberikan senyum tulusku untuknya. Meski akan terlihat sangat aneh dengan air mata yang kembali jatuh.

Sial, ini memalukan.

"…" kumohon Lu, jangan berikan tatapan kasihan itu untuku Lu. Aku tahu ini pasti terdengar menjijikan untuk mu, karna kata-kata mengemis cinta ku untuk mu.

" Ku mohon jangan tatapan itu. Aku tahu aku menyedihkan, karna mengemis cinta pada mu. Kumohon, jangan semakin membenciku ya Luhanie"

Tesss…

Sial, air mata ini kenapa seperti sungai yang mengalir.

Memalukan.

" Ahhh… ada apa dengan mata ku, pasti kemasukan sesuatu. Lebih baik aku pulang. Pikirkan lah makian apa yang pantas untuku Luhanie. Aku akan pulang, sepertinya mataku bermasalah."

Chupp…

Chupp…

Kusempatkan untuk mengecup sedikit lama bibirnya, lalu kulanjutkan di dahinya.

Aku takut kalau ini yang terakhir.

" Aku pulang Luhanie. Annyeong." Kulambaikan tangan ku padanya dengan senyum yang aku paksakan semanis mungkiin untuk Luhanku. Kulihatia hanya menatap ku dengan….. yah aku juga tidak dapt mengungkapkan tatapan itu.

Sehun poV end

.

.

.

.

.

Luhan hanya mampu menatap kepergian Sehun tanpa mampu berbuat apapun. Setelah mobil Sehun hilang di telan tikungan yang ada di perkomplekan rumah Luhan, barulah ada perubahan ekspresi dari Luhan.

Tesss….

" Sehunie…"

.

.

.

.

.

To Be Countinue….

.

.

.

.

Alooohaaaaaaa ^^. *lambaiNorak

Kim autor baru abal – abal –gak yakin juga bisa disebut autor.

Sebenernya ini udah di post waktu itu, tapi ada kesalahan teknis yang … yeah you know what for amatir XD

Wakkkkkksss….

Maafkanlah penulisan Kim yang acakadut gak jelas ini.

Kim hanya berusaha buat ngebuang –bahasaLo Epep abal ini dari NB berabad-abad :v muehehehe.

Tanpa banyak bacon egen, Review Please.