Standard disclaimer applied

AKASHI (Sequel)

Sakura Haruno berjalan pelan melintasi koridor demi koridor gedung D Teikou Academy, sambil sesekali membalas sapaan orang-orang yang berlalu lalang. Sejujurnya ia cukup gugup saat ini.

Tadi pagi ia mendapat pesan dari nomor yang cukup ia yakini sebagai nomor Akashi Seijurou. Tapi ia tidak ingin berharap ataupun berpikir lebih tentang hal ini.

"Keep calm, Sakura. Semua akan baik-baik saja." Sakura mensugesti dirinya sendiri dari pikiran buruk yang bisa saja terlintas.

Dan tanpa sadar saat ini ia berdiri tepat di hadapan pintu atap gedung D. Berusaha mengurangi kadar kegugupan tentang apa dan siapa yang akan ada dibaliknya.

Kriet ... Suara pintu besi terbuka menggema, Sakura melangkahkan kakinya menyusuri atap luas gedung D, namun ia terkejut dan tersentak mundur saat mendapati sosok pemuda bersurai merah yang menatapnya tajam dari arah sofa coklat di ujung atap.

Walau Akashi Seijurou sudah menjadi dugaanya, bahkan yang pertama, tetap saja ia merasa terkejut.

Dan tiba-tiba saja bayangan buruk melingkupi pikirannya, tentang Akashi yang sebenarnya hanya berpura-pura baik kemarin hari, dan saat ini pemuda itu bermaksud membalas dendam kepadanya karena telah menuangkan cola ke kaos jerseynya.

Sibuk dengan lamunannya sendiri, Sakura tak sadar jika ada langkah kaki yang mendekat ke arahnya, dan kini tepat di hadapannya.

"Hey."

"Astaga copot!" Kaget Sakura dari tempatnya berdiri, netra klorofilnya menatap horor ke arah Akashi yang tak disadarinya telah berada dihadapannya.

"Aku-mau-jadi-kekasihmu," ucap Akashi tiba-tiba dan tanpa jeda. Pandangan heterokromnya menatap lurus ke arah emerald dihadapannya.

"Hah?" Sakura mengernyit di tempat, walau ia mendengar cukup jelas kalimat yang diucapkan dengan cepat tersebut, tetapi ia tetap tidak paham dengan maksud pemuda dihadapannya.

"Ulangi apa yang aku katakan," titah Akashi tiba-tiba.

"Eh, Aku mau jadi kekasihmu," ucap Sakura dengan nada yang sedikit menggantung di akhir kalimatnya.

"Baiklah kalau kau mau, sekarang kita sepasang kekasih dan perintahku absolute," putus Akashi secara sepihak.

END

Haha, akhirnya selesai juga. Ending yang mengecewakan. I know that and I've warned ya all. Seperti yang saya bilang di prequel, alasan kenapa ini ditaruh terpisah, karena ini gabungan dari kisah tiga orang H / O / P. Dan saya ingin cerita ini didedikasikan masing-masing satu. Maaf jika tergganggu. Terimakasih yang sudah membaca. Mind to review?

xxx

Bonus Scene.

"Kuroko, kenapa ya Akashi menyuruh kita melihat tanpa terlihat sedang melihat seseorang yang sedang melihat ke arahnya -Nanodayou?" tanya Midorima penasaran.

Kuroko terlihat berpikir sejenak, sebelum kemudian menggeleng sebagai pertanda ia juga tidak tahu. "Aku juga tidak tahu Midorima-kun."

"Memang Akashi kemana sekarang -Nanodayou?"

"Di atap gedung D. Kenapa mencari Akashi?" jawab sekaligus tanya Kise yang tiba-tiba muncul dari belakang bersama anggota basket Teiko yang lain.

Kuroko menoleh ke arah Kise dan menjelaskan apa yang sedang terjadi. Sontak saja Kise Ryouta dan Aomine Daiki terlonjak di tempatnya.

"Tunggu, jangan-jangan..." ucap Midorima menggantung, mencoba menganalisis keadaan.

"Kenapa?" tanya Kuroko polos.

"Sepertinya ada yang tidak beres, tapi ini terasa seperti bau-bau traktiran," ucap Aomine dengan seringai nakal di paras premannya, yang kemudian dibalas serupa oleh anggota tim basket lainnya, minus Kuroko tentunya.