Tulisan dan cerita pertama
Karakter bukan milik saya, tapi milik tuhan dan orang tua masing-masing
Banyak kesalahan dan typo, harap dimaklumi ;D masih pemula
Stan NCT (Neo Culture Technology)
Markhyuck (Mark x Donghyuck) - Hyuckhei (Donghyuck x Yukhei) - Nohyuck (Jeno x Donghyuck)
Cerita ini mengandung banyak konten dewasa yang eksplisit, perselingkuhan dan tema dewasa lainnya, nggak suka jangan dibaca
Tag: Boy x boy, Infidelity, Perselingkuhan, Mpreg dll
Peace V Full Sun
Ini akan menjadi keputusan terakhirnya. Berdiri di depannya, sang suami Mark yang terlihat sangat marah. Dia tidak pernah melihat Mark semarah ini. Donghyuck sadar masalah yang dia buat bukan masalah kecil.
Bahkan faktanya Donghyuck telah menimbulkan masalah yang begitu besar, dan dia sadar betul bahwa beberapa saat lagi dia akan menanggung konsekuensi dari perbuatannya.
Mark berdiri beberapa meter darinya, masih mengenakan pakaian kerjanya, setelan jas hitam dengan dasi berwarna biru indigo.
Suaminya itu tidak sendirian, dia juga turut membawa sahabatnya Jeno, yang juga merupakan dokter pribadi keluarga mereka. Raut wajah Jeno terlihat marah. Namun jika dirinya melihat lebih dalam, ia dapat melihat rasa iba di mata Jeno.
"Hentikan semua ini Hyuck, aku sudah mengetahui semuanya. Jadi kumohon hentikan," ucap Mark terengah-engah, kerutan pada wajahnya menunjukkan bahwa dirinya benar-benar lelah.
"Aku tidak tahu apa kesalahan yang ku perbuat sehingga kau melakukan ini padaku, apakah ada sesuatu yang kurang kuberikan padamu?" ujar lelaki yang telah menjadi pasangannya selama 10 tahun ini, dengan suara yang semakin mengecil. Donghyuck dapat mendengar keputusasaan dalam suaranya.
'Tidak, tidak ada yang salah darimu, ini semua salahku' pikir Donghyuck, 'semua ini karena aku terlalu tergila-gila dengannya, seandainya saja aku bertemu denganmu terlebih dahulu. Mungkin aku tidak akan terjebak dalam pusara cinta yang rumit ini.'
"Kau tidak salah, semua ini salahku," lirih Donghyuck, air mata mulai membasahi pipinya, "kau tau aku sangat mencintaimu kan Mark," ungkapnya dengan wajah yang semakin ditundukkan kebawah.
"Tapi aku juga sangat mencintainya," ucap Donghyuck pelan, sangat pelan sampai-sampai ia tidak yakin apakah kedua pria di dalam kamar tersebut mendengarnya.
Donghyuck dapat mendengar suara deruhan nafas laki-laki yang menyandang gelar sebagai suaminya itu. Mark memundurkan langkah kakinya sampai menyentuh dinding dibelakangnya, dan terduduk di lantai kamar mereka.
10 tahun, ya 10 tahun bukanlah waktu yang singkat bagi seseorang untuk membina rumah tangga. Dari 10 tahun pernikahannya dengan Mark, Donghyuck telah dikaruniai dua anak lelaki yang luar biasa. Lee Minhyung (7 tahun) dan Lee Xiaojun (3 tahun).
"Oh, oh jadi begitu. Entahlah Hyuck, monster apa yang ada di dalam hatiku," Mark meremas dadanya. "Perasaan cemburu ini benar-benar menyakitkan, dadaku terasa sesak, seperti sedang diremat oleh tangan yang tidak terlihat." Air mata mulai membasahi pelupuk matanya.
"Jeno-ya aku benar-benar lelah dengan semua perasaan ini, apakah lebih baik jika aku mati saja." Air mata suaminya itu kini telah tumpah.
Perkataan Mark ini sontak membuat Donghyuck terkejut dan segera mendongakkan kepalanya. "Jangan berkata bodoh mark," ucap donghyuck dan jeno hampir bersamaan.
Jeno yang tadinya berdiri di dekat pintu kamar mereka, perlahan mendekati mark, menundukkan diri dan memeluknya.
"Jangan mengatakan hal-hal yang bodoh mark, ingat anak-anakmu membutuhkanmu. Masih banyak orang yang menyayangimu, bahkan Donghyuck masih mencintaimu Mark, sangat mencintaimu," ujar Jeno menenangkan.
"Kau tidak ingin aku mati, bagaimana kalau dia saja yang mati," ucap lelaki putih itu sembari menatap dalam-dalam matanya.
'Bagaimana kalau Lucas yang mati, apa suaminya itu serius dengan ucapannya, apa dia benar-benar akan membunuhnya. Cinta pertama, belahan jiwa, sekaligus tempatnya selalu kembali, rumahnya' pikir Donghyuck, sembari masih terduduk di sebelah tempat tidurnya, fotonya bersama lucas masih berserakan dihadapannya.
"Kau gila Mark, jangan mengatakan hal yang gila dan tidak logis, tenangkan dirimu mark," potong Jeno.
Sebelum Mark bisa berkata lebih banyak, "Apa kau pikir dengan kematiannya semua masalah akan beres, dan akan membuat donghyuck semakin mencintaimu, aku sangsi hyung, yang ada dia malah akan membencimu," bisik Jeno pelan, kini ia telah terduduk disamping Mark.
"Lalu apa yang harus aku lalukan, membiarkannya pergi dengan laki-laki itu," tukas mark.
"Tidak, jika ini terjadi padaku aku akan mempertahankannya apapun yang terjadi," tegas Jeno dengan lantang. "Mempertahankan ia dan bayinya, serta membesarkan anak laki-laki itu," tegas Mark sembari memegang kepalanya.
"Apa menurutmu aku bisa melakukan itu Jeno-ya," ungkapnya sembari tetap menunduk dan memijit-mijit kepalanya, menunjukkan betapa depresinya ia dengan semua kejadian ini.
"Kenapa kau begitu yakin kalau itu adalah anaknya," ucap Jeno terheran-heran. Mark menyeringai tipis. "Karena dia tidak mungkin anakku Jeno, sungguh tidak mungkin," wajahnya semakin tertunduk.
"Aku masih tidak faham Mark," ujar Jeno sambil mengerutkan alisnya, "memang kenapa, jelaskan padaku semuanya," lanjutnya.
"Aku sedang tidak ingin membahasnya sekarang," lirih Mark pelan. Matanya merah dan menunjukkan kemarahan yang begitu mendalam.
Jeno memutuskan ini bukan waktu yang terbaik untuk membahasnya, dan memutuskan untuk menghentikan percakapan tersebut, yang pasti sekarang adalah Mark memiliki masalah. Anak yang dikandung Donghyuck bukanlah anaknya, tetapi anak dari lelaki itu.
"Lalu apa Mark, apa yang akan kau lakukan?" tanya Jeno pelan, dia tidak ingin memikirkan skenario buruk apa yang akan dilakukan oleh sahabatnya itu.
Mark merupakan orang yang sangat pengasih, dia bahkan tidak tega untuk membunuh serangga, dan lebih memilih untuk mengeluarkannya jika mereka menemukan hewan kecil itu di tempat bermainnya dulu.
Tapi terkadang rasa cemburu dapat membutakan mata seorang yang paling pengasih sekalipun, terlebih Mark juga terkenal sebagai seseorang yang sangat posesif saat mencintai seseorang.
Donghyuck memang bukan cinta pertamanya, sebelumnya Mark telah memiliki hubungan dengan banyak orang. Namun banyak yang tak tahan dengan sikap poseseif sahabatnya itu, dan memutuskan untuk pergi meninggalkannya.
Koeun, Herin, dan Mina hanyalah sebagian nama mantan kekasih Mark, yang Jeno ingat memilih memutuskan hubungan mereka lantaran tak kuat dengan sikap posesifnya.
Namun Mark sedikit berubah ketika bersama lelaki mungil itu. Entah bagaimana Donghyuck selalu berhasil meyakinkan sahabatnya itu dan membuatnya merasa benar-benar dicintai.
Semenjak bersama Donghyuck, mark terlihat lebih santai dan agak tidak posesif. Tapi, kabar perselingkuhan Donghyuck dengan lelaki itu telah meruntuhkan tembok kepercayaan Mark terhadap suaminya itu.
Peristiwa itu kembali membuat sahabatnya itu menjadi orang yang posesif, 'posesif mark mean crazy mark', memikirkannya saja sudah cukup membuat Jeno pusing.
"Jeno-ya, ada alasan mengapa aku mengajakmu kesini," ucap Mark membuyarkan lamunan Jeno. Jeno menoleh kearah Mark, masih bingung dengan arah pembicaraan sahabatnya itu.
Mark berjalan perlahan-lahan kearah suaminya, dan berhenti tepat didepannya, mencoba mengangkat Donghyuck yang terduduk di samping tempat tidur mereka, dan mendudukkannya di kasur.
"Jeno-ya, aku ingin kau membantuku untuk menggugurkan bayi ini," ujar mark. Perkataan mark itu seketika membangunkan Donghyuck dari lamunannya.
Tidak sedikitpun Donghyuck berpikir bahwa Mark akan melakukan hal itu. Donghyuck sempat berpikir bahwa Mark akan menyerahkan anak itu kepada Lucas, namun rencana Mark ini benar-benar tidak terduga.
Suaminya itu termasuk seseorang yang lembut, Mark bahkan terharu dan menangis ketika Donghyuck menunjukkan video penyiksaan hewan oleh segerombolan oknum yang tidak bertanggung jawab, yang dikirimkan renjun padanya.
Tidak hanya itu Mark juga merupakan seseorang yang sangat menyukai anak-anak, perusahaan suaminya itu bahkan menjadi donatur tetap di beberapa panti asuhan di sekitar rumah mereka.
Donghyuck menatap mata suaminya itu masih dengan ekspresi tidak percaya. "Apa kau bilang? menggugurkannya?apa kau gila?kau sadar dengan apa yang kau katakan?" ucap dongyuck keras.
Sembari berdiri ia mendorong dada Mark dengan keras dan tetap menatap mata suaminya itu, seolah menantang dengan matanya.
"Ya aku sudah gila Donghyuck, dan kau yang telah membuatku gila," balas Mark, tidak ada sedikitpun tatapan sayang atau lembut seperti yang biasanya, seketika lelaki mungil itu merasa takut.
Ini bukan Mark suaminya, Mark benar-benar serius dengan ucapannya. Tidak mau kalah, Mark juga mendorong suaminya itu sampai jatuh ke atas kasur mereka.
"Mark," teriak Jeno, "kau tau aku tidak bisa melakukan hal itu," ujar Jeno sembari mencoba menahan dan menenangkan sahabatnya itu.
"Aku tau jeno, itu melanggar kode etik kedokteran kan, itu alasannya aku membawamu kesini dan bukan dokter-dokter lainnya," jelasnya.
"untuk sekali ini aku bantulah aku sebagai sahabatmu, sebagai hyungmu. Bukan sebagai dokter pribadi keluarga Lee," ucap mark mencoba meyakinkan sahabatnya itu.
Bantulah aku sebagai sahabatmu bukan sebagai dokter, kata-kata itu benar-benar terngiang-ngiang dibenak Jeno, Mark benar-benar tau kapan harus menggunakan kartunya.
Jeno sadar betul implikasi dari perkataan Mark itu, selama ini Mark selalu ada untuknya, sejauh ingatan Jeno, sesulit apapun kondisinya, Mark akan selalu membantunya.
Bahkan tanpa diminta sekalipun. Tanpa Mark, Jeno mungkin sudah menyerah untuk hidup semenjak bertahun-tahun lalu.
'Ya tuhan apa yang harus aku lakukan' pikir Jeno, menuruti permintaan Mark berarti melanggar kode etik kedokteran, bukan hanya itu melakukan tindakan aborsi juga merupakan perbuatan yang melawan hukum negara dan moral.
Melawan permintaan Mark juga akan membuatnya kehilangan satu-satunya sahabat yang juga seperti keluarga baginya. Jeno sangat menyayangi dan mencintai Mark seperti hyungnya sendiri.
Mereka berdua bagai pondasi bangunan yang akan selalu menguatkan satu sama lain, dan semenjak kejadian itu Mark menjadi satu-satunya keluarga bagi Jeno.
Meski keduanya tidak memiliki hubungan darah apapun. Selama ini Mark adalah supportnya, dan sekarang sahabatnya itu juga butuh dukungan dan bantuan darinya. 'Apa yang harus kulakukan' pikir dokter muda itu keras.
Mohon reviewnya karena author ini masih bener-bener penulis pemula, dan ini cerita pertama yang ditulis. Review sangat diharapkan. Untuk membangun konten yang lebih berkualitas. Oh ya kedepan bakalan ada konten-konten dewasa yang eksplisit ya, ini cuman pembukaan aja. Chapter udah hampir selesai, cuman publishnya selow ya, karena masih belajar wkwkwkwk. Ini aja baru bisa publish di ffn, ngakak. See you di chapter selanjutnya.
