Prolog
Lounge Karibia di kolam renang Hotel Geukdong, 31 Oktober, pukul 22:30.
Cahaya lampu yang lembut tercermin dan memancar di kolam renang hotel. Di atas panggung, seorang penyanyi jaz sedang menyanyikan lagu "Misty" milik Ella Fitzgerald dengan suara terkesan agak suram, dan beberapa orang terkenal termasuk selebritas sedang mengobrol di depan bar koktail.
Di tempat yang terpisah dari panggung dan kolam renang, tepatnya di lantai 2, terdapat tempat tertutup dan dengan tingkat privasi paling tinggi. Orang yang hari ini menempati ruangan itu, yang hanya bisa di-pesan oleh orang paling penting di antara orang-orang penting ini, adalah wakil presiden dari perusahaan yang selama lima tahun terakhir tidak pernah berada dibawah posisi kelima di antara sepuluh perusahaan terbaik di Korea, Yuil Group, Park Chanyeol.
Park Chanyeol-putra kedua dari pemilik Yuil Group, Presiden Park yang sudah sejak lama sakit-sakitan-telah memegang kendali perusahaan selama tujuh tahun terakhir ini. Sejak kecil, Park Chanyeol adalah orang yang spesial. Bahkan ungkapan "Tuhan itu adil" sepertinya tidak berlaku sama sekali untuk pria berusia 33 tahun ini.
Chanyeol berbaring di sofa kulit italia berkualitas tinggi, lebih tepatnya untuk memamerkan proporsi tubuhnya yang sempurna. Saat selesai dengan pekerjaannya, ia langsung datang ke tempat ini dengan mengenakan jas hitam. Desain pakaiannya yang kaku dan formal tidak dapat menyembunyikan tubuhnya yang solid dan seksi serta tungkainya yang panjang. Bagaikan jaguar yang berkilauan tergeletak di atas marmer, seluruh tubuhnya dipenuhi atmosfer liar dan sensual.
Bukan hanya tubuhnya saja yang luar biasa. Alisnya tebal dan halus serta berwarna gelap seperti hasil lukisan kuas, di bawah alisnya ada mata yang indah dengan bola mata hitam dan tajam, hidungnya mancung dan tegas, serta bibirnya tebal layaknya pria sejati, benar-benar tidak ada tampak kekurangan pada penampilannya.
Namun, tidak hanya itu. Jika hanya penampilannya saja yang menawan, mungkin orang-orang tidak akan seiri ini. Park Chanyeol juga tidak tertandingi dalam hal kemampuan.
Pelajaran, olahraga, dan permainan alat musik, semuanya dapat dikuasainya. Setelah menyelesaikan pendidikannya di Korea, ia bersekolah kembali di Amerika sebelum akhirnya mempersiapkan diri untuk menjadi penerus Yuil Group. Setelah kembali dari tugas luar negeri selama dua tahun, ia kembali dan memegang kendali dalam manajemen perusahaan, melakukan reorganisasi berskala besar, dan menata kembali manajemen personalia. Berbeda dengan ayahnya, yang menjalankan bisnis besar tapi tanpa target yang pasti, ia justru memiliki gerakan yang agresif dan berani, sehingga berhasil mencapai kinerja perusahaan yang brilian.
•••
Hadiah yang datang dari Tuhan. Sebuah karya luar biasa yang tampaknya dibuat oleh Tuhan selama tiga hari tiga malam sambil menghirup minuman berenergi kafein. Karya itu adalah manusia bernama Park Chanyeol.
"Oppa, kenapa hari ini kau tidak banyak bicara? Apa ada masalah?"
Layaknya posisinya tinggi, relasi yang dimiliki Chanyeol pun sangat luas sehingga ia dikelilingi oleh orang-orang setiap hari. Orang-orang yang hadir dalam pesta pribadinya hari ini adalah rekan-rekan bisnisnya serta lima wanita cantik yang bekerja di bidang yang berbeda-beda, termasuk model. Dari kelima wanita cantik itu, salah satunya adalah Kim Yejin, yang selama sebulan terakhir ini berkencan dengan Chanyeol. Kim Yejin berseru sambil menunjukkan ekspresi cemberut.
"Chanyeol oppa! Kenapa hari ini kau tidak banyak bicara?"
Saat itu, putra bungsu pemilik Hotel Geukdong menyela sambil menjulurkan tangannya. "Siapa dari wanita-wanita cantik di sini yang mau menyadarkan Kim Yejin."
"Ya ampun, oppa, kau ini bicara apa sih?"
"Kalau Chanyeol tidak banyak bicara tentu saja seharusnya kau berpikir 'Ah, Chanyeol oppa hari ini tidak banyak bicara, mungkin ada sesuatu yang terjadi' kemudian kau diam dan minum saja. Kenapa tidak peka, sih?"
"Memangnya ada masalah apa?"
Yejin duduk di atas kaki Chanyeol dengan wajah penuh pesona. Baju terusan yang dipakainya berkerah rendah sehingga dadanya yang besar mulai terlihat. Seketika, para pria di sekitarnya menunjukan pandangan ke arah Yejin dengan mata berbinar-binar.
Namun, Chanyeol tampaknya tidak menunjukan ketertarikan pada Yejin atau orang-orang di sekitarnya. Ia terdiam selama dua jam dengan ekspresi serius, tampaknya sedang memikirkan sesuatu.
Orang-orang yang hadir di pesta telah menyadari hal itu sejak awal karen Chanyeol tampak berbeda dari sikapnya yang biasanya menyenangkan dan penuh percaya diri. Mereka menjaga suasana itu dengan membiarkan Chanyeol, tapi Yejin sama sekali tidak peka dan terus menganggunya.
"Oppa…"
Kemudian, setelah waktu berjalan dua setengah jam, untuk pertama kalinya Chanyeol menggerakkan bibirnya.
"Apa? Barusan oppa bicara apa?"
"Kenapa…"
"Aku tidak bisa mendengarnya."
Mata Yejin membesar dan ia meletakkan di hadapan Chanyeol. Seketika, Chanyeol menatapnya dengan mata suram, mengerutkan dahinya, dan mengeluarkan kata pertamanya.
"Singkirkan itu."
"Apa?"
"Pergi sana."
Mendengar kata-kata Chanyeol yang dingin, Yejin terkejut. Ia bergerak mundur sampai akhirnya terjatuh dari sofa dan mendarat di atas pantatnya.
"O-oppa…"
"Ah! Sepertinya aku akan benar-benar jadi gila."
Chanyeol mengacak-acak rambutnya, menghembuskan napas, kemudian bergumam, " Sekretaris byun…"
Meskipun saat ini kita hidup di dunia, di mana kita bisa naik banding bahkan setelah menerima hukuman mati, bagi Park Chanyeol, tidak ada 'kesempatan kedua' baik dalam masalah pekerjaan maupun kehidupan pribadinya. Jika ia telah menjatuhkan hukuman mati, maka itu memang benar-benar selesai. Jadi wajar saja ia tidak memiliki karyawan yang bekerja lana di sekelilingnya. Sejak Park Chanyeol menduduki posisi wakil presiden hingga saat ini, karyawan yang masih bertahan hanyalah Direktur Pelaksana Kim Jongdae dan Sekretaris pribadi Chanyeol, Byun Baekhyun.
Sekretaris byun?
Melihat kondisi Chanyeol yang sejak tadi muram, dapat dipastikan bahwa masalah ini adalah masalah yang sangat besar. Kemudian ketegangan sedikit mencair, para tamu di pesta itu menelan ludah sambil menahan rasa penasaran akan cerita yang akan dikatakan oleh Chanyeol.
Namun, apa yang disampaikan Chanyeol bukanlah hal yang mengejutkan, melainkan pertanyaan yang sangat sederhana. Pertanyaan ini malah tidak dapat diketahui ditujukan kepada siapa sebenarnya.
"Kenapa Sekretaris Byun… melakukan hal itu?"
Hal aneh apa yang tiba-tiba ia tanyakan ini?
Wajah aneh orang-orang yang duduk di sekelilingnya tiba-tiba menunjukan ekspresi kecewa.
•••
a/n: Sebenarnya aku ragu buat ngeremake ini. Kita gak akan di kenakan pasal-pasal kan ?
Kasih pencerahannya dong.
