CONFRONTATION
Created by Mizutto C.
MAIN STORY OF "BANG! The Naval Warfare of Apollo Strait"
Disclaimer: Naruto belongs to Masashi Kishimoto
Rated: T
Warning: Terdapat Prekuel dari cerita ini. Menceritakan bagaimana Naruto sebelum menjadi seorang prajurit dan pertemuan pertamanya dengan Hinata di medan perang. Judulnya: BANG! The Naval Warfare of Apollo Strait.
Konoha adalah negara monarki absolut dimana kuasa tertinggi dipegang oleh seorang raja. Secara geografis, Konoha dikelilingi oleh Negara Suna di utara, Laut Ame di sebelah barat, Laut Kiri di sebelah timur dan Samudera Honzai di sebelah selatan. Negara dengan julukan Cakar Rajawali itu sendiri memiliki 103 pulau dengan 2 pulau utama.
Disebelah barat, terdapat Pulau Hermes yang menjadi tulang punggung perekonomian negara. Lalu di sebelah timur ada Pulau Apollo yang menjadi pusat keagamaan, dilindungi oleh 9 kuil roh pelindung. Ibukota negara sendiri beberapa kali dipindahkan. Pemindahan ibukota yang terakhir terjadi pada masa pemerintahan ketika Raja ke-X, Raja Hiashi. Ibukota negara dipindahkan dari pulau Apollo ke pulau Hermes.
Dengan sumber daya alam yang melimpah, total populasi usia produktif yang tinggi dan teknologi yang berkembang dengan pesat, Konoha menjadi negara maju. Kesejahteraan warganya yang terjaga, tingkat pengangguran dan kejahatan yan rendah menjadi bukti dari kemajuan negara tersebut.
Namun, semua diskripsi indah di atas berakhir ketika sekelompok gerakan separatis yang menamai diri mereka dengan sebutan "Konoha's Patriotical Movement of Red Cloud", disingkat RC, melakukan kudeta dan menyerang pusat kerajaan dengan membabi buta. Mereka menginvansi Pulau Hermes dan merebut kekuasaan negara disana, mengangkat pemimpin RC sebagai penguasa menggantikan Raja Hiashi yang dibunuh secara keji.
Sebagaian besar prajurit Konoha dan sebagian kecil warga Pulau Hermes berhasil mengungsi ke Pulau Apollo. Itu terjadi 18 tahun yang lalu (Tahun 864 Penanggalan Matahari) dan hingga kini keduanya masih berperang. Tarik ulur garis pertahanan terluar di kedua kubu, kondisi perekonomian yang memburuk dan penderitaan warga Konoha tak bisa dihindari. Sampai kapan ini akan berakhir?
Penanggalan Matahari: 18 Februari 882
Pulau Hera, garis paling luar perbatasan RC dibagian timur.
Pulau Hera adalah benteng pertahanan terluar RC, sekaligus kediaman klan Uchiha. Setelah menginvansi pulau ini 10 tahun yang lalu, pimpinan RC memutuskan untuk memberikan pulau itu kepada klan Uchiha sebagai bentuk penghargaan. Keluarga Uchiha pun menggunakan bangunan yang dulunya hotel sebagai tempat kediaman mereka. Tidak luas, hanya tiga hektar.
Disebelah timur kediaman klan uchiha dibangun aula berukuran besar untuk keperluan acara keluarga. Disisi lain dari bekas hotel itu terdapat taman bunga untuk acara diluar ruangan. Tempat itu digunakan Itachi untuk mengisi waktu luang karena dia memang suka berkebun.
Dibelakang bangunan yang dulunya hotel itu terdapat hutan yang dibiarkan begitu saja sebagai tempat berburu dan latihan militer anggota klan. Untuk masuk ke kediaman Uchiha, perlu melewati jalan memutar sejauh 3 kilometer dan penjagaan yang cukup ketat. Di depan wilayah kediaman yang cukup luas itu, terdapat asrama serta tempat latihan militer. Cukup jauh dari situ, kira-kira 20 kilometer, dibangun sebuah benteng pertahanan darat. Beberapa kilometer dari benteng itu, menuju wilayah pesisir, terdapat markas angkatan laut "Death the Ripper", nama pasukan militer dibawah komando Admiral Itachi. Di pulau ini sang Admiral beriris merah itu memimpin semuanya dan semua orang yang tinggal di pulau itu adalah pengikut setia sang admiral. Itachi sendiri merupakan satu dari beberapa tokoh RC yang disegani, tidak hanya oleh musuh tapi juga semua orang di RC.
.
.
Salju yang beberapa minggu lalu masih menutupi Pulau Hera kini mulai mencair seiiring dengan menghangatnya suhu. Beberapa binatang yang berhibernasi pun mulai terbangun. Siang itu, dibawah pohon ek tua di belakang kediaman Uchiha, seorang gadis berambut lavender duduk sambil mengasah pedangnya. Keringatnya yang belum hilang setelah berlatih pedang sepanjang hari tak lagi dihiraukannya. Dia hanya mengikat rambutnya keatas karena merasa gerah.
Gadis itu, Hinata Uchiha, baru saja pulang dari medan perang beberapa hari yang lalu. Bukan perang besar, hanya perang untuk mempertahan Pulau Dionos yang ingin diambil oleh kubu Konoha. Tentu saja seperti biasanya, dia pulang membawa kemenangan. Namun itu tidak membuatnya senang. Lawannya berhasil kabur dan tidak ada kapal yang hancur.
"Si Kakashi sialan. Kenapa setiap kali bertempur dengannya tidak pernah menyenangkan," geram Hinata. Dia kemudian mengingat kembali saat-saat terakhir perang di Pulau Dionos. Pasukan Konoha dibawah komando Fleet Admiral Hatake Kakashi hanya mundur sambi menembak, padahal perang baru berlangsung tidak sampai 10 jam. Tak hanya itu, beberapa kali sebelumnya dia juga pernah berhadapan dengan Kakashi dan pria yang entah kenapa selalu mengenakan masker itu selalu mencari jalan aman tanpa pernah berlarut-larut dalam perang.
Hinata, sambil memasang wajah cemberutnya yang belum berganti sejak tiba di Pulau Hera, memperhatikan sekitar. Matanya berkilat ketika seekor kelinci jantan berbulu putih muncul dari balik pohon yang tak jauh darinya. Tanpa basa basi, dia langsung melempar pedangnya kearah kelinci tadi. Hinata yang memegang rekor tidak pernah meleset dalam membidik mangsa kemudian berdiri dan mendekati kelinci tadi –yang telah mati akibat tertancap pedangnya.
"Lumayan buat makan malam besok," gumamnya. Dia kemudian mengambil kelinci itu dan mengikatnya di ranting pohon. Di ranting itu tergantung pula 5 kelinci, 7 burung dan beberapa binatang lainnya. Itu semua adalah hasil buruan disela latihannya hari ini. Gadis itu kembali menghela nafas. Beberapa hari terakhir dia memang kesal dan untuk itu dia selalu melampiaskannya dengan berburu.
Hinata kemudian tiba-tiba mengerutkan alisnya. Dia merasakan keberadaan orang lain selain dirinya dalam radius lima meter. Tanpa banyak berpikir, hanya menggunakan instingnya sebagai prajurit, Hinata kembali melemparkan pedangnya ke belakang sambil membalikkan badan.
Pedangnya melesat lurus, melalui sisi kanan di dekat daun telinga seorang pemuda yang berdiri di belakang Hinata dan menancap di pohon. Beberapa burung terbang dari pohon dengan suara kepakan yang cukup keras karena goncangan dari pedang itu. Pemuda tadi hanya menggeleng dan kembali mendekati Hinata.
"Kau itu perempuan, tidak bisa kah kau bertingkah lebih manis sedikit, Hinata?" ujar pemuda itu, masih agak merinding saat membayangkan pedang tadi menancap di kepalanya. "Kalau tadi kau membunuhku dengan pedang itu, kau bisa bayangkan bagaimana kakak akan marah padamu," tambahnya, "Walaupun kau anaknya, kakak lebih menyayangiku."
"Kalau kau prajurit dan seorang vice admiral yang sesungguhnya, kau pasti bisa menghindarinya. Maaf saja, tapi ayah tentu lebih menyayangiku, kau saja yang terlalu pede," balas Hinata. Dia berjalan melewati pemuda tadi untuk mengambil kembali pedangnya yang menancap di pohon.
"Oh, tapi terima kasih atas pujianmu," tambah Hinata tanpa membalikkan badannya untuk berhadapan dengan si pemuda. Pemuda tadi langsung membalas dengan nada yang agak tinggi, "Aku tidak berniat memujimu, perempuan beringas!"
Hinata hanya membalas dengan siulan dan duduk di bawah pohon tempat pedangnya tertancap, dia mengambil sebuah kain dari sakunya. Kemudian, gadis yang baru saja berulang tahun ke-18 dua bulan yang lalu itu kembali mengelap pedangnya dengan bersiul. Sementara itu, si pemuda melihat hasil buruan Hinata dan menggelengkan kepala.
"Kau masih kesal dengan parang di Pulau Dionos, Hinata? Kudengar kau menang," tanya pemuda tadi. Dia tahu benar Hinata tidak suka menang mudah dan selalu kesal setelah perang melawan pasukan milik admiral Kakashi. Pemuda itu kemudian mendekati Hinata dan duduk di sampingnya. Hinata hanya mengangguk dan tetap mengelap pedangnya.
"Kau juga baru menang, kan," ujar Hinata. Ekspresinya yang cemberut menjadi semakin menyeramkan ketika dia melanjutkan perkataannya, "Menang melawan Naruto Uzumaki, Sasuke?"
Sasuke sedikit merinding ketika menyadari keponakannya itu mengeluarkan aura membunuh. Dia kemudian mengalihkan pandangannya dan berkata, "Tidak juga, aku pulang dengan membawa kerugian besar. Lagian, kami berdua sama-sama mundur. Kau masih dendam pada orang itu?" Sasuke memang baru pulang hari ini bersama dengan kakaknya, Itachi, dari perang memperebutkan Pulau Hades. Mereka pulang dengan hasil seimbang melawan Sang Fleet Admiral Naruto. Memang agak kesal, tapi tidak ada jalan lain selain mundur karena pihaknya mengalami kerugian yang besar. Hanya sedikit kapal yang bisa kembali dan semua pesawat tempur pulang dengan kerusakan yang sangat parah.
Hinata lalu menyarungkan pedang dan menyandarkan tubuhnya ke batang pohon. Dia mendongakkan kepala dan memejamkan matanya, berusaha menikmati ketenangan.
"Orang itu, si tengik berambut kuning. Satu-satunya yang tidak bisa kukalahkan. Andai saja saat itu pak tua Kakuzu menurut," geram Hinata. Dia mengingat lagi saat-saat dia dan pasukan ayahnya dijebak oleh Naruto dan terpaksa mundur setelah hampir seharian memimpin dalam perang. Jika saat itu dia menang, dia akan menjadi prajurit termuda dan pertama yang behasil memasuki pulau Apollo. Dan kenaikan pangkatnya akan jadi lebih cepat, mungkin sekarang dia akan ada di posisi yang sama dengan Sasuke.
"Semua gara-gara Naruto tengik itu," geram Hinata. Tanpa sadar dia kembali menyebarkan aura membunuh, bahkan disaat dia masih memejamkan matanya. Sasuke kembali menggeleng. Hinata selalu menjadi seperti itu jika berbicara tentang perang dan Naruto. Selain itu, biasanya dia adalah gadis yang pendiam, penurut dan santun bicaranya.
Sasuke kemudian membaringkan tubuhnya di rerumputan dengan paha Hinata sebagai bantalnya. Dia menatap lurus ke wajah keponakannya itu dan berbisik, "Diam saja, ya. Tapi kemarin ini aku melihat Sai keluar dari kamar Lieutenant Yamanaka Ino di kapal."
Hinata yang mendengarnya sontak kaget dan dengan terbata-bata berkata, "Lieut, Lieutenant Yamanaka Ino?"
Sasuke mengangguk dan menambahkan, "Tanpa memakai atasan dan wajahnya merah. Ketika aku bertanya ada apa, dia tidak menjawab. Lalu kakak berpendapat mereka pasti akan baikan ketika kapal akan berlabuh. Tapi aku berpikir, akan sangat disayangkan jika Lieutenant Yamanaka Ino mengambil pensiun dini jika keduanya menikah. Bagaimana menurutmu?"
Hinata hanya mendengus dan menyelentik kening Sasuke. Sasuke hanya merintih sedikit karena selentikan Hinata selalu berkali lipat lebih keras dari selentikan mendiang ibunya.
"Berhenti membicarakan orang, Sasuke. Kau sendiri sudah umurnya menikah dan sampai sekarang masih tidak punya pasangan. Aku sebenarnya agak kasian denganmu," balas Hinata. Sasuke tertawa kecil setelah mendengar pernyataan Hinata yang to the point.
"Aku belum menemukan perempuan tangguh yang bisa kucintai, Hinata," Ujarnya. Dia kemudian mengangkat tanggannya dan mengelus pipi Hinata, "Selain kamu, tidak ada calon lain."
Hinata hanya mengangkat bahunya dan berkata dengan santai, "Aku akan menikah ketika perang ini selesai. Tapi, carilah dulu calon lainnya, Sasuke. Kalau tidak ada di RC, kau bisa culik perempuan dari Konoha. Atau mau aku culikkan?"
"Maksudmu, kau tidak mau menikah denganku?"
Mendengar pertanyaan Sasuke, Hinata hanya tertawa renyah. Kemudian, setelah tawanya berhenti, dia menjawab, "Tentu saja mau, kalau kau sudah terdesak dan tidak punya perempuan lain hingga umur 70 tahun. Kau tahu, aku tidak tega melihatmu tua menjomblo."
"Bohong. Kau pasti mengincar pensiunanku," balas Sasuke dengan tatapan sinisnya.
"Tepat," jawab Hinata. Keduanya terdiam lalu kemudian tertawa bersama. Tawa Sasuke berhenti lebih dulu. Dia kemudian hanya tersenyum melihat Hinata tertawa. Dia selalu suka melihat keponakannya itu tertawa. Awalnya, ketika kakaknya pulang sambil membawa seorang anak angkat, Sasuke kesal sekali. Dia membenci Hinata sepenuh hatinya sampai pada suatu hari Hinata bisa mengalahkannya dalam duel pedang setelah beberapa bulan rutin berduel. Lalu ketika Hinata berjuang keras dan pangkatnya naik satu demi satu secara cepat, rasa ingin memiliki timbul dari dalam diri sang Uchiha muda itu. Tanpa disadari dia mencintai keponakannya sendiri. Pernikahan dalam keluarga dalam klan Uchiha tidak dilarang, dia tahu itu, tapi rasanya sulit sekali membuat gadis berambut lavender itu membalas perasaannya.
"Hei, Hinata, boleh aku menciummu?"
Tawa Hinata terhenti. Dia kemudian tersenyum dan menajawab, "Tentu saja."
Ketika Sasuke mengajaknya berciuman, gadis itu selalu berpikir Sasuke pasti kesepian karena dia tidak punya pasangan diusia matang begitu. Tapi Hinata tidak pernah menolak. Dia juga tidak memungkiri bahwa rasanya nyaman berada di samping sang paman. Dan Sasuke selalu memperlakukannya dengan lembut. Tidak lebih dari itu.
Sasuke juga menyadarinya, tapi dia tetap mengambil kesempatan. Sambil berharap suatu hari Hinata melihatnya sebagai seorang laki-laki, bukan paman apalagi rekan yang kesepian karena menjomblo. Bahkan jika itu memakan waktu hingga dia menginjak usia 70 tahun sekali pun.
Kehangatan yang mulai terasa di Pulau Hera menyebar melewati deretan mess prajurit, merambat melalui sela-sela dedaunan di hutan rimbun di belakang kediaman Uchiha, hingga menghujani sepasang insan dibawah pohon ek tua. Kehangatannya terbagi menjadi dua, namun kemudian menyatu ketika kedua bibir mereka bersentuhan. Gesekan antara rerumputan dan kain celana terdengar lembut, menemani keduanya bermain dalam permainan cinta. Permainan yang begitu membutakan dan menyakitkan bagi keduanya.
Penanggalan Matahari: 20 Februari 882
Pulau Apollo, Provinsi Fushimi-distrik 4.
Konoha kini dipimpin oleh yang mulia Ratu Tsunade, ratu pertama yang memimpin Konoha sekaligus pemimpin pertama dalam perang melawan RC. Dewan Penasehat Kerajaan sepakat untuk menaikkan Fleet Admiral Tsunade menjadi Ratu beberapa tahun yang lalu. Posisi Fleet Admiral yang kosong kemudian diisi oleh Naruto yang tentu saja menimbulkan kecemburuan. Pasalnya Naruto tidak menempuh pendidikan militer secara normal dan usianya dinilai terlalu muda menjadi Fleet Admiral.
Konoha awalnya memiliki 15 fleet admiral, masing-masing dengan spesialisasi-nya sendiri. Namun ketika perang bergemuruh, jumlahnya semakin berkurang dan kini hanya tersisa 7 fleet admiral. Kakashi Hatake, Jiraiya, Shikaku Nara, Neji Hyuuga, Asuma Sarutobi, Guy dan Naruto. Masing-masing Fleet Admiral menduduki benteng yang berbeda pula, bahkan beberapa ada yang berjaga di pertahanan terluar. Naruto sendiri tinggal di pulau Athena, pulau terluar dibagian utara tertitori Konoha.
Setelah bertempur melawan pasukan Death the Ripper lusa yang lalu, Naruto kemudian memutuskan untuk menemui ratu dan minta secara langsung untuk menambah kekuatan armadanya karena kapalnya banyak yang hancur dalam perang itu. Tentu saja negosiasinya berlangsung sengit, tapi akhirnya Naruto mendapat jaminan 7 kapal perang baru oleh sang ratu. Kemudian Naruto memutuskan untuk menemui teman sekaligus gurunya ketika menempuh pendidikan militer khusus 8 tahun yang lalu, Kakashi, yang berada di benteng di provinsi Fushimi –tidak jauh dari ibukota.
Sepanjang perjalanan dihabiskan Naruto untuk mendengarkan Lieutenant Konohamaru yang terus mengoceh tentang kehebatan yang dilakukan Naruto selama perang. Sang Fleet Admiral itu beberapa kali membantah komentar Konohamaru yang terlalu berebihan menilainya, namun Sarutobi muda itu tidak peduli dan terus mengoceh. Akhirnya Naruto hanya diam dan mengangguk-angguk.
Selama Konohamaru berbicara, Naruto mengarahkan pandangannya keluar jendela mobil sambil melihat rumah demi rumah berlalu dengan cepat. Dia sempat melihat beberapa penduduk yang menunduk ke arah mobilnya, adapula anak-anak yang bersorak kearahnya.
Namun pikirannya memikirkan hal lain. Dia sekilas melihat pemukiman kumuh, tempat pengumsian perang yang terus bertambah secara perlahan. RC tidak membiarkan warga yang tinggal di Pulau Hermes keluar begitu saja untuk mencari bantuan. Warga yang berhasil keluar dari kawasan RC hanya segelintir, namun jumlahnya terus bertambah. Mereka kemudian mendirikan tempat pengumsian darurat.
Dia memang belum pernah melihatnya langsung, tapi dia dengar kondisi disana hanya kalangan bourjuis* yang menikmati kesejahteraan. Wajar, karena memang RC dibentuk sebagai wujud perlawanan terhadap kebijakan pemerintah yang dinilai merugikan kaum kalangan atas itu. Naruto kemudian menatap Lieutenant Konohamaru dan bertanya dengan suara pelan, "Apa menurutmu, kudeta ini akan segera berakhir, Lieutenant Konohamaru?"
Konohamaru terdiam sebentar, dia tahu ekspresi yang terpasang diwajah Naruto itu menandakan kegelisahan yang mendalam. Oleh karena itu, dia kemudian tersenyum dan berkata, "Tentu saja, jika tiba saat yang tepat Admiral Uzumaki pasti bisa mengalahkan RC!"
Naruto menghela nafas dan kembali mengarahkan pandangannya ke jendela. Itu bukan jawaban yang diinginkannya. Setidaknya, dia ingin orang yang sepikiran dengan dirinya lah yang bisa mendampinginya. Tapi satu-satunya orang di Konoha yang bisa diajak berdiskusi dengannya sudah mendampingi admiral lain. Diam-diam Naruto berharap Lieutenant Sakura Haruno bisa menemaninya sekarang.
.
.
Rumah milik Admiral Hatake Kakashi adalah sebuah villa yang tak jauh dari benteng provinsi Fushimi. Tidak terlalu luas, tidak ada penjagaan yang ketat dan sederhana. Sangat mencerminkan sifat sang Admiral yang tidak mau repot dan selalu mencari jalan yang paling aman. Dindingnya dicat bernuansa biru muda, warna yang menjadi kesukaan sang istri. Demikian juga taman bunga di halaman depannya juga terawat dengan apik, katanya istri sang Admiral sangat suka bunga.
Naruto meminta mobilnya berhenti ketika mereka sudah sampai tepat di depan teras rumah. Dia kemudian keluar setelah memberikan perintah kepada Konohamaru untuk bersiaga di sini sampai dia selesai dengan urusannya.
Beberapa anjing rottweiler menyambut kedatangan Naruto di teras rumah. Anjing yang terkenal galak pada orang asing itu langsung meringkuk dan tidur di samping kaki Naruto. Dia memang pernah tinggal disini cukup lama ketika masih dalam pendidikan militer, sekitar setahun. Naruto tersenyum melihat anjing tadi dan berkata, "Aku pulang, Peko."
Tak lama, pintu pun terbuka dan Naruto dapat melihat dengan jelas seorang perempuan berdiri dibalik pintu sambil mengenakan celemek dan membawa centong. Dia bahkan belum menekan bel. Naruto penasaran bagaimana bisa perempuan itu menyadari kedatangannya. Namun begitu sadar bahwa perempuan berambut merah muda itu melotot kepadanya, Naruto hanya menelan ludah.
"Naruto! Berapa lama kau tidak memberikan kabar, hah!?" perempuan itu langsung mengamuk. Naruto hanya teratawa kecil sambil menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal. Memang benar, setelah dia dilantik menjadi Fleet Admiral, dia tidak pernah memberikan kabar kepada Kakashi dan juga Sakura. Karena dia selalu sibuk, sibuk dan sibuk.
Tak lama, sosok perempuan berambut merah muda itu bergeser dan sosok pria bermasker muncul. Pintu yang terbuka menjadi lebih lebar dan pria itu merangkul Naruto dengan hangat.
"Aku pulang, Kak Kakashi," ujar Naruto sambil membalas rangkulan sahabatnya itu. Kakashi hanya tertawa renyah dan menepuk punggung Naruto agak keras. "Kau sudah sebesar ini, aku jadi terharu. Selamat datang kembali, saudaraku" ujar Kakashi.
Rangkulan hangat keduanya berhenti ketika perempuan tadi berdehem. Naruto lalu menunjukan cengiran khasnya dan tertawa renyah.
"kau masih cengengesan seperti itu, ya, Naruto. Kapan kau jadi dewasa?" ujar perempuan itu. Naruto kembali tersenyum dan merangkulnya.
"Aku pulang, Sakura," ujarnya. Sakura hanya tersenyum, menghela nafas dan mengangkat bahunya. Dia segera mendorong Naruto dan memukul kepala Naruto dengan berjinjit. Tanpa disadari, airmatanya mulai menetes.
"Sakura, keluarkan wine terbaik yang kusimpan di gudang. Naruto, kau akan menginapkan hari ini kan? Iya kan?" Kakashi menatap Naruto dengan penuh harap. Sang Fleet Admiral muda itu jadi ragu untuk menolak, walaupun dia pada awalnya berniat untuk singgah sebentar. Agak lama, Naruto kemudian mengangguk. Pintupun tertutup tak lama setelah Naruto memasuki rumah itu. Dia harus meminta Konohamaru menjadwal ulang kegiatannya.
See you again in the next chapter, guys
*Borjuis: Golongan bangsawan.
Halo, selamat pagi! Cerita kali ini adalah main story dari oneshoot BANG! The Naval Warfare of Apollo Strait. Plot nya dibuat sepanjang 2 sekuel dan akan panjang. Seperti sinopsisnya, ceritanya ini berfokus pada percintaan segitiga yang unik antara Naruto-Hinata-Sasuke. Selain itu, bercampur dengan nuansa perang dan perebutan kekuasaan.
Semoga berkenan di hati pembaca-tachi, fufufufu. Mizutto minta dukungannya melalui review, follow dan favorite, ya pembaca-tachi. Reviewnya akan dibalas via PM atau di chapter selanjutnya.Terima kasih.
Salam hangat,
Mizutto C.
semarang,
19032017
