.

The Reason I Wake Up Earlier in Weekend (Taeyang x Hwiyoung)

Uke!Hwiyoung Series

Don't Like, Don't Read

.

Chani membuka mata dengan enggan sewaktu Seungsik menarik selimutnya, mengatakan pada si Kang Termuda bahwa Rowoon menghubungi ponsel Chani dan memberitahu dia dalam perjalanan menuju tempat tinggal mereka. Chani mendudukkan diri dengan gerutu dan meraih ponselnya di tangan Seungsik untuk menghubungi Rowoon, mengatakan pada sosok kelebihan kalsium di seberang sana untuk menunda kencan mereka hingga siang nanti, Seungsik hanya bisa mengusap dada sewaktu Chani memutus sambungan dan kembali bersembunyi di balik selimut. Pemandangan yang jauh berbeda dengan pemandangan di ruang tinggal seberang mereka, ruang tinggal yang ditinggali saudara sepupu dengan marga Kim dan memiliki anggota termuda yang justru begitu antusias dengan akhir pekan ini. Alih-alih Youngbin -si paling dewasa- membangunkan Hwiyoung, justru Inseong -si paling tua- yang terbangun dengan keributan Hwiyoung mengacak isi lemari pakaiannya untuk mencari baju yang dia rasa paling bagus. Youngbin hanya tersenyum dan menepuk bahu Inseong yang hampir menangis, karena dia baru tidur selama tiga jam setelah mengerjakan tugas.

Sebagai Murid Sekolah Menengah Atas kelas tiga tentu akhir pekan adalah saat menyenangkan dimana Hwiyoung tidak dipusingkan dengan persiapan memasuki Universitas Unggulan, tapi bukan itu alasan Hwiyoung meninggalkan gulungan selimut dengan cepat pagi hari ini. Alasan Hwiyoung -yang menggunakan cara berpakaian satu warna- mengacak lemari untuk mencari pakaian yang dia rasa cocok untuk kegiatan pada akhir pekan tentu tidak memiliki kaitan dengan status pelajarnya, begitupula dengan alasan bibirnya tidak bosan melengkung tanpa mempedulikan Inseong yang menatap kesal pada saudara sepupu paling mudanya. Hanya Youngbin yang membalas pamit Hwiyoung seraya mengatakan untuk berhati-hati di jalan, satu tangan si tengah membalas lambaian Hwiyoung -yang kemudian menutup pintu dengan bantingan cukup keras- sementara satu tangannya lagi menyamankan bahu Inseong -yang kemudian berseru senang karena akhirnya bisa istirahat dengan nyaman-. Youngbin hanya tersenyum melihat sang sepupu dan pamit untuk melanjutkan lagu yang dia kerjakan, membuat Inseong menggumam itu hanya alasan Youngbin untuk bertemu dengan si Pingkeu Baek.

.

Air langit yang membasahi tanah pada akhir malam lalu menyisakan aroma menenangkan untuk Hwiyoung, menonton pemandangan musim semi di sekitarnya dengan senyum -hal yang langka ditemukan pada hari biasa, dimana perasaan Hwiyoung begitu menjadi buruk hanya dengan kebisingan toko pinggir jalan yang tidak mungkin dihindarkan- . . .

"Kau sudah datang, Hyung. Cepat sekali" Hwiyoung meraih ponsel pada saku pakaiannya untuk memastikan bahwa dia tidak terlambat, membuat orang yang menunggunya di bagian halte tersenyum dan mengusap puncak kepala Hwiyoung

"Aku memang sengaja datang dua puluh menit lebih cepat. Kau sama sekali tidak terlambat, Hwiyoungie" Mungkin Hwiyoung sudah menunduk dengan wajah merona parah hingga bagian telinga kalau dia adalah gadis, seperti satu pasangan di seberang yang entah mengobrol tentang apa. Hanya menggigit bagian dalam pipi untuk menahan senyuman lebar yang seringkali diejek menyeramkan oleh Chani -tetangga menyebalkan yang sering menaiki bis dengannya untuk berangkat sekolah karena satu tujuan walau berbeda tempat-

"Jadi, Taeyang-Hyung sudah menungguku selama sepuluh menit? Hyung sungguhan ingin aku segera melompat dari kasur pada akhir pekan seperti hari ini?" Ekspresi sebal berada di wajah Hwiyoung, memikirkan Taeyang yang selalu menetapkan untuk kencan pada waktu yang terbilang sangat pagi. Ini memang pukul delapan pagi dan Hwiyoung biasa mengotori hampir separuh halaman buku catatan pada hari biasa di waktu ini, tapi Hwiyoung biasanya masih bergelung dalam selimut pada hari libur di waktu ini -sebelum mulai kencan dengan Taeyang, tentunya-

"Hari libur itu saatnya kencan, bukan hanya bermalasan dalam gelungan selimut. Ayo kencan" Tangan Taeyang bergerak untuk merangkul bahu si Kim selagi memberi senyum yang sesuai dengan pemandangan musim semi -indah dan manis-, melontarkan alasan yang membungkam protes lebih lanjut Hwiyoung. Hwiyoung hanya menghela nafas karena tahu dirinya tidak pernah menang melawan mulut manis Taeyang melalui perkataan, tidak tahu bagaimana dengan tindakan

"Kau terlihat memikirkan sesuatu, apa ada tugas yang sulit kau kerjakan sendiri?" Pernah menjadi Kakak Kelas Hwiyoung selama satu tahun mungkin menjadi alasan Taeyang sering bersikap seperti senior baik hati pada Hwiyoung, bukan hanya 'seperti' sih, dia memang begitu. Tapi, kadang hal itu membuat Hwiyoung merasa tidak nyaman, dia sudah sesak dengan banyak pelajaran sewaktu di sekolah, jadi tidak ingin lagi membahas sekolah saat bertemu dengan Kekasihnya

"Taeyang-Hyung, aku malas membicarakan tentang sekolah" Keluh Hwiyoung dengan ekspresi sebal, membuat Taeyang tersenyum karena hal yang menurutnya menggemaskan tersebut

"Apa masalahnya? Lagipula, kita akan menghabiskan waktu di ruang bacaan" Langkah Hwiyoung berhenti dan menghadap pada sisi Taeyang untuk melihat ekspresi Namja Marga Yoo di hadapannya, mengerang kesal karena tidak menemukan ekspresi bercanda pada wajah Taeyang

"Pekan lalu, aku menuruti keinginanmu dengan melakukan kencan dengan gaya pelajar. Kita menggunakan seragam sekolah menengah, membeli jajanan pinggir jalan, dan menyanyikan banyak lagu di tempat karaoke. Maka, pekan ini, kita akan melakukan kencan di ruang bacaan seperti kita sudah melakukan kencan di tempat karaoke. Bukankah ini adil?" Seperti biasa, Hwiyoung kalah dalam perdebatan dengan Taeyang, hanya bisa mendengus karena sebal tanpa bisa membalas perkataan yang lebih dewasa. Lengan Taeyang kembali berada di bahu Hwiyoung yang tidak mempermasalahkan hal tersebut

"Benar, ini menjadi adil jika aku boleh membawa camilan yang aku suka untuk mengalihkan rasa bos . . . maksudku, untuk menemani kegiatan membaca" Ada satu tepukan yang mendarat pada kepala Hwiyoung, bukan tepukan keras yang menyakitkan seperti bagaimana Inseong kesal saat Hwiyoung begitu sulit diberitahu, hanya tepukan ringan seperti tanda sayang yang diberikan Youngbin saat Hwiyoung sebal karena merasa diacuhkan oleh si tengah Kim

"Tentu, kau bisa memilih camilan yang kau sukai" Kata Taeyang, turut membentuk lengkung senyum pada wajah Hwiyoung di sebelahnya

"Camilan yang aku suka dan bisa kupilih tidak diberikan kata 'tapi' kan?" Taeyang memiliki usia dua tahun di atas Hwiyoung yang membuatnya seringkali bersikap seperti kakak kelas yang baik juga kakak laki-laki yang perhatian, menanyakan apakah ada tugas yang dianggap sulit bagi Hwiyoung, memastikan dia tidak hanya bermalasan di hari libur, juga mengatur makanan yang mereka konsumsi selama kencan. Bahkan, Inseong dan Youngbin lebih sering menyediakan makanan instan di ruang tinggal mereka atau memesan makanan cepat saji bila Youngbin sedang memiliki uang lebih (karena Inseong lebih sering menyimpan uang untuk kegiatan dadakan, dan hanya membeli makanan untuk perayaan tertentu)

"Baiklah, tidak ada kata 'tapi' untuk camilan yang kau pilih" Taeyang tidak menahan bibirnya untuk membuat lengkungan lebar, sewaktu Hwiyoung mengangkat tangan dan menggumam sesuatu seperti 'yes!' atau semacamnya. Orang yang berada di sebelahnya berusia Delapan Belas Tahun atau Delapan Tahun? Ekspresi antusias yang dia perlihatkan tidak berbeda dari ekspresi keponakannya yang melihat banyak permen sewaktu mendatangi pesta ulang tahun teman sekolahnya, mungkin itu alasan Hwiyoung cepat akrab dengan keponakannya

"Aish" Langkah Hwiyoung berhenti, otomatis membuat Taeyang yang masih menaruh lengan di bahunya ikut menghentikan langkah. Kepala Hwiyoung menghadap ke bawah, hanya memperlihatkan rambut warna perak miliknya pada Taeyang yang menatap dengan pandangan khawatir. Tangan Hwiyoung sedang mengusap matanya yang terasa perih seperti kemasukan debu, saat Taeyang merendahkan tubuh untuk melihat wajah Hwiyoung

"Hei, jangan mengusap matamu seperti itu" Menjauhkan tangan Hwiyoung yang sibuk mengusap mata dengan kasar, Taeyang menghadapkan wajahnya dengan wajah Hwiyoung dan meniup pelan ke arah mata Hwiyoung yang kemasukan debu. Hwiyoung mengerjap untuk memastikan matanya sudah membaik, belum merubah posisi hingga mendengar bisikan orang lain di sekitar mereka. Si Kim tidak terlalu tahu apa yang mereka bicarakan tentang mereka, selain 'pasangan remaja sekarang memang seperti itu'

"Ehem, Hyung" Canggung, Hwiyoung membuka suara karena Taeyang belum mengubah posisi mereka sedari Taeyang meniup matanya yang kemasukan debu beberapa saat sebelum ini. Jantung Hwiyoung melakukan olahraga pagi yang begitu berat karena posisi mereka begitu dekat hingga Hwiyoung bisa merasakan nafas Taeyang mengenai wajahnya, dan Taeyang mempersulit pekerjaan jantung Hwiyoung dengan memberikan senyum yang mengimbangi cerahnya matahari musim semi

'Cup' Kecupan singkat yang manis di kening Hwiyoung membuat murid tingkat akhir Hanlim itu bahkan bisa mendengar detak jantungnya sendiri, belum membiasakan diri dengan aksi Taeyang pada kencan mereka. Sementara, Taeyang melontarkan kekehan pelan karena melihat wajah Hwiyoung memerah dengan rona samar

"Jangan tertawa, Hyung" Sebal Hwiyoung selagi menyembunyikan wajah dengan menunduk, tangannya menepuk pipi beberapa kali untuk menghilangkan rona samar. Pemandangan menggemaskan yang membuat Taeyang harus menggigit bagian dalam pipinya agar tidak melontarkan tawa dan membuat Hwiyoung sungguhan marah padanya

"Baiklah, ayo kita pergi untuk membeli camilan" Taeyang mengambil satu tangan Hwiyoung yang menutupi pipinya yang masih dihiasi rona samar, mengisi sela diantara jemarinya dengan jemari Hwiyoung dan melanjutkan langkah menuju tempat kencan mereka. Hwiyoung masih menunduk karena rona kemerahan belum meninggalkan wajahnya, tapi dia merespon tautan tangan Taeyang dengan membalas genggamannya, bergumam bahwa memang ini alasan dia cepat bangun.

.

Alasan Hwiyoung bangun begitu pagi di hari libur tentu bukan untuk mematikan alarm berisik yang masih berdering sekalipun ini adalah hari libur, bukan untuk melompat keluar dari selimut motif karakter kartun yang norak pemberian dari Jaeyoon -Kekasih Inseong yang memiliki kota asal sama dengannya-, bukan untuk mengacak lemari pakaian hingga mengundang gerutu Inseong atau geleng tidak habis pikir Youngbin, jelas bukan untuk merasakan betapa indah pagi tanpa diburu tugas yang harus dikumpulkan atau penjelasan guru membosankan di depan kelas.

Tentu alasan si perak adalah si pirang di sebelahnya, Hwiyoung mematikan alarm berisik dan melompat keluar dari selimut untuk mempersiapkan dia tidak terlambat pergi kencan -karena Taeyang yang memakluminya setelah menunggunya terlambat satu jam itu mengganggu istirahat Hwiyoung selama satu pekan-, Hwiyoung mengacak lemari pakaian karena dia tidak ingin tampil membosankan di depan Taeyang yang memiliki banyak penggemar cantik di Kampusnya -walau Inseong merespon alasan Hwiyoung dengan tertawa keras dan mengatakan alasannya sungguh kekanakan-, jelas Hwiyoung merasakan betapa indah pagi dengan memburu langkah menuju tempat kencan dan menemukan Taeyang yang tidak bosan bicara dengan nada lembut dan manis padanya walau dia menyebalkan.

Akhir pekan ini begitu indah karena Hwiyoung mengawalinya dengan kencan bersama Taeyang, menemukan Taeyang yang menantinya dengan senyum secerah matahari, menerima forehead kiss dari Taeyang, dan dibiarkan membeli camilan apapun oleh si pirang favoritnya. Urusan Inseong yang mengomel karena Hwiyoung tidak merapikan kasur dan membiarkan selimut pemberian Kekasihnya terbuang ke lantai, juga omelan karena Hwiyoung pergi dengan membiarkan isi lemari masih berserakan dan berantakan rasanya belum perlu Hwiyoung pedulikan saat ini.

.~~~KKEUT~~~.

Cerita pertama dari seri uke!Hwiyoung, awalnya pengen bikin nge fluff tapi malah jadi berantakan gini. Inspirasi dari video White Day Plan Love Consulting Group, bagian Hwiyoung sama Taeyang pastinya. Makasih, buat yang udah mau baca. Aku tahu pasti masih banyak kesalahan dan kekurangan, jadi silahkan review ^v^

(Sekalian request buat pasangan di cerita berikutnya juga boleh, selama masih anggota SF9)