"Setiap kita melangkah, pastilah ada bayangan. Setiap waktu melangkah maju, pastilah bayangan masih mengikuti. Bayangan masa lalu. Bayangan itu terus mengikuti kita seakan terus-menerus mengejar kita tanpa letih. Namun, kata 'seakan' itu akan jadi kenyataan di abad ini, waktu ini..."

Redemption

[By: Natsume Rokunami]

Rated: M

Tragedy / Horror / Romance

{Uchiha Sasuke x Tenten}

.

Awalan bacot dari Author: Sekarang ini kita akan membaca bagian SasuTen dulu, baru chara lain –chara cewek masih tetap Tenten-. Sekarang belum bisa diberitahu kepada kalian semua. Karena FanFic dengan bercharakan Tenten itu langka –apalagi yang berbahasa Indonesia-, Natsu memutuskan untuk memperbanyak cerita dengan pair Tenten. Tenten selalu dipasangkan dengan Neji atau Lee, tapi sekarang Natsu akan memasangkannya dengan chara lain.

Natsu sangat sadar bahwa Tenten adalah chara yang banyak muncul, namun kurang terkenal dari chara perempuan yang lain. Biasanya, FanFic fandom Naruto yang banyak dibuat adalah Sakura x chara, Hinata x chara, dan Ino x chara. Natsu sangat sadar bahwa 3 orang itu adalah idola desa Konohagakure. Namun Tenten pun dari Konoha dan wajahnya pun tak kalah cantik dari mereka bertiga. Coba saja kalian bayangkan Tenten dengan rambut terurai, cantik sekali, bukan? Natsu bisa membayangkan bahwa rambutnya sepanjang pinggang atau punggung.

Tenten memang bila dibandingkan, masih kurang dari 3 orang tersebut dalam hal kecantikan wajah, kemenarikan tubuh, dan kekuatan. Sakura unggul di rambutnya, tubuhnya, kecerdasannya, dan kecantikan wajahnya. Hinata unggul di rambutnya, sifatnya, kecantikan wajahnya, dan tubuhnya. Ino unggul di rambutnya, tubuhnya, sifatnya –Ino sangat menjunjung tinggi persahabatan-, dan kecantikan wajahnya –karena gemar berdandan-. Namun bila diteliti kembali, Tenten pun ada kelebihannya dan tak kalah dari mereka bertiga.

Tenten unggul di ambisinya yang ingin menjadi hokage wanita pertama yang dengan kemampuan utamanya dalam keahlian memakai segala senjata, sifatnya, tubuhnya –teliti kembali bentuk tubuhnya-, rambutnya –bayangkan dia dengan rambut terurai-, kecuekannya –dia adalah cewek tomboy yang Natsu rasa cocok dengan chara cowok mana saja-, dan kemampuannya –Tenten ahli dalam memakai senjata, melebihi para jounin, ANBU, sampai Uchiha Sasuke sekalipun-

Tenten dan Sasuke adalah chara pertama –kayaknya- yang ahli dalam memakai senjata yang disambungkan dengan benang. Mereka adalah chara pertama –kayaknya- yang mengenalkan para pembaca dengan menggunakan senjata dengan benang. Natsu sadar bahwa mereka berdua sama-sama mengandalkan senjata daripada chakra. –Sasuke lebih milih memakai kusanaginya dulu sebelum memakai chakra atau sharingan-

Apakah Tenten tidak bisa memakai ninjutsu? Dia bisa. Ingat dia memakai kipas raksasa terbuat dari bulu –unggas?- yang Natsu lupa-ingat namanya –kayaknya kipas bashosen(?)-? Kipas itu bisa mengeluarkan jutsu dengan 5 elemen. Namun karena terlalu banyak menguras chakra, tidak boleh dipakai lama-lama. Kalau tidak, Tenten akan mati kehabisan chakra.

Teliti saja, Tenten adalah chara yang tidak bisa dibenci dan chara yang cocok dipasangkan dengan siapa saja.

.

Uchiha Sasuke: 120+ years old (hanya untuk sementara, usianya sekarang adalah 24 tahun)

Nohara Tenten: 21 years old

.

Disclaimer: Kishimoto Masashi (Naruto Shippuden)

.

My second fict SasuTen. :D Don't like? Just don't read it. Simple, right? I need your structure, not a uncouth flame. Tolerating me about my grammar and syhntax, because I'm was a Newbie. :)

.

Warning: Full of Warning (in my opinion)

.

Happy Reading! ^^

.

I. A Beginning of The Nightmarish

Paris, twentieth century

"Rin, aku pergi dulu, ya!"

"Apaa...? Kemanaa...?" Nohara Rin, 22 tahun, seorang wanita berambut coklat pendek dengan mata ungu, bertanya kepada sepupu yang ia tanyai dengan nada mengintimidasi.

"Aku mau jalan-jalan. Bosan di hari liburan panjang tanpa aktivitas seperti ini." Nohara Tenten, 21 tahun, seorang wanita berambut coklat panjang sepunggung dengan mata coklat, menjawab pertanyaan sepupunya yang sedang berada di dapur.

Rin bertanya kembali sambil menaruh gula ke dalam mug, "Kau mau shopping?"

"Kira-kira begitu. Apa kau mau menitipkan sesuatu?"

"Tak ada. Pergilah. Pulang sebelum makan malam!"

"Tentu saja. Tetapi setelah aku pulang nanti, buatkan aku mac and cheese!"

"Yaa, yaa... pergilah."

"Oke. Bye!"

Tenten membuka pintu rumahnya, kemudian melompat keluar rumah. Ia menutup kembali pintunya.

Tenten yang mengenakan kemeja putih yang pas di tubuhnya dengan pita di kiri kanan ujung kemeja bagian pinggangnya dan celana jeans hitam selutut yang pas di kedua kakinya, menghirup oksigen dalam-dalam sebelum membuangnya dengan perlahan. Ia kemudian tersenyum semangat sambil berkacak pinggang.

"Oke! Ayo, Tenten! Kita pergi berjalan-jalan di pertokoan pinggir jalan!"

Kakinya yang memakai sepatu hitam tanpa hak, melangkah maju ke depan, meninggalkan kawasan rumahnya.

Seperti biasa, ada seorang lelaki memakai jaket hitam bertudung yang menutupi bagian rambut dan kepalanya sampai wajahnya tidak terlihat karena sisi gelap bayangan tudung tersebut, membuntuti Tenten dari belakang tanpa disadari oleh Tenten.

.

Tenten berjalan dengan santai di trotoar jalan dengan toko-toko berjejer di sampingnya sambil melipat kedua tangan di belakang kepala. Ia melirik satu-persatu toko sambil bersiul ceria. Matanya pun menangkap pelukis jalanan yang sedang melukis pemandangan jalanan kota Paris dengan kendaraan-kendaraan darat berlalu-lalang. Matanya tertuju kepada asal suara bel sepeda dari orang entah siapa kepada orang lain yang Tenten tak kenal, menyapa kepada orang itu. Mungkin mereka saling kenal, namun Tenten tidak memperdulikannya dan terus berjalan.

Matanya yang melirik-lirik setiap toko yang ia lalui, tertarik kepada sebuah resto kecil yang diapit oleh dua toko roti dan toko sepatu.

Rumah pasta, ia menjilat bibirnya sendiri. Pasta... tak ada salahnya untuk memesan satu piring dan memanjakan lidah dan perutnya sendiri disana. Ia masuk ke dalam sana.

Tetap... mata sang stalker Tenten tertuju kepada Tenten yang berada di dalam resto. Ia dapat melihatnya melalui dinding kaca tebal yang tembus pandang ke dalam resto.

.

Tenten keluar dari resto sambil mengelus-elus perutnya yang kenyang setelah menikmati sepiring fettucinne ditemani segelas sweet lemon juice.

Setelah makan siang yang nikmat itu, ia kembali berjalan menyusuri trotoar dengan mata melirik-lirik setiap toko yang ia lewati.

Tenten bertemu dengan sebuah toko pakaian. Dari dua model pakaian yang dikenakan dua buah mannequin di etalase toko, Tenten tertarik untuk membeli pakaian dengan model itu. Lagipula, dari tanda yang ada di dekat dua mannequin itu, bahwa dua model pakaian itu adalah rancangan terbaru dari toko yang bernama Sasha tersebut.

Tenten masuk ke dalam toko itu dengan sang stalker masih mengintipnya tak jauh dari toko sambil bersembunyi di balik pohon terdekat.

.

Tenten keluar dari toko pakaian tersebut. Ia membeli beberapa pakaian dan ia mengenakan sepasang pakaian yang baru dibelinya. Ia mengenakan baby doll hitam dengan kedua kaki dilapisi celana jaring warna hitam dan sepatu hak warna hitam pula. Ia memakai kalung bandul bulan dan jubah hitam. Ia berjalan dengan percaya diri akan penampilannya sambil menenteng tas kertas berisi pakaian-pakaian yang baru dibelinya.

Tentu saja sang stalker tetap mengikutinya secara diam-diam.

Banyak mata para lelaki tertuju kepada Tenten yang berjalan tanpa menghiraukan mata-mata tertarik mereka. Tak jarang para wanita yang melihatnya melempar pandangan sinis, iri, dan ada juga yang melempar pandangan tertarik –tertarik dengan artian ingin tahu Tenten membeli pakaiannya dimana-

Tanpa ia ketahui, sang stalker memotretnya dengan kamera mini yang dibawanya secara berkali-kali.

Tenten berjalan-jalan kemanapun yang ia tertarik untuk ia kunjungi sehari penuh ini. Tetapi malam sebelum waktu makan malam tiba, ia harus pulang.

Tenten melewati sebuah toko kue. Ia berhenti untuk melihat kue-kue yang ditaruh manis di atas etalase toko.

Aku akan membeli beberapa untuk Rin dan untuk cemilan di rumah, batinnya.

.

.

.

: =Natsu: Redemption= :

.

.

.

"Waah... terima kasiiih, Tenteeen..."

Rin tersenyum senang melihat Tenten memberinya sekotak besar cupcake dan sekotak kue blackforest untuknya.

Tenten tersenyum, ia mengangguk. "Ya."

"Kau pun membeli kue untuk dirimu sendiri juga?" Rin menengok kepada dua kotak besar kue yang masih tertutup di tangan Tenten.

Tenten membuka kedua tutup kotak itu, "Aku membeli cupcake dan blueberry cheesecake untuk kumakan dikamarku."

"Kau masih saja suka blueberry cheesecake, ya." Rin tersenyum.

Tenten nyengir, "Aku tak peduli akan bertambah gemuk karena memakan makanan manis, toh aku susah untuk gemuk."

Rin mengangguk setuju, "Aku juga."

"Apa kita cacingan?"

"Hah? Tentu saja tidak! Aku tahu ciri-ciri orang cacingan dan kita tidak mengidap ciri-ciri itu!" Rin menepis dugaan Tenten.

Tenten nyengir kembali.

"Oh ya, mac and cheese akan jadi menu makan malammu. Ayo kita makan."

Tenten tersenyum cerah, "Benarkah? Ayo kita makan!"

.

Rin menuangkan mac and cheese ke dalam mangkuk Tenten dan chili con carne ke dalam mangkuknya sendiri.

"Apa kau tak apa-apa memakan yang pedas seperti itu?" tanya Tenten.

"Apa kau tak apa-apa memakan makanan terlalu banyak mengandung lemak seperti itu?" balas Rin.

Mereka sama-sama nyengir.

"Ah, ini kan terserah selera masing-masing. Ayo, makan!" ajak Tenten.

Rin mengangguk. Ia menaruh sendok supnya di dalam panci chili con carne, kemudian duduk berhadapan dengan Tenten.

"Mari makan!"

Mereka berdua mulai menyantap masakan buatan Rin.

"Mmm! Enak! Aku memang selalu menyukai mac and cheese buatanmu!"

"Kau mau mencoba chili con carneku?"

"Sedikit saja, ya."

"Ya, cobalah."

"Uhm... aku makan."

"Bagaimana rasanya?"

"... MMMNN! Pedas dan enak sekali! Aku nanti mau mencoba semangkuk!"

"Aku juga mau mencoba mac and cheesemu semangkuk."

Di meja makan itulah mereka saling berbagi. –tepatnya, berbagi makanan-

.

.

.

Setelah mandi, Tenten memakai gaun tidurnya, berlindung dalam kehangatan selimut tebal diatas ranjang kapuknya, dan menutup matanya. Tidak butuh waktu lama untuk terlelap karena setelah makan malam yang puas dan menikmati beberapa potong blueberry cheesecake dan beberapa buah cupcake, ia jadi mengantuk karena perutnya penuh oleh makanan.

Besok pagi, ia akan melanjutkan memakan kuenya yang masih bersisa banyak.

.

.

.

Seorang lelaki yang wajahnya tak terlihat karena bayangan gelap menutupi sebagian wajahnya dan hanya memperlihatkan bibirnya, menyeringai sambil melihat kepada lubang kecil teleskopnya. Ia berada di beranda kamar di rumahnya. Beranda itu berada di lantai 2 dan berhadapan dengan beranda kamar Tenten dengan pemisah yaitu jarak rumah mereka berdua agak jauh karena jalan besar di antara rumah mereka.

Rumahnya dan rumah Tenten berhadapan. Ia sengaja membeli rumah yang berhadapan dengan rumah Tenten agar ia setiap waktu dapat mengawasi Tenten.

Ia menyeringai karena ia melihat Tenten telah terlelap tidur. Tenten lupa menutup tirai tebalnya sehingga ia bisa melihat Tenten walaupun agar buram karena pintu geser kacanya hanya ditutupi tirai tipis putih yang tembus pandang. Kadang tirai putih itu tersingkap akibat ulah angin yang datang dari pintu beranda yang terbuka sedikit. Lampu kamarnya pun diredupkan oleh Tenten.

Lelaki yang merupakan stalker Tenten sejak Tenten masih bersekolah di sekolah swasta menengah keatas, turun dengan mulus dari berandanya dengan bantuan berpegangan dengan pagar balkonnya. Ia mendarat dengan baik tanpa menimbulkan suara.

Ia berjalan menuju pagar rumahnya, memanjat pagar betonnya, kemudian melompat keluar dari halaman rumahnya. Lagi-lagi tanpa menimbulkan suara. Saat itu daerah perumahan mereka sunyi senyap. Kalaupun ada suara, palingan hanya suara jangkrik dan suara angin malam yang berhembus.

Lelaki itu berjalan memotong jalan besar yang sepi itu menuju rumah Tenten. Ia memanjat pagar rumah Tenten, berdiri di atas pagar beton rumah Tenten. Ia memandang ke atas, tepatnya kepada balkon kamar Tenten yang berada di depan matanya bila ia mendongakkan wajahnya ke atas.

Lelaki itu melompat, tangannya menangkap salah satu teralis besi pagar balkon kamar Tenten, kemudian mengangkat badannya ke atas sampai ia tiba di beranda Tenten.

Ia menyeringai karena usahanya naik ke beranda Tenten berhasil dengan lancar tanpa menimbulkan suara sama sekali.

Ia berjalan mendekati pintu geser balkon yang terbuat dari kaca tebal itu. Ia menggeser perlahan pintu yang sedikit terbuka itu. Itu hanya menimbulkan sedikit suara gesekan pelan saja.

Setelah terbuka, ia menyibak sedikit tirai tipisnya, kemudian melangkah masuk ke dalam kamar Tenten. Ia berjalan mendekati ranjang tempat Tenten tertidur. Ia berdiri diam di dekatnya sambil memberi senyum kepada Tenten yang dalam keadaan terlelap itu.

Ia mengambil sesuatu dari saku celana panjangnya, mengambil tabung parfum yang isinya bukanlah parfum. Ia menyemprotkan isi dalam tabung parfum itu ke dekat hidung Tenten banyak-banyak sampai akhirnya Tenten benar-benar tertidur pulas. Lebih tepatnya lagi, dibius.

Ya, itu obat bius.

Perlahan, ia mengangkat tubuh Tenten menggunakan kedua tangannya, menggendongnya di kedua tangannya. Rambut coklat gelap Tenten yang panjang terjuntai bebas ke bawah dan wajahnya sedikit terdongak akibat posisi gendongan lelaki itu. Lelaki itu membuat kedua tangan Tenten terkalung di lehernya.

Ia berjalan keluar dari kamar menuju balkon, melompat turun dari balkon dengan mulus dan hanya menimbulkan sedikit suara pelan saja, kemudian melompat ke atas pagar. Ia berhenti sebentar untuk menjaga keseimbangan, kemudian melompat turun dari pagar dan melangkah menuju rumahnya.

Tenten diculik.

.

.

.

: =Natsu: Redemption= :

.

.

.

"Um... umh...!" Tenten mengernyit berkali-kali. Perlahan, ia membuka kedua matanya. Pandangannya masih mengabur, sehingga ia mengerjapkan matanya beberapa kali agar ia dapat melihat dengan jelas.

"Uhh... eh?" Tenten melihat dirinya duduk di atas kursi dan kedua tangannya diikat di belakang kursi. Di atasnya disinari oleh seberkas cahaya lampu dan menerangi satu tempat saja, yaitu tempat dimana ia duduk dan sekitar bangkunya. Sisanya, gelap. Tak kelihatan apa-apa.

Ia melihat dirinya masih memakai gaun tidurnya. Tenten menyapu pandangan ke sekitar.

"Ini dimana?" gumamnya, gundah. Ia sama sekali tidak ingat bagaimana caranya ia bisa berada di tempat entah dimana ini. Yang hanya ia ingat adalah setelah mandi, ia menikmati beberapa potong dan cup kue yang ia beli, kemudian ia bergelung dalam selimut dan setelah itu ia tertidur. Ia sama sekali tidak ingat... atau lebih tepatnya, tidak tahu, kapan ia bisa sampai di tempat aneh seperti ini.

"Tenten..."

Tenten tersentak mendengar suara bariton yang terdengar seksi. Dari suaranya, yang menyebut namanya tadi pastilah laki-laki. Tapi ia tak tahu dimana orangnya karena asal suaranya berada di sisi tempat yang gelap, tak diterangi oleh lampu.

"Selamat datang kembali, sayangku."

.

.

TBC

.

.

A/N: Yah, yang jelas, setelah SasuTen, akan ada lagi chapter dengan bercharakan Tenten x chara cowok. Tetapi bukan Neji, ya. Neji udah terlalu mainstream. :3

Natsu –bisa dikatakan- sangat mendukung hubungan Tenten dengan chara cowok yang bernamakan Uchiha Sasuke, Akasuna no Sasori, Yahiko (Pain Tendou), Sabaku no Gaara, Uzumaki Nagato, Uchiha Izuna –karena dia sama kerennya dengan Sasuke-, dll (pokoknya chara cowok keren) :3

Neji memang cowok cool, tetapi rambutnya... TT^TT Natsu termasuk cewek yang kurang tertarik sama cowok yang rambutnya panjang kayak Neji. Kalau Nagato, masih mendingan lah. Neji? TT^TT –jangan tersinggung ya, Neji FG *eyelashes*-

Kira-kira, Tenten akan dipasangkan dengan cowok-cowok tadi. :3 Tapi akan Natsu seleksi dulu. Natsu udah kebanyakan ngutang FanFic MC. Soalnya, kalau buatnya OS, rada-rada gak puas. Kalau gak puas, pastinya OS itu ada beribu-ribu kata. ._. Makanya, susah juga.

Karena Natsu terlalu bodoh:

"Astaga! Gue ngutang banyak FanFic MC! Apalagi gegara kurikulum sialan ini, tugas bejibun benerr! Kenapa gue masih sempet-sempetnya molor!? OH ASTAGAY! Gue belon nyusun jadwal sehari-hari!"

Natsu bingung kayak orang bloon. –emang dasarnya ni makhluk bloon-

Maaf ya, untuk kalian yang nunggu lama lanjutan chapter FanFic Natsu yang kalian tunggu-tunggu. TT^TT Otak Natsu dari dulu korslet dan belum direparasi di bengkel –alias belum ada ide-. Maaf juga karena words chapter ini pendek. Natsu usahakan akan lebih panjang di chapter selanjutnya. m_ _m

Beribu-ribu maaf karena banyak ngutang FanFic dan beribu-ribu terima kasih kepada para pembaca yang mau membaca, mengkritik, maupun memfave FanFic-FanFic Natsu. ^-^V

Thank you for my best friend. She was a Fanficcer, too. My loli sista, I love you so much. Hug and smile for you.

Mind To Review?