"Kau lelaki, tetapi memiliki sentuhan yang lembut, halus dan menggoda, laksana seorang wanita. Karena itulah kau menjadi tipe yang membuatku sungguh bersemangat malam ini. Semoga aku dapat melakukannya lain hari, kau bagaikan seribu harapan dari kelamnya hidupku yang terlalu fana dan realistis"
"Thousand Hopes for Green"
Special for Seto Kousuke birthday
Rated: M (College!AU, warning for r-18 contained, semi-BDSM?)
Fandom: Kagerou Project by Shizen-no-Teki-P (Saya tidak ada niat untuk mengklaim character-character ini sebagai karakter saya, saya hanya meminjam character dari beliau untuk menjadi pemain di cerita saya yang tidak jelas dan bejat ini)
Kano Shuuya, seorang mahasiswa junior di kalangan para calon kandidat muda di universitas yang cukup ternama di daerahnya. Ia tengah mendalami masa dimana para mahasiswa baru harus melewati tahap perkenalan dengan segala upaya tidak biasa oleh para seniornya, bahkan yang tidak disangka sekalipun. Ya, sebut saja ospek. Di masa ospeknya ini, para junior diperintah oleh para seniornya untuk mencari tahu asal-usul dari salah satu seniornya. Tetapi tidak semudah itu, sebelum mencari, para junior akan mengambil undian. Mungkin kalian akan berpikir isi kertas gulung itu sederet huruf yang menyusun nama senior, atau kumpulan angka yang merupakan identitas, bisa tanggal lahir ataupun angka absen, bahkan berisi jabatan dari sang senior. Tetapi sayang yang anda pikirkan itu tentu salah, isi kertas undian itu bukan nama jelas, tetapi hanya inisial yang menggambarkan karakteristik dari sang senior. Tentu saja sulit bukan? Karena mungkin tidak ada junior yang bisa langsung tahu apa karakter seniornya, meniti kehidupan kampus saja belum, berhadapan dengan kelas kuliah saja belum, gimana tentang kehidupan senior? Kalaupun ada mungkin orang itu sudah kenal sebelumnya, ya sudah pasti.
Kembali ke awal cerita. Pemuda pirang itu tidak terlalu peduli dengan keadaan pra-Ospek di sekitarnya, walaupun banyak kasak-kusuk berbagai kandidat muda-mudi yang sepertinya terlalu bersemangat untuk menghadapi ospek, apalagi para lajang, ups maksudnya jomblo. Para calon mahasiswa tentu berharap bisa mendapatkan senior yang cantik, beruntung lagi bila seksi. Sedangkan para mahasiswi sudah mulai berhisteria dan berimajinasi akan mendapat senior yang tampan dan membuat hati mencair. Mungkin selain bisa kenal tentu buat modus juga, satu perahu melampaui tiga pulau, boleh juga kan. Si pirang tetap saja tidak peduli, ya paling kalau dapat cewek cantik mungkin karena faktor hoki, dan ia bukan maniak hal itu. Ia hanya menganggap semua ini hanyalah formalitas dunia perkuliahan saja, yang ia nanti hanyalah mulai memijak tanah penderitaan kampus, lalu melalui berbagai serangkaian peristiwa sampai ia berhasil menjadi sarjana yang dinanti-nanti oleh para bursa kerja.
Ketika ia mendengar namanya dipanggil oleh senior fasilitator, ia hanya melangkah ugal-ugalan dan mengambil satu dari sekian tumpukan kertas gulung itu. Tidak ada rasa berdegup jantung sedikitpun, hanya mendengus kecil membaca tulisan "Green". Sebenarnya dia malas, daripada membuang-buang waktu untuk mencari seseorang yang sama sekali bukan tujuan hidupnya, mendingan juga tidur di rumah. Tetapi pengalaman yang bahkan sekali seumur hidup ini tentu jangan dilewatkan, mati penasaran yang ada bila sepanjang hidupmu tidak pernah merasakan betapa berkesannya masa orientasi para calon mahasiswa ini.
Green. Itulah yang ada di benaknya sekarang. Tulisan yang menjiwai seluruh warna dari mayoritas flora ini membuat Kano memutar balik otaknya sampai ia linglung sendiri. Salah sendiri ia terlalu meremehkan acara ospek ini. Meniti kehidupan senior bukanlah gayanya. Jangankan senior di kampus barunya ini, teman sebaya zaman taman kanak-kanaknya saja ia tidak kenal. Pemuda yang bertinggi kurang ini hanya bisa menghirup udara segar kampus sambil menapak ke arah yang bahkan dirinya sendiri pun tidak tahu. Mungkin pernyataannya sebelumnya sebagai maniak keberuntungan sekarang adalah hal yang diharapkannya.
Hal itu mungkin membuat sesuatu terarah kepadanya.
Kepada seseorang yang tengah asyik duduk di hamparan rumput hijau sambil memainkan belalang sembah hasil tangkapannya.
Awalnya Kano tidak begitu yakin, tetapi melihat dirinya memakai jaket hijau neon kontras itu makin membuatnya menyeringai kecil. Ia benar-benar hoki hari ini. Mungkin bila dilihat dari keadaan sekitarnya terlihat beberapa muka despair para junior yang penat, bahkan ada yang sampai menangis, ada juga sih yang masih semangat mencari. Tak peduli dengan keadaan sekitarnya, langsung saja Kano dengan santainya menghampiri raven bernuansa hijau ini.
" Ternyata keberuntungan itu menyenangkan ya, tinggal diharapkan saja aku langsung menemukanmu, Green-senpai!" Ujarnya angkuh seraya menyeringai.
" Hah... Itulah mengapa aku benci dilibatkan dalam acara ospek, kau tahu. Satu kampus ini sudah tahu ciri khasku" Balasnya sambil mendesah. Belalang sembah yang ia tangkap ia biarkan pulang kembali ke habitatnya. Karena ia ingin melihat sosok junior tahun ini yang mencarinya. "Selamat ya, kau sudah menemukanku. Bisa dibilang kau adalah orang tercepat yang bisa menemui senior sasaranmu" Pemuda berambut hitam itu tersenyum cerah seraya mengulurkan tangannya ke pemuda yang lebih pendek darinya itu.
Tetapi Kano membalasnya spontan.
" Aku tidak peduli dengan status itu. Aku hanya ingin menyelesaikan urusanku dengan dirimu dan memulai masa kuliahku"
" Hahaha, kau begitu tidak sabaran." Tawa kecilnya keluar mendengar umpatan dari juniornya. Ia mulai duduk senyamannya dan kembali tersenyum. "Jadi, apa yang ingin kau ketahui tentang diriku?"
"Hmm... Kurasa gak ada. Kenal aja kagak, gimana mau tau tentangmu?"
Sang Raven menyadari bahwa juniornya ini mungkin berkesan kurang bersahabat. Padahal ia sudah berusaha untuk tetap bersikap ramah, tetapi dirinya sama sekali tidak mengundang rasa kesal. Ia bahkan terkesan penasaran dengan juniornya ini.
Sang Raven tidak menyerah, ia tetap mempertahankan suasana ramahnya untuk menghadapi sang junior pirang.
" Kau benar juga, aneh rasanya jika kita tidak mulai mengenal satu sama lain. Namaku Seto Kousuke, aku mahasiswa fakultas botani. Dari wajahmu, sepertinya kau mahasiswa teknikya?"
" Aku Kano Shuuya, biasa saja tuh. Lagipula kau salah, aku calon mahasiswa International Relationship"
" Hahaha perkiraanku salah, ya? Hebat nih di depanku ada junior mahasiswa HI~ Kano-kun pasti sangat pandai berbahasa asing, ya" Seto kembali tertawa renyah. Sang raven terus memandang wajah Kano, yang sepertinya mulai jenuh.
Lama-lama, Kano mulai merasa aneh dengan kondisi ini. Mengapa menjadi terlihat seniornya ini mengamati dirinya? Bukannya seharusnya ia yang melakukan hal itu? Penat kembali menyerang dirinya.
"Maaf, sepertinya aku kurang enak badan. Aku harap kita tidak bertemu lagi, aku sudah cukup tahu tentang dirimu, permisi!" Sang pirang segera menutup perjumpaannya dengan sang senior. Ia pusing, ia ingin segera merelaksasikan dirinya di rumah nanti. Sang senior menatap juniornya yang sudah berlari menjauhinya dengan bingung. Padahal sang junior belum melakukan tugas ospeknya sedikitpun, hal itu membuatnya makin penasaran.
"Aku harap kita bertemu lagi, Shuuya Kano"
Kano mulai berdelusi yang tidak jelas tentang Green-senpai yang ia temui tadi. Entah mengapa, gaya berbicarannya mengeluarkan aura kharismatik yang cukup menggugah, bahkan ia bisa merasakan hawa sensual dari tubuh tinggi sang Raven. Padahal mereka belum melakukan sesuatu yang berarti, bercakap saja sekedarnya. Ia mulai takut, kalau bisa ia ingin mengabaikan tugas ospeknya. Toh tidak akan ada yang memeriksa ini kan?
Ia hanya berharap setelah masa ospek berakhir, ia tidak bertemu sosok bernama Seto Kousuke itu lagi dan menjalani kehidupan kuliahnya dengan tenang nanti.
Akhirnya setelah dengan tabah ia menunggu, masa ospek pun berakhir. Semua junior akhirnya resmi membuka status mereka sebagai mahasiswa baru di fakultas yang mereka tempati masing-masing.
Lama waktu kemudian, di kelas HI
"Hei, Kano!" seorang gadis manis bersurai oranye menghampiri pemuda kecil itu menyentuh pelan pundaknya.
"Oh, Kisaragi-chan! Ada apa?" Sahut Kano dengan senyum ramahnya. Ia tengah asyik memainkan salah satu game prefecture favoritnya untuk mengisi selang istirahat sehabis jenuh memerhatikan dosen menerangkan materi. "Pasti menyangkut tugas mata kuliah ya?"
"Iya nih. Kita berdua kan sekelompok untuk survey tempat-tempat yang sering dikunjungi turis asing, tetapi waktunya hanya seminggu. Gimana ya? Aku nggak ada waktu nih. Kau tahu sendiri kan idol punya banyak jadwal?"
"Hahaha dasar! Nasib jadi idol emang begitu dah! Yaudah deh, aku aja yang survey kebetulan banyak waktu. Tetapi yang menulis laporan kamu aja ya?"
"Beres deh! Makasih banyak ya Kano-san, dari SMA kamu selalu pengertian banget sih sama aku hehehe~" ujar Momo isengnya sambil tersipu menjulurkan lidah sedikit. Kano kembali membalas cengiran teman dekat cewek sejak SMA-nya itu. " Ngomong-ngomong enaknya kemana ya?"
Gadis idol itu bergumam sedikit "Ah! Bagaimana kalo di World Botanical Garden kota sebelah? Aku pernah mampir di sana buat syuting video klip salah satu single-ku!"
"Boleh juga tuh. Ya sudah besok aku bisa pergi ke sana, thank you Kisaragi-chan!"
Kano menaiki sebuah kereta cepat untuk pergi ke lokasi survey tugas kuliahnya. Hari ini ia kebagian mendapat jam malam, jadi siang harinya ia bisa mulai mengerjakan tugas. Padahal baru saja nafas di kelas kuliah, tetapi tugas sudah menyapa saja. Tujuannya kali ini sebuah tempat yang penuh dengan koleksi flora yang didapat dari berbagai sudut dunia. Taman botani dunia.
Tunggu, botani.
"Botani ya?"
"Sepertinya aku mulai mengingat sesuatu..."
Cling
"SHIT! Mana mungkin lah aku bertemu orang sumringah seperti itu lagi.."
Wajah putihnya mulai tercoreng dengan rona-rona kemerahan. Ia mulai merasakan hawa aneh lagi. Hawa yang mendesir di hatinya, hawa yang sama ia rasakan ketika bertemu dengan seseorang saat awal masa kuliahnya.
"Sial, be focus, Shuuya Kano. Kerjain dulu tuh tugas. Jangan mikir yang aneh aneh, aaahhh!" Ia menggeleng-gelengkan kepalanya. Sampai ia tidak sadar bahwa batang hidungnya sudah sampai di tujuan.
Benar saja kata sahabatnya itu, banyak sekali turis asing yang mondar-mandir menghampiri tempat itu. Ada juga khalayak lokal, anak-anak, orang dewasa yang berkencan, ada juga sekumpulan mahasiswa yang sepertinya juga melakukan tugas survey. Pemuda berpucuk pirang mulai tertarik dengan tempat itu.
Sejak kecil, bisa berkomunikasi dengan orang mancanegara adalah impiannya, secara ia bosan bila sepanjang hidupnya hanya bertemu dengan manusia yang ber-ras sama sepertinya. Ia ingin keliling dunia, bertemu lebih banyak ras lagi. Lebih tepatnya, ia ingin sekali menjadi seorang duta besar, atau seorang translator di perusahaan ternama. Karena itu fakultas HI adalah acuannya sekarang.
Ia mulai memasuki tempat itu, dan ribuan jenis tumbuhan dunia persis di hadapannya sekarang. Memang, dunia tumbuhan bukanlah obsesinya, tetapi ia menikmati suasana tempat yang dipenuhi oleh orang dengan bahasa ibu yang berbeda-beda. Langsung saja, ia memotret keadaan sekitar, mencatat hal-hal yang menarik, juga sekali-kali mencoba berbicara dengan salah satu orang asing.
Kano begitu menikmatinya, sesekali berhenti sejenak memandang beberapa tumbuhan yang menarik.
Sampai ia berada di depan tumbuhan Welwitschia Mirabilis, tumbuhan gurun pasir yang bentuknya cukup memikat mata.
"Aneh banget! Kayak tumpukan sampah" komentarnya sambil tertawa kecil.
"Sekalipun ia seperti sampah, ia sangatlah tangguh lho!~"
"Tangguh? yang bener sa-"
Kano memerhatikan orang yang menyahut komentarnya. "Ja..." Seketika, iris matanya mengecil dan ia terdiam. Tidak mampu melanjutkan kata-katanya lagi.
" Iya, ia tangguh. Sekalipun ia seperti makhluk yang tidak berguna ia bisa hidup bahkan berabad-abad. Ia juga sanggup hidup tanpa hujan selama bertahun-tahun" balas orang itu seraya tersenyum, menghadap sang pucuk pirang.
"Lama tidak bertemu, Kano-kun!" Ternyata seorang mahasiswa fakultas botani toh yang menyahutnya. Dan tentu Kano tidak merasa asing dengan orang itu.
"Green...senpai..." desahnya lelah. Ia berusaha untuk tidak menunjukkan raut orang bodoh.
"Syukurlah, akhirnya kita bertemu lagi. Permohonanku dikabulkan" ujarnya.
Kano baru menyadari jarak dirinya dengan sang senior hanya sebatas gesekan bahunya dengan lengan sang senior. Ingin mencoba mengambil jarak, tetapi di tempat itu cukup ramai sehingga ia tidak bisa menggeser badannya sedikit.
Pemuda bermata hazel itu mengambil sebuah kacamata berframe hitam dari saku jaketnya. Ia segera mengenakannya. Mungkin karena keadaan cukup ramai sehingga matanya menjadi kurang awas. "Ah, lagipula kenapa kau masih memanggilku dengan sebutan ospek itu? Aku sudah memberi tahu namaku bukan?"
Kano berpendapat bahwa lelaki muda itu lebih terlihat sexy bila tanpa kacamata.
Hei Kano kau mikirin apa? Si pirang kembali bertingkah bodoh, dan sejenak mencoba bersikap biasa kembali.
"Iya-iya, Kousuke Seto kan? Aku malas ah nyebutnya. Green-senpai aja biar lebih cocok dengan warna jaketmu itu" balasnya santai. Ia mendengus sebentar
"Sialan. Coba kalo aku nggak mikirin dia, gak bakal begini kan jadinya..".
"Aku merasa seperti monster bila kau memanggilku seperti itu. Setidaknya panggillah nama keluargaku..."
"Memang kau monster kan? Tiba-tiba muncul. Untung aja aku gak punya penyakit jantung-"
"Sampai suatu saat kau akan memanggilku dengan nama kecilku" Belum sempat Kano ngedumel, bibir seniornya sudah mendekati telinganya. Tangan besarnya merangkul leher pemuda yang lebih kecil, terlihat seperti memeluk.
Refleks bulu kuduk berdiri semua. Ditambah rona merah muda itu lebih menunjukkan kemerahannya di wajah Kano.
Sang pirang kembali lagi dengan delusi anehnya. Suara sang senior yang begitu dalam dan pelan, memberikan sensasi pesona yang sungguh kuat, jangan lupa desah nafasnya yang menambah desiran aneh menyerang nalurinya. Sensasi tubuh besar seniornya ini, ia rasakan amat kuat karena badannya sedikit melekat pada jaket sang senior. Aroma parfum pria maskulin pun tercium olehnya.
Cukup, ia tidak kuat dengan serangan batin dari seniornya ini. Ia berusaha memejamkan matanya, menyadarkan diri untuk tidak memikirkan hal aneh.
Seto kembali memandang juniornya ini. Ia sadar bahwa ia telah mengejutkan junior masa ospeknya ini.
"Hahaha. Maaf aku mengagetkanmu, Kano-kun. Ngomong-ngomong sedang apa kamu kesini? Kau anak HI bukan?" Seto menyadarkan sang pirang dengan tepukan pelan pada bahunya. Ia sedikit mengatur jaraknya dengan sang junior.
"Hung... Bukan urusanmu. Sesuka diriku lah mau ngapain disini elah!" Kano cemberut, menunjukkan raut sedikit kesal. Mungkin karena tingkah laku seniornya tadi.
"Jangan marah begitu dong! Aku kan hanya bertanya..." Ia memandang lagi sang junior, terlihat di matanya seorang lelaki kecil bersurai pirang pucat, dengan kulit yang terlihat putih mulus seperti kulit wanita yang perawatan, ditambah mata yang bentuknya sungguh berseni seperti seekor rubah, juga bibir merah muda yang tipis itu terlihat sedang digigit olehnya. Seto tahu, Kano seperti menahan sesuatu. Iris emas sang junior berusaha memandang ke arah lain.
Seto sudah menikmati pesona itu semenjak ia pertama kali memandang pemuda pirang itu pertama kali di lingkungan kampus. Ia bersyukur, ia dapat melihatnya lebih detail dengan pertemuannya yang sekarang.
Ia berharap ia diberikan saat dimana ia bisa menelusuri lebih dalam lagi kepada pemuda beriris rubah itu.
"Oh iya, Kano-kun. Apakah kau mau kita bertemu lagi?" Seto tanpa ragu-ragu pun melontarkan pertanyaan yang belum sempat ia katakan kepadanya semenjak pertemuan pertamanya dengan Kano.
Kano pun menyerah untuk terus bersikap jaim, tampaknya ia sudah jatuh ke senior yang pertama kali ia temui ini. Ia pun sebenarnya ingin mencoba berbicara banyak dengan sang senior, tetapi rasa gengsi masih menguasai dirinya.
Sepanjang hidupnya, ia tidak pernah lagi mencoba-coba untuk mendekati senior. Pernah ia punya pengalaman pahit dengan seorang gadis, tetapi gadis itu ternyata lebih menikmati hubungan dengan teman seangkatannya itu dibanding dengan dirinya. Karena hal itu ia mengutuk dirinya untuk tidak menjalin hubungan dengan senior lagi.
Tetapi ia rasa inilah saatnya untuk memecahkan kutukan dirinya itu.
"Hmmm... Boleh saja"
Secercah harapan tergerak di benak sang Seto. Wajahnya seolah menyala. Ia begitu terpukau mendengat frase yang diucapkan juniornya itu. Ia makin melebarkan senyumannya.
"Bagaimana kalau di kafe depan kampus besok Sabtu? Kebetulan tugasku sudah selesai semua, apa kau bisa?"
"Ya, semua terserah Seto-san aja, pokoknya aku gak mau repot" jawabnya klise. Walaupun terkesan nyolot, tetapi Seto kembali tertegun mendengar namanya diucapkan dengan nada yang ketus. Tetapi ia mensyukuri hal itu.
"Tenang saja, Kano-kun! Aku akan sangat tidak sabar untuk menantikan saat-saat itu!" ujar si pemuda raven berkacamata dengan ceria. Ia spontan memerhatikan jam digitalnya untuk mengecek waktu.
"Ah, sebentar lagi jam kuliah. Aku harus segera bergegas! Kano-kun, aku duluan ya?"
"Oke" Kano hanya tersenyum kecil. Melambaikan tangan singkat ke arah Seto yang telah meninggalkannya.
Dari kejauhannya, Seto masih bisa melawan arah kepalanya untuk kembali memerhatikan sang junior dari kejauhan. Senyumnya terus terpapar di bibirnya. Ia sama sekali tidak bisa menghentikan sikapnya yang sekarang. Ia sangat betah memandang pemuda yang indah itu. Ia terus berharap semoga takdir terus membiarkan sosoknya makin mendekati sang pirang.
"Dasar manis..."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
To be continued...
A/N: HAI LAGI GAIIIIIISSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS SETO BEBSKI ULANG TAHUN NEH HABEDE YA BEBS. SEMOGA MAKIN GANTENG MAKIN LANGGENG SAMA KANO MAKIN CEPET DAPET MOMONGAN. Betewe ini tadinya mau semalem selesai tapi lagi keburu gak ada ide jadi ntar aja lanjutinnya, doain aja BANGET INI KOK SEDIKIT BANGET- Kalo gak ada yang nge review sih, gak tau deh mau dilanjutin apa enggak- MAAF JUGA BAHASA SAYA KOK JADI RADA TIJEL GINI SEH. OH IYA FF INI TERINSPIRASI DARI FILM BEJAT FSOG CUMA DIJADIIN FULL COLLEGE GITU GAK TAU AH TERANG
OH iya mau curcolin tentang nasib kagepro nih gais, gue tau sih animenya udah end terus mungkin fansnya mulai menipis karena banyaknya fandom baru yang lebih menggugah. Kasian sama fandom kagepro sekarang, walaupun ceritanya makin ngebingungin TAPI GUE MASIH MAU NGELESTARIIN TOKOH TOKOHNYA APALAGI SETOKANO BEBS HUEWYWYWYWYYWYWY NANGIS SUMPAH;;;;;;;;;;;;;;
Udah deh malem ini segini aja bacotnya, mana ultahnya seto mau abis lagi. Oke bebs review dan fav kalian menentukan jalan cerita ini gan! Tengkyu buat para pembaca sana yang masih mau setia dengan saya
Salam chabye
