SWEET POISON

CHAPTER 1

KANG DANIEL X LAI GUANLIN

WANNA ONE

MALE X MALE

Aku menyesap lagi kopi yang ku pesan disebuah coffe-shop. Merasakan perlahan nikmatnya cairan pahit namun memikat yang memenuhi rongga mulutnya. Aku kini mengalihkan pandangan keluar jendela dan menyadari kalau hujan yang membuatku singgah di coffe-shop ini sudah berhenti. Walaupun hujan sudah berhenti sepertinya matahari masih betah menyelimuti dirinya dengan lembutnya awan. Cuaca hari ini membuat suasana sangat muram dan sedikit mencekam di tambah lagi dengan angin dingin yang terus berhembus.

Walau begitu cuaca yang mendung dan suasana muram ini tak membuat suasana hatiku ikut muram, karna bagiku hari ini adalah hari yang spesial dari hari-hari lainnya. Hari ini tepat satu tahun aku dan pacarku bersama sebagai sepasang kekasih jadi aku memutuskan memberinya kejutan. Aku akan dating ke apartemennya dan merayakan hari jadi pacaran kami yang ke satu tahun. Sengaja aku tak memberi tahu nya terlebih dahulu kalau aku akan berkunjung. Ah memikirkannya saja sudah membuatku tersenyum sendiri. Sengaja ku bawakan banana muffin favoritnya serta sebuket bunga mawar warna merah muda, sungguh aku ingin membuat hari satu tahun kita bersama sangat special dan tidak terlupakan.

Kami, maksudku aku dan pacarku pertama kali bertemu di acara penyambutan mahasiswa baru di salah satu perguruan tinggi di seoul, saat itu dia sangat terganggu karna beberapa senior memintanya terus minum, jiwa kesatria ku yang selama ini tidur mendadak bangun dan menolongnya. Aku menjadi kesatria nya dan menggantikan dia minum. Dari sanalah aku mengenalnya, awalnya hanya pertemanan biasa karna kami memiliki minat yang sama di bidang filmografi. Dua tahun berteman membuatku cukup mengenalnya dan memberanikan diri menyatakan perasaanku padanya, dan seterusnya kita berpacaran.

Memifikirkan awal pertemuanku dengan Da Hee, pacarku, membuatku tertawa sendiri. Beberapa orang yang melewatiku berbisik bisik kalau aku sudah gila bahkan ada yang tertawa karna berpikir aku sedang jatuh cinta ataupun lamaranku diterima. Biarlah apa yang mereka fikirkan yang penting saat ini suasana hatiku sedang sangat senang.

"Wah langitnya makin mendung kurasa sebentar hujan akan turun lagi, aku harus cepat sampai ke rumah pacarku kalau tidak mau kehujanan dan semua usaha ku sia-sia". Ucapku pada diri sendiri.

Sepuluh menit kemudian aku sampai gedung apartemen pacarku, segera aku masuk kedalam lift yang akan mengantarkanku ke lantai tempat pacarku tinggal. Sampai di lantai yang ku tuju aku berjalan menuju apartemen pacarku. Saat di depan pintunya aku menarik nafas panjang. Lalu ku ketuk pintunya dan memencet bel.

Tidak ada tanggapan, lagi ku pencet bel rumahnya dan tetap tidak ada tanggapan. Apa mungkin dia sedang tidak dirumah? Tapi rasanya tidak mungkin karna semalam dia bilang hanya akan tidur seharian dirumah. Kupencet lagi bel rumahnya namun masih tidak ada tanggapan. Mungkinkah sesuatu yang buruk terjadi padanya? Karna khawatir aku mulai berteriak dan menggedor-gedor pintu rumahnya.

"Sayang, kau ada di dalamkan? Ini aku tolong bukakan pintunya". Teriakku berharap dia mendengar teriakanku. Entah mengapa masih tidak ada tanggapan dan akupun makin keras berteriak dan brutal, karna khawatir aku mencoba membuka pintunya.

"Sial, ini terkunci" bodohnya aku tak tau dan tak pernah mau tau password apartemen pacarku karna aku rasa itu privasinya. Aku mencoba menebak password, ah aku ingat kalau pacarku sering menjadikan tanggal lahirnya sebagai password, aku mencobanya dan, tring! berhasil

"Yess!"

Walau merasa sangat tidak sopan dan melanggar privasinya tapi aku tetap masuk kedalam rumah pacarku. Mungkin saja dia sedang sekarat dan butuh bantuan kan? Siapa yang tahu?

"Sayang kau ada didalam? Ini aku Guanlin." Teriakku.

Saat pertama kali masuk kedalam apartemennya, aku merasa ada yang aneh karna ada sepatu laki laki di rak sepatu. Ah mungkin ini adiknya atau dia membeli sepatu model baru tapi seingatku dia orang yang sangat feminim. Apa mungkin Pria lain?

"Hahahaha, tidak mungkin aku berlebihan, haishh."

Aku terus mensugesti pikiran ku dengan hal hal positif dan sengaja membuang segala pikiran yang buruk yang hinggap di kepalaku. Aku terus berjalan memasuki lebih dalam apartemen kekasihku. Aku merasa aneh karna aku mencium bau seperti amis dan harum dari parfum pria serta suasana rumah yang remang remang. Aku berjalan menuju kamar pacarku, aku membuka pintunya dan betapa terkejutnya aku melihat pemandangan yang ada di depanku. Sontak aku menjatuhkan box banana muffin yang aku bawa. Mataku melebar saking tidak percayanya dengan apa yang ada di depan ku.

"A a apa yang terjadi? Siapa kau? Apa yang kulakukan dikamar pacarku? Dan K ka kau mana pakaian mu ? APA YANG KAU LAKUKAN BRENGSEK HAH?!"

Emosiku meledak aku tak sanggup lagi . air mataku jatu tanpa terasa. Entah mengapa air mataku terus turun tanpa aku sadari. Dan dia pria itu pria yang tidur seranjang dengan pacarku tanpa sehelai benangpun hanya tersenyum. Badannya yang terpahat sempurna seakan akan mengolok olok ku yang berperut rata.

" Hai manis, ada apa?" akhirnya dia bersuara.

"Manis, YAA! Kau dasar anjing gila brengsek ada apa katamu? Kau yang ada apa anjing gila! Apa yang kau, auhh kotor sekali kau anjing brengsek. Apa yang kau lakukan dengan pacarku!" aku berteriak dan menyumpahinya.

"ahhh Daniel oppa ada apa? Berisik sekali?" wanita jalang itu terbangun dari tidurnya karna terganggu oleh teriakan dan sumpah serapahku.

"Kau lihat saja, ada mahluk yang sangat manis dan menggemaskan meneriaki ku" ucap pria yang dipanggil Daniel itu. Wajahku memerah mendengar ucapannya dan senyum atau lebih tepatnya seringai jahat yang ditujukannya padaku.

"Guanlin ya? Kau sedang apa?"

"Kau yang sedang apa jalang?! Apa yang kau lakukan dengan bajingan gila itu HAHH DASAR JALANG!?"

"Seperti yang kau lihat menghabiskan malam panas." Ucapnya dengan santai sambil memeluk lengan pria yang kurasa bernama Daniel itu.

Kulihat mantan pacarku berpelukan lagi dengan pria seksi itu, lagi air mata ku jatuh lagi. Tanpa ada ragu mantan ku menciumnya dengan panas. Saat mereka berciuman pria itu tidak sedetikpun melepaskan pandangannya padaku. Sakit ini semakin terasa, rasanya aku akan sulit bernafas saat penghianatan tergambar jelas dihadapanku. Tak tahan lagi aku segera keluar dari kamar itu, belum sampai keluar apartemen aku kembali ke kamar mantan pacarku untuk menyumpahinya.

"YAAA!" Teriakku, mereka terlihat sangat kaget dan menghentikan kegiatan mereka.

"Dasar kau jalang, bajingan, wanita sinting, psikopat,lesbian, anjing kampung, jambu mentah, kau pikir siapa kau hah?! Berani melakukan ini padaku. Ku pikir aku akan diam saja hah?! Lihat saja nanti." Puas menyumpahinya aku berlari keluar apartemen.