Mae Govannen! saya kembali lagi! tapi kali ini dengan One-Shot yang masih dengan tema Ayah-Anak seperti biasanya.

maaf banget baru bisa nge-post, itu juga cerita yang berbeda TT-TT. yak, monggo dibaca. Review apapun di terima :3

Thranduil menatap hijaunya Eryn Lasgalen setelah War of the Ring selesai sekitar beberapa bulan lalu. Prajurit dari kerajaannya yang tersisa semenjak Battle Under The Trees maret lalu sudah ia perintahkan untuk mencari-membunuh-dan-membakar habis Dark Creatures yang tersisa di Eryn Lasgalen. Memori tentang hutannya yang terbakar waktu melawan musuh itu masih membekas, meski begitu, sekarang Kegelapan sudah sirna, dan ia tahu waktunya untuk Berlayar semakin dekat.

Lamunan Thranduil buyar ketika ia mendengar ketukan di pintu kamarnya, dengan menghela nafas, ia menjawab ketukan itu. "Masuk." Jawabnya dengan keras dan langsung tersenyum begitu melihat putranya yang baru kembali dari Gondor itu masuk ke kamarnya dengan senyum khasnya, meski begitu sebagai ayah Thranduil dapat mengerti perasaan Legolas yang sebenarnya setelah kembali dari Perang itu.

"Ada apa, Legolas?" Tanya Thranduil hangat, sebuah Mental Reminder kepada dirinya sendiri tentang ayahnya, Oropher yang selalu bersikap dingin kepadanya. Legolas menggelengkan kepalanya. "Tidak ada apa – apa, Adar. Aku hanya mengunjungimu saja karena aku bertanya – tanya belakangan ini kau kemana saja." Disitu Legolas berhenti untuk menghela nafas dan megikuti ayahnya yang berjalan kembali ke balkon. "Apa ada sesuatu yang mengganggumu?" Tanyanya pelan.

"Mungkin. Semenjak perang selesai, keinginanku untuk Berlayar semakin kuat." Kata Thranduil yang terkenal sebagai Raja terdingin, terseram, dan tergalak di satu Middle-Earth itu. "Tapi aku belum siap." Jarang memang Thranduil menurunkan Topengnya, bahkan di depan putranya sekalipun. Tapi hari itu menjadi pengecualian.

"Aku bisa mengerti, waktu perang aku sempat medengar laut, dan sejak saat itu aku juga ingin segera berlayar, Adar." Kata Legolas sambil tersenyum kepada ayahnya. "Tapi aku masih punya tugas disini yang belum kuselesaikan, begitu juga Ayah. Tapi percaya kata – kataku, Adar, kita pasti akan berlayar dan bertemu Naneth di Valinor."

Thranduil menatap putranya yang semakin bijak semenjak Perang dengan mulut sedikit ternganga, tapi kemudian ia memeluk putranya begitu erat seakan – akan tidak ada esok hari dan Raja itu tertawa pelan. "Sejak kapan kau bisa menceramahiku, Legolas? Bahkan sampai membuatku ternganga, itu tadi memalukan menurutku." Tawa Thranduil.

"Hmm... Kan kita ini adalah Partner, Adar. Kau menceramahiku, maka aku juga bisa menceramahimu." Kata Legolas yang memeluk balik ayahnya sambil cengar – cengir. Perlahan Legolas melepaskan pelukan ayahnya dan dengan tatapan serius yang aneh, Legolas menceramahi ayahnya sekali lagi.

"Kalau Ayah sampai Fading hanya karena masalah ini, aku akan menceburkan Ayah ke laut. Jadi, aku pasti akan ikut Ayah, baik ke Valinor, di sini, atau dimanapun itu. Karena Ayah adalah segalanya untukku." Kata Legolas serius sebelum tersenyum lebar. Thranduil tertawa dan membalas putranya. "Kalau kau tidak berlayar, aku akan menunggumu, mengikutimu seperti hantu sampai kau berlayar. Bagaimana?" Balas Thranduil yang membuat Legolas ternganga sebelum tertawa keras. "Terserah apa katamu, Yah. Terserah." Kata Legolas yang berjalan ke pintu sambil menggelengkan kepalanya.

Sebelum keluar ia menatap ayahnya dengan That Look. "Pastikan kau turun untuk makan, Adar." Katanya yang langsung keluar dan lari karena takut dilempar Elk oleh ayahnya. Thranduil tertawa di dalam kamarnya. "Baik, Naneth." Gumamnya yang kemudian menyadari bahwa Legolas adalah putranya, dan juga Partner serta seorang penasihat yang tak tergantikan sampai kapanpun

Segitu aja kayaknya yang ada diotak saya :3 mohon dimaafkan jika ada kesalahan. oh ya, Reviewnya ditunggu :3