Genre: Family, Romance, drama, lit Comedy

Rate: T

Cast: Cho Kyuhyun as Kim Kyuhyun

Kim Kibum as Kim Kibum (Kyuhyun's dad)

Donghae

Ryeowook [yeoja]

Eunhyuk [yeoja]

Sungmin [yeoja]

Leeteuk as Kim Jung Soo (Kibum's dad, Kyuhyun's grandpa)

Kim Heechul (Kibum's mom, Kyuhyun's grandma)

Chapter 1

"PAGIIIIIIIIIIII…." Terdengar teriakan seorang anak laki-laki berumur 15 tahun di kediaman keluarga Kim.

"Aigo Kyu, tidak bisakah dirimu tenang sedikit. Ini masih pagi chagi." Ucap seorang yeoja cantik yang tengah menata meja makan ditemani seorang maid untuk sarapan mereka.

"Hehehe, mian halmonie." Balas anak itu, Kyuhyun, yang hanya ditanggapi dengan gelengan maklum dari sang nenek. Jadi, yeoja cantik itu neneknya, apa tidak terlalu muda untuk dipanggil dengan sebutan nenek. "Sudah duduk dulu, tunggu harabojiemu turun baru kita sarapan."

Tak perlu menunggu lama, Kim Jung Soo, kepala keluarga sekaligus kakek dari seorang Kim Kyuhyun sudah tiba di meja makan. Dikecupnya singkat pipi istri tercinta, Kim Heechul, "Sudah siap dengan pelajaran pertamamu hari ini Kyu" katanya pada cucu satu-satunya itu.

"Lebih dari siap harabojie!" jawabnya dengan senyum lebar, disusul dengan suara kunyahan tak berperikemakanan dari mulutnya. Kakek dan neneknya hanya bisa menggelengkan kepala tak habis pikir dengan sifat kekanak-kanakan cucu mereka itu.

"Ah, aku sudah selesai" katanya sambil bangkit dan mencium pipi pasangan suami istri didepannya.

"Yak! Kim Kyuhyun, bersihkan dulu bibirmu baru mencium halmonie!" terika Heechul tidak terima wajahnya belepotan akibat ulah sang cucu. Sedangkan cucunya sendiri hanya bisa bercengir ria sambil mengangkat kedua jari membentuk huruf "V" ke arah sang nenek, disusul dengan sebuah teriakan "Aku berangkat!" siapa lagi kalau bukan berasal dari mulut seorang Kim Kyuhyun.

Heechul Pov.

Aish anak itu, selalu saja membuat heboh dipagi hari. Ada atau tidak ada ayahnya sama saja. Kalau tidak ingat dia itu cucuku, anak dari anak laki-laki kesayangan dan memang hanya satu-satunya milikku itu, sudah ku pastikan kepalanya membesar seketika akibat pukulan tak berperikemanusiaanku.

"Sudahlah chullie" suara Jung Soo membawa kesadaranku kembali dari bayangan mari-memukul-kepala-kyuhyun. "Dia hanya menunjukkan rasa sayangnya padamu", yah beginilah suamiku, entah apa yang selalu membuatnya sesabar ini, tapi aku bersyukur memilikinya.

"Ya aku tahu boo. Lagipula kepada siapa lagi dia bisa seenaknya begitukan?" jawabku yang dibalas dengan senyuman malaikatnya dan usapan sayang di kepalaku. Kesandarkan kepalaku di dada bidangnya, merasakan kehangatan yang selalu bisa membuat damai hatiku ini.

"Ehmm, sudah selesai mesra-mesraannya?" sebuah suara menginterupsi kegiatan pagi kami ini. Hah, tadi anaknya sekarang ayahnya. "Tidak bisakah kau melihat eomma-mu senang dan tenang sekali saja Bummie." Jawabku sarkastik sambil membenahi diriku ke posisi semula.

Ku lirik Jung Soo, masih setia dengan senyuman angelicnya.

"Kenapa kau tidak muncul saat Kyuhyun masih disini eoh?" ucap Jug Soo datar, hah sepertinya Jung Soo-ku ini sudah hampir hilang kesabaran menghadapi kelakukan putranya. "Hanya ingin member kejutan. Begitu eoh?" sambungnya lagi tanpa memberi kesempatan Kibum untuk menjawab.

Kibum hanya mengerutkan alisnya, "Begitulah, lagipula setelah ini aku akan selalu ada didekatnya kan? Dan juga masih ada oemma, appa dan Sungmin yang menemaninya kan?" jawabnya datar. Hah, kenapa aku harus punya anak dengan ekspresi seadanya seperti ini sih.

"Dia tidak mengharapkan kehadiran sungmin, Bummie" balas Jung Soo dingin dan langsung bangkit dari duduknya, meninggalkan kami tanpa bicara lagi. Aku tahu dia hanya mengkhawatirkan masa depan cucu dan anaknya.

"Aku harap kau tidak salah menentukan. Kyuhyun sangat menggantungkan dirinya padamu" aku berdiri dan meninggalkan Kibum sendiri di meja makan

Normal Pov.

"Aku tahu oemma, Kyuhyun anakku, sampai mati dia tetap anakku." Gumam Kibum yang hanya bisa didengar oleh dirinya sendiri.

SM High School

Kyuhyun melangkahkan kakinya dengan ringan dan "Hyuuunngggg !" hah, sepertinya dimanapun anak itu berada, dunia tidak akan tenang tanpa teriakkan darinya. Orang yang dipanggil hyung itupun seketika menoleh dan berdecak menandakan dia bosan.

"Kyunnie!" sambut yeoja disampingnya. Sepertinya kadar bosan namja bernama lengkap Lee Donghae itu akan semakin meningkat ditambah dengan kekesalan jika melihat tingkah yeojachingunya itu a.k.a Lee Hyukjae. "Ah, Noonaaa! Saranghae!" balasnya tanpa basa basi langsung menerjang yeoja mungil itu dengan pelukan manja, dan bersikap seolah tak tahu menahu akan keberadaan namjachingu yang masih setia bertengger diposisinya.

"Yak Kim Kyuhyun! Berhentilah mengganggu Hyukkie ku!" serunya berusaha melepaskan pelukan Kyuhyun pada gadis pujaannya. "Shireo! Aku kan kangen sama noona" ucapnya santai masih bergelayut manja pada yeoja yang tinggi badannya pun tak melebihinya.

Masih terdengar keributan kecil yang keluar dari mulut kedua namja yang berstatus sahabat itu dengan masih setia memperebutkan seorang Hyukjae. Sampai terdengar suara, "Annyoung!", seketika mereka bertiga membalikkan badannya dan mendapati seorang namja tinggi dengan senyum dimple yang menghiasi wajahnya. "Nugu?" suara Kyuhyun memecahkan keheningan yang melanda sesaat itu.

"Ah, Siwon, Choi Siwon imnida. Kau masih ingat aku kan Donghae-ssi?" Donghae tampak berpikir sejenak, dan "Yak! Kau Siwon yang itu kan? Yang hampir terlambat bersamaku saat upacara penerimaan siswa baru itu!". "Ne, dan sepertinya kita sekelas." Ucapnya lagi.

"Ah ya, kenalkan, ini Hyukkie yeojachinguku, dan penampakan disebelahnya itu Kyuhyun, magnae kami!" Donghae memperkenalkan kedua orang yang setia menemaninya kepada Siwon. "Yak! Ikan hyung, aku ini manusia bukan setan tahu! Jadi jangan menyebutku penampakan gitu dong!" sahut Kyuhyun tidak terima, yang hanya disambut dengan suara tawa oleh ketiga orang yang ada disana.

Mereka akhirnya berkenalan, dengan sedikit perbincangan diketahuilah bahwa Choi Siwon adalah anak salah satu pengusaha di Seoul sama seperti Kyuhyun yang juga merupakan cucu dari pemilik sekolahnya saat ini (kalau yang ini tetap dia rahasiakan kecuali pada kedua sahabatnya). Donghae anak dari pemilik salah satu restoran terbesar dikotanya juga merupakan teman Kyuhyun sejak SD, jika saja anak itu tidak ikut serta dalam program akselerasi bisa dipastikan jika dia masih duduk dibangku kelas 3 SMP, dan Hyukjae a.k.a Hyukkie, yeojachingu Donghae dan juga temannya dan Kyuhyun sejak SMP walaupun tidak sekelas.

Skip time ….

class room

Suasana kelas XI-B saat ini benar-benar ricuh, beberapa murid sibuk memperkenalkan dirinya satu sama lain, ada juga yang sibuk dengan kegiatan saling pamer antar murid baru, wajar saja sekolah ini rata-rata berasal dari keluarga kaya.

Terlihat seorang namja tampan mengenakan setejan kemeja hitam dengan dasi berwarna hijau gelap serta kacamata persegi menyamarkan obsidian coklatnya memasuki kelas X-B. Dia menghela napas sejenak, sedikit kesal karena tidak ada satupun muridnya yang menyadari kehadiran saonsengnim mereka ini.

Dilonggarkan dasinya sedikit, dan mulai mengetuk papan tulis didepan kelas tersebut dengan awesomenya, karena jika tidak bisa bilang keras maka jawabannya SANGAT KERAS. Berhasil, suasana kelas mulai tenang, ditarik killer smilenya. "Kim Kibum imnida, mulai hari ini aku adalah guru fisika, sekaligus wali kelas kalian selama setahun kedepan." Katanya dengan suara bass yang khas, dan dapat dilihatnya seorang namja bersurai coklat madu tengah melongo menatapnya dari sudut kelas tempat dia duduk, Kim Kyuhyun.

Skip time ….

Kyuhyun Pov.

Aku melangkah memasuki kamarku dengan tampang lusuh. Tak ku hiraukan pandangan heran para pelayan rumah ini terhadapku. Kuhempaskan diriku di atas kasur, ku lemparkan sembarangan tas ku, masa bodoh mau terkena benda apapun tempatnya mendarat nanti. Teringat kembali percakapan antara aku dengan Donghae hyung dan Hyukkie noona di sekolah tadi.

Flash back.

Aku memandang tidak percaya pada sosok yang ada didepanku saat ini, ku alihkan pandanganku ke kedua sahabatku, Donghae dan Hyukkie. Mereka balik menatapku tak kalah kagetnya. Ku pandang kembali sosok didepan kelas ku itu, tetap tak berubah, dia wali kelasku yang tak lain dan tak bukan adalah ayahku sendiri!

Jam istirahat. Ku seret kedua orang yang lebih tua satu tahun dariku itu ke atap sekolah, tak ku hiraukan teriakan Siwon hyung yang mengajak kami untuk makan bersama ke kantin. Nafsu makan ku saat ini benar-benar hilang.

"Kalian berdua lihat kan siapa wali kelas kita tadi? Itu ayah ku!" teriakku frustasi. "Aku juga cukup terkejut melihatnya Kyu, yah walaupun aku belum pernah melihatnya langsung," hyukkie noona mulai angkat bicar, terlihat berpikir sejenak, "tapi… bukankah itu baik ya, kau jadi tidak perlu jauh-jauh dari Kibum ajusshi." lanjutnya mencoba menenangkanku.

Baiklah, aku memang merindukan orang itu, appa, tapi apa maksudnya menjadikan dirinya sendiri sebagai wali kelas ku. Memang dia tidak ada kerjaan lain apa. Dengan seenaknya pergi selama 3 tahun dengan alasan mengurus persahaan harabojie di luar negeri. Mengingkari janjinya yang akan pulang saat ulang tahun sekaligus acara kelulusan SMP ku. Mengirim yeojachingunya yang dia sendiri klaim sebagai calon eomma ku dan sekarang muncul tiba-tiba sebagai wali kelas ku!

"Sudahlah Kyu," suara Donghae hyung menginterupsi, "tidak ada salahnya kan? Selama tidak ada yang tahu siapa dirimu dan ayah mu itu." sepertinya dia tahu kalau aku cukup risih dengan statusku yang bersekolah di sekolah milik kakekku sendiri dengan kepala sekolah yang adalah pamanku, Kim Yoong Won, dan ditambah lagi dengan sepupunya anak dari kakekku yang menjadi wali kelas ku saat ini, Kim Kibum, ayah ku sendiri.

"Entah lah Hyung, sepertinya akan ada banyak hal yang terjadi setelah ini." aku diam sejenak, mencoba menghalau perasaanku, "dan sepertinya hal itu sangat tidak enak hyung" kataku dengan tampang frustasi. Hyukkie noona mendekatiku dan membelai rambutku perlahan, "Kami akan selalu disampingmu Kyu, iyakan Hae-ya?" yang dibalas anggukan oleh Donghae hyung. Ya, mereka memang teman terbaikku.

Flash back end.

Terdengar bunyi pintu kamarku terbuka. Aku balikkan posisi tidurku menjadi menelungkup, dan tak ku hiraukan sebuah tangan yang mengelus rambutku dengan sayang.

"Kyu.." panggilnya dengan lembut.

"Kyuhyun.." panggilnya lagi.

"Kyuhyunie.." sengaja tak ku hiraukan, aku sedang dalam mood malas yang sebesar-besarnya!

SRET BRAAGGHH..

"Yak appo!" seruku tidak terima, jelas saja jika kepala kalian dipukul dengan tidak elitnya menggunakan tas mu sendiri, apa yang kau rasakan?! Jawabannya SAKIT!

"Sakit eoh?" katanya tanpa rasa berdosa dan kembali mengelus kepalaku dengan seringai tersemat di wajah tampannya itu. Tampan? Jelas saja, jika tidak darimana aku mewariskan wajahku yang tak kalah tampannya ini hah. Tentu saja darinya, appaku, Kim Kibum.

Aku bangkit dan memandangnya dingin, ini bukanlah sesuatu yang harus ditanya lagi appa. Tentu saja sakit, coba kalau kau yang ku lempar bagaimana rasanya eoh! Batin ku frustasi. "Menurut appa bagaimana?" jawabku akhirnya ketus. Dia hanya tersenyum simpul menanggapi jawabanku. Dielusnya lagi kepalaku, hah apa dia tidak bosan ya?

"Kau tidak merindukanku ehmm?" tanyanya dengan tatapan yang dibuat sesendu mungkin. Tch, sejak kapan ayahku memiliki ekspresi begini.

"Rinduku sudah kadaluarsa," jawabku sarkastik, "beriringan dengan pengingkaran janjimu, lalu pengiriman Sungmin noona ke hadapanku dan terakhir beralihnya profesimu menjadi wali kelasku beberapa jam yang lalu." Lanjutku tak kalah datar, masa bodoh dengan sebutan anak durhaka, aku sudah tak peduli.

"Benarkah?" timpalnya tidak yakin. "Padahal aku amat sangat merindukanmu, aku juga sudah menyewa game center sekitar sini untuk kita main berdua sepuasnya sudah la-".

"Aku merindukanmu appa! Ayoo kita pergi." Langsung ku potong ucapan appa saat mendengar kalimat bermain sepuasnya di game center. Tanpa pikir panjang aku langsung menarik tangannya untuk segera pergi ke game center. Tapi kenapa appa diam saja.

"Ganti baju dulu chagiya." Hehehe, benar juga. Lagipula kulihat appa masih memakai baju yang dikenakannya dikelas tadi. Dia berjalan melewatiku "appa tunggu dibawah, OK!" katanya sambil menutup pintu.

Normal pov.

Terlihat dua orang namja tengah bergandengan tangan memasuki kawasan mall letak game center tujuan mereka, mengundang tatapan heran dari pengunjung lainnya. Jelas saja, bayangkan SEPASANG NAMJA BERGANDENGAN TANGAN. Padahal jika dilihat dari wajah tampan keduanya, tak sulit rasanya untuk menaklukkan seorang gadis.

Menyadari tatapan yang terus mendiskriminasi, membuat salah satu dari keduanya, yang terus memasang wajah datar yang berbanding terbalik dengan sosok disebelahnya yang terkesan kekanakkan dengan tak bosan mengumbar senyum manis kesenangan. Menghentikan langkahnya, membuat namja yang digandengnya mengernyit heran.

"Wae?" ditatapnya setiap orang yang dirasa telah mengganggu ketenangannya. Sedang orang yang ditatap hanya bisa bergidik ngeri melihat aura hitam yang dikeluarkan namja tersebut.

"Appa waeyo?" tanya namja yang satunya, membuat Kibum, namja dengan tatapan dingin itu, menoleh ke arahnya dan seketika itu pandangannya berubah lembut sangat lembut, perubahan yang sangat drastis.

"Aniyo Kyu, aku rasa orang-orang ini salah mengartikan status kita," jawabnya masih dengan pandangan yang lembut ditambah dengan senyuman yang tak kalah lembutnya. "Dan kalian," katanya dingin membuat orang-orang yang memandangnya tadi kembali tersentak kaget, secepat itukah dia merubah ekspresinya, batin mereka, "urusi urusan kalian sendiri" lanjutnya sarkastik.

"Kajja Kyu, hari ini kita main sepuasnya," katanya semangat menarik tangan Kyuhyun, namja yang kembali memasang senyuman manis kesenangannya. Dibarengi dengan napas lega yang keluar dari beberapa pengunjung yang baru saja terkena semprotan tajam (?) dari seorang Kim Kibum.

"Jadi itu ayahnya..", "apa tidak terlalu muda", "padahal mereka terlihat serasi" digantikan dengan gumaman kecil dari orang-orang itu, sedang Kibum hanya bisa ber-facepalm ria. Masa bodo lah!

Kibum Pov.

"Jadi itu ayahnya..", "apa tidak terlalu muda", "padahal mereka terlihat serasi" masih terdengar beberapa gumaman dari mulut orang-orang kurang kerjaan itu.

Hey aku tidak tuli bodoh! Hah masa bodo lah! Tapi tak bisa kupungkiri juga kalau apa yang mereka ucapkan itu ada benarnya. Di usiaku yang baru 28 tahun ini aku sudah mempunyai putra berumur 15 tahun, bisa dihitung kan jarak usia antara kami berdua yang cuma 13 tahun, lebih menunjukkan bahwa aku lebih pantas menjadi kakaknya atau lebih buruknya, pasangan gay anakku sendiri. Ah Kyunnie, kenapa juga kau harus punya tampang semanis itu, kenapa tidak tampan seperti ayahmu ini.

Baiklah abaikan pikiran ngelanturku barusan, jangan ada yang berpikir aku memiliki incest dengan anakku sendiri. Sudah jelas jawabannya TIDAK! Dan lagi, aku sudah menyiapkan seorang oemma untuk Kyuhyun yang tentu saja seorang yeoja, ingat YEOJA! Karena aku adalah namja normal.

Hah, aku menghela napas keras. "Appa, gwenchanayeo?" tentu saja menimbulkan pertanyaan dari bocah disampingku. "Nee gwenchana" jawabku, "Nah kita sampai, kau bisa main sepuasnya Kyunnie, khusus untukmu!" seruku yang disambut mata berbinar oleh Kyuhyun, hah sudah lama aku tak melihat senyum kekanakkan dengan mata berbinar bahagia darinya. Kurangkul pundaknya dan mulai memasukki dunia yang sangat digemarinya. Games!

Normal Pov.

Hari itu dihabiskan oleh sepasang ayah dan anak dengan bermain games sepuasnya. Dilanjutkan dengan makan malam dipinggir jalan, membuat si ayah agak mengernyitkan dahi.

"Kenapa harus disini Kyu?" tanya Kibum pada akhirnya, setelah Kyuhyun selesai memesan makanan mereka. "Jajangmyeon disini sangat enak appa." Sahutnya riang, "dan lagi ini juga tempat favorit Wookie noona, dia sering mentraktirku disini." Tambahnya lagi dengan lebih antusias saat menyebutkan nama seorang wanita yang dia kagumi. Yang hanya disambut dengan ber'oh' ria oleh Kibum.

Tak lama, datang pelayan membawakan makanan pesanan mereka. Tapi, kenapa agak berlebih ya? "Kyu, apa benar ini yang kau pesan barusan chagi?" Kibum bertanya heran melihat makanan yang tersaji dihadapannya, ehm hadapan Kyuhyun lebih tepatnya"Kau yakin menghabiskan semua ini eoh?"..

"Aniyo appa, mana mungkin aku menghabiskan 2 mangkuk besar jajangmyeon ini?" Kibum semakin mengerutkan alisnya, "lalu?" tanyanya lagi. Dan hanya dibalas cengiran tak berdosa dari si anak.

"Kyunie…", panggil seorang wanita imut dengan rambut hitam yang dikuncir ke atas menambah kadar keimutan dan kemanisannya. "Wookie noona!" seru Kyuhyun menyambut kedatangan noona kesayangannya. Dipeluknya erat lengan Ryeowook, nama asli Wookie, menggandengnya untuk segera duduk di bangku kosong sebelahnya. Ryeowook hanya tersenyum maklum menanggapi sikap kekanakkan bocah yang sudah dia anggap sebagai adik kandungnya ini. Dielusnya rambut Kyuhyun dengan sayang, sambil mendengarkan celotehan yang keluar dari bibir sintalnya.

"Eh, Kibum oppa? Sejak kapan kau disini?" tanyanya ketika menyadari bahwa bukan hanya dirinya dan Kyuhyun yang ada disitu. "Sejak perhatianmu tercurahkan hanya dan untuk Kyuhyun seorang." Jawabnya datar, yang hanya dibalas cengiran tak berdosa dari Ryeowook. "Jadi kau cemburu ya appa?"

Sing… Hening. Tidak ada jawaban, baik itu dari Kibum maupun dari Ryeowook. Suasana canggung tiba-tiba mendominasi. Jujur saja, awalnya Kibum tidak bermaksud apa-apa kecuali menggoda Ryeowook yang sudah dia anggap sebagai adik sendiri, tapi mendengar ucapan Kyuhyun barusan, seperti ada yang aneh dengan detak jantungnya. Tidak jauh beda dengan Ryeowook yang memang memiliki perasaan khusus terhadap Kibum, hah tidak perlu dijelaskan betapa merah dan panas wajahnya sekarang.

"Noona, appa, ayoo makan aku sudah lapar…" rengekan Kyuhyun mengembalikan nyawa kedua ke tampat semula dari berkelana entah kemana di negeri lamunan (?). Selanjutnya, hanya obrolan-obrolan ringan yang keluar dari mulut mereka masing-masing. Dan jangan lewatkan acara mari menggoda Kim Kyuhyun. Ah ya dan jangan lupa juga tatapan penuh cinta yang sesekali dilemparkan oleh Wookie ke arah Kibum. Mendambakannya eoh?

u g, sambil mendengarkan celotehan yang keluar dari bibir sintalnya.

"Eh, Kibum oppa? Sejak kapan kau disini?" tanyanya ketika menyadari bahwa bukan hanya dirinya dan Kyuhyun yang ada disitu. "Sejak perhatianmu tercurahkan hanya dan untuk Kyuhyun seorang." Jawabnya datar, yang hanya dibalas cengiran tak berdosa dari Ryeowook. "Jadi kau cemburu ya appa?"

Sing… Hening. Tidak ada jawaban, baik itu dari Kibum maupun dari Ryeowook. Suasana canggung tiba-tiba mendominasi. Jujur saja, awalnya Kibum tidak bermaksud apa-apa kecuali menggoda Ryeowook yang sudah dia anggap sebagai adik sendiri, tapi mendengar ucapan Kyuhyun barusan, seperti ada yang aneh dengan detak jantungnya. Tidak jauh beda dengan Ryeowook yang memang memiliki perasaan khusus terhadap Kibum, hah tidak perlu dijelaskan betapa merah dan panas wajahnya sekarang.

"Noona, appa, ayoo makan aku sudah lapar…" rengekan Kyuhyun mengembalikan nyawa kedua ke tampat semula dari berkelana entah kemana di negeri lamunan (?). Selanjutnya, hanya obrolan-obrolan ringan yang keluar dari mulut mereka masing-masing. Dan jangan lewatkan acara mari menggoda Kim Kyuhyun. Ah ya dan jangan lupa juga tatapan penuh cinta yang sesekali dilemparkan oleh Wookie ke arah Kibum. Mendambakannya eoh?

TBC