Hola \(^w^)/
Ais-Chan kembali! ( dengan fic RUSAME )
Karena saya lagi demen sama pairing satu ini
YOKK~ Langsung!

Hetalia Hidekaz Himaruya
Behind Your Sweet Smile Me
WARNING : Rate M, Yaoi, Gaje, OOC, Typo (s)

.

.

.

Seperti air yg senantiasa mengalir menuruni bukit. Seperti angin yg selalu berhembus membelai dedaunan. Seperti tanah yg setia menopang kehidupan makhluk di atasnya. Seperti api yg selalu membara, menghancurkan apa saja yg dilewatinya.

Sepertiku. Dan juga dia. 2 kekuatan besar dunia yg saling bersaing menentukan kekuatan. Siapa yg berhak menduduki peringkat atas. Dan juga siapa yg berhak dijadikan budak.

Mungkin dunia tidak mengerti apa yg aku rasakan. Saat hujaman benda tajam itu menyentuh kulitku. Saat darah segar mengalir dari setiap senti dari tubuhku. Saat wajah itu menyeringai. Saat dimana aku.. menyerah di hadapannya.

Tidak. Dunia tidak mengerti.

Aku abadi. Aku tidak bisa mati kecuali negaraku dalam keadaan Kritis. Rusak dalam segalanya. Dan pada saat itulah.. aku menutup kedua mataku. Meninggalkan semua 'keajaiban' dunia fana.

"Pagi, Mr. America" aku benci jika aku dipanggil seperti itu. Aku punya nama. Dan aku ingin seperti mereka-mereka yg 'normal'. Menjadi sebuah personifikasi Negara tidaklah mudah. Benar-benar tidak mudah. Jika negaramu hancur sedikit saja walaupun itu sekecil kutu, kau juga akan terluka.

"Pagi" Aku semakin tak percaya kalau aku sudah hidup selama 239 tahun. Bah.

Mereka bilang kalau aku ini adalah orang yg terpilih. Terpilih menjadi seorang personifikasi sebuah Negara besar yg sangat terkenal. Meskipun dunia menganggapku sebagai Negara yg termakmur. Toh masih ada satu Negara yg sangat membenciku. Menganggapku sebagai musuh. Dibalik senyuman itu.. ada niat tersendiri. Ya.

Russia.

Mungkin beberapa orang mengira kalau dia ini adalah orang yg ramah karena dia selalu tersenyum manis di hadapan banyak orang. Tapi tidak. Sudah kubilang, bukan? Dibalik senyuman itu, ada niat tersendiri. Tidak ada yg tahu apa rencananya. Selalu tersembunyi dengan apik.

"Amerika" Dia berjalan ke arahku membawa tumpukan dokumen-dokumen yg berantakan. Dia tersenyum lalu tertawa kecil padaku. Aku tanyakan kenapa dia tertawa tapi dia malah tertawa lagi. Dasar..

"Amerika tidak ada pekerjaan malam ini, da?" Aku menggeleng. Firasatku buruk."Boleh tidak, Russia berkunjung ke rumah Amerika,da? Russia mau membicarakan sesuatu pada Amerika" Ha?

"Tentu. Kenapa tidak? Jam 7. Aku tunggu" Aku tersenyum. Kenapa harus menolak kunjungan orang yg selama ini aku anggap sebagai Musuhku? Itu tidak salah kan? Lagipula ini pertama kalinya Russia berkunjung ke rumahku. Haha

"Da. Aku akan kesana secepatnya. Spasibo, Amerika"

Baru saja aku akan memasuki ruang rapat, tiba-tiba semua orang melihatku dengan tatapan aneh. Ada apa gerangan?

"Russia mau berkunjung ke rumahmu, Amerique?" France mengernyitkan dahinya lalu menatapku dari ujung rambut sampai ujung kaki.

"Git. Kau tidak terbentur sesuatu kan? Kenapa kau menyetujuinya?"

"Aiyah, aru. Jawablah pertanyaan Opium" Aku termenung dan duduk di tempat dudukku. Menghela nafas berat memikirkan jawaban itu. Aku juga bingung sendiri kenapa aku menyetujuinya?

Mereka bertiga semakin mendesakku. Mau tidak mau.. ya.. baiklah..

"Kenapa tidak? Aku juga lelah setiap hari harus berkelahi dengannya. Toh tidak ada salahnya kan menerima kunjungan dari seorang musuh bebuyutan. Oh ayolah, guys. Bersikaplah dewasa sedikit"

Oke. Aku baru kali ini mengucapkan kata-kata seperti itu.

Sesungguhnya, aku menganggapnya sebagai seorang sahabat. Bukan seorang musuh. Dulu. Sebelum England menemukanku. Juga jauh sebelum Finland dan Sweden menemukanku. Aku bertemu dengannya. Di sebuah padang rumput.

Entah. Aku berpikir, kalau aku punya sebuah Koneksi dengannya. Buktinya, dia selalu tahu apa yg aku pikirkan. Saat itu dia sangat muda. Lucu. Wajahnya sangat polos. Dan masih mengenakan syal favoritnya itu. Memegang beberapa tangkai bunga Matahari yg sudah layu.

Waktu itu, Air wajahnya terlihat sedih. Lantas aku menghampirinya. Menanyakan apa yg terjadi. Mungkin semua orang sudah tahu kalau Bunga Matahari tidak bisa tumbuh di Negara yg dingin seperti negaranya. Aku ingat sekali. Saat itu namanya bukan Russia. Tapi dia menamai dirinya dengan nama..

Vanya. Vanya Braginsky.

Dia memanggilku dengan cukup satu kata saja. Al. Al dari Alfred. Al dari Alfred Fitzgerald Jones. Canggung memang. Tapi yah, apa boleh buat? Dia yg memanggilku seperti itu? yah, aku cukup menurutinya saja.

Haha.. Dan sejak saat itulah kami berdua bersahabat. Selalu melakukan sesuatu bersama-sama. Aneh bukan? Janji. Sebuah Janji. Dulu, kami mengikat sebuah janji. Janji untuk tidak pergi meninggalkan satu sama lain. Dan sekarang. Kami berdua mengingkarinya. Ha, lucu sekali. Kami berdua sahabat ketika kecil. Dan Musuh ketika sudah dewasa. Sungguh tidak masuk akal.

"Amerika. Kau melamunkan sesuatu, da? Halo? Amerika?" Ia melambaikan tangannya di depan wajahku. Lantas aku mengedipkan kedua mataku dan menatapnya."Amerika tidak apa-apa,da?"

Aku mengangguk,"Ya. Hanya.. mengingat masa lalu"

"Hati-hati nanti cepat tua. Biasanya orang yg selalu mengingat masa lalu, orangnya selalu cepat keriput, lho" Russia tertawa.

"Berisik. Sana, lanjutkan makanmu. Oh ya, Hal apa yg ingin kau bicarakan itu, Russia? Banyak yg heran kenapa kau ke rumahku. Aku sendiri juga tak mengerti alasan kenapa kau datang kesini. Hahaha aku juga-"

"Amerika tidak ingat, da?" dia menyela pembicaraanku."Amerika.. sudah tidak ingat lagi dengan janji yg pernah dulu Russia dan Amerika buat?" Aku termenung. Ternyata.. dia masih ingat dengan semua kenangan manis .. kenapa..

"Iya, aku masih ingat. Kenapa kau menanyakan itu?"

"Russia ingin menepati janji Russia. Russia ingin tinggal bersama Amerika,da" Ha? "Sepertinya.. Ivan suka dengan Alfred,da" Nama. Dia menyebut namaku lalu mengenggam tanganku. Memajukan badannya dan.. dia mengecup bibirku. A-Ada apa ini?!

Tubuhku membeku. Bibirnya masih menempel di bibirku. Aku tidak bisa berkata apa-apa lagi. Aku ingin berontak tapi tubuhku menolak. Dia menarik tubuhnya kembali. Menatapku lalu tersenyum manis.

"Alfred ingin melanjutkan, da?"

"Eh?"

.

.

.

Tsuzuku

Cukup sampe sini ajah! *terbang ke jamban*
Oke, lanjutannya entar :3

RnR?