Rosenheim Mansion, Bayern, Germany.

Tidak terbayang bagaimana rasa cintanya para boneka-boneka Rozen kepada seorang "Father". Dahulu kala, di istana Rosenheim ada sebuah pertengkaran hebat di keluarga Rozen. Keluarga Rozen yang mempunyai 6 anak perempuan dan 1 anak tiri. Mereka adalah:

Suigintou, anak pertama

Kanaria, anak kedua

Suiseiseki, anak ketiga

Souseiseki, anak keempat

Shinku, anak kelima, dan

Hinaichigo, anak keenam, terbungsu.

Rozen bersama istrinya yang bertengkar karena istrinya tidak menerima keterpurukan yang dialami suaminya karena depresi akan kegagalan hasil karya boneka yang selama ini Rozen buat. Pertengkaran terjadi memperebutkan semua anak-anak mereka. Namun Rozen, memilih untuk mengalah.

Rozen memberikan semua anak-anaknya kepada istrinya. "Lebih baik aku berharap tidak ada kejadian seperti ini yang takkan terulang! Bawa saja mereka! Dewasakan!" Rozen berteriak sambil menghancurkan barang-barang disekelilingnya.

Kini, ia hanya sendirian, di Rosenheim mansion. Rozen diberitahu oleh seseorang mengenai kabar buruk yang menimpa anak dan istri mereka. Mereka mengalami kecelakaan tragis yang menyebabkan seluruh anggota tubuh mereka menjadi berantakan. Rozen hampir bunuh diri...

Ia meninggalkan mansion tersebut untuk beberapa waktu dan mulai meminum minuman keras. Mendengar kabar dari orang-orang sekelilingnya, ada seseorang seperti penyihir yang menyamar sebagai "Butler", ia membutuhkan tempat bersama 1 orang anaknya.

Rozen memikirkan sesuatu "Aku membutuhkannya..."

Seseorang itu bernama Shirosaki, yang tak lain tak bukan adalah "Laplace's Demon". Namun ironisnya, Shirosaki tidak mau tinggal dengan Rozen dan menitipkan 1 orang anak yang faktanya bukan merupakan anak dari Shirosaki, "Kutitipkan anak ini kepadamu. Jagalah ia dengan baik, Tuan Rozen."

Kirakishou adalah nama anak perempuan tersebut. Ia cacat dimata kanannya akibat kecelakaan. Walaupun mata kirinya berfungsi, namun kehilangan warna cahayanya. Dengan keadaan terluka parah entah kenapa, Rozen mencoba merawatnya. Selama ia ada disana, hati Rozen mulai terbuka dan mulai melakukan aktifitas kembali sebagai pembuat boneka. Rozen tidak tahu selama ini Shirosaki memperhatikan mereka terus dari kejauhan.

Keahlian semakin lama semakin menurun karena kondisi tubuhnya yang lemah. Kirakishou merawat Rozen sendirian di istana Rosenheim. Mereka berdua sakit, Rozen yang mencoba bertahan, membawa Kirakishou ditengah derasnya hujan menuju dokter terdekat.

Namun tidak ada yang bersedia merawat Kirakishou. Masyarakat memandang Rozen adalah orang yang tertutup dan aneh. Semenjak Pertengkaran antara istrinya, masyarakat setempat memandang Rozen sebagai orang gila yang hanya memikirkan pembuatan boneka saja.

Kirakishou akhirnya meninggal. Tak lama Shirosaki datang dan menyuruh Rozen menguburkan Kirakishou, disamping makam istri dan ke-6 anak-anaknya, Kirakishou dikuburkan. Rozen menjadi tambah gila. Shirosaki yang akhirnya berada di Rosenheim bersamanya mencoba membantu Rozen. Karena ia adalah seorang penyihir, Shirosaki mencoba berbisik sesuatu kepadanya, "Apa yang kau inginkan, Tuan Rozen? Katakanlah..."

Hati Rozen telah hancur, ia menginginkan hal mustahil selayaknya impian orang gila, "Aku.. ingin membuat mereka kembali.. dengan boneka-boneka yang kubuat..."

"Kalau begitu... aku akan bersedia membantumu. Ikutlah denganku, akan kuberikan kau sesuatu yang spesial."

Keesokan harinya Rozen mengikuti Shirosaki entah kemana, Shirosaki membawa Rozen kemakam istri dan anak-anaknya. "Didalam peti mereka, ada sesuatu yang tertinggal, mungkin kau menganggap peti mereka kosong kan? Sementara saat kau mengubur Kirakishou, kau pula meninggalkan sesuatu."

"Ya... aku hanya meninggalkan setangkai bunga didada mereka."

"Kalau begitu galilah, dan ambil bunga itu." Shirosaki menyuruh Rozen mengambil bunga yang berada dimakam anak-anak mereka. Saat Rozen melihat mayat istrinya, tidak ada setangkai bunga.

Rozen mengumpulkan bunga tersebut dan membawa mereka ke istana. Rozen tidak mengetahui apa yang sebenarnya ia lakukan, namun Rozen bersikeras apapun yang membuat semua anaknya kembali kepangkuannya terwujud, ia akan melakukan apapun yang ia inginkan.

Ke-7 bunga tersebut bersinar dan menyatu menjadi sebuah kunci emas, "Ini adalah anugrah dari Tuhan , Tuan Rozen. Sebentar lagi, impianmu akan segera tercapai."

"Membuat mereka bukanlah impianku yang sesungguhnya, Shirosaki. Melainkan bagaimana membuat boneka yang sempurna. Didalam tubuh mereka ada sebuah jiwa yang masih tetap hidup. Dan aku akan menggunakannya diboneka yang akan kubuat. Sebuah batu mistik keabadian yang dibuat olehku dan ayahku dulu."

"Roza Mystica eh?"

"Ya, Roza Mystica. Aku bisa mengambilnya, dengan itu aku bisa menghidupkan semuanya didalam boneka yang akan kubuat."

"Mengapa kau tidak menghidupkan mereka saja, Tuan Rozen?"

"Tubuh manusia mempunyai umur, tapi didalam boneka yang akan kubuat. Mereka akan abadi..."

Shirosaki mulai tertarik tentang pembahasan mengenai Roza Mystica. Rozen membaca apa yang ada dipikirannya sewaktu-waktu, Rozen mulai berpikir positif dan bekerja keras demi mewujudkan apa yang ia inginkan.

Sementara Shirosaki, mengunjungi makam istrinya. Dengan tatapan seolah ia mempunyai rencana yang licik, dalam hati kecilnya berkata didepan makam istrinya, "Istriku... Alice... "