The Minutes
By: Lily Kotegawa
Disclaimer: Vocaloid © Yamaha dkk
Warning: Full Miku's POV, dan dikhawatirkan terdapat typo
Summary: Hanya dalam beberapa menit, aku dapat mencintaimu. Hanya dalam beberapa menit pula, aku merasa sulit untuk meraih dirimu. Tapi, boleh kah aku berharap kau orang yang ditakdirkan untukku?
.
.
.
*) For challenge #BrilliantWords 2 [Rainbow Theme]: Yellow ― City Subways
.
.
.
Satu menit …
Walau baru beberapa menit aku mengetahui namamu, aku merasa sangat bahagia. Hanya beberapa menit ….
…
Dua menit …
Walau baru beberapa menit kau mengetahui namaku, aku merasa sangat bahagia. Hanya beberapa menit ….
…
Tiga menit …
Walau baru beberapa menit kau menjabat tanganku untuk bersalaman, aku merasa sangat bahagia. Hanya beberapa menit ….
…
Empat menit …
Walau baru beberapa menit kau memanggil namaku ―hanya sekedar untuk meminta contekan―, aku merasa sangat bahagia. Hanya beberapa menit ….
…
Lima menit …
Kini suatu hari, kau berjalan kearahku ―dari ujung trotoar jalan raya. Kau berjalan kearahku tepat saat lampu lalu lintas berwarna merah menyala. Sebuah senyuman terukir diwajahmu, seolah membuat dirimu semakin tampan.
"Mau pulang bareng? Rumah kita searah, kan?"
Sebuah senyuman terpoles dibibirku. Aku mengangguk, menyetujui ajakanmu. Walau suara kendaraan bermotor terdengar sangat bising, aku masih bisa mendengar suaramu.
…
Enam menit …
Langkahku terhenti, aku teringat sesuatu.
"Kenapa?" kau bertanya padaku dengan suaramu yang gentle.
"Tidak ada apa-apa," jawabku sambil kembali berjalan.
Ya, aku tidak bisa mengatakan kalau aku teringat bahwa dirimu telah menjadi 'milik' orang lain beberapa hari yang lalu. Walau baru beberapa menit, aku merasa dirimu sangat jauh untuk aku raih.
…
Tujuh menit …
Keheningan selalu menyapa diantara kita ―terutama saat kita berjalan bersama seperti saat ini. Entah karena aku yang terlalu bingung untuk memulai percakapan atau dirimu lah yang terlalu canggung untuk mengobrol dengan diriku.
…
Delapan menit …
Kita saling berjalan beriringan. Setiap sudut kota kini semakin ramai. Nampak banyak orang yang berlalu-lalang begitu saja ―sibuk dengan urusan masing-masing.
"Sekarang, tolong genggam tanganku! Nanti kita bisa terpisah kalau tidak begitu," kau kini menggenggam tanganku, menarikku pelan.
Walau baru beberapa menit, aku baru sadar kalau kita bisa bertemu dikota yang seluas dan seramai ini.
…
Sembilan menit …
Dulu aku sempat membaca tentang keserasian antar rasi bintang kita, aku merasa sangat bahagia ―kita serasi menurut ramalan bintang. Walau itu telah lama berlalu, tapi aku merasa sangat bahagia.
…
Sepuluh menit …
"Kita sudah sampai didepan rumahmu, Miku."
Suaranya membuyarkan lamunanku. Benar saja, rumahku kini sudah ada didepan mata.
"Aku pulang, ya!" serumu sambil nyengir lebar, memperlihatkan gigi-gigi milikmu yang putih bersih dan tersusun rapi.
Aku mengangguk pelan. Mataku masih menatap punggungmu yang semakin menjauh dari pandanganku. Entah mengapa, melupakanmu terasa sulit bagiku.
"Boleh kah aku berharap kau ialah orang yang ditakdirkan untukku?" aku masih berdiri didepan rumah. "Boleh kah, Len?"
Walau baru beberapa menit, aku yakin kalau diriku sangat mencintaimu. Ya, aku sangat mencintaimu, Len Kagamine.
.
.
.
The Ends
Wush, saya bikin panpik (?) baru~ *datang tiba-tiba*
Maap ya qaqa kalau tak sesuai prompt *alayers detected*
See you later :3
