Kuro-desu~~~ Yoroshiku Onegai Shimasu, minna ^^

RED DEVIL STORY

Naruto by Masashi Kishimoto.

This fic by Kuro.

CHAPTER 1

Rate

T

Warning:

Non-EYD n full of kata-kata kasar

Mengandung unsur sho-ai, mungkin kalian bakal menemukan typo yg bertebaran khukhukhu

Meskipun ini saya masukkan ke genre Humor, saya gg yakin dg selera humor saya -_-

Note:

If you don't like? Just click back.

Enjoy~!

Kyuubi buru-buru menggebrak pintu rumahnya dan ngelempar tasnya kesembarang arah. Jarinya yang ramping tapi kuat itu menarik kerah kaos yang dipake dengan adik tunggalnya yang langsung bersiap-siap kabur waktu tau sang kakak pulang.

"Mau kemana loe, bocah sialan~?" tanyanya horror tepat disamping telinga adik blonde-nya yang meneguk ludah, gemetar.

"Ehehehe. K-Kyuu … udah p-pulang y-ya…?" Tanya si blonde, mata birunya yang secerah langit itu berkedip-kedip takut.

"Pertanyaan tolol macem apa itu!? Gue nggak sebego itu buat dibegoin sama bocah penakut yang sok berani kayak elo!" bisiknya sinis sambil ngerangkul pundak adiknya. "Kayaknya elo emang harus dikasih beberapa pelajaran, ya, Naru~" lanjut Kyuubi dengan nada sing a song yang justru makin terdengar menakutkan ditelinga Naruto, bocah blonde yang kena sasaran lagi hari ini.

"Nggak mau Kyuu! L-lepas! Khhh!" Naruto berusaha lepas dari rangkulan kakaknya yang menyeretnya masuk ke kamar. Tapi percuma. Jelas karena perbedaan kekuatan mereka yang cukup jauh.

Beberapa detik berlalu.

"UGGYYAAA! HUWAAA!"

"HOEKKHHH!"

Hening.

Hening.

Hening.

xxx

Naruto mengaduk-ngaduk semangkuk ramen yang disuguhin diatas mejanya. Cuma diaduk-aduk tanpa semangat. Matanya melirik ke sosok jangkung merah yang duduk tepat didepannya. Kesal.

Kyuubi melahap mie ramen itu dengan rakusnya, tanpa peduli sang adik yang sama sekali tidak berminat dengan makan malam kali ini. Bahkan meskipun itu adalah ramen, makanan favoritnya.

"Hei, Naruto. Tumben sekali kau kelihatan tidak berminat dengan ramen? Apa ada yang salah dengan masakan paman kali ini?" Tanya paman pemilik kedai ramen Ichiraku ramah. Yah, Kyuubi n Naruto memang pelanggan kedai yang sering mampir makanya paman pemilik kedai itu hapal dengan mereka. Mereka berdua seneng-seneng aja makan dikedai ini, pemilik kedainya ramah dan lagi mereka sering dikasih ramen jumbo secara cuma-cuma.

"He? Nggak kok, paman." Jawab Naruto riang sambil memasukkan mie ramen yang masih hangat itu ke mulutnya. Hoekhh! Naruto nyaris muntah. Bukan karena rasa mie ramen tapi karena ingat kejadian tadi siang menjelang sore dikamar kakaknya. Kejadian itu bener-bener membuat nafsu makannya hilang, lenyap. Bahkan untuk semangkuk ramen pun.

"Sepertinya kamu kurang semangat, ya. Khusus hari ini, paman buatkan satu mangkuk ramen gratis buatmu, Naruto!" paman kedai Ichiraku bersiap mengambil mangkuk dan meracik mie didalamnya. Tapi….

"Nggak deh, paman. Makasih." Tolak Naruto senyum.

"Elo nggak mau makan itu?" Tanya Kyuubi yang sudah menghabiskan ramen bagiannya. "Sini biar gue makan." Kyuubi menarik semangkok ramen yang baru dimakan satu suap oleh si pemilik.

"Kyuu, loe tega!" Naruto memajukan bibirnya. Cemberut.

"Apa? Elo mau makan ini?" tawarnya.

"Gue nggak doyan makan gara-gara eloo!" teriak Naruto prustasi sambil menopangkan siku kirinya diatas meja sedang tangan kanannya menjambak rambut merah kekuningan punya kakaknya. Gemas.

"Uhuk! Uhuk!" otomatis Kyuubi terbatuk karena kesedak kuah ramen. "Elo mau bikin gue mati, ya?" sahutnya kesal dan mendeathglare Naruto.

Naruto hanya mencibir sambil memalingkan wajahnya kearah jalanan Konoha yang bisa diliat dikedai yang terbuka ini.

"Elo mesti sering-sering melototin darah biar phobia memalukan elo itu hilang." Kyuubi berkata cuek sambil terus memakan ramen bagian adiknya. "Gimana elo bisa lulus ujian praktik Biologi kalo ngebedah kodok aja udah pingsan duluan karena kecipratan darah kodok tetangga!"

"Elo udah sering ngadepin darah ke wajah gue tapi phobia gue nggak ilang-ilang juga tuh. Malah, gue ngerasa makin parah." Ucap Naruto yang wajahnya sudah memerah nahan mual-mual diperutnya. "Cuma nginget warna n baunya yang amis aja gue udah mau muntah. Huekh~"

"Elo bodoh sih."

"He? Itu Itachi-nii, kan?" Tanya Naruto tiba-tiba out of topic waktu menoleh kearah jalan dan nggak sengaja ngeliat sosok pemuda berambut hitam panjang yang diikat kebelakang. Celana jeans hitam yang keliatan mahal plus kemeja kotak-kotak hitam yang dibuka kancingnya ngeliatin kaos putih bercorak gagak didalamnya, jelas banget itu style Uchiha Itachi, hitam-putih. "Hei, Itachi-nii!" panggilnya sambil melambaikan tangan kearah Itachi. Heran, kalau dengan kakaknya sendiri, Naruto nggak pernah memanggil Kyuubi pake embel-embel –nii atau apapun itu dan langsung memanggil namanya. Tapi kalau dengan Itachi yang hanya senpai-nya di KHS-Konoha High School, dia bersikap sopan sekali.

"Hei, Naru." Itachi balas melambai dan berjalan menuju kearah duo pemuda Uzumaki yang duduk nggak jauh dari meja pesanan.

"Chk! Keriput, ngapain loe kesini?" Tanya Kyuubi ketus.

"Masa' sikap loe kayak gitu sama sobat sebangku sendiri, eh?" Itachi duduk disebelah Kyuubi, tangannya ngerangkul pundak Kyuubi. Yeah, mereka memang teman sebangku di KHS. Saat ini Kyuubi n Itachi adalah siswa kelas 3 KHS sedang Naruto baru kelas 1.

"Siapa yang sobat sebangku loe, heh?" ucap Kyuubi sinis sambil menepis tangan Itachi kasar.

"Kasar~" Itachi mengacak rambut cowok itu lembut. "Gezz! Kalian berdua ini seneng banget megang-megang kepala gue, sih!" sentak Kyuubi seraya menjauhkan tubuhnya dari Itachi. Kyuubi paling kesel disentuh orang lain! Kalau nyentuh sih, dia bersedia aja. Mukul sekalian, juga boleh! Tapi kalau dia yang kesentuh sedikit aja pasti udah bakal ngebales mukul. Itu cuma kesentuh! Gimana kalau dianya kepukul?

WUKK!

Tuh, kan, baru juga dibilang, dia udah melayangkan tinju kearah muka Itachi. Tapi kok bunyinya 'WUKK'? Bukannya 'BUKK'? Jelas aja suaranya gitu! Kyuubi cuma berhasil ninju angin.

"Cih! Sialan!" umpatnya dan balik menghadap mangkuk ramen yang nyaris setengah kosong. Malas lama-lama ngeladenin Uchiha sulung. "Buang-buang waktu." Gerutu Kyuubi

"Tumben banget kalian keliatan pergi bareng begini. Elo malam ini nggak kerja, Kyuu?" tanya Itachi lalu ikutan memesan dua porsi ramen untuk dibawa pulang. Sambil nunggu pesanan, dia nemenin Uzumaki bersaudara ini makan meski cuma Kyuubi yang keliatan asik ngelahap makanannya.

"No. Gue capek." Jawabnya cuek.

"Sebenernya elo kerja apa sih, Kyuu? Kok gue nggak pernah dikasih tau?" Naruto mengangkat wajahnya yang bersandar diatas kedua lengannya yang terlipat diatas meja. Masih lemas karena ingat darah segar didalam mangkuk stainless. Entah itu darah apa dan dapet darimana.

"Emang apa bedanya kalo gue ngasih tau n nggak ngasih tau elo? Hm?" kalimat yang dilontarin Kyuubi lebih terdengar seperti tuntutan ketimbang pertanyaan.

"Gue, kan, cuma khawatir aja sama elo, Kyuu. Elo bukan kerja sebagai preman dan negikkin orang-orang yang lewat di gang, kan?" tanya Naruto dengan tampang polos kekanakannya. Keliatan banget kalo dia emang khawatir dengan kakak satu-satunya ini. Bukannya dia nggak mau bersyukur dan berterima kasih atas kerja keras Kyuubi menghasilkan uang tapi dia nggak mau kalo masa depan kakaknya hancur hanya karena dia dan berakhir jadi penjahat jalanan. Hey, dia satu-satunya keluarga yang tersisa buat Naruto dan tentu saja Naruto nggak mau kehilangan satu-satunya keluarga yang tersisa.

Kyuubi meneguk habis kuah ramen yang tersisa sebelum menjawab pertanyaan konyol adiknya. "Bukan urusan loe." Dan itu jawaban yang sering banget didenger Naruto setiap kali dia menanyakan kerjaan sang kakak. Pikiran buruk tentang pekerjaan yang dilakuin Kyuubi jadi muncul karena Kyuubi sendiri terkadang pulang larut malam bahkan sampai pagi atau terkadang ada aja lebam dan tanda merah disekitar muka, leher, dan bagian-bagian tubuh yang tidak tertutup pakaiannya, meski lebam dan tanda merah itu hanya tipis, atau juga kadang ditambah bau-bau parfum mahal. Hahh…. Sebenernya dia itu mangkal di gang atau…?

"Apa Itachi-nii tau Kyuu kerja dimana?" tanya Naruto beralih kesosok pemuda yang lebih tinggi beberapa senti diatas Kyuubi. Itachi cuma menggeleng dan tersenyum tipis. Dia bener-bener nggak tau sama seperti Naruto.

"Ngapain sih elo penasaran? Tinggal sekolah aja kok banyak pertanyaan." Gerutu Kyuubi kesal sambil merogoh saku jeansnya, mengambil HP-nya yang berdering.

"Apa?" tanya Kyuubi begitu mengangkat telepon tersebut. Hening beberapa detik. Kemudian Kyuubi mengangguk-angguk mengerti dan menutup sambungan teleponnya.

"Shit!" kali ini Kyuubi merogoh sakunya yang lain dan memberikan uang dua puluh ribu ke Naruto yang langsung diterima oleh si blonde. "Bayarin ramennya, gue ada urusan. Kalo sampe gue ngeliat elo masih berkeliaran n nggak langsung pulang, jangan harap setelah ini elo masih bisa jalan tanpa nyeret kaki!" ancam Kyuubi.

"Tck! Bisa nggak sih omongan dia nggak seserem itu!" sungut Naruto waktu punggung Kyuubi udah nggak keliatan lagi karena udah masuk kedalam mobil taksi yang dicegatnya.

"Kata-katanya barusan sama aja dengan, 'Cepet pulang, jangan mampir kemana-mana. Udah malam, bahaya meski elo cowok.' Kyuu kakak yang perhatian, kan?" Itachi tersenyum.

Naruto balas tersenyum kecut.

"Oh iya, kok Itachi-nii pesan dua porsi ramen? Nggak nyangka deh kalo Itachi-nii ternyata banyak makan?" tanya Naruto pas melihat dua bungkus ramen pesanan Uchiha sulung yang sudah diletakkan diatas mejanya oleh paman Ichiraku. Lebih nggak nyangka lagi kalo Uchiha ternyata juga suka makan ramen.

"Oh, bukan untuk gue semua, kok. Tapi buat Sasuke satu porsi." Jawab Itachi sambil mengajak Naruto pulang setelah membayar ramen pesanannya. "Ayo, gue antar." Tawar Itachi.

Naruto menggeleng. "Gue bisa pulang sendiri kok. Lagipula nanti si Teme brengsek itu nungguin sambil kelaperan, bisa-bisa Itachi-nii bakal diamuk kalo pulang telat. Hehehe." Tolak Naruto.

"Hal kayak gitu bisa diatasi tapi kalo Naru yang diamuk sama preman di gang, siapa yang bisa mengatasi?"

"Hey! Gue, kan, bisa mempraktikan jurus-jurus baru yang gue pelajarin di klub Karate!" ucap Naruto semangat sambil mempraktikan beberapa gerakan Karate yang digelutinya sejak Junior High School. Sedetik kemudian raut wajahnya berubah suram. "Hahh…. Pasti enak punya kakak kayak Itachi-nii." Tambah Naruto, membandingkan. "GUE IRI DENGAN TEME~~~"

"Bisa-bisa nggak cuma diamuk preman di gang kalo Kyuubi sampe denger ucapan tadi, lho~"

xxx

Naruto berjalan menyusuri lorong dilantai pertama, mencari loker yang cocok dengan kuncinya. Dia masih saja belum hapal dengan letak lokernya. Sejak tadi mulutnya komat-kamit, menggerutu karena Kyuubi belum juga pulang ke rumah dari tadi malam. Padahal biasanya Kyuubi pulang paling lama setengah jam sebelum kelas dimulai. Tapi hari ini ditunggu-tunggu sampai dia hampir telat pun Kyuubi belum juga muncul.

"Dia itu nggak tau kalo gue khawatir apa! Seenggaknya kalo kerja jangan maksain diri gi-hmmph!" kalimat Naruto kepotong karena tiba-tiba wajahnya menabrak sesuatu yang kenyal dan hangat.

"Apa yang loe lakuin, stupid Dobe?!" bentak seseorang yang ditabraknya. "Cih! Dobe mesum." Ejeknya.

M-mesum…!?

Sapphire Naruto terbelalak. Posisinya saat ini memang nggak jauh dari om-om hidung belang! Sesuatu yang kenyal dan hangat yang ditabraknya itu ternyata pantat Sasuke! Karena buru-buru waktu memakai sepatu khusus untuk didalam ruangan, Naruto yang berjalan sambil tertunduk dan membungkuk sebentar untuk mengepaskan sepatunya ternyata menabrak pantat Sasuke. WTF!

"H-HUWAAA!" Naruto langsung mundur cepat hingga kepalanya menabrak loker dibelakangnya. DUAGH! "Auchh!" Naruto mengusap-usap bagian kepala belakangnya yang sedikit nyeri sambil meringis kesakitan.

"Huh! Dobe!" ejek Sasuke lagi dengan senyum sinis yang menyebalkan.

"Teme brengsek! Ngapain elo berdiri disitu?!" tunjuk Naruto yang pipinya sudah semerah lobster rebus. Hey, dia sudah menabrak bagian 'x' kedua-nya Uchiha bungsu yang paling dibencinya! Untung saja dilorong itu hanya ada mereka berdua.

"Ini loker gue, bodoh!" ucap Sasuke sambil menendang wajah Naruto yang masih sejajar dengan pinggangnya, nggak keras sih cuma tetap saja nyebelin. Wajah dikasih alas sepatu gitu lho! "Teme sialan!" sungut Naruto langsung berdiri dan sengaja menyenggol kasar bahu Sasuke saat melewatinya. Ngeladenin Uchiha bungsu nggak akan ada habis-habisnya.

"Tumben loe nggak bareng sama setan." Ternyata Sasuke menyeimbangkan langkahnya dengan Naruto. Niat banget membuat mood si pirang itu makin buruk. Naruto hanya memutar bola matanya, cuek. Saat mereka berbelok mau naik tangga ke lantai dua dimana kelas mereka berada, secara tiba-tiba Sasuke menjulurkan kakinya dan membuat Naruto terjatuh ke arah depan – tangga. "Oups!"

"I-Ittai…." Naruto mengelus dahinya yang berdenyut, bisa dipastikan didahinya bakal muncul benjolan yang lumayan besar. "Elo sengaja ya!" dia langsung berdiri dari posisi telungkupnya.

"Bayaran karena elo nggak ngerespon kalimat gue." Sasuke tersenyum sinis. Kedua tangannya dimasukkan kedalam saku celana hitamnya, angkuh, lalu berjalan meninggalkan Naruto yang masih meringis menahan ngilu.

"BRENGSEKKK!"

xxx

"Terima kasih atas kerja kerasmu malam ini, Kyuubi." Kyuubi mengangguk pada laki-laki bermasker yang mengantarnya sampai didepan rumah kecilnya. "Istirahatlah yang cukup. Masih banyak 'klien' yang menunggumu." Ucap laki-laki bermasker itu, dari matanya terlihat kalau dia sedang tersenyum.

"Jangan ucapkan kata-kata yang ambigu begitu, Kakashi-san." Kyuubi balas tersenyum. Bukan senyum setan seperti biasanya tapi senyum malaikat yang benar-benar menawan! Sorot ruby-nya yang biasanya menyalak pun tampak lembut. Kyuubi mengangguk sopan sekali lagi pada laki-laki bermasker alias Hatake Kakashi sebelum keluar dari mobil limousin hitam yang dikendarai oleh Kakashi dan masuk kedalam rumah kecilnya. Astaga! Kenapa dengan Kyuubi?

"Kau butuh bantuan?" tawar Kakashi melihat begitu banyak barang yang dibawa Kyuubi. Padahal waktu berangkat tadi dia sama sekali tidak membawa barang apapun tapi pulangnya kedua tangan Kyuubi bahkan sampai penuh dengan kotak-kotak yang entah apa saja isinya. "Tidak perlu."

"Kau yakin akan meletakkan barang-barang itu disini? Bagaimana kalau adikmu-"

"Ada beberapa yang mungkin gue butuhkan. Gue lelah, sebaiknya Kakashi-san pulang saja." Potong Kyuubi benar-benar merasa lelah dan ingin segera tidur dikamarnya.

"Ah, iya, aku lupa. Kau sudah begadang jadi butuh istirahat agar pamormu itu tidak turun, ya kan, Kyuu?" Kakashi mengedipkan sebelah matanya.

WUKKK

BUGH!

"Wah~ nyaris saja…." Untung Kakashi sempat melihat gerakan kaki Kyuubi dan langsung membentuk defence dengan kedua lengannya kalau tidak… mungkin mukanya akan 'sedikit' bonyok.

Kyuubi menurunkan kakinya yang diapit lengan Kakashi. "Just do it or die." Kali ini tatapan setan Kyuubi sudah kembali seiring mood-nya berpura-pura 'manis' menghilang.

"Hahh…. Iya, iya, aku pulang. See you, Kyuubi." Kakashi tersenyum dengan senyuman bisnis seperti biasanya.

.

.

.

TBC (Tubercolosis XD)

Nih fic udah nangkring lamaaaaaaaaaa banget di lappie saya. Terus daripada mubazir ya, jadi saya upload deh... Meskipun udah lama buatnya tapi ternyata tetap 1 chapter. Gg nambah2 ya, minna. Jadi utk chap selanjutnya mungkin akan memakan waktu yang panjang #mengingat saya yg pemalas ini :D

Yupp~~~ Mohon Review-nya, ya minna~~~~~