VIXX: Jung Taekwoon x Cha Hakyeon
Genre: Hurt / Comfort
[I Wish Us To Be Strangers Again, But Not By This Way.]
.
"Aku mencintaimu."
Lantas, entah kenapa, aku mencium pipinya, di hari aku pertama kalinya bisa menenggak soju secara resmi. Dia seumuran denganku, Jung Taekwoon itu. Hanya berbeda beberapa bulan dan aku mengajaknya sedikit jahil dengan menerobos peraturan hukum Korea Selatan, dia meminum soju sebelum usianya resmi dua puluh tahun, sekitar lima bulan lagi.
Tak apalah, kan cuma lima bulan, kataku.
Oh, kembali lagi, aku akhirnya tahu kenapa aku mencium pipinya.
Aku mabuk, oh Cha Hakyeon yang bodoh.
Bukan hanya sekadar mencium pipinya, tapi menyatakan perasaanku. Perasaanku yang kupendam selama empat tahun saat pertama kali kami bertemu di sekolah menengah atas. Dia begitu diam dan sangat menyusahkan suasana kelas. Sebagai seorang ketua kelas, aku mengayominya, membuatnya bergaul.
Dan sialnya, dia malah jauh lebih popular. Empat tahun berlalu dan aku sudah muak melihatnya bergonta-ganti pasangan dengan sangat alami. Semua perempuan bertubuh ringkih, berkulit halus, lembut dan cerah. Sudah jelas jika dilihat bagaimanapun, jika aku jadi perempuan, aku tidak akan masuk ke dalam seleranya. Oleh karenanya aku diet keras selama dua tahun terakhir dan menjadikan tubuhku seringan mungkin.
Perawatan kulit sebagus mungkin.
Warna kulit… fuck it.
Aku mengingat suasana itu. Lampu padam temaram dengan suara dari televise memutar drama romansa picisan kesukaan Taekwoon itu. Aku mendadak terlalu banyak meneguk soju di hari pertama aku mencobanya, dan menjadi malapetaka.
Aku melihat matanya.
Dia mendorongku sekuat tenaga hingga membuat bagian kepalaku terbentur lantai kayu apartemenku. Aku mengaduh.
"Ow, sakit…" kataku. "Kau kenapa, sih… aku kan hanya – "
Dan waktu berhenti. Semua suara dari televise menjadi white noise.
"Menjijikkan."
Menggema, meluruh ke seluruh bagian telingaku.
Dan saat tubuhku menjadi jenius dengan memetabolisme alcohol dengan kecepatan super, aku tersadar dari mabukku. Aku ingin mengubah semuanya. Aku tak ingin mengatakannya.
"Aku hanya bercanda." Jawabku cepat.
"Hentikan, kau membuatku takut." Lanjutnya sambil tersenyum simpul dan mengambil jaketnya dengan panik, lalu buru-buru keluar dengan ekspresi kecut.
Aku tahu.
Aku hanya terdiam kemudian, hingga aku sadar bahwa hari ulang tahunku berlalu, aku baru saja kehilangan sahabat karena pernyataan rasa cintaku.
Aku benar-benar berharap aku dapat mengulang semuanya dari awal saat kita tak pernah saling kenal. Namun tidak begini caranya.
