MARRIAGE CONTRACT
Cast :
Kim Mingyu
Jeon Wonwoo
Wen Junhui
others
Summary :
Di kisah ini, pernikahan bukanlah akhir bahagianya, melainkan awal dari penderitaannya.
Chapter 1
Bunyi sirene ambulans seperti merobek gendang telinganya. Bau anyir darah menusuk indra penciumannya. Mingyu hanya bisa menatap nanar saat ibunya dibawa oleh beberapa orang asing ke dalam ambulans.
Setibanya di rumah sakit, ia hanya bisa terdiam melihat dokter yang menatapnya sedih.
Jangan tatap aku seperti itu, dok. Katakan bahwa eomma baik-baik saja.
Maaf, tuan. Tapi nyonya Kim terserang penyakit tumor otak stadium 4 dan umurnya hanya sekitar 6 bulan lagi.
Dan saat itu, Mingyu merasa ingin mengubur dirinya sendiri.
"Eomma tidak butuh semua perawatan ini, Mingyu. Eomma tidak butuh semua alat-alat ini untuk menjaga eomma agar terus bernafas. Eomma hanya ingin melihat anak eomma bahagia. Bahagia diatas altar. Eomma mohon, Mingyu."
Dan permohonan terakhir ibunya ini membuatnya semakin ingin mengubur diri. Tapi, bagaimanapun juga ia harus mengabulkan permohonan eommanya. Walaupun mustahil kalau ia akan bahagia diatas altar kelak, tapi setidaknya eommanya bahagia telah melihat anak semata wayangnya menikah.
"Baiklah, eomma. Aku akan menikah bulan depan. Sementara itu, eomma berjuang untuk tetap sehat, janji?"
"Tapi eomma ingin… kau menikah bersama Wonwoo."
Glek. Permintaannya tentang menikah tentu akan dikabulkan oleh Mingyu. Tapi menikah dengan Jeon Wonwoo—? Ingin melihat Mingyu bahagia apanya!
Jeon Wonwoo, anak tetangga sebelah yang juga merupakan anak dari sahabat eomma Mingyu sejak SMP. Keduanya sangat bersahabat, tapi anak mereka merupakan antonim dari definisi 'bersahabat'. Mingyu dan Wonwoo hampir tidak pernah berbicara satu sama lain, mereka memang selalu bersama sejak lahir, tapi mungkin terakhir kali mereka benar-benar berbicara adalah saat mereka masih SMA dulu.
Entah apa yang membuat mereka begitu, tapi Mingyu merasa Wonwoo— membencinya? Entah apa, tapi setiap mata mereka bertemu, tatapannya selalu dingin dan menusuk. Seakan memberi sekat yang sangat tebal dan sulit untuk diruntuhkan. Mengobrol dengannya saja ia tidak berani mencoba, apalagi mengajaknya menikah.
Namun apa daya. Ibunya lebih penting daripada masa depannya, masa lalunya, egonya, dan terserah apapun itu. Yang penting sekarang adalah permohonan ibunya terpenuhi, Mingyu tidak peduli dengan hal lain.
"Jun, maaf. Eomma Kim masuk rumah sakit, aku harus segera kesana." ucap Wonwoo dengan nada khawatir yang sangat ketara, ia buru-buru bangun dari kasur.
"Wonwoo-ya, kuantar." tawaran Jun langsung mendapat gelengan kepala dari Wonwoo, senyuman kecil terpatri dibibirnya.
"Setelah ini kau ada meeting, kan? Aku bisa naik taksi, kok." ia meletakkan telapak tangannya di rambut coklat Jun, lalu wajahnya mendekat untuk memberi kecupan ringan pada pucuk kepala sang kekasih.
"Kalau begitu, pulangnya kujemput. Hati-hati dijalan, jagiya." ucap si namja berkewarganegaraan China itu sembari melambai-lambaikan tangannya ke arah kekasihnya sebelum ia menghilang dari balik daun pintu.
Mingyu menutup pintu ruangan ibunya dengan pelan, tentu tidak ingin mengganggu tidur eomma kesayangannya itu. Saat ia berjalan keluar dari rumah sakit, matanya berpapasan dengan kedua obsidian milik Wonwoo.
"Hyung?" mata Mingyu terbelalak melihat kehadiran Wonwoo, walaupun tidak mengherankan mengingat Wonwoo sangat dekat dengan eommanya dulu.
Wonwoo, disisi lain hanya memutarkan bola matanya dan terus berjalan melewati Mingyu.
"Hyung, tolong dengarkan aku dulu!" teriak Mingyu, suaranya tentu tidak terlalu keras. Wonwoo menghentikan langkahnya dan seperti biasa, ia hanya menengokkan kepalanya dan menatapnya dari sudut matanya.
"Tolong... Menikahlah denganku."
"Aku tahu kau gila, Kim Mingyu. Tapi, sekarang ini ibumu lebih penting daripada pembicaraan bodoh ini." baru saja Wonwoo ingin kembali melangkah, tangannya malah digenggam erat oleh Mingyu.
"Aku tahu ini gila, bahkan sekarang tidak ada yang waras lagi di dalam hidupku. Dengar, hyung. Eomma divonis mengidap tumor otak stadium 4 dan hidupnya… tinggal 6 bulan. Eomma ingin melihatku menikah sebelum ia… kau tahu. Ugh, dan ia memintaku untuk menikah denganmu."
"Apa?" saking terkejutnya dengan semua pemberitahuan yang datang menghujamnya secara bertubi-tubi, Wonwoo tidak bisa berkata apa-apa lagi. Eomma Kim yang umurnya tinggal 6 bulan lagi dan permintaannya untuk menikahi Kim Mingyu? Oh Tuhan, mengapa Wonwoo ikut terlibat dalam cobaan hidup Kim?
"Kau bercanda, kan? Eommaku bisa menangis berdarah kalau tahu ini… Astaga, kau tidak bercanda." Wonwoo mengacak-acak rambutnya sendiri. Apakah eomma Jeon sudah tahu berita ini? Eomma Jeon sangat menyayangi Eomma Kim sejak mereka SMP, tidak terbayang bagaimana terpukulnya eommanya itu kalau tahu hal ini.
Dan pastinya beliau akan menuruti semua permintaan sahabatnya itu demi kebahagiaannya di akhir waktunya.
"Mingyu… Kau tahu kan aku punya Jun? Aku sangat mencintai Jun, aku tidak mungkin meninggalkan kebahagiaanku begitu saja."
"Hyung, kumohon… Hanya untuk 6 bulan. Aku janji akan menceraikanmu setelah 6 bulan itu, kumohon, aku ingin membahagiakan eomma." Mingyu menatap mata Wonwoo dalam, seakan menyampaikan permohonannya lewat tatapan yang ia berikan.
Setelah ditatap seperti itu, Wonwoo malah menutup kedua matanya. Kepalanya terasa berputar, menari-nari dengan tidak elegan. Ia sangat bimbang. Pernikahan bukanlah hal sesepele itu. Mereka akan berjanji untuk selalu bersama hingga maut memisahkan, dan Wonwoo tidak suka mengingkar janji.
Tapi, apakah Wonwoo mempunyai pilihan disini? Nyatanya, tidak. Walaupun tidak dipaksa oleh Mingyu seperti ini, pasti ia akan dipaksa oleh ibunya sendiri, atau ibunya yang malah akan nekat mengancamnya berbagai macam hal hingga ia mau menuruti permintaan itu.
"Baiklah. Aku akan menikah denganmu selama 6 bulan itu. Dengan beberapa syarat."
"Kalau uang, katakan saja nominalnya."
"Bajingan. Aku tidak bukan pendamping bayaran! Jaga mulutmu, Kim. Aku hanya ingin dua hal. Pertama, aku akan tetap berhubungan dengan Jun, dan kedua, ceraikan aku setelah 6 bulan, apapun yang terjadi."
Mingyu meneguk ludahnya. Apakah ini pilihan yang benar? Menikahi seseorang yang sama sekali tidak kau cintai— atau seseorang yang mungkin membencimu, yang juga tetap ingin berhubungan dengan kekasihnya?
Tapi untuk sekarang Mingyu tidak peduli. Yang penting eommanya bisa melihat dia dan Wonwoo saling bertukar janji diatas altar nanti.
"Asalkan kau janji eomma tidak akan tahu kalau kau masih berpacaran dengan Jun, deal?"
"Deal."
TBC
- author's note! -
helloooooo. saya sebenernya mau bikin ini sebagai debut saya jadi author ffn (?) tapi sepertinya bakal cape karena terlalu panjang, jadinya saya bikin Tutor Jeon dulu deh baru ini.
plotnya emang mainstream sih tentang perjodohan tapi spoiler! kali ini yang suka duluan itu Mingyu dan disini Mingyu yang bakal sering tersakiti grgr Wonwoo. rasain dah abisnya kmrn bikin teteh nunu sakit ati sih di cerita sebelah.
btw yang minta sequel Tutor Jeon nanti ya saya publishnya, saya banyak alternate endingnya dan bingung mau publish yg mana jadi saya mikir" dulu hehe.
last, tolong kasih reviewnya ya~ thanku!
