Letters to Kim Taehyung
Main cast:
Kim Taehyung (BTS) x ?
Kim Seokjin (BTS)
Min Yoongi (BTS)
Jung Hoseok (BTS)
Kim Namjoon (BTS)
Park Jimin (BTS)
Jeon Jungkook (BTS)
Rating: Aman
Disclaimer: Member BTS milik Bighit Ent dan orang tua masing-masing..
Warning! Author masih pemula. Masih banyak kesalahan. Typo bertebaran. Boyslove. OOC. Nggak suka pairingnya? Silahkan tekan tombol close :D
PS. Cerita ini terinspirasi oleh fanfiction milik author jiraecha di wattpad. Memang agak mirip, terutama di bagian awal. Tapi aku berusaha untuk membuat ini berbeda. Kalau ada memang ada yang nggak suka/nggak berkenan bakalan kuhapus segera. :)
.
.
.
04.23.2015
Hello, Kim Taehyung.
Umm perkenalkan, salah seorang fansmu di sini.
Kau mungkin telah berkali-kali mendapatkan pengakuan seperti ini. *Kuharap kau tidak bosan. Lol* Namun, maukah kau mendengarnya satu dariku? Xixixi
Saranghae.
-your secret admirer
.
04.24.2015
Hello, Taehyung.
Apakah kau membaca surat yang kuberikan kemarin? Kuharap kau membacanya TwT
Ah, kita berpapasan di koridor pagi tadi. Dan kau sedang tersenyum, kyaaaa!
Mianhamnida, jiwa fanboyku selalu bangkit saat melihat senyummu. Ku harap kau selalu tersenyum seperti itu, Taehyung.
-your secret admirer
.
04.25.2015
Pagi, Taehyung.
Aku memberikan surat ini di pagi hari. Uh, senyumanmu kemarin benar-benar penyemangatku! kekekeke
Ah, ya. Ku dengar kelasmu akan mendapat quiz kalkulus siang nanti. Sudahkah kau belajar, Taehyungie? Good luck for today! .*Bolehkah ku panggil kau seperti itu? XD*
Ps. Aku benar-benar ingin membantumu belajar, namun aku sama bodohnya dengan keledai jika berhadapan dengan kalkulus XC
-your secret admirer
.
04.26.2015
Omo, omo. Kau benar-benar membaca suratku? Apakah aku menakutimu? Apakah kau merasa tidak nyaman?
Mianhamnida, jeongmal mianhamnida. Aku benar-benar ingin berbicara langsung padamu, tapi aku terlalu malu XC XC
Should i stop this? TwT
-your secret admirer
.
.
.
"Dapat surat lagi, Tae?" Jimin melongokkan kepala ke loker yang berada tepat di sebelah loker miliknya.
"Begitulah."
"Dari orang sama? Woah, daebak." Jimin berdecak kagum. Ia lalu menghitung dengan jari-jarinya. "Jadi, sudah berapa hari? Satu, dua, eung? Empat?" Jimin melotot ke arah sahabatnya.
Taehyung mengangguk lalu menutup lokernya setelah meletakkan beberapa barang dan menguncinya. Ia mengamati lokernya sejenak dan baru menyadari ada celah kecil di bagian bawah. 'Pantas saja suratnya bisa ada di dalam lokerku.' Batin Taehyung.
Jimin merebut surat yang ada di tangan Taehyung dan membacanya. "Kau bilang ia tahu jadwalmu kemarin bukan? Hari ini dia bilang ia mengetahui kau membaca surat-suratnya. Ugh, dia seperti stalker." Jimin bergidik.
Taehyung hanya terdiam dan mulai melangkahkan kaki meninggalkan lokernya –dan Jimin yang masih sibuk termagu–. Entah apa yang ada di pikiran sahabatnya ini, ekspresinya nyaris tak terbaca oleh Jimin.
"Aish, Park Jimin. Kau mau pulang apa tidak?" Taehyung meneriaki Jimin yang masih termagu menatap surat di tangannya.
Jimin tersentak kaget. "Nde, nde. Ya, tidak usah berteriak begitu. Kau kira kita sedang berada di hutan, hah?" ujar Jimin kesal lalu bergegas menyusul Taehyung.
"Kau lama."
"Kau saja yang tidak sabaran."
"Aku sudah kelaparan."
"Kau pikir aku peduli?"
"Yah, Park." Taehyung mendengus lalu meninju bahu Jimin main-main.
Jimin terkekeh lalu merangkul bahu sahabatnya. "Hey karena kau punya seorang fans sekarang, bagaimana kalau kau mentraktirku? Kedai ramen yang biasa?"
Taehyung tertawa lalu mendorong bahu Jimin menjauh. "Itu bukan sesuatu yang patut dirayakan, bodoh."
Jimin masih terkekeh dan tubuhnya sedikit terhuyung ke belakang, kehilangan keseimbangan. Pantat seksinya hampir jatuh mencium tanah, namun seseorang menangkap bahunya.
"Ups." Jimin berbalik. "Ah, mianhae. Mianhae." Jimin meminta maaf sambil membungkukkan tubuhnya berkali-kali. "Dan, um. Gomawo? Karena kau telah menahan tubuhku." Jimin menyengir menatap lawan bicaranya.
"Eoh. Gwenchana. Lain kali hati-hati." Hoseok –orang yang menahan Jimin tadi– balas tersenyum.
"Eum jeongmal gomawoyo, Hoseok hyung." Jimin menatap Hoseok penuh syukur. "Ngomong-ngomong apa yang sedang kau lakukan jam segini?" tanya Jimin basa-basi.
"Aku ehm, ada urusan sedikit." Hoseok menatap kedua hoobaenya, lalu menggaruk tengkuknya canggung.
Mata Jimin memicing melihat tingkah Hoseok, membuat sunbaenya di klub dance itu jadi salah tingkah. "Ah, aku harus segera pulang. Aku duluan, okay." Hoseok melirik arloji di tangannya lalu terburu-buru melangkah.
Jimin dan Taehyung menundukkan sekilas kepalanya lalu menatap Hoseok yang terlihat begitu terburu-buru pulang.
"Mencurigakan." Ucap Jimin. "Benar-benar mencurigakan."
"Huh?" Taehyung menatap Jimin tidak mengerti.
"Hoseok hyung, Tae. Dia baru pulang jam segini, dan kelihatannya dia agak panik waktu kutanyai tadi." Jawab Jimin sambil memasang muka serius. "Apa yang ia lakukan sebelum bertemu kita tadi?"
Taehyung menoyor kepala Jimin pelan, membuat pemiliknya mengumpat-umpat sambil memasang muka kesal. "Sok tahu. Jangan berpikiran buruk, kita juga baru pulang jam segini."
"Bagaimana pun kau ini lebih muda dariku, alien kurang ajar." Jimin mendengus lalu menoyor balik kepala Taehyung. "Lagipula kita baru pulang karena ada remidial kalkulus, dan kita tidak mencurigakan."
"Terserah apa katamu sajalah. Mau pulang tidak? Palli palli, aku sudah lapar." Kata Taehyung sambil menarik –menyeret tangan Jimin untuk mempercepat jalannya.
"Iya, iya kakek cerewet. Duh tidak usah menarikku dengan brutal begini." Omel Jimin sambil berusaha menyamai langkah kaki Taehyung. Walaupun ia lebih tua beberapa bulan dari Taehyung, kedua kaki Taehyung tumbuh sedikit lebih panjang dari miliknya.
.
.
.
04.27.2015
Hello again, Kim Taehyung.
Bagimana tidurmu semalam? Nyenyak kah?
Btw, pagi ini aku mendengarkan lagu Butterfly - BTS. Lagunya sangat bagus tapi rasanya aku ingin menangis ketika mendengarnya. TwT
Mau mendengarnya bersama? XD
-your secret admirer
.
04.28.105
Will you stay by my side?
Will you promise me?
I'm afraid if i touch you, you'll fly away and shatter
I'm afraid. I'm afraid. I'm afraid.
-your secret admirer
.
04.29.2015
Aku minta maaf atas suratku kemarin. Liriknya benar-benar stuck di otakku. Dan aku selalu memikirkanmu ketika aku mengingatnya.
Apakah aku menakutimu? :(
-your secret admirer
.
.
.
TBC
