A/N
Mo-moshi moshi..
Gomen,
Saya buat fic baru lagi.
Habis otak sudah buntu buat mikir kelanjutan cerita Daisuki-nya.
Jadi saya buat yang baru lagi deh.
Semoga ini bisa memuaskan para readers.
Yeahh.
1
2
3
ENJOY !
Always In My Heart
Apakah kau percaya kalau dewa kematian itu benar-benar ada?
Tugas dewa kematian adalah membawa dan menuntun roh orang yang sudah meninggal kembali kesurga.
Biasanya, dewa kematian akan datang dan memberitahu orang yang akan mati tersebut bahwa hidupnya tak kan lama lagi.
Disebuah desa bernama Konoha, terdapat sebuah sekolah yang bernama SeitoGakurei, sekolah ini adalah sekolah yang menampung murid-murid yang memiliki bakat khusus.
Selain terkenal dengan murid-muridnya yang memiliki bakat khusus, sekolah ini juga terkenal dengan adanya 1 murid yang sangat pandai dibidang seni, berwajah tampan, berambut emo, dan disukai banyak gadis. Tak lain namanya adalah Uchiha Sasuke.
"Kyaa, Sasuke-kun hadap sini dong!"
"Sasuke-kun boleh aku memegang tanganmu?"
"Sasuke-kun maukah kau menjadi pacarku?"
"Sasuke-kun Sasuke-kun Sasuke…."
Sasuke's POV
Sudah muak aku dengan semua ini. Hari-hari sekolah yang penuh kebosanan. Namanya saja yang elit, dalamnya sungguh memuakkan. Tak adakah gadis yang cocok denganku? Huh..
End of Sasuke's POV
Suatu hari, ketika Sasuke sedang membuat sketsa disebuah bukit. Seorang gadis berambut pink dan bermata hijau berkata padanya.
"Apa yang kau gambar itu? Aku tak mengerti. Hanya coret-coretan pensil saja. Dilihat dari seragammu kau anak dari kelas seni kan? Tapi kenapa gambarmu seburuk itu."
Tanpa menjawab pertanyaan gadis itu, Sasuke berkata pada gadis itu.
"Siapa kau?"
"Tidak usah memandangku dengan tatapan sesinis itu dong. Aku kan bukan orang jahat. Perkenalkan, namaku Haruno Sakura. Aku dari kelas medis."
"… Kelas medis. Huh."
"Daripada begitu lebih baik kau jawab pertanyaanku tadi."
"Ini, gambar sketsa, biasanya seseorang melukis dengan membuat sketsa terlebih dahulu. Jadi, gambarnya tidak rapid an terlihat seperti coretan saja."
"Oh, ngomong-ngomong siapa namamu?"
"Kau, tak tahu siapa aku?"
"Tentu saja aku tak tahu, kelasku dengan kelasmu saja berbeda, kok."
"…Aku, Uchiha, Uchiha Sasuke."
"Sasuke, senang berkenalan denganmu."
"Hn."
Sejak saat itu, tiap kali bertemu, Sakura selalu menyapa Sasuke dengan semangat. Namun, tampaknya Sasuke tidak menghiraukannya. Samapi pada akhirnya,
"Halo, Sasuke-kun. Kita bertemu lagi."
"Hn."
"Kok dingin amat sih. Orang yang jarang tertawa nanti cepat tua loh. Hihihihi." Kata Sakura dengan wajah menyengir.
"Itu bukan urusanmu."
"Hahahahaha. Memangnya aku nggak boleh member saran padamu? Yahh, sebelum kau menyesal saja. Hehehe. Ya sudah kalau begitu, aku masuk kelas dulu ya. Jaa, Sasuke-kun."
"….gadis yang sering tertawa. Huh, gadis aneh." Kata Sasuke sambil tersenyum tipis.
Tiba-tiba, dari belakang Sasuke, seorang pemuda berambut duren berwarna kuning menepuk punggung Sasuke hingga Sasuke tersedak kopinya.
"Uhuk, apa yang kau lakukan dobe?? Hampir aku mati tersedak kopi-ku sendiri."
"Maaf maaf teme, aku tak sengaja, hohoho. Siapa gadis cantik berambut pink yang tadi berbicara denganmu? Pacarmu, ya? Tega-teganya kau mendahuluiku untuk mendapatkan pacar teme?? Teganya teganya teganya.."
"Jangan bicara sembarangan dobe. Dia bukan siapa-siapa ku. Hanya kenalan. Aku bertemu dengannya dibukit belakang sekolah saat membuat sketsa."
"Gadis itu cantik juga ya, apa kau tertarik dengannya teme?"
"…yah, sedikit."
"Hah??! Teme! Tumben sekali dirimu tertarik pada seorang gadis? Apakah ada yang salah dengan otakmu?"
"Cerewet kau dobe, ini bukan urusanmu."
"Iya-iya, aku mengerti, tapi apa kelebihan gadis itu? Dibanding dengan fans-fans mu itu. Rasanya ada yang masih lebih cantik disbanding dia."
"… dia.. berbeda, dia berbeda dari gadis lain dobe, entah mengapa."
"Fufufufufufufu, teme, kurasa kau telah jatuh cinta." Kata Naruto sambil nyengir nggak jelas.
"Itu tidak mungkin, teme."
"Kalau kau tidak percaya rasakan saja sendiri nanti. Xixixixixixi."
"Huh, itu tak kan mungkin terjadi."
Jam sekolah sudah usai, Sakura pulang sambil bernyanyi-nyanyi. Tiba-tiba, seorang wanita berambut indigo mengenakan jubah hitam dan membawa sabit besar muncul dihadapan Sakura. Sakura terbelalak kaget. Ia tidak pernah melihat wanita secantik itu, terlebih lagi, ia melayang, kakinya tidak menapak tanah.
"Si-siapa kau?"
"…. Kau, sebentar lagi akan mati."
"Bicara apa kau?! Memangnya darimana kau tahu kalau aku akan mati?"
"…. Aku, dewa kematian, yang sebentar lagi akan mencabut nyawamu."
"Mencabut, nyawaku? Apa itu artinya aku akan mati?"
Wanita itu hanya mengangguk pelan.
"Ti-tidaaakk! Aku, aku masih ingin hidup! Aku tidak mau mati."
"…. Ini adalah catatan, kau sudah dirakdirkan mati, 1 minggu lagi."
"1 minggu? Itu terlalu singkat! Aku masih belum mau mati. Masih banyak ambisiku yang belum terselesaikan. Uuhh.." Air mata Sakura mulai menetes membasahi pipinya. Lalu, sang dewa kematian itu berkata,
"Tidak usah menangis, ini memang sudah takdirmu, disurga sana kau pasti akan lebih bahagia."
Sakura tetap menangis dan tidak memperdulikan omongan wanita itu.
"….. Apa kau punya permintaan terakhir?"
"….. A-aku, aku ingin.."
Go-gomen nasaii
Saya tidak bisa menahan diri untuk publish fic yang ini.
Padahal fic yang judulnya Daisuki saja belum selesai .
Maafkan kesalahan saya. *sambil nyembah-nyembah
Eiittss , jangan lupa untuk review cerita ini ya.
Flame, saran, coment dsb akan saya terima dengan lapang dada.
Hiks hiks..
Jadi deg-deg an nih mau dengar komentar para readers.
Klik huruf hijau dibawah ini, dan, REVIEW !
Jangan lupa!
Nantikan chapter 2 nya ! xD
