Just Moved
.
.
.
DLDR
.
.
.
Sebuah mobil van berwarna hitam terpakir di pinggir jalan. Terlihat empat orang keluar dari mobil tersebut keluar sambil membawa tas dan Suitcase.
Dilain tempat
"Aku bisa melakukannya."ucap seorang gadis berambut bubble gum.
"Itu bukan masalah besar. Barang itu tidak akan sulit untuk dibeli. Sakura, fighting! ''
Ucapnya lagi pada dirinya sendiri sembari masuk kesebuah supermarket.
'Tit tit tit'
Bunyi mesin dikasir supermarket terdengar nyaring. "Tolong cepat."ucap Sakura pada petugas di kasir.
'Bruuk brakk bruuk'
Benda benda di supermarket itu berjatuhan karena ulah seseorang yang mabuk. "Sialan!"ucap pria mabuk itu.
"Dia pasti gila." Entah apa yang membuat Sakura terlihat panik, mungkin karena pria mabuk tadi menjatuhkan barang barang sembari berteriak tidak jelas.
"Tolong cepat."ucap Sakura kembali karena melihat pria mabuk itu berjalan kearahnya.
"Pembalut malam tanpa sayap. Harganya ¥ 644(yen)."
Sakura mengambil uang disakunya, "perlu kutempatkan dalam plastik?" Sakura hanya mengangguk cepat.
"Jika kau beli dua, gratis satu" tawar si petugas kasir
"Tidak terimakasih."
"Itu sedang obral, kenapa tidak beli satu lagi... "
Sakura menggeleng, "Tidak! ini hari terakhirku!"ucapnya sambil sedikit berteriak.
Blushh
"Upss.. Oh tidak."pipi Sakura memerah dan segera saja dia keluar dari supermarket tersebut.
~oOOo~
"Hwooo... Wajahku terbakar." ucap Sakura dengan kedua tangan memegang pipinya.
"Aku harap dia diganti. Dia sangat lambat."gerutunya pada kasir tadi.
Karena malam hari dan jalanan yang juga sepi langkah Sakura terdengar nyaring. Tapi tunggu!. Sakura merasa ada orang yang mengikutinya di belakang.
Menengok kebelakang dan melihat ada empat orang yang berjalan di belakangnya.
Pakaian yang mencurigakan dan serba tertutup itu membuat Sakura panik dan curiga. Bejalan semakin cepat dan cepat "siapa mereka? Kenapa mengikutiku"batin Sakura khawatir.
"Hahh... Kita terjebak di sini untuk tiga bulan, kan?"ucap salah seorang mencurigakan itu. "Benar... Ini akan menyebar besok."jawab temannya.
"Apa?"ucap Sakura entah pada siapa. Untung saja ucapannya itu tidak terdengar oleh orang-orang mencurigakan itu.
"Diam saja. Kau ingin semua orang dengar." sahut temannya. "Haahh.. Kita harus mengurusnya."
"Siapa sih mereka?"ucap inner Sakura.
"Mengapa Matilda begitu berat?" ucap orang mencurigakan itu pada sebuah tas besar yang dijinjing nya.
'Degg'
Langkah Sakura terhenti. "Apa? Ma-Matilda!"entah darimana pikiran itu berasal, Sakura berpikiran bahwa Matilda adalah gadis korban pembunuhan.
Karena orang mencurigakan tadi berkata seperti itu Sakura langsung panik dan berniat untuk berlari namun malang nasibnya. Sebuah kulit pisang terinjak olehnya. Dan...
'Brukk'
Sakura jatuh terlentang dengan gerakan slow-motion.
Pembalutnya terlempar, menggelinding dan berhenti tepat di kaki orang-orang itu. Salah seorang dari mereka mengambilnya, mereka berjalan kearah Sakura yang masih terlentang di aspal jalanan.
"Kumohon jangan kesini... Hhuu mereka akan membunuhku. Ini bukan hari terakhirku menstruasi, tapi juga hari terakhirku dibumi! Bagaimana ini? Haruskah aku pura pura mati? Jangan kesini! Jangan kesini! Jangan kesini!"ucap Sakura dalam hati.
"Daijoubu? "Ucap salah seorang yang mencurigakan tadi.
Membuka matanya perlahan, Sakura melihat empat orang pria yang sedang melihat kearahnya.
"Hahh.. Psikopat?"batin Sakura kembali berkata.
Tersentak, Sakura langsung bangkit dan berdiri. "Hahh.. Hahh... Kyaaa.. "Sakura berteriak dan mengibas-ngibaskan plastik pembalut tadi yang masih ada ditangannya. Melupakan pembalutnya yang masih ada ditangan orang tadi, Sakura langsung berlari terbirit-birit kerumahnya.
Masuk kerumahnya, dan langsung melesat ke kamarnya. Sementara ibu dan adiknya hanya melongo saja melihat kelakuan gadis itu.
"Hosh.. Hoshh.." Sakura langsung berbaring di ranjangnya. Mengibas-ngibaskan tangannya pada wajahnya yang kembali memerah.
'Braak'
"Wuuuu... Hooo hiyaat,"pintu kamarnya dibuka dengan kasar oleh seorang pria dengan trening sebar hijau. Sakura yang kaget tersentak dan langsung duduk. "Kau mau mati ya lee?"teriaknya pada pria tadi.
"Kau belum dengar? Ada yang pindah ke rumah sebelah."bukannya menjawab, pria bernama lee ini malah balik bertanya.
"Pindahan?"
"Benar. Ibu bilang mereka sekelompok pria tampan."ucap Lee. Mendengar kata pria tampan wajah Sakura kembali memerah.
"Hei, apa yang kau pikirkan?"tanya Lee, melihat wajah Sakura yang memerah.
"Yaak.. Keluar sana dari kamarku!" bukannya menjawab Sakura malah mengusir Lee. Dan bukannya pergi Lee hanya diam saja berdiri sambil memandang curiga pada Sakura.
Sakura yang dipandangi seperti itu oleh Lee, mengambil pistol mainan di bawah ranjangnya. Menembakkannya pada Lee.
"Aku bilang keluar!"ucap Sakura sambil terus menembaki Lee. Lee yang kewalahan pun akhirnya memilih keluar dari kamar kakaknya itu.
Melihat Lee yang sudah keluar, Sakura langsung berbaring diranjangnya sembari memeluk pistol mainannya.
"Hahh... Pria-pria tampan?" gumam Sakura, menutup matanya dan langsung membayangkan dirinya yang dikelilingi pria tampan.
"Bangun! Bangun. Sakura!"ibu Sakura membangunkannya.
"Iya-iya bu... Aku bangun."
"Ayo turun untuk sarapan!"
Bukannya turun sesuai perintah ibunya, Sakura malah kembali tiduran dan membayangkan empat orang mencurigakan semalam.
Mengambil handphone nya, Sakura mengetik sesuatu
[Wanita bule dibunuh]
Search
[Tidak ada hasil yang ditemukan]
"Ehh? Tidak ada di internet. "
Men-scroll pencariannya kebawah Sakura menemukan sebuah berita
[LV Jugoo terluka, Tur internasional dibatalkan. Mengapa?]
"Ck ck ck... Ino akan menangis sekarang."
"Sakura!"
"Baik bu... Aku turun."
~oOOo~
Sarapan keluarga Haruno terasa cukup tenang. "Beberapa pria akan pindah ke rumah sebelah."Mebuki, ibu Sakura memulai pembicaraan .
Entah kenapa pipi Sakura kembali memerah. "Apa yang kau pikirkan?"ucap Mebuki dan Lee bersamaan.
"A-apa? Tidak ada."jawab Sakura
"Jika kau melihat mobil van mereka datang, berikan ini kepada mereka.Jangan lupa." Mebuki menyodorkan sebuah kunci dan surat pada Sakura.
"Kenapa tidak ibu saja?"tanya Sakura
"Aku harus pergi bekerja."
"Lalu dia?" Sakura menggedikan kepalanya pada Lee
"Dia harus belajar.. Anakku tersayang... Ayo cepat makan."ucap Mebuki pada Lee. Mebuki memang sangat menyayangi dan selalu memanjakan Lee. Dan terkadang itu membuat Sakura iri, meskipun umurnya sudah 22 tahun. Sedangkan Lee masih Senior High School.
"Oh ya Sakura, ketika bertemu mereka nanti pakailah pakaian yang rapi. Kesan pertama sangat penting." Ucap Mebuki
"Baiklah"
Di kamarnya, Sakura sedang mencoba coba pakaian yang akan di pakainya. Setelah menemukan pakaian yang di rasanya cocok dan pantas, Sakura berlari kearah jendela dan melihat ada mobil van berwarna hitam didepan rumahnya.
'Ting tong'
Bel rumahnya berbunyi. Sakura tersenyum dan segera pergi ke bawah.
"Ohayou. Kami disini untuk mengambil kunci."ucap seorang pria
Sakura hanya melongo melihat kedua orang pria yang ada dihadapannya.
"O-ohh ya ini."Sakura memberikan kuncinya pada kedua orang tersebut.
Sakura POV On
Haahh... Apa yang aku harapkan? Aku berusia 22 tahun, orang bilang itulah awal kehidupan. Tapi aku belum punya pacar.
Bukannya aku pilih-pilih, aku sudah punya peluang untuk bertemu pria. Tapi aku punya satu kelemahan besar.
Kelemahanku...
Aku berubah menjadi batu didekat orang yang kusukai. Dan wajahku berubah merah. Pada dasarnya, aku berubah menjadi batu merah.
Bahkan jika aku jatuh cinta dengan pria imut tetanggaku. Aku akan berubah menjadi batu pula.
Jadi tidak ada gunanya berharap. Aku hanya harus hidup seperti ini.
Sakura POV end
Terlihat Sakura sedang menonton televisi sambil mengemil makanan. "Hyaat... Ciaat.. Wataww.. ". Ohhh tidak sekarang Sakura merasa terganggu dengan Lee yang sedang memukul gantungan baju dan berteriak teriak tidak jelas tepat disamping televisi .
"Bisakah kau diam!"sentak Sakura . Namun sentakan itu hanya dihiraukan saja oleh Lee.
Tiba-tiba Lee berhenti. Berjalan kearah jendela Lee melihat tetangganya sedang merapikan barang bawaan mereka.
"Kakak, bukankah kau bilang tetangga kita jelek?"tanya Lee.
"Benar. Jelek sekali."jawab Sakura tanpa mengalihkan pandangannya dari televisi.
Lee melihat tetangga mereka lalu melihat kearah televisi, lalu melihat kearah tetangga barunya dan melihat lagi kearah televisi.
"Kakak, apakah mereka juga jelek?"tanya Lee sambil melihat kearah televisi
"Bercerminlah. Kau akan mengerti maksudnya jelek."
"Itu aneh. Mereka seperti tetangga kita."Lee melihat para pria yang ada di televisi.
Sakura mengangkat tangannya, memberi kode pada Lee agar mendekat. Lee pun mendekat dan..
'Bletakk'
Sakura menjitak Lee cukup keras. "Apaka kau buta? Siapa yang kau bandingkan dengan LV ?" tanya Sakura
Ibu Sakura datang dari dapur dan memberikan sekotak kue beras pada Sakura.
"Sakura, berikan ini pada tetangga baru!"
"Baiklah."
Ohh.. Lihatlah itu, apakah sekarang Haruno Sakura sudah tidak punya sopan santun. Dia menyelinap masuk kedalam rumah orang lain tanpa izin...
Ckckck hati hati ketahuan...
"Permisi... Apakah ada orang?Ahh tidak ada siapapun."Sakura pun berjalan perlahan masuk lebih dalam ke rumah itu. Sampai didapur Sakura meletakan kue beras itu dimeja.
"Mereka harus memakannya sebelum dingin."Sakura menundukan badannya mencium aroma kue beras.
"Hmmm... Wanginya enak." perlahan Sakura membuka penutup kain kotak kue beras itu dan membuka tutupnya. Melirik kesana kemari melihat keadaan, Sakura memakan satu kue berasnya.
"Mmm... Ini enak."Sakura memakannya sedikit terburu buru sehingga membuatnya tersedak.
"Uhuk.. Uhhuk.."Sakura menepuk - nepuk dadanya, berjalan kearah lemari pendingin. Sakura mengambil sebotol air.
Meminum airnya dengan cepat, tiba-tiba empat orang pria masuk.
"Kau siapa?" tanya salah satu pria tersebut.
Karena airnya disimpan dimulut Sakura hingga pipinya menggembung dan karena kaget akhirnya...
'Byuurr'
Air dimulut Sakura pun menyembur bak air mancur, yang langsung mengenai pria yang tadi bertanya.
To Be Continued
A/N:
Ini cerita EXO Next Door yang aku buat jadi Naruto version:)
