[Gombal Warming]
A Touken Ranbu fanfiction
Disclaimer: DMM + Nitroplus
UNLEASH YOUR IMAGINATION!
.
.
.
[Saika Side Story]
Cast:
Hanairono Akari – Akari [OC – Saniwa]
Ookurikara
.
.
.
Gemericik air yang ditimbulkan karena kedua pergelangan tangan Ookurikara dan air yang beradu terdengar cukup jelas oleh Akari yang berjalan menuju pancuran air di belakang dapur, berniat mengambil air untuk memasak siang itu. Amethyst Akari meneliti tiap-tiap pergerakan yang dilakukan Ookurikara di pancuran.
Pemuda berkulit gelap itu berkumur, membasuh wajahnya kemudian membasahi lengannya sebatas siku dan membasahi beberapa bagian tubuhnya yang lain. Akari terkesima melihat apa yang dilakukan pemuda itu, gerakkan Ookurikara terasa menyejukkan bagi Akari. Setelah selesai melaksanakan aktivitasnya, Ookurikara berbalik. Didapatinya Akari sedang berdiri di depan pintu, mengamatinya.
"Ookurikara-san…" Panggil Akari.
Wajah Ookurikara seakan bertanya, ada apa?
"Apa yang Ookurikara-san lakukan?" Tanya gadis saniwa itu.
Ookurikara menyeka rambutnya yang basah, "berwudhu."
"Berwudhu itu… apa?" Akari menelengkan kepalanya bingung.
"Menyucikan diri," jawab pemuda tan itu singkat.
"Untuk apa Ookurikara-san berwudhu?"
Ookurikara tersenyum mendengar pertanyaan Akari dan menghampiri gadis itu kemudian menyentuhkan jemarinya yang basah ke pipi Akari.
"Kau tahu kan hari ini hari apa?" Tanya Ookurikara tidak nyambung.
"Err—Jumat?"
"Nah, seorang lelaki mukmin harus melaksanakan sholat Jumat pada hari Jumat."
"Jadi maksud Ookurikara-san tadi berwudhu untuk sholat Jumat?"
"Tepat!" Ookurikara tersenyum mantab mendengar Akari.
"Untuk ap—"
Belum sempat Akari menyelesaikan perkataannya, pemuda di hadapannya itu sudah melabuhkan bibirnya pada dahi Akari.
"Aku menunaikan sholat Jumat agar dapat menjadi imam yang baik untuk keluarga kita kelak."
Akari terbengong.
"Aku juga akan meminta restu dan berdo'a agar hubungan kita berlanjut ke arah yang lebih serius."
Akari makin bengong.
"Sudah waktunya sholat. Aku pergi ke masjid dulu ya, Akari!" Ucap Ookurikara sembari memasang kopeah yang entah didapatnya darimana, "assalamu'alaikum Akari,"ujar Ookurikara kemudian melongos pergi meninggalkan Akari yang masih terdiam di tempat.
"Wa'alaikumsalam…" Jawab Akari entah darimana ia tahu kosakata itu, pandangannya mengikuti Ookurikara yang berjalan menjauhinya.
"MasyaAllah, Ookurikara-san barokah sekali." Akari meletakkan tangannya di dada.
Sementara itu…
Sudah setengah perjalanan menuju masjid, Ookurikara tiba-tiba teringat akan sesuatu.
"Oh syit! Wudhu gue batal!" Teriaknya sembari mencak-mencak di jalan.
Fin
