Truth or Dare?

Peringatan: OOC, typo(maybe), SasuHina, first fic, hancur lebur, etc.

Naruto © Masashi Kishimoto-sensei

Pair: SasuHina, NaruSaku

Rated: T

.

.

.

Angin nakal berdesir membelai wajah cemberut Hinata. Ia hanya menghela napas pelan untuk mengekspresikan kebosanannya. Ia menutup matanya, menghirup udara segar yang melewati wajah manisnya. Diliriknya seorang gadis bersurai merah muda yang duduk di sampingnya sedang memutar-mutar bosan ponsel Android miliknya.

"Sakura-chan..." rengek Hinata bosan.

Wajahnya kembali cemberut mendapati sahabatnya sedari kecil tak menggubris panggilannya. Bibirnya mengerucut maju dengan alis yang bertautan dan matanya yang menyipit.

"Sakura-chan..." panggil Hinata kembali sambil mengguncang-guncangkan bahu mungil Sakura.

"Ada apa Hinata-chan?" tanya Sakura sambil melirik Hinata melalui ekor matanya.

"A-aku bosan." jawab Hinata.

Beginilah sikap Hinata di depan sahabat kecilnya. Sangat manja, benar-benar berbeda dengan sikap Hinata di depan orang lain. Jam kosong membuat kedua gadis cantik itu merasa jenuh. Itulah alasan mengapa mereka hanya bermalas-malasan di tempat duduk mereka.

"Ah Hinata-chan... kau kawaii!" ucap Sakura dengan semangat yang tiba-tiba muncul sambil mencubit pipi gembul Hinata. Hinata yang dicubit hanya mengerang kesakitan.

"A-aw, s-sakit S-sa-saku-chan." ucap Hinata terbata-bata. Sakura yang tak tega melihat sahabatnya kesakitan akhirnya melepas tangan nakalnya dari pipi Hinata.

"Hehe, gomen. Kalau bosan, bagaimana jika kita bermain permainan yang sedang populer, emm, namanya Truth or Dare. Kau tau permainan itu kan?" tanya Sakura antusias.

"Tentu aku tau Saku-chan. Ayo kita mulai." jawab Hinata ikut bersemangat.

"Emm, biar adil, bagaimana kalau kita memakai suit gunting batu kertas? Contohnya, ketika giliranku, kamu kalah berarti Truth, dan jika kamu menang berarti Dare. Begitu pula sebaliknya. Deal?" jelas Sakura dengan panjangnya.

"Deal! Siapa yang mulai lebih dulu?"

"Aku saja." jawab Sakura.

"Baiklah, kau duluan." ucap Hinata.

"Gunting batu kertas!" ujar mereka berdua.

Batu bertemu gunting, Sakura menang. Berarti ia mendapat bagian Truth. Sekarang, giliran Hinata yang bertanya.

"Saku-chan, siapa lelaki yang kau sukai di sekolah ini?" tanya Hinata antusias. Wajahnya menampakkan wajah tak sabar.

Blush! Memerahlah wajah Sakura mendengarnya.

"Em, a-ano Hinata-chan. Ta-tapi, jangan bilang si-siapa-siapa ya?"

"Tenang saja Sakura-chan." ucap Hinata.

"A-ano, d-dia...d-dia, N-na-na-naruto-senpai." aku Sakura sambil menunduk. Hinata yang mendengarnya hanya menggigit bibir bawahnya untuk menahan tawa.

"Pfh, hihi, baiklah Sakura-chan, Naruto-senpai ya, akan kurahasiakan. Kau lucu sekali jika terbata-bata Saku-chan." ucap Hinata tak bisa menahan senyumnya. Memang, menggoda sahabatmu seru bukan?

"Hush, Hinata-chan! Jangan terlalu keras bicaranya! Nanti ketahuan!" omel Sakura panik sambil menutup mulut Hinata dengan sebelah tangannya.

"Hehe, aku kan hanya bercanda Sakura-chan. Baiklah sekarang giliranku!" ucap Hinata dengan semangat yang membara.

Gunting, batu, kertas!

Batu dan gunting, Hinata kalah dan ia harus bersiap menerima perintah dari Sakura. Hinata hanya melotot tak percaya sedangkan Sakura hanya membuat seringai lebar.

"Emh, ano Saku-chan, jangan susah-susah ya, kumohon..." pinta Hinata dengan wajah memelas disertai puppy eyes andalannya yang tentunya tak mempan untuk Sakura sekarang.

"Emm, bagaimana ya?" tanya Sakura memasang pose berpikir dengan menaruh salah satu telunjuknya di dagu lancipnya sambil melebarkan seringainya.

"Kumohon..." lirih Hinata.

"Baiklah, karena kau sahabat baikku, jadi tak akan kusuruh yang susah-susah."

"Ah! Benarkah? Kau sungguh baik Saku-chan." ujar Hinata langsung berhambur ke pelukan Sakura.

"Tentu Hinata-chan. Aku hanya ingin kau mengetahui rahasia Sasuke-senpai, itu mudah bukan?" tanya Sakura dengan nada tenang. Hinata yang mendengarnya hanya membulatkan kedua maniknya.

"A-apa? J-jangan bilang ka-kalau S-Sasuke-senpai yang galak itu?" tanya Hinata melepaskan pelukannya dengan wajah yang terlihat sangaaat shock!

"Tentu saja Hinata. Ah, aku meralat ucapanmu, ia itu tampan dan jenius, tidak galak kok, hanya sedikit err buas." jelas Sakura dengan senyum lima jari miliknya. Hinata yang mendengarnya hanya memasang muka cemberut.

"A-apa-apaan itu! Bagaimana aku mau mengetahui rahasianya, berbicara dengannya saja tidak pernah!" ucap Hinata dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Dalam hati ia berharap Sakura akan meringankan 'perintah' yang di berikan kepadanya.

"Oh, tidak bisa Hinata-chan. Keputusanku sudah bulat. Lagi pula itu tak terlalu sulit. Tadinya pun aku ingin menyuruhmu menyatakan perasaanmu kepada Hidan, lelaki yang selalu mengejarmu sedari kita Junior. Apa kau mau?"

"Tentu tidak Saku-chan..." ujar Hinata. Hinata sangat malas jika sudah membahas lelaki itu, Hidan. Ia mengaku jika sedari kecil sudah menyukai Hinata, tetapi penampilan nya yang layaknya preman membuat Hinata menolaknya, menakutkan katanya. Demi Hinata, ia rela memasuki sekolah yang sama dengan Hinata. Tapi untungnya, Hinata tak pernah satu kelas dengannya.

"Nah, kalau tidak mau, lakukan saja apa yang kusuruh." ujar Sakura.

"T-tapi Sakura-chan..."

"Hus, tak ada tapi-tapian. Kau harus konsisten dong Hinata-chan. Tadi saja aku sudah menjawab apa yang kau mau kan?" ujar Sakura.

"B-berapa waktu yang kau berikan?" tanya Hinata memasang raut wajah agak kesal, yang membuat orang yang melihatnya bisa terpesona.

"Secepatnya." ujar Sakura sambil tersenyum.

"B-baiklah." ujar Hinata sambil menghela napas.

"Anak pintar." kata Sakura sambil mengusap puncak kepala Hinata sehingga membuat rambutnya berantakan.

"Saku-chaaan...! Berantakan!" ujar Hinata penuh penekanan di setiap katanya.

"Hehe, gomen."

.

.

.

.

Drt... Drt... Drt...

Getaran dari ponsel layar sentuh berwarna lavender milik Hinata membuat perhatian Hinata yang terpusat ke buku Kimia menjadi terpusat ke ponsel pintar miliknya.

1 New Message!

From: Saku-chan

Hinata mengerutkan keningnya sejenak. Ia heran, tak biasanya malam-malam begini Sakura mengiriminya pesan. Hinata pun mengentuh layarnya, tepat di tulisan 'open'.

From: Saku-chan, 08XXXXXXXXXX

Text: Gimana Hinata-chan? Sudah ada kemajuan?

Hinata menggigit bibir bawahnya setelah membaca isi pesan itu. Oh tuhan, ia baru ingat sekarang, pasti Sakura menanyakannya karena hal itu.

FLASHBACK

"Panas sekali Sakura-chan. Aku lelah, bagaimana jika kita membeli minuman?" tanya Hinata membujuk Sakura.

"Tidak. Tahan sebentar Hinata-chan. Aku takut akan ada bus yang lewat, nanti akan semakin lama kita menunggu." ucap Sakura.

"Hiks, kau kenapa? Perasaanku hari ini kau jahat sekali Saku-chan." ujar Hinata sambil berpura-pura terisak.

"Hehe, sekali-kali tak apa kan?" tanya Sakura sambil tersenyum membuat Hinata semakin cemberut.

"Huh... kau jahat Sakura-chan." ujar Hinata sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

Bmm...

Bus datang kearah mereka, tiba-tiba terdengar suara teriakan yang membahana.

"Kyaa! Sasuke-kun! Kau naik bus? Bareng aku saja ya?"

"Kyaaa! Sasuke-kun, dimana mobil kerenmu?

"Kyaa...! Kyaa...!"

Dan masih banyak teriakan lainnya. Hinata pun menoleh kearah suara dan mendapati seorang pangeran sekolah yang terkenal karena ketampanannya, kejeniusannya, kekayaannya, kedinginannya, dan kearoganannya. Glek! Hinata menelan ludahnya sendiri ketika melihat tatapan tajam itu tertuju padanya. Bukan terpesona, tetapi takut.

"Eh, liat Hinata-chan! Itu Sasuke-senpai! Ini kesempatanmu untuk mendekatinya!" ujar Sakura histeris.

"Eh?!" ujar Hinata bingung.

BRUK!

Sakura mendorong Hinata. Tepat ke arah Sasuke. Suasana yang tadinya ramai berubah menjadi sunyi, hingga sebuah suara memecahkan keheningan yang terjadi.

"Aku duluan Hinata-chan. Jaaa!"

ucap Sakura sambil memasuki bus, hingga pintu bus tertutup dan bus telah berjalan menjauh. Sekarang posisi Hinata dan Sasuke bisa di bilang sangat tidak mengenakkan. Hinata yang menimpa Sasuke hingga jarak diantara keduanya sangat sempit, kedua wajah saling bertatapan dengan wajah yang sama-sama memerah dan jaraknya ituloh! Hanya terpaut 10 cm! Benar-benar mengejutkan! Otak jenius Sasuke yang cepat dalam berpikir pun menjadi sangat lambat. Jantungnya sudah berdetak tak karuan hingga membuatnya lemot. Suasana masih sepi, hanya saja sudah banyak fansgirl setia Sasuke yang memberikan tatapan membunuh kepada Hinata. Sasuke yang baru tersadar langsung memasang wajah datarnya kembali, walau samar-samar ada warna kemerahan di pipinya.

"Nona, bisakah anda minggir dariku?" nada yang biasa dipakainya, dingin. Sasuke merutuki dirinya yang berbicara sedingin itu kepada gadis manis itu. Hinata yang baru tersadar mengerjapkan matanya berkali-kali, sampai ia sadar dan wajahnya malah bertambah memerah.

"Eh?! G-gomen s-senpai." Hinata pun berdiri dari tubuh Sasuke dan bertambah kaget ketika melihat banyak gadis yang memberinya tatapan membunuh membuat peluh turun dari dahinya. Sasuke pun berdiri dan menatap para fansgirl nya dengan tatapan membunuh, membuat fansgirl nya takut.

"Kenapa kalian lihat-lihat? Pergi sekarang!" perintah Sasuke membuat para fansgirl nya bubar dengan wajah masam.

End Of Flashback

'Kemajuan dari mana. Aku saja langsung kabur ketika ada taksi lewat.' ucap Hinata di dalam hatinya. Ia pun mengetik balasan untuk Sakura dan menyentuh kata 'send'.

Sementara di tempat lain, seorang gadis bersurai merah jambu sedang menunggu balasan dari seseorang, mungkin lebih tepatnya dua orang.

Drt... Drt... Drt...

Getaran itu membuatnya dengan cepat mengambil ponsel pintarnya dan membuka pesan masuk itu.

From: Unknown Number (08XXXXXXXXX)

Text: Apa kau yakin rencanamu akan berhasil?

Sakura menyeringai melihat isi pesan yang baru saja di bacanya. Ia dengan cepat mengetik balasan pesan tersebut.

To: Unknown Number (08XXXXXXXXX)

Teks: Senpai meremehkanku? Tenang saja, aku lebih mengetahui Hinata dari pada Senpai. Apa yang akan senpai berikan jika berhasil?

Sakura pun mengirim pesan tersebut. Baru saja mengirim, ia mendapatkan kembali pesan masuk ke ponselnya.

'Cepai sekali Senpai itu membalasnya.'

To be Continue

.

.

.

.

Author Note: Hai semua :) perkenalkan, tomo author baru di FFN, mohon maaf kalau fic tomo mengecewakan kalian.. Makasih buat yang udah baca.. Tomo juga newbie di FFN, dulu hanya seorang silent reader, dan sekarang ngebuat akun di FFN.. Mohon kritik dan sarannya senpai, tomo terima dengan senang hati :)

Review, please?