Im In Love with A Monster

ChanBaek

M

Sorry for Typo (Mohon dimaklumi)

.

.

.

"YAAK! DASAR BOCAH KURANG AJAR!"

"AKU TIDAK DENGAR HAHA"

"BYUN BAEKHYUN! BERHENTI DISANA!"

"LU, AYO CEPAT!"

Aksi kejar-kejaran yang terjadi dikoridor antara Kepala sekolah dan juga dua orang murid manisnya sukses menjadi tontonan yang luar biasa bagi seluruh murid yang ada disana. Salah seorang dari murid manisnya itu tertawa, tetap berlari dengan sekuat tenaga sambil menarik temannya yang tak kalah manis darinya.

Dia Byun Baekhyun dan juga temannya Luhan, siswa tigkat 3 SM High School. Keduanya merupakan seorang lelaki, lelaki dengan wajah manis dan menggemaskan yang mengalahan para wanita. Keduanya sudah bersahabat sejak lama, bahkan menurut Baekhyun ia dan Luhan bahkan sudah saling mengenal sejak mereka masih didalam kandungan.

Terkenal dengan wajahnya yang manis dan menggemaskan tidak membuat seorang Byun Baekhyun menjadi sosok yang manis dan menggemaskan pula. Ia memang suka sekali bersikap manis, namun tak jarang juga ia akan bertingkah sangat binal. Menggoda murid lelaki yang menurutnya tampan tanpa memperdulikan lelaki yang ia goda sudah memiliki kekasih atau belum.

Beberapa kali ia diceramahi oleh guru bahkan kepala sekolahnya karena kedapatan melakukan tindakan senonoh dilingkungan sekolah. Namun ia tidak peduli, ia akan berpura-pura menyesal dan tak lama kemudian ia mengulanginya lagi seolah-olah ia tak pernah diperingatkan. Begitu saja seterusnya.

Semua orang sudah mengerti benar bagaimana sikap lelaki manis penggila eyeliner itu, mereka hanya memutar matanya jengah dan tidak peduli. Membiarkan bagaimana lelaki itu melakukan apa yang ia sukai. Toh, tidak akan ada yang bisa melarang seorang Byun Baekhyun melakukan apa yang ia sukai. Termasuk kepala sekolah sekalipun. Ya, kepala sekolah.

Baekhyun masih berlari sambil tertawa, dibelakang sana seorang pria paruh baya yang setengah rambutnya sudah memutih masih terus mengejarnya dengan sebuah tongkat kayu ditangannya.

"Baek berhentilah!"

"Tapi nanti kita tertangkap Lu!"

"Minta maaf saja!"

"Tidak mau! Aku kan hanya bercanda!"

"Tapi bercandamu tadi kelewatan Baek, bagaimana bisa kau mengatakan kalau milik kepala sekolah sangat kecil?"

"Tapi kan memang begitu kenyataannya! Kau saja tadi melihatnya kan"

"Y-yaak! Aku menyesal mengikutimu mengintip kepala sekolah tadi"

"Nasi sudah menjadi bubur sayang!"

Luhan hanya memutar matanya jengah, mau tak mau ia harus tetap mengekori Baekhyun berlari daripada ia tertangkap dan dimarahi habis-habisan oleh kepala sekolah. Ingin sekali rasanya menggunduli sahabatnya yang menyebalkan itu, bertahun-tahun mereka berteman, dan bertahun-tahun itu pula hidup Luhan tak pernah terlepas dari masalah.

Kalau saja Baekhyun bukan sahabatnya, ia pasti sudah melaporkan bocah kelewat binal itu ke panti rehabilitasi. Ya, sepertinya Baekhyun memang membutuhkan rehabilitasi karena otaknya yang sudah sangat kacau itu.

"Park Chanyeol, tunggu!"

"Baek, apa lagi sekarang?"

"Sembunyi. Memangnya apa lagi?"

BRAK

"Tapi kan tidak harus dibilik toilet, bersama Chanyeol pula. Disini sempit sekali Baek!"

"Diamlah Lu!"

"E-eh, ada apa ini?"

"Hai Chanyeol!"

"H-hai Baekhyun-ssi"

"Kami pinjam sebentar bilik toiletmu ya. Kalau kau mau buang air silahkan saja"

"YAAK! Aku mau keluar saja Baek!"

"Jangan Lu, nanti kau tertangkap"

"T-tapi Baek, Chanyeol kan ingin b-buang air"

"T-tidak, aku tidak ingin buang air"

"Lalu untuk apa kau kesini?"

"A-aku h-hanya in-"

"Diam!"

Ketiganya terdiam, dengan yang paling tinggi diantara ketiganya terus-terusan menatap bingung dua orang kurcaci didepannya. Baekhyun nampak membuka sedikit pintu bilik mereka, mengintip apakah si tua bangka Lee masih berada didepan toilet atau tidak. Luhan yang ada disebelahnya hanya berharap-harap cemas, ia tidak mau ditangkap dan diceramahi oleh kepala sekolah, namun ia juga tak mau berlama-lama didalam kamar mandi dengan seseorang yang ingin buang air.

"Baek, ayo pindah saja"

"Diamlah Lu, kepala sekolah masih didepan sana!"

"S-sebenarnya ada apa Baekhyun-ssi?"

Baekhyun menutup pintunya, menguncinya hingga terdengar bunyi 'klik' dan langsung berbalik dengan wajah menggemaskannya yang langsung membuat Chanyeol tertegun. Lelaki itu nampak menjauhkan tubuhnya dari Baekhyun sambil melirik kekanan kekiri untuk menghindari tatapan Baekhyun.

"Kau ingin tahu?"

"T-tidak jadi"

"Benarkah?"

Baekhyun maju selangkah hingga dirinya dapat menghirup bagaimana aroma tubuh Chanyeol yang entah mengapa terasa sangat menggoda. Ia menyeringai, mengangkat tangannya dan membuat pola abstrak didada kanan Chanyeol. Lelaki tinggi berkacamata itu hanya memejamkan matanya, tak berani membukanya barang sedikitpun. Ia hanya tak mau khilaf didalam kamar mandi bersama lelaki manis paling populer disekolah oke.

"Baek jangan mulai, dia ketakutan asal kau tahu!"

"Ah, Chanyeol? Kau takut padaku?"

"T-tidak B-Baekhyun-ssi"

"Kau dengar Lu?"

"Sudahlah, ayo keluar! Kepala sekolah sudah tak ada"

"Baiklah"

Baekhyun mengangguk, menekuk wajahnya seolah-olah ia sangat kecewa harus segera berpisah dengan lelaki Park yang masih menatapnya gugup. Ia mempoutkan bibirnya dan membiarkan Luhan mendorong bahunya untuk menyingkir ketika lelaki bermata rusa itu hendak keluar.

"Sampai jumpa Chanyeol. Aku akan merindukanmu"

"T-tapi kita bertemu s-setiap hari d-disekolah B-Baekhyun-ssi"

"Aku tetap akan merindukanmu!"

Baekhyun tersenyum, memberikan sebuah flying kiss sebelum ia berlari meninggalkan Chanyeol untuk mengejar Luhan yang sudah meneriaki namanya.

"Sial!"

.

.

.

"Baek, makan saja makananmu! Jangan terus-terusan menatap Sehun seperti itu!"

"Kenapa memangnya? Sehun saja tidak marah, kau cemburu?"

"YAAK!"

"Buka mulutmu Sehunna~"

"Baekhyun!"

"Apa?"

Baekhyun memutar matanya jengah, menatap sahabatnya yang wajahnya sudah memerah dengan wajah tak bersahabatnya. Baekhyun menyeringai didalam hati, ia benar-benar senang menggoda sahabatnya itu.

"Apapun asal jangan Sehun Baek!"

"Memangnya kenapa? Aku tahu kau kekasihnya, tapi kan aku hanya berbaik hati ingin menyuapinya!"

"Ah terserah kau saja! Lebih baik kau pergi saja sana! Cari kekasih, jangan menggangguku dan Sehun!"

"Kau mengusirku?"

Baekhyun menundukkan kepalanya seolah-olah merasa tersakiti, sedangkan sepasang kekasih didepannya hanya memutar matanya jengah dan bersiap-siap untuk kabur dari lelaki manis yang kini masih berpura-pura tersakiti.

"Kau jahat sekali padaku Lu, aku tahu aku tidak memiliki kekasih. Tapi kau seharusnya tidak bilang beg-"

"NANTI AKU PULANG BERSAMA SEHUN BAEK! KAU DULUAN SAJA!"

"YAAK! DIAM DISANA JALANG! BERANI SEKALI KAU!"

Baekhyun bangkit dari duduknya, mengejar Sehun dan juga Luhan yang sudah jauh diujung sana. Ia memekik terus-terusan mengutuk bagaimana sepasang kekasih yang masih seumur jagung itu

"AKU BERSUMPAH AKAN MEMOTONG MILIKMU DAN JUGA KEKASIH ALBINOMU ITU UNTUK DIJADIKAN MAKANAN KUCING LU! INGAT KATA-KATAKU DASAR JA-Uhukk uhukk"

"Ini"

Baekhyun menenggak air mineral yang disodorkan padanya dengan brutal, membuat air itu meleleh dan membasahi dagu dan juga lehernya.

Ia mengembalikan botol yang sudah setengahnya ia minum kepada pemiliknya, mengusap dengan kasar bibir dan juga lehernya yang terasa basah karena ulahnya minum dengan brutal. Ia tersenyum sangat manis, mengedipkan matanya bagaikan seekor anak anjing kepada lelaki yang kini menatapnya sambil menggaruk tengkuknya.

"Terimakasih"

"S-sama-sama"

"Kau mau kemana?"

"A-aku…."

Lelaki itu, Chanyeol menundukkan kepalanya, melirik kotak makan berwarna biru yang selalu ia bawa. Tanpa diberitahu lagi pun Baekhyun sudah tahu anak ini akan kemana, ia melirik bagaimana kotak makan yang isinya nampak penuh itu. Ia berdeham sekali dan membuat Chanyeol mengangkat kepalannya hingga mereka kini saling tatap.

"Apa…..aku boleh ikut?"

"Ikut apa?"

"Tentu saja makan. Apa lagi memangnya?"

"B-baiklah."

Chanyeol tersenyum dengan ragu-ragu, ia melangkah dengan perlahan mendahului Baekhyun yang mengikutinya dengan langkah riang dibelakang. Jantung Chanyeol berdegup sekarang, ia memang sering bertemu Baekhyun, menjadi sasaran lelaki manis itu untuk digoda juga ia sering. Entah apa yang ada dikepala Baekhyun, padahal Chanyeol pikir penampilannya bahkan sangat buruk. Dengan kacamata besar dan juga rambutnya yang menutupi kening.

"Chanyeol? Kita mau kemana?"

"M-makan siang"

"Dimana? Atap? Oh tidak, aku tidak mau"

Chanyeol yang hampir menaiki anak tangga itu berhenti, menatap takut-takut pada Baekhyun yang kini tengah menatapnya dengan pandangan tak percaya. Lelaki tinggi itu terdiam, membenarkan letak kacamatanya sebelum ia menghampiri yang lebih pendek dengan senyum tipis.

"L-lalu bagaimana?"

"Kita cari tempat lain!"

Yang paling tinggi diantara keduanya hanya tersenyum, membuat yang lebih pendek tiba-tiba saja merasakan bagaimana jantungnya berhenti karena senyuman tipis yang entah kenapa langsung ia sukai dikesan pertama ia melihatnya. Baekhyun balas tersenyum, menggenggam tangan Chanyeol dengan sembarangan dan langsung menariknya untuk ikut berlari.

Keduanya tidak ada yang tahu kenapa suasana koridor saat itu begitu sepi, mungkin karena jam istirahat yang belum habis pikir mereka. Namun saat itu rasanya benar-benar sepi, bahkan Baekhyun tak melihat seorangpun disepanjang jalan yang ia lalui bersama Chanyeol.

"K-kemana kita akan p-pergi Baekhyun-ssi"

"Kau tahu ruang olahraga lantai 3?"

"N-ne"

"Kita kesana!"

Chanyeol membulatkan matanya, kalau saja ia bisa berhenti dan melepaskan tangannya yang masih digenggam oleh Baekhyun pasti ia akan langsung melakukannya. Menghentikan lelaki manis itu dan mengajaknya untuk ketempat lain saja. Oh ayolah, ruangan itu sangat sepi, kedap suara dan kemungkinan besar pun ruangan itu tengah dikunci.

Mungkin karena terlalu banyak berpikir, lelaki yang sejujurnya tampan itu tak sadar kalau keduanya sudah sampai didepan pintu yang benar-benar terkunci. Chanyeol hendak saja mengajak Baekhyun pergi darisana kalau saja lelaki manis itu tidak mengeluarkan sebuah kunci berwarna silver dari sakunya.

"Kau tahu sayang? Aku mengambilnya dari Kim ahjussi tadi pagi"

"B-Benarkah? K-kau yakin i-ingin masuk kedalam sana?"

"ne, kenapa? Kau takut"

"T-tidak."

"Baguslah, aku menyukai lelaki yang berani. Ayo masuk Yeol, sebelum ada yang melihat"

"B-baiklah"

Baekhyun membiarkan lelaki yang jauh lebih tinggi darinya itu untuk masuk terlebih dahulu, ia memekik senang didalam hatinya dan ia menyusul Chanyeol didalam setelah ia memastikan tidak ada seorangpun yang mengikutinya dan calon kekasihnya itu.

Oh, apa sudah ada yang tahu kalau Baekhyun menyukai si kutu buku Chanyeol? Oh baiklah, ini sebenarnya sangat klise. Awalnya Baekhyun hanya berpikir kalau ia mungkin hanya senang mengganggu Chanyeol yang hobinya berdiam diri disudut-sudut sekolah mereka. Namun lama-kelamaan ia merasakan sesuatu yang berbeda, rasanya cukup aneh saat sehari saja ia tidak bertemu dan mengganggu lelaki itu.

Ia sendiri sejujurnya masih bingung dengan apa yang ia rasakan, benar-benar cinta ataukah hanya sebuah ketergantungan untuk kesenangannya. Pikirnya ia harus memastikan lagi sebelum ia benar-benar memutuskan untuk jatuh cinta pada lelaki aneh seperti Chanyeol.

Oh ayolah, Baekhyun belum terlalu gila untuk menjalin hubungan dengan manusia kaku seperti Chanyeol. Itu berbanding 360 dengannya yang sangat suka mencari perhatian dan juga liar, ia butuh sesuatu yang jauh lebih dari dirinya. Tapi mungkin kalau Chanyeol bisa berubah seperti yang ia bayangkan, ia bisa berpikir dua kali untuk lelaki itu.

"Jadi….apa yang ada didalam kotak makanmu hm?"

Setelah mengunci pintunya kembali Baekhyun langsung berbalik hingga membuat Chanyeol terkejut, ia menyeringai dan menghampiri lelaki tinggi itu. Menghabiskan jarak diantara dirinya dan juga Chanyeol dengan tangan yang sudah melingkar dileher lelaki tinggi itu. Tangannya dengan sengaja memainkan helaian rambut Chanyeol dibelakang sana, dan matanya menatap menggoda lelaki yang kini nampak benar-benar gugup.

"B-bukannya i-ini terlalu dek-"

"Baiklah, kita duduk disana!"

Chanyeol menghela nafasnya, sedikit bersyukur karena ia tidak jadi kehilangan kesadaran karena Baekhyun yang menggodanya barusan. Bisa saja ia kelepasan dan langsung menyerang lelaki manis itu, namun beruntunglah itu tidak terjadi.

"Makanlah, aku akan menemanimu!"

"A-ayo m-makan bersamaku"

Mendengar Chanyeol yang berbicara seperti itu Baekhyun menyeringai, mendekatkan dirinya pada lelaki tinggi itu hingga Chanyeol sendiri merasa kaget karena tubuhnya terhentak saat Baekhyun mendekati sisi kirinya.

Lelaki manis itu menatapnya menggemaskan, menunggu Chanyeol membuka kotak makan berwarna biru yang ada dipagkuannya dengan pandangan yang memang sangat manis. Matanya berbinar saat melihat bagaimana menggodanya isi kotak makan tersebut, tak sadar ia menjilat bibir bawahnya hingga Chanyeol tersenyum melihatnya.

"Suapi aku Yeol!"

"A-apa?"

"Ayolah~ Suapi aku ne~"

Dengan ragu Chanyeol mengangguk, memasukan sendok yang sudah berisikan makanan kedalam mulut mungil Baekhyun yang sudah meminta untuk diisi. Chanyeol menatap Baekhyun lekat-lekat, memperhatikan si pendek yang tengah mengunyah makanannya dengan penuh perasaan.

"Ini enak, ayo suapi aku lagi!"

"B-baiklah"

"Kau membuatnya sendiri Yeol?"

"T-tidak, e-eomma yang membuat"

"Ah, kapan-kapan aku harus menemui eomma-mu dan memintanya memasak untukku"

"N-ne"

Begitulah seterusnya hingga makanan didalam kotak makan Chanyeol habis, mereka bergantian saling meyuapi tadi. Dan Baekhyun terus-terusan menahan tawanya ketika wajah Chanyeol memerah karenanya. Ia nampak benar-benar senang menggoda Chanyeol, bahkan kini ia tengah bersandar tanpa tahu malu didada lelaki itu. Tangannya dengan jahil memainkan kancing atas kemeja Chanyeol hingga terlepas.

"B-Baekhyun"

"Apa?"

"S-seragamku"

"Kubuka saja ya?"

Chanyeol menggeleng dengan cepat, menggenggam tangan Baekhyun yang berniat membuka kancing kemejanya yang ketiga. Matanya membulat dan ia membawa Baekhyun untuk saling bertatapan. Membuat lelaki manis yang gemar mencari perhatian itu menatapnya menggoda.

"Kau mau membuka kemejaku tidak?"

"A-aku..."

"Sini kuajari!"

Baekhyun menarik tangan Chanyeol, mengantarkan tangan besar lelaki itu sampai pada kancing kemejanya. Baekhyun dapat merasakan tangan besar itu bergetar ketika ia menuntun jemari-jemari Chanyeol untuk melepaskan kancing kemejanya.

Baekhyun menyeringai ketika mendapati Chanyeol yang malah memejamkan matanya dengan sebuah keringat sebesar biji jagung didahinya. Ia makin cepat membuat tangan Chanyeol melepaskan kancing kemejanya hingga dalam hitungan detik pun kemejanya sudah tak terkacing satupun dan membuat dadanya dapat terlihat dengan jelas.

Chanyeol masih enggan untuk membuka matanya. Jangankan membuka mata, mengintip saja ia takut. Bukannya apa-apa, ia hanya takut kelepasan dan besok pagi ia menemukan artikel di mading sekolah bahwa siswa paling berprestasi di SM High School telah melakukan yang tidak-tidak pada siswa paling populer di ruang olahraga.

"Hei buka matamu Park"

Chanyeol bersumpah bahwa ia benar-benar gugup sekarang, ia tidak pernah melakukan hal semacam ini disekolah. Ia anak baik-baik yang hendak dicemari oleh siswa binal bernama Byun Baekhyun. Ia masih tetap memjamkan matanya hingga Baekhyun menarik tangan itu untuk menyentuh kedua Bahunya. Matanya terbuka ketika merasakan Baekhyun makin mendekat kepadanya. Dan benar saja, jaraknya sudah sangat dekat dengan lelaki itu.

Ia dapat melihat Baekhyun menyeringai barusan, ia melirik tangannya yang sudah berada dibahu Baekhyun. Melirik kebawah dan menyadari bahwa kancing kemeja Baekhyun sudah tidak satupun yang terkancingi.

Ia menelan liurnya kasar menyaksikan bagaimana kulit putih nana mulus itu terpampang didepannya, apalagi saat melihat ada dua buah nipple yang terlihat sangat menantang. Kepalanya terasa pening, seluruh oksigen dikepalanya terasa hilang dan rasanya ia tidak bisa berpikir sekarang.

Ia mengangkat kepalanya lagi dan berhasil menatap mata Baekhyun yang benar-benar menggodanya. Lelaki manis itu menggigit bibir bawahnya berusaha menggoda dengan kedua tangannya yang mengusap permukaan paha Chanyeol yang masih terbalut celana.

"Chanyeol, ayolah aku menunggumu!"

Chanyeol meremang ketika Baekhyun berbisik didepan bibirnya, lelaki itu kembali pada posisinya dan menggerakkan sedikit bahunya hingga Chanyeol menyadari bahwa tangannya masih berada disana.

Tanpa berpikir Chanyeol segera menurunkan tangannya, menarik perlahan kemeja Baekhyun hingga terlepas dari tubuh pemiliknya. Chanyeol kembali bergidik saat tangannya menyentuh bagaimana lembutnya permukaan kulit Baekhyun, tak jauh beda dengan Baekhyun yang nampak menikmati bagaimana sentuhan tangan Chanyeol dipunggungnya.

"Kemarilah!"

Baekhyun mengangkat tangannya, menarik kepala Chanyeol dan membenamkannya diceruk lehernya. Membiarkan bagaimana nafas memburu penuh nafsu lelaki itu menyapa lehernya yang sensitif. Ia sedikit mengangkat kepalanya, membuat bibir Chanyeol secara tak sengaja menyentuh kulit lehernya. Ia menyukainya, bagaimana bibir tebal itu menempel pada kulitnya.

"Yeol~ ayolah~"

Sebuah kecupan meluncur begitu saja dileher Baekhyun, membuat lelaki manis itu tersenyum menang dan meremat rambut Chanyeol dengan tangannya bermaksud meminta lebih. Senyumnya makin mengembang kala kecupan-kecupan yang Chanyeol berikan berubah menjadi jilatan-jilatan lembut yang membuatnya meremang.

"Ahh..a-aku tidak menyangka ternyatahhh kau b-bisa melakukan ini Yeolhh"

Chanyeol tidak mendengarkan hal itu, ia hanya sibuk menjilati leher Baekhyun dan berusaha meghisapnya tidak terlalu keras agar tidak meninggalkan tanda kemerahan disana. Pikirannya sudah melayang, ia benar-benar menyukai bagaimana rasa yang tercap dimulutnya ketika lidahnya merasakan leher lelaki manis itu. Chanyeol menyukainya tak kalah dari Baekhyun yang kini tengah mendesah nikmat karena bibirnya terus bermain dengan leher dan juga tangannya yang sibuk menyapa tubuh bagian belakang lelaki itu.

"Y-yeollhh akuh meng- kenapa berhenti?"

Matanya membulat menatap Chanyeol yang kini wajahnya sangat memerah. Lelaki itu menunduk sambil menggaruk tengkuknya yang sejujurnya tidak gatal. Sungguh ia menyesal karena sampai berbuat seperti itu pada Baekhyun. Ia memang sangat menginginkan hal itu, namun bukan sekarang.

"M-maafkan aku B-Baekhyun-ssi. A-aku tidak b-bermaksud s-seperti itu"

"Yeol?"

"A-aku harus k-kembali ke k-kelas, b-bisa kau b-buka pintunya?"

"huh. Baiklah! Tapi sebelum itu bantu aku memasang pakaianku lagi!"

"A-aku…b-baiklah"

Sambil terus menunduk Chanyeol memasangkan kembali kemeja Baekhyun yang memang tadi ia lepaskan. Matanya sesekali terpejam kala tangannya tak sengaja menyentuh Baekhyun. Dan saat kemeja Baekhyun sudah terpasang dengan benar ia membiarkan lelaki pendek itu mendahuluinya, membuka pintunya dan menguncinya kembali seperti sebelumnya.

"A-aku… i-ingin ke kelas"

"Baiklah, aku ikut denganmu!"

"T-tapi…b-bukannya k-kelas kita b-berbeda?"

"Aku hanya ingin bersamamu lebih lama Yeol!"

"B-baiklah"

Chanyeol berjalan dibelakang Baekhyun dengan senyum yang sesekali muncul dari bibirnya, ia menggenggam kotak makannya yang kosong dengan erat. Bersorak senang didalam hati yang entah kenapa membuat wajahnya memanas.

"Baekhyunnie, kau darimana sayang?"

Kepala Chanyeol terangkat, langkahnya terhenti tepat dibelakang Baekhyun. Matanya membulat saat mendapati Wu Yifan baru saja menghentikan langkah Baekhyun yang otomatis juga menghentikan langkahnya. Baekhyun disana hanya tersenyum, mengangkat tangannya untuk menyentuh wajah Yifan yang sedikit berkeringat. Sepertinya lelaki itu baru saja bermain basket, terlihat dari bola basket yang ada ditangannya.

"Aku tadi menemani Chanyeol makan siang. Ohiya, kau sudah makan siang?"

"Wah, kau ternyata dekat dengan kutu buku itu?"

"Yifan, namanya Chanyeol!"

"Baiklah sayang, terserah saja! Ngomong-ngomong kau perhatian sekali padaku, aku sudah makan siang tadi"

Baekhyun kembali tersenyum sangat manis, membiarkan Yifan menariknya semakin dekat dan memberikannya beberapa kecupan dipipinya. Chanyeol dapat dengan jelas mendengar tawa Baekhyun ketika Yifan menenggelamkan kepalanya diceruk lehernya dengan tangannya yang meremas bokong Baekhyun.

Chanyeol yang melihatnya hanya memutar matanya jengah, merogoh sakunya dan memilih untuk sibuk dengan ponselnya daripada menyaksikan bagaimana degan tidak seonoh yang ada didepannya itu. Ia menggeram sekali ketika mendengar suara keciplak dari depannya. Tanpa diberitahu lagi sebenarnya ia sudah tahu apa yang terjadi didepan sana.

Malam ini kau habis ditanganku!

Setelah menekan ikon 'sent' diponselnya ia menyeringai, memasukan kembali ponselnya seolah ia tidak melakukan apapun.

"Y-yifan! P-ponselkuhh!"

"Mhh"

Dengan sangat terpaksa Yifan menjauhkan kepalanya dari Baekhyun, menatap sejenak bibir lelaki manis itu yang masih terdapat lelehan saliva disudutnya. Ia menyeringai dan mengapusnya, mengecup pipi Baekhyun singkat sebelum meninggalkannya.

Ia melewati Chanyeol dalam diam, keduanya saling lirik tanpa bersuara sama sekali. Yifan yang tidak mau peduli pun langsung mengabaikan tatapan tajam yang diberikan Chanyeol.

"Chanyeol? Oh, aku lupa kau disana"

"N-ne B-Baekhyun-ssi"

"Berhentilah memanggilku Baekhyun-ssi! Baekhyun saja, atau Sayang juga tak apa! Mengerti?"

"B-baiklah B-Baekhyun"

Baekhyun tersenyum, menghampiri Chanyeol dan mencubit pipinya dengan gemas. Matanya menyipit dan kepalanya mendekat untuk mengecup kedua pipi Chanyeol secara bergantian. Mata Chanyeol membulat, kemudian berkedip beberapa kali seolah tak percaya dengan apa yang baru saja dilakukan oleh Baekhyun.

"Kau lihat yang tadi dilakukan Yifan?" Chanyeol mengangguk, membenarkan letak kacamatanya dan menatap penasaran dengan apa yang akan dikatakan Baekhyun selanjutnya.

"Lain kali kau harus perlakukan aku seperti itu! Aku sangat suka diperlakukan seperti itu Yeol! Mengerti?"

"N-ne Baek"

"Kalau begitu aku pergi dulu, Luhan tengah membutuhkanku"

"B-baiklah"

"Bye Channie~"

Sekali lagi, Chanyeol dibuat membulatkan matanya oleh Baekhyun. Lelaki manis itu kembali memberikan kecupan dipipinya. Chanyeol terdiam ditempatnya, menatap Baekhyun yang sudah berlari menjauh.

"Aku akan mendapatkanmu secepatnya Byun Baekhyun!"

TBC.

Sebenernya ini mau dipublish nanti kalau si Stomachache selesai. Tapi gregetan ngeliatnya nongol di WPS. Yaudah ku Publish aja~

Review Juseyo~