My Beauty Rider

.

Cast : Jung Yunho, Kim Jaejoong

Other cast : Park Yoochun, Kim Junsu, Shim Changmin

Genre : Yaoi/Shonen-ai

Note : crita ini asli milik saya sendiri, hanya saja dulu saya pernah post di akun teman saya #lirikMerryJung. Bagi yang sudah pernah baca, mungkin kalian masih ingat ceritanya? Ini hanya repost ya reders semua. Dulu ini adalah karya pertama saya di dunia perFFan. ^^

.

.

.

Ja, tanoshimi ni oyomi kudasai ^^

.

.

DOUZO

···

Chap 1

···

Ditengah pekatnya malam, udara yang sangat dingin, dua orang namja tengah duduk diatas motor sport masing-masing. Dengan jaket dan helm yang melindungi badan mereka, mereka siap untuk mengadakan balapan liar malam ini.

Bruuumm

Suara motor saling bersahutan. Salah satu dari kedua namja yang akan balapan nampak serius menatap jalan lurus yang ada dihadapannya. Seakan ingin merasuk ke tengah jalan itu, tangan namja itupun terbentang layaknya burung tengah mengepakkan sayapnya.

"Lihat, dia memulai aksinya Minie!" nampak suara namja lain dengan suara huskynya setengah berbisik.

"Ne, Chunie hyung mengapa Yunho hyung sela-" belum selesai namja satunya berbicara, omongannya sudah dipotong namja bersuara husky itu.

"Shuuttt, jangan berisik! Tutup mulutmu kalau Yunho hyung dalam keadaan itu!" ucapnya sambil menunjuk ke arah namja yang ternyata bernama Yunho, Jung Yunho tepatnya.

Keduanya mulai siap di posisi masing-masing, deru mesin yang dipacu memekakkan telinga bagi siapa saja yang tak terbiasa mendengarnya. Keduanya bersiap memulai balapan kali ini.

"Hwaiting hyung!" teriak Yoochun dan Changmin-nama dua namja itu-menyemangati sahabat mereka.

Yunho hanya tersenyum dan menutup kaca helmnya. Digasnya motor sport merahnya dan bersiap balapan. Seorang yeoja sudah bersiap ditengah arena, tangannya mengeluarkan sebuah saputangan berwarna merah. Senyum merekah di bibirnya.

"Ready? Three, two, one!" hitungan mundur berakhir bersamaan dengan yeoja itu menjatuhkan saputangannya. "GO!"

Kedua namja yang mengikuti balapan itupun langsung memacu motornya. Yunho menyeringai saat ia melirik ke arah namja yang menjadi lawannya kali ini.

.

Flash back

Seorang namja terengah-engah mengejar Yunho yang sudah bersiap memacu motornya. Dipanggilnya Yunho dengan sedikit berteriak, Yunho menoleh dan mengangkat sebelah alisnya.

"Waeyo?" tanyanya dengan sedikt membentak.

"An, ani. Aku hanya ingin memberimu ini hyung." disodorkannya amplop yang ditemukannya di depan pintu markas mereka.

Yunho mengambil amplop itu dan langsung merobeknya. Terlihat seringai diwajahnya saat ia membaca surat itu. "Choi Siwon, kau menggali kuburanmu sendiri." Yunho meremas surat itu lalu dilemparkannya begitu saja ke tanah. Tanpa kata-kata ia segera memacu motornya melesat menembus panasnya Seoul.

Flash back end.

.

Kembali ke arena balapan, kedua namja yang tengah bertanding itu tak mau mengalah. Yunho yang terkenal tak pernah kalah saat balapanpun mengendarai motornya dengan tenang. Sesekali ia membiarkan lawannya merasa diatas angin dengan sengaja mengalah dan memelankan laju motornya. Tapi kira-kira sepuluh meter menjelang garis finish, tiba-tiba Yunho melajukan kecepatan motornya hingga nyaris mencapai kecepatan maximal. Itu membuat lawannya kaget dan hampir kehilangan keseimbangan. Ya, begitulah cara seorang Jung Yunho membuat kaget lawan-lawannya. Tanpa takut terjatuh karena kecepatan yang diluar batas, Yunho seakan dirasuki saat memacu motornya. Semua karena kekuatan tak kasat mata yang membantunya memenangkan setiap balapan.

"Huhuy, chukae hyung. Chukae."

Changmin dan Yoochun berjalan menghampiri Yunho sambil terus menyunggingkan senyumnya. Mereka benar-benar senang bila Yunho memenangkan balapan. Karena dari itu mereka sering kali mendapatkan traktiran dari uang hasil balapannya.

"Hyung, kau memang hebat. Aku sangat kagum saat kau memacu motormu. Kyaa, sungguh keren!" mata Changmin berbinar saat mengatakan itu.

"Hemm," Yunho hanya tersenyum kecil melihat tingkah kedua dongsaengnya itu. Mata musangnya langsung manatap tajam kearah namja yang menjadi lawannya.

"Cih, kenapa aku bisa kalah! Brengsek!" maki Choi Siwon lawan Yunho.

"Choi Siwon. Bagaimana, kau mengakui kekalahanmu eoh?" tanya Yunho dengan seringai diwajahnya, "Jadi, kau akan membayar sesuai dengan surat tantanganmu?"

"Cih, tenang saja! Aku seorang namja, namja tak akan mengingkari janjinya." Siwon melempar amplop coklat pada Yunho. "Kali ini mungkin aku kalah, tapi lihat saja nanti. Suatu saat aku akan mengalahkanmu, Yunho-ssi!"

"Aku menunggu saat itu!" kembali seringai terlukis diwajah Yunho. Yunho berbalik meninggalkan Siwon yang masih sangat kesal karna kembali kalah oleh Yunho.

"Cih, lain kalo aku akan benar-benar mengalahkannya!" geram Siwon.

"Kyaa, hyung! Ayo kita berpesta! Kajja!" Changmin dengan semangat mengajak kedua hyungnya untuk berpesta.

"Yaa, Minie. Otakmu hanya ada makanan eoh?" Yoochun melotot mendengar teriakan Changmin.

"Haha, baiklah. Ayo, kita pergi!" merekapun pergi menuju pub langganan mereka.

Mirotic pub

Seorang namja yang bisa dibilang cantik tengah menenggak minuman yang dipesannya. Tubuhnya yang putih hanya dibalut baju putih v-neck tipis. Matanya menatap lurus kearah tiga orang namja yang tengah asik mengobrol sambil sesekali menenggak minumannya. Matanya terfokus pada namja bermata musang yang tengah asik menyesap minumannya.

"Dia itu Jung Yunho. Pelanggan tetap di pub ini. Kudengar dia sering balapan liar, dan tak pernah kalah. Tak banyak yang tahu kehidupannya, yang jelas kemanapun ia pergi, dua dongsaengnya itu selalu mengikuti."

Nampak namja lain yang tak kalah imut tengah berbicara pada namja cantik itu. Dengan suara lumba-lumbanya yang terdengar nyaring.

"Begitukah? Tak pernah kalah?" tanya namja cantik itu tanpa mengalihkan tatapannya pada namja mata musang itu.

"Ne. Yang kudengar seperti itu."

"..."

"Kau ingin melawannya hyung?" tanya namja itu lagi karna tak mendengar jawaban dari hyungnya.

"Ne Su-ie, aku ingin tahu seberapa kemampuan namja itu." kali ini namja cantik itu menjawab sambil menyesap minumannya, seringai muncul diwajah cantiknya.

"Kalau begitu, besok malam kita datang ketempat balapan liar itu. Biasanya tiap hari diadakan balapan liar disana."

"Ne, baiklah."

Jung Yunho yang tengah asik menyesap minumannya sedikit terusik karena ada seseorang yang menatapnya. Padahal keadaan disekitarnya gelap, hanya cahaya temaram dari lantai dansa yang nampak menerangi pub. Namun, instingnya yang sangat tajam membuatnya tahu kalau dirinya tengah diperhatikan.

"Wae hyung? Kau terlihat tak enak badan?" Changmin namja jangkung yang tengah lahap menyantap makanan menanyai hyungnya yang terlihat gelisah itu.

"Ania minie. Aku tak apa. Lanjutkan saja makanmu."

"Ne hyung."

.

Yunho POV

Aku merasakan ada seseorang yang tengah menatapku, aku tahu itu. Walau keadaan disekitarku sangat gelap dan hanya sinar lampu di lantai dansa yang menyinari pub ini, tapi aku tetap bisa merasakan tatapan itu. Entah karna apa orang ini menatapku sangat serius. Kuabaikan saja perasaan tak tenangku itu, mungkin itu hanya yeoja bodoh yang terpincut pesonaku.

Ku akui, aku memang tampan dan gagah. Dengan predikat pembalap tak terkalahkan, ku yakin yeoja manapun pasti sangat ingin menjadi yeojachinguku. Tapi satu hal yang sama sekali tak mereka ketahui, bahwa aku sama sekali tak tertarik dengan yeoja.

Kurasakan tatapan itu sudah hilang, kurasa orang itu sudah tak ada di pub ini lagi. Aku kembali menyesap vodka yang kupesan, dalam sekali teguk ku habiskan vodka itu. Aku sebenarnya sangat lelah hari ini, setelah balapanku dengan Choi Siwon tadi, tenagaku cukup terkuras mengingat lawanku sangat berambisi mengalahkanku.

"Wae hyung? Kau terlihat tak enak badan?" Changmin, dongsaengku dengan tubuh jangkung dan hobi makan itu tiba-tiba menanyakan keadaanku.

"Ania minie. Aku tak apa. Lanjutkan saja makanmu." jawabku tak ingin ia tahu aku sangat lelah. Walaupun aku terkenal dingin dan sangat sadis kepada semua orang, namun tidak dengan dua dongsaengku ini. Aku sangat menyayangi mereka, walaupun kami tak dilahirkan dari orang tua yang sama, tapi hanya merekalah kini yang aku punya.

"Ne hyung." jawabnya sambil terus memasukkan makanan ke dalam mulutnya. Dongsaengku yang satu itu memang sangat lemah jika sudah menyangkut makanan, lain lagi dengan Park Yoochun, dongsaengku yang berjidat lebar. Di otaknya hanya ada yeoja dan yeoja. Tak salah bila ia mendapat julukan playboy.

"Hyung lihat, yeoja itu sungguh cantik." seru Yoochun sambil menunjuk satu arah. Yah, walaupun mereka sudah tahu bahwa aku tak tertarik dengan yeoja tapi tetap saja kadang-kadang mereka berusaha mengenalkan seorang yeoja padaku.

"Ne, dia sangat cantik." jawabku tak acuh.

"Kyaa hyung, dia menatapku." serunya heboh saat yeoja itu menatapnya. Segera saja ia melambaikan tangan dan bangkit menghampiri yeoja itu.

"Hyung, aku pergi sebentar."

Aku hanya menghela nafas, tak berniat menjawab teriakannya.

Yunho POV end

Braakkk

Suara pintu dibanting terdengar di kediaman Kim Jaejoong. Ya, namja cantik yang tadinya berada di mirotic pub itu bernama Jaejoong, Kim Jaejoong tepatnya. Kini ia sudah sampai dirumahnya. Langkah kaki yang berat terdengar menuruni tangga, seorang namja paruh baya yang terlihat masih segar diusia senjanya tampak memendam amarah.

"Yaa, Kim Jaejoong! Kemana saja kau? Dua hari tak pulang kerumah eoh?" ya, ahjussi itu adalah Mr. Kim, appa Kim Jaejoong.

"Apa pedulimu Kim Sajangnim? Bukankah kau sudah lelah untuk mengurusku? Anak yang sangat kau benci ini?" Jaejoog menjawab pertanyaan appanya sambil menenteng helm dan menggenggam amplop coklat berisi uang, hasil dari balapan liarnya.

"Kau! Sungguh kurang ajar! Kau tak sadar sedang bicara dengan appa mu sendiri eoh?" geram Mr. Kim. Ia sungguh tak tahu lagi apa yang mesti diperbuatnya, agar anaknya itu mau kembali seperti dulu.

"Kau ingin ku hormati Kim Sajangnim? Baiklah kalau begitu." Jaejoong menghadapkan badannya ke arah Mr. Kim, lalu diangkatnya tangan sebelah kanan dan mulai menghormat pada appanya dengan gaya seperti tengah menghormat bendera kebangsaan.

"Yaa, kau!"

Plaakkk

Sebuah tamparan yang cukup keras mendarat tepat dipipi Jaejoog.

"Cih, kau sekarang sudah mampu menampar anakmu sendiri."

"Menampar anak kurang ajar sepertimu, aku tak akan segan untuk melakukannya."

"Begitu mudahnya kau menamparku, bukankah sama mudahnya dengan membunuh eomma eoh?" senyum pahit menghiasi wajah Jaejoong.

"Kau! Jaga bicaramu!" Mr. Kim benar-benar murka.

"Apa yang harus ku jaga? Bukankah benar jika eomma bunuh diri gara-gara kau yang berselingkuh dibelakangnya! Cih, kenapa tak kau bunuh saja aku hingga aku bisa bertemu dengan eomma!"

Plakkk

Satu tamparan lagi mengenai pipi Jaejoong, sakit memang. Tapi jauh lebih sakit hatinya, yang teriris melihat eommanya bunuh diri tepat dihadapannya.

"Kalau kau memang ingin mati, lakukanlah! Aku benar-benar sudah kehabisan cara untuk menyadarkanmu! Bukan aku yang membunuh eomma mu, dan aku tak pernah berselingkuh! Cam kan itu di kepalamu!"

Mr. Kim berjalan menaiki tangga dengan suasana hati yang benar-benar kacau. Anaknya sendiri, sangat membenci dirinya. Yang telah menyebabkan istrinya bunuh diri karena kesalahpahaman semata. Tanpa Jaejoong sadari, sebenarnya appanya sangat merasa bersalah atas kejadian itu. Sebenarnya ia sangat menyayangi Jaejoong putra tunggalnya itu.

Kamar Jaejoong

Jaejoog tengah berdiri di depan cermin. Memeriksa wajahnya yang merah akibat tamparan sang appa. Ia benar-benar membenci appanya itu, karena menyebabkan eommanya bunuh diri. Mengetahui suaminya berselingkuh dengan sekertarisnya sendiri membuat eomma frustasi dan akhirnya memilih bunuh diri. Semenjak itu Jaejoong menjadi anak yang sering membangkang pada appanya dan melampiaskan amarahnya pada balapan. Dengan balapan ia bisa mencari kepuasan yang tak akan ia dapatkan jika ia berdiam diri di rumah. Lagipula ia tak tahan jika hanya tinggal dirumah berdua dengan appanya. Ia tak tahu apa yang bisa dibuatnya jika ia berada dekat dengan appanya. Rasa benci yang sudah teramat dalam, membuatnya bisa melakukan hal yang tak diinginkan.

"Akh, appo!" Jaejoong menahan sakit saat disapukannya alkohol disekujur pipinya yang memerah. "Cih, lebih baik aku menginap dirumah Junsu tadi." Junsu adalah namja imut yang tadi bersamanya di mirotic pub. Ia adalah sahabat yang sangat dipercaya oleh Jaejoong.

Suara ponsel menghentikan tangan Jaejoong mengobati lukanya, diraihnya ponselnya lalu dijawabnya panggilan itu,

"Ne Su-ie, yeoboseo."

"Hyung, apa kau sudah tiba dirumah?"

"Ne, sudah. Waeyo?"

"Ani, aku hanya menghawatirkanmu. Sebaiknya kau sekarang beristirahat, em, soal appanmu hyung,"

"Ne, aku tak akan melakukan apapun padanya, tenanglah!" dengan cepat Jaejoong mengerti kemana arah pembicaraam Junsu.

"Baiklah hyung, aku percaya padamu. Bagaimana pun ia adalah appamu hyung."

"Ne, arasseo."

"Baiklah hyung, istirahatlah. Besok, apa kau yakin akan menantang Jung Yunho?"

"Ne. Tentu!"

"Baiklah hyung, selamat istirahat! Siapkan tenaga untuk melawannya besok!"

"Ne Su-ie."

Tuut..tuut..tuut..

.

.

.

.

.

.

.

TBC

Minna san, konnichi wa ^^

Saya datang dengan FF baru (nggak baru juga sih, baru diRepost maksudnya). Ini dulu adalah FF pertama saya, namun berhubung saya nggak punya akun jadilah saya minta temen saya untuk mempublish FF ini diakun miliknya. Mungkin readers sekalian sudah pernah baca?

Ini hanya repost, jadi saya usahakan untuk update cepat, tapi itu tergantung review readers semua juga..

Review onegaishimasu ^^