IT STARTS FROM THE RAIN ch.1
VKook, TaeKook | AU! OOC | Seme!Taehyung Uke!Jungkook Warning!GS for Uke | Seluruh cast milik Tuhan, saya hanya punya ceritanya aja! Enjoy!
Story by: jiminized
Sore itu Jungkook berangkat ke gedung teater. Ia adalah anggota klub teater di sekolahnya dan besok akan diadakan pentas besar klub teaternya di gedung teater tersebut. Jungkook adalah koordinator di bidang konsumsi. Jadi, sekarang ia sedang sibuk mengatur konsumsi untuk acara esok hari.
Terasa handphone Jungkook bergetar disakunya, ia bergegas mengambilnya dan melihat siapakah yang meneleponnya. Nomor tak dikenal.
"Yeoboseyo?"
"…"
"Ne, diantarkan saja ke dalam. Ne, saya akan meminta tolong anak buah saya untuk membantu anda."
Ternyata yang menelepon adalah tukang roti yang hendak mengirimkan snack. Jungkook pun bergegas meminta tolong Yuju dan Eunha untuk membantu tukang roti yang pasti keberatan membawa makanan itu.
Jungkook pun duduk di salah satu kursi gedung teater. Ia memejamkan mata sejenak. Flu berat melandanya di saat-saat seperti ini. Disaat dia menjadi koordinator ia malah melupakan tentang kesehatannya dan ia malah sakit. Ketika ia memejamkan matanya sejenak, tiba-tiba terdengar suara Do Kyungsoo, ketua klub teater.
"Jungkook-ah, apakah kau sudah mengambil makan malam untuk hari ini? Ini sudah pukul 4. Makan malam jadwalnya pukul 7." Jungkook mendengus kesal. Apa Kyungsoo tak mengerti keadaan Jungkook yang seperti ini?
"Sebentar lagi, Kyung. Kepalaku sangat pening." Jungkook kembali memejamkan matanya sejenak.
"Kami tak bisa menunggu. Cepatlah. Diluar sana pasti sedang macet dan hujan. Bergegaslah."
Jungkook langsung berdiri. Ia kesal dengan perkataan Kyungsoo yang dingin dan seenaknya. Apa dia tak paham dengan keadaan Jungkook yang sedang flu berat ini? Jungkook mencari seseorang untuk menemaninya mengambil makan malam yang dipesan di catering milik ibunya sendiri.
"Yuju-ya, bisakah kau menemaniku? Aku hendak mengambil makanan di rumahku. Si Kyungsoo menyuruhku cepat-cepat."
"Kook-ah, kita membutuhkan mobil. Pasti makanan itu sangat banyak kan? 200 orang untuk semua hari ini." Jungkook baru menyadari hal itu. Padahal ia memesan makanan ke ibunya sendiri yang memiliki catering.
"Geurae aku akan meminta diantar Taehyung yang membawa mobil pick-up hari ini." Jungkook bergegas mencari Kim Taehyung. Ternyata Taehyung sedang diatas panggung untuk men-set panggung.
"Hey, Taehyung. Bisakah kau mengantarkan aku dan Yuju untuk mengambil makan malam?"
Taehyung mengernyit, "Aku baru saja sampai 2 jam yang lalu untuk mengambil peralatan untuk panggung. Aku lelah. "
"Aku mohon padamu, Taehyung. Kau satu-satunya harapanku. Besok kutraktir apa saja yang kau mau. Kumohon, Tae." Jungkook memohon sembari menunjukkan aegyonya. Kemudian Taehyung tampak berpikir.
"Baiklah. Jimin-ah! Aku serahkan ini padamu ya. Aku hendak mengantar nyonya besar untuk mengambil makanan!" perkataan Taehyung langsung dijawab "Siap Tuan!" Jungkook yang dipanggil nyonya besar langsung melotot dan mempoutkan bibirnya. Taehyung yang melihat itu langsung terkekeh dan berkata "Bercanda." Jungkook berpikir, "Jarang sekali Taehyung terkekeh seperti ini. Biasanya ia hanya akan menunjukkan wajah datarnya." Namun Jungkook tak menghiraukan hal itu.
.
.
.
Hujan turun rintik-rintik ketika Jungkook, Yuju, dan Taehyung berjalan menuju parkiran. Sudah terlihat dari jauh mobil yang akan dinaiki 3 orang ini. Ketika sampai di mobil dan Taehyung membuka kuncinya, Jungkook langsung lemas.
"Yuju-ya mobilnya hanya cukup untuk berdua. Eotokkhae?"
"Gwaenchanha. Kau pergi saja dengan Taehyung. Aku disini saja tak apa. Diluar sana juga macet, aku malas bertemu kemacetan." Jawab Yuju sambil terkekeh. Jungkook hanya mengangguk pelan dan masuk kedalam mobil. Taehyung sudah menunggu didalam. Jungkook menatap Taehyung dan Taehyung pun paham maksud dari tatapan Jungkook. Taehyung menstater mobil dan bergegas.
Jungkook dan Taehyung terlarut dalam keheningan. Jungkook dan Taehyung adalah pribadi yang sangat bertolak belakang. Jungkook adalah orang yang ceria dan banyak dikenal. Sedangkan Taehyung sudah terkenal karena ketampanan dan eksistensi di event-event sekolah mereka namun ia memiliki kepribadian yang tertutup. Bahkan Taehyung adalah ketua acara pentas seni yang diadakan tiap tahun di sekolah Jungkook untuk tahun ini.
Jujur saja, Jungkook merasa gugup duduk berdua dengan seorang Kim Taehyung. Jungkook berpura-pura tidur dengan menyandarkan kepala di jok kursi mobil itu. Sebentar, kenapa Jungkook harus merasa gugup? Bagaimana Jungkook tidak merasa gugup, Kim Taehyung adalah orang yang ia sukai sejak ia masih menjadi junior di sekolahnya. Jantung Jungkook berdegup dengan cepat. Ia tak bisa tidur. Kepalanya menyandar ke samping kiri dimana jok mobil pick-up menyatu. Jadi, kepala Jungkook mengarah ke Taehyung.
Tak tahan dengan keheningan yang menyelimuti, Taehyung menyalakan radio. Terdengarlah lagu dari Bangtan Boys yang berjudul Rain.
"Cocok sekali ya, disini hujan dan lagunya pun tentang hujan." Ujar Taehyung dengan suara yang sengaja sedikit keras untuk membangunkan Jungkook. Jungkook yang memang tidak tidur pun membuka matanya. Ia menurunkan masker yang menutupi hidung dan mulutnya. Ia hanya mengernyit dan berkata, "Terserah kaulah, Tae."
Taehyung tersenyum kecut mendengar jawaban dari gadis itu. Taehyung pun berkata lagi, "Kau ini bagaimana sih? Sedang ada acara seperti ini malah sakit. Apa kau tidak minum vitamin dan tidak makan?"
Jungkook mendecak sebal. Memang Taehyung adalah orang yang ia sukai dan setahu Jungkook, Taehyung adalah orang yang dingin dan tidak banyak berbicara bukan orang yang cerewet seperti ini.
"Orang sakit tidak ada yang direncanakan, bodoh. Aku juga sudah minum vitamin dan makan dengan baik. Hanya saja nasib buruk sedang datang padaku dan aku terserang flu berat ini. Bahkan suaraku lebih mengerikan daripada hantu-hantu yang ada di film-film." Jungkook berusaha menutupi perasaannya yang tak keruan karena terus diajak berbicara oleh Taehyung.
"Enaknya kita lewat mana? Jalanan macet dan aku sudah lelah menghadapi kemacetan." Jungkook tampak berpikir. "Belok kanan saja, Hun. Kupikir daerah situ tidak macet."
Taehyung membelokkan mobilnya dan benar jalanan yang ada disitu tidak macet. Jungkook terus memberi arahan kepada Taehyung dan ia pun selalu memilih jalanan yang tepat yang tidak terkena kemacetan.
.
.
.
Sampai di rumah Jungkook, hujan sudah tidak terlalu deras. Jungkook berlari memasuki rumahnya sedangkan Taehyung tetap menunggu di mobil. Jungkook langsung memerintah pegawai-pegawai ibunya untuk mengangkut makan malam yang dikotaki itu.
Jungkook masuk mencari ibunya, dan ia menemukan ibunya sedang menelefon seseorang. Jungkook menunggu sebentar sampai ibunya selesai telfon. Ibunya menoleh dan memberikan tatapan seolah mengatakan, "Kau mau apa?" sadar akan hal itu Jungkook langsung berkata,
"Bu, temanku yang mengantar belum makan sejak pagi. Ibu bisa membungkuskan makanan untuknya?" Jungkook kira ibunya akan jalan begitu saja. Ternyata ibunya langsung berdiri dan menjitak kepala anaknya itu.
"Kau ini bagaimana sih? Masa temanmu sampai belum makan? Katanya kau ini koordinator konsumsi tapi kenapa sampai ia tak makan begitu ha?!" bentak Ibu Jungkook. Jungkook tak paham kenapa ibunya bisa marah seperti ini. Memang tadi di mobil, Taehyung mengeluh bahwa ia belum mengisi perut sejak pagi. Tentu Jungkook tak ingin laki-laki yang ia sukai kelaparan. Karena itu sampai rumah ia langsung bergegas meminta makanan ke ibunya.
Ibu Jungkook langsung membungkuskan makanan yang banyak untuk Taehyung. Jungkook heran kenapa ibunya baik sekali membungkuskan makanan ekstra untuk Taehyung.
Jungkook keluar dari rumahnya, semua kotak sudah diangkat dan ditaruh ke atas bak pick-up. Karena sedari tadi hujan turun, bak ditutupi dengan plastik besar yang tahan air. Ia melihat Taehyung berada di dalam mobil dengan kepala disandarkan ke setir mobil. Tiba-tiba ibunya keluar dan membawa tempat makan berukuran besar dan tempat minum yang isinya 1.5 liter.
"Ini, aku tak mau calon menantuku kelaparan karena calon istrinya." Jungkook membulatkan matanya mendengar perkataan ibunya. Kenapa ibunya bisa tau? "Sudah sudah. Aku tahu kalau itu Kim Taehyung yang kerap kau ceritakan." ujar ibunya sambil mendorong-dorong badannya. Jungkook pun berjalan menuju kursi penumpang. Ia masuk dan meletakkan kotak makan tersebut dan melambaikan tangan ke ibunya.
.
.
.
"Ibuku menyiapkan in untukmu, Hun. Tadi aku bilang kalau kau belum makan. Lalu beliau menyiapkan ini khusus untukmu. Padahal ia tak pernah menyiapkan makanan untukku. Ia hanya memerintah pembantuku biasanya." Jungkook mengeluh dan menyandarkan kepalanya kesamping lagi. Taehyung menanggapinya dengan senyuman dan mengelus rambut Jungkook pelan,
"Aigoo, uri Jungkook jangan sedih. Besok kan kau bisa meminta ibumu untuk melakukan itu untukmu. Jangan cemburu kepadaku." Bulu kuduk Jungkook meremang. Apa yang Taehyung lakukan? Ia baru saja mengelus rambutnya!
"Apa-apaan kau, Kim. Ah rambutku jadi berantakan." Jungkook menyembunyikan kegugupannya dengab berpura-pura membenahi rambutnya.
Aigoo Jungkook apa kau tak sadar Taehyung merasakan hal yang sama sepertimu?
.
.
.
Di pertengahan perjalanan, Jungkook mengingat ia harus membeli gelas plastik untuk minum. Ia langsung meminta Taehyung kalau-kalau ada toko plastik di pinggir jalan yang mereka lewati.
Taehyung menggunakan rute yang sama seperi ketika mereka berangkat. Karena itu Jungkook mengusulkan untuk mampir di toko plastik yang ada di dekat pasar yang mereka lewati. Taehyung pun mengiyakan.
Jungkook melihat toko plastik tersebut kemudian menyuruh Taehyung untuk berhenti. Taehyung pun memberhentikan mobil. Saat Jungkook hendak turun, tiba-tiba ada tangan yang menarik Jungkook dengan kencang hingga posisi Jungkook bisa bersandar kesamping seperti ketika di perjalanan tadi. Jantung Jungkook berdegup cepat. Wajah Taehyung hanya berjarak sekitar 15 centi dari wajahnya. Walaupun pengelihatan Jungkook agak kabur karena flu, di jarak sedekat ini ia dapat melihat dagu yang runcing, tatapan bak elang yang hendak menerkam mangsanya dan kulit putih mulus seorang Oh Taehyung. Ini manusia atau malaikat?
"Kau ini bodoh atau bagaimana? Kau sedang flu berat dan hendak turun ketika hujan turun sederas ini? Sini biar aku yang membeli untukmu." bahkan di jarak sedekat ini nafas Taehyung pun terasa di pipi Jungkook. Jungkook pun segera mengambil uang di dompetnya dan memberikan ke Taehyung. Taehyung pun bergegas turun menembus hujan demi membelikan gelas plastik.
.
.
.
Jungkook memegang dada kirinya, "Sialan kau, Kim Taehyung." dan ia melihat ponsel Taehyung tergeletak di jok mobil. Ah kucoba membukanya, pikir Jungkook. Ia membuka lockscreen Taehyung, dan tampak wallpaper Taehyung adalah foto pemandangan di pantai. Kemudian dengan berbekal rasa ingin tahu, Jungkook membuka Line dan SMS Taehyung. Ia tak melihat satu percakapan pun dengan perempuan. Jungkook sedikit heran, kenapa Taehyung yang tampan tak memiliki teman dekat? Ketika sibuk memikirkan hal itu. Taehyung masuk mobil dan memberi uang kembalian kepada Jungkook. Jungkook buru-buru meletakkan kembali ponsel milik Taehyung.
"Semuanya 4000 won. Lain kali minta tolonglah kepadaku. Kondisimu sedang buruk Kook-ah. Aku tak ingin besok kau malah tak datang karena sakitmu bertambah parah." ujar Taehyung sembari meggenggam tangan Jungkook. Syaraf Jungkook dalam sekejap menegang. Apa yang sedang Taehyung lakukan? Jungkook hanya mengangguk pelan. Kemudian Taehyung kembali menjalankan mobilnya.
Begitu sampai di parkiran gedung teater Jungkook hendak langsung turun dan ingin menurunkan kerja jantungnya, ia sudah tak tahan dengan perlakuan Taehyung yang begitu dingin dengan gadis lain tapi malah berbalik ketika dengannya. Selain itu ia juga malas mendengar ocehan Kyungsoo karena sekarang jam menunjukkan pukuil 6.30 pm.
Ketika hendak membuka pintu mobil, terasa lagi ada tangan yang menariknya dan kembali ia bersandar di jok mobil. Jantung Jungkook tidak baik-baik saja. Jarak wajah Taehyung hanya sekitar 5cm dari wajahnya. Lama-lama Taehyung semakin dekat dan semakin dekat hingga Taehyung memangkas jarak antara Jungkook dan dengannya. Jungkook merasakan ada benda lembut dan kenyal menempel di bibirnya. Mata Jungkook membulat dan ia tak menyangka akan seperti ini.
Taehyung mengakhiri sesi menempelkan bibirnya. Kemudian ia berkata "Lain kali kalau ada apa-apa mintalah bantuanku." ujarnya sambil tersenyum. Jungkook terpaku. Saat ia hendak keluar, Taehyung menariknya dan memberi kecupan ringan dengan sedikit lumatan di bibir Jungkook lagi.
"Ayo keluar, sayang." ajak Taehyung.
Dan lagi-lagi jantung Jungkook tidak baik-baik saja.
.
.
TBC or END?
.
.
a.n
kalau udah pernah baca ff ini dimaklumi ya, remake-an dari ffku sendiri yang sudah di post di tempat lain. Maafkan juga kalo ada typo disana sini mungkin aku kurang teliti TT Semoga kalian suka! Jangan lupa favorite dan reviewnya!
jiminized
