Namanya terngiang di benak ketika pertama kali surat itu sampai di mejaku.

Surat rekomendasi sekretaris dari Kepala Jaksa serta rekomendasi langsung dari orang tak terduga, Manfred Von Karma.

Mengapa Von Karma benar-benar menginginkan 'ia' menjadi sekretarisku? Padahal semua orang tahu aku tidak begitu membutuhkan sekretaris, dan surat rekomendasi langsung darinya? Aku tahu ia punya suatu ambisi 'terhadapnya' meski sampai hari ini, aku tidak tahu apa. Semua hanya tersambung pada satu hal, kematian pengacara terkenal, Aelwen Everhart, kurang lebih empat tahun yang lalu. Ia menorehkan sebuah penalti pada rekor Von Karma, seperti yang dilakukan ayah. Dan berselang beberapa bulan, Aelwen jatuh sakit dan meninggal. Von Karma tidak punya rencana khusus terhadapnya seingat yang kutahu.

Aku pun tahu 'ia' menjadi seorang pengacara sukses di distrik lain. Yang termuda yang bercahaya, begitulah kop surat kabar yang pernah kubaca tentangnya. Seorang jenius yang menjadi pengacara di usia 18 tahun. Ia menjadi mimpi buruk bagi jaksa di distrik tempat ia bekerja. Namun di usianya ke-25, Ia membuang semuanya dan menjadi sekretaris kejaksaan.

Ketika aku bertemu dengannya, aku benar benar yakin. Ia membuangnya dirinya sendiri bersama semua mimpinya di usia 25 tahun.

Namanya Adora Lauren Everhart. Dan ia sekretarisku.

Miles membuka pintu kantornya. Seperti biasa, Adora sudah ada didalam. Begitu melihat Miles memasuki ruangan, segera ia bangkit dari kursinya dan memberi sapaan ramah, "Selamat pagi, Mr. Edgeworth."

"Pagi, Ms. Everhart." Jawab Miles. Ia duduk di kursinya dan membereskan isi tas nya. Adora segera berjalan kearah meja kecil didekat rak buku dan menyeduh teh untuk Miles. Ia menaruh gelas Miles dan menuangkan teh kedalamnya, serta menempatkan beberapa potong biskuit di piring kecil, kemudian menyajikan teh tersebut untuk Miles.

"Ada.. sesuatu yang berbeda hari ini." Tutur Miles.

"Apa itu teh nya? Saya mohon maaf, Mr. Edgeworth. Teh Earl Grey yang biasa anda minum habis persediaan kemarin. Saya sudah mencarinya ke berbagai tempat, namun sepertinya tidak ada dimana-mana. Saya akhirnya membeli merek lain di Toko Teh Jhonson di daerah K, Namun saya-"

"-Bukan. Bukan teh nya, Ms. Everhart. Rasanya memang berbeda, namun aku menyukai yang ini, tapi yang kumaksud bukan itu."

"A-ada apa?" Tanya Adora.

"Lupakan saja. Apa agendaku hari ini?" Tanya Miles memastikan.

"Kepolisian memberikan laporan kasus pembunuhan telah terjadi tadi malam, pukul 8.57 di Kantor Hukum Fey. Korbannya adalah Mia Fey, pengacara sekaligus pendiri badan hukum tersebut. Terdapat seorang saksi, Ms. May, sekretaris dari Redd White, presiden perusahaan Bluecorp. Ms. May memberikan pernyataan bahwa ia melihat saudari kandung Ms. Fey sendiri, Maya Fey, yang membunuh kakak kandungnya. Saya sudah memberikan detailnya tadi malam, langsung dari kepolisian dan dikirim ke email anda, Mr. Edgeworth. Termasuk sejumlah barang bukti yang ditemukan pihak kepolisian." Jelas Adora.

"Apa sudah ada kabar mengenai pengacara yang membela tersangka, Maya Fey?" Tanya Miles.

"Ya. Ia adalah anak didik Ms. Fey sendiri, baru-baru ini namanya sedikit melambung setelah mengalahkan Mr. Payne dalam kasus pertamanya."

"Aku tidak memperhatikan sesuatu yang tidak berkaitan dengan pekerjaan dan kabar burung semacam itu, Ms. Everhart." Ucap Miles datar.

"Anda mengenalnya. Kita berdua mengenalnya." Ujar Adora dengan sedikit penekanan.

"Seseorang yang terikat dengan pekerjaan? Banyak orang yang memiliki relasi pekerjaan terhadap- Tunggu.. Ia bukan.."

"Mr. Wright. Phoenix Wright." Lanjut Adora singkat.