THE STORY OF UCHIHA: SUGAR DADDY
Chapter One
First
NARUTO
DISCLAMER : MASASHI KISHIMOTO
INSPIRASI : lisa Kleypas, ''Sugar Daddy''
ItachifemKyuubi
RATE : T+
WARNING : ooc,oc, typos, au, humanKyuubi, femkyu. Fem naru.
Tanpa mengambil keuntungan pribadi.
Cover bukan milikku
(++++)
Aku, Namikaze Kyuubi, perempuan, 26 tahun, lajang (setidaknya untuk saat ini), mandiri, bekerja disalon ternama 'OROCHI'S BEAUTY', hidup berdua dengan adik perempuanku, Namikaze Naruto (15 tahun), cantik tentu saja dengan tubuh proporsional dan aku bangga dengan hal itu.
"Ah, capeknya," keluhku. Malam semakin larut membuatku tanpa sadar mengeratkan pelukan pada tubuhku sendiri sebagai pertahanan dari rasa dingin yang semakin terasa hingga ke tulang. "Sial, aku lupa tidak membawa jaket," runtukku dengan gigi yang mengerat.
Hari ini adalah jadwal piketku jadi aku harus pulang paling akhir untuk mengecek dan mengunci pintu atau jendela, memastikan tidak ada hal-hal berbahaya yang terjadi. Kupijat tengkukku pelan untuk meredakan rasa lelah, tempat ku bekerja memang dekat. Hanya berjalan sepuluh menit atau lima menit kalau mengunakan sepeda dari apartemenku.
"Kasihan Naru," mengingat adikku yang tinggal diapartemen sendirian membuatku mempercepat langkah.
Sudah 6 tahun aku hidup di kota Tokyo ini, dulu aku berasal dari Desa Konoha. Sebuah desa yang berada dipinggiran kota Tokyo, desa yang nyaman, sejuk dengan kebudayaannya yang masih kental. Tapi setelah kematian kedua orangtuaku karena kecelakaan, aku dan adikku harus hidup berdua. Saat itu yang ada difikiranku adalah bagaimana bertahan hidup dengan harta seadanya. Tidak ada kerabat, tidak ada warisan, tidak ada pekerjaan tapi aku bersyukur Tou-san dan Kaa-san tidak mewarisiku dengan hutang, aku tidak tau bagaimana hidupku kalau harus dikejar-kejar renternir gila.
Jadi aku memutuskan untuk merantau selepas Senior High School karena saat itu aku masih tujuhbelas tahun jadi tak banyak orang yang mau mempekerjakanku. Waktu itu kehidupan kami benar-benar menyedihkan, untung saja ada beberapa tetangga dekat yang memberikan makanan secara gratis atau upah dari mencabuti rumput dihalaman. Tapi masa lalu adalah masa lalu, tanpa itu aku tidak akan sampai ke Tokyo, kini setidaknya kami tidak takut kelaparan karena aku sudah memiliki penghasilan tetap dan bisa menyekolahkan adik bungsuku.
Pandanganku menatap lurus. Setelah melewati ujung jalan ini kau akan menemukan sebuah apartemen mewah dengan fasilitas yang WOOW, tapi sayang sekali apartemenku bukan itu, hahaha. Apartemenku tepat di ujung gang ini. Kupercepat langkah tapi sesuatu diujung jalan membuatku tak bisa menggerakkan otot wajah dan otot mataku selain untuk mendelik horror.
OMG, disana-di ujung jalan yang seharusnya kulalui terblokir oleh sebuah mobil-yang pasti mahal - berdiri disamping mobil itu dua orang yang berlainan jenis saling menindih, maksudku, seorang pria menghimpit wanita yang bersandar dengan wajah menempel tanpa jarak dan hampir melakukan make out.
Yeah, diluar, ditempat umum dan yang paling penting bersandar di mobil. Cih, apakah mereka kekurangan tempat atau dua orang kelebihan hormon hingga harus melakukannya di tempat seperti ini. Pikirku sarkastik.
Dari sini terlihat jelas dimana mendaratnya salah satu tangan si pria. Hmmm, diantara selangkangan Si Wanita dan dimana tangan wanita itu hinggap, tak usah kujelaskan. Dan saat pria itu mengganti posisi berciumannya tak sengaja dia melirik kearahku.
Tatapan kami bertemu. Tapi kenapa dia dengan santainya mencium wanita itu tanpa mengalihkan pandangannya dariku. Membuatku mengernyit dengan dahi berkerut-kerut.
Hitam, dari jarak beberapa meter aku tau kalau iris pria- tak tau malu- itu sehitam malam, rambut yang diikat rendah juga berwarna hitam, terlihat begitu berantakan. Pria-mesum- beriris hitam itu masih masih menatapku dengan tajam. Dari cara berpakaiannya jas yang tersampir di body mobil, kameja biru muda yang terbuka beberapa kancing, sepatu yang aku yakini tidak dibeli Tokyo jelas-jelas menunjukkan dimana kasta pria - mesum - itu berada.
Kuacuhkan saja, urus-urusanmu sendiri, toh aku tak kenal mereka. Pikiranku melayang pada botol dikamar mandiku yang beraproma apel. Yaa, aku membutuhkan air hangat dan aroma terapi untuk merilekskan tubuh dan pikiranku.
Jadi yang kulakukan adalah berjalan kearahnya karna itu jalan satu-satunya, tanpa melirik ataupun memandangnya, walaupun aku tau pria yang kuyakini sebagai alpha male - dalam sekali pandang -itu tetap memandang tajam. Rengekan manja terdengar ditelinga membuatku nyut-nyuttan. Perempuan yang memakai gaun minim dengan bunga mawar dirambutnya itu berbicara dengan desisan geram mirip ular yang merasa pasangannya terancam. Aku mengendikan bahu, tak terfikir kalau aku akan merebutnya, kenal juga tidak. Perlahan jarakku dan mobil itu semakin tipis. Well, aku merasa familiar dengan wajah pria itu, mirip salah satu pelanggan setiaku, Fugaku-san.
Surai, iris mata, bentuk wajah dengan ketampanan diatas rata-rata, rahang yang kokoh terkesan arogan dan so-damn-hot menguar dari tubuhnya. Sangat mirip bahkan tatapan tajam yang seolah akan mengulitiku-secara sensual- juga sama, tapi ini lebih pekat dan menjanjikan, mungkin faktor usia juga berpengaruh.
Fuuuuuuh.
"Rileks, Kyuubi," gumanku. Seolah menyemangati diriku sendiri. Punggungku yang hanya terlapis kameja putih terasa terbakar. Yaa, pandangannya yang tajam membuatku merinding. Tapi buyar seketika saat aku menerima telepon dari Naruto.
"Ya," sapaku tetap berjalan.
[Nee-san, belikan garam, telur sama susu coklat, tadi aku lupa kalau habis]
"Kenapa bisa lupa," omelku. "Capek nih, Nee-san sudah sampai didepan apartemen.''
[Ayolah kak, apel Nee-san juga tinggal dua]
Oh iya persediaan apelku memang menipis.
"Baiklah," kataku setengah tidak rela.
Klik.
Masak aku harus kembali lagi sih. Oh.. mataku yang suci bisa ternoda. Tapi demi apel,apapun akan kulakukan.
(((*))))
Author Pov
Kyuubi bersyukur waktu melewati gang itu lagi mobil beserta penghuninya sudah pergi. Dirinya tak mau kalau dicap sebagai tukang intip atau bahkan diajak ikut, well yang itu pasti tidak mungkin. Menyusuri rak-rak, Kyuubi mengambil susu coklat pesanan adiknya, lalu berjalan kearea buah-buahan. Bergegas, Kyubi berjalan karena melihat beberapa apel yang sudah berpindah kekeranjang pembeli, menyisakan beberapa buah saja.
Pluk, pluk, pluk, pluk.
"Lepaskan tanganmu nona, aku yang lebih dulu mengambilnya."
"Siapa kau? Aku yang lebih dulu." Kyuubi melotot garang 'Demi apapun apel adalah hidupnya'.
"Kau!" Kyuubi terkejut saat melihat siapa orang yang berani mengambil apel terakhirnya. Tak mungkin Kyuubi lupa kalau dia baru beberapa menit bertemu dengannya. Dia adalah pria yang bersender dimobil, pria yang melakukan hal tak senonoh ditempat umum, pria yang dengan tatapan tajamnya membuat wanita- wanita menjerit kecuali Kyuubi. "Lepaskan dan berikan kepadaku, itu miliku!"
"Tapi aku dulu yang menyentuhnya," dengus pria itu. " Lagian kamu sudah mengambil banyak."
Mata Ruby itu menyala tanda emosi. "Aku tidak akan memberikan apel ini pada pria mesum sepertimu." Cengkraman tangan Kyuubi menguat dengan dagu terangkat, pose menyerang. Keributan itu menarik perhatian orang-orang juga para SPG mulai berdatangan.
"Maaf, tapi tuan - yang tampan – ini yang lebih dulu memegangnya," Ucap salah satu SPG.
Itachi Uchiha – Lelaki itu - tersenyum charming kearah pegawai yang entah kenapa melihatnya dengan tatapan blink-blink ''Nah, bisa kau lepaskan tanganmu-" jeda sesaat, "-rubah."
Perempatan imajiner muncul didahi Kyuubi. " Apa maksudmu, KERIPUT MESUM!"
Itachi dengan penuh rasa kemenangan meninggalkan Kyuubi. Mengacuhkan bagaimana wanita itu berteriak kearahnya. Sudah dua kali dia bertemu wanita berambut merah, dengan iris juga berwarna merah mirip rubah penggoda yang lebih menyebalkan orang itu adalah wanita yang sama dan dia tak mau kalau harus bertemu lagi.
"KERIPUUUUT!" teriak Kyuubi emosi. "Apa kau lihat-lihat!" bentak Kyuubi pada wanita yang membuatnya kalah.
Menghentak-hentak Kyuubi melangkah mendahului Itachi menuju kasir. Tak lupa kibasan rambut ala iklan shampo hingga rambutnya mengenai pipi Itachi, mengangkat dagu lalu membuang muka adalah salam terakhir Kyuubi buat Itachi.
"Kalau bertemu lagi kupastikan kau akan jadi makanan pencuci mulut Kurama," batin Kyuubi. Well, Kyuubi perkataan adalah do'a jadi bersiap-siaplah untuk pertemuan kedua kalian.
TbC.
.. Terimakasih sudah membaca ..
RNR please
