Chapter 1 : Excited


"Good evening, Miss Byun."

"Good evening too, Mr. Huang. Berikan aku minuman yang sering kupesan."

"Champagne dingin untuk dua gelas seperti biasanya."

Baekhyun mengangguk santai, lalu memangku dagunya ke atas meja menggunakan telapak tangan.

Byun Baekhyun, itulah namanya. Dia hanya seorang gadis biasa yang memiliki sedikit kelebihan yang orang-orang anggap cukup luar biasa. Baekhyun berprofesi sebagai psikolog muda dalam satu tahun terakhir. Baekhyun agak berbeda dengan ahli kejiwaan lainnya jika dilihat dari pola kesehariannya yang ada beberapa kejutan yang tak terduga terjadi di sana. Mungkin usianya masih muda, Baekhyun masih mengingikan kebebasan namun tetap tidak melalaikan tanggungjawabnya setelah menamatkan program S3-nya pada dua tahun yang lalu. Ya, Baekhyun memiliki otak yang cerdas dari orangtuanya, dia sangat tertarik dengan ilmu psikologi sejak remaja, karena itulah dia memilih profesi sebagai psikolog untuk menerapkan ilmu kejiwaan tersebut yang sudah Baekhyun dalami selama hampir delapan tahun untuk orang-orang yang membutuhkan jasa 'perbaikannya.'

"Aku pesan satu gelas Spirytus Vodka," Baekhyun perlahan melirik seorang pria tampan yang tiba-tiba datang dan duduk di sebelahnya. Pria itu ikut melirik Baekhyun dari ekor matanya dengan ekspresi datar.

"You crazy, Dude. What happened? Kejahatan apalagi yang kau perbuat kali ini?"

"Aku memberikan sedikit bubuk sianida ke dalam kopi milik salah satu musuh bebuyutan atasanku."

"Minuman milikmu, Miss Byun," Tao—si bartender menyerahkan satu gelas pertama kepada Baekhyun disertai kerlingan genit.

"Mana punyaku?" tagih si Pria tidak dikenal dengan nada tidak sabaran.

"Tunggu sebentar, Idiot!" Pria itu memutar bola matanya malas sampai pandangannya berhenti ke arah Baekhyun yang sedang menikmati minumannya dan gaya anggun yang diperlihatkan Baekhyun sontak membuat sang Pria terpana seketika.

"Nama Nona ini Byun Baekhyun," ujar Tao sedikit membanting segelas Spirytus Vodka—minuman beralkohol paling tinggi ke hadapan pelanggan setia yang satunya.

"Park Chanyeol, seorang psikopat sekaligus pembunuh bayaran."

Baekhyun tahu bahwa Pria bernama Park Chanyeol itu mulai tertarik kepadanya, tapi Pria jangkung itu malah memberikan tatapan sinis padanya.

"Siapa yang mau peduli tentang hal itu," Baekhyun tampak bergumam tidak jelas.

"Berapa umurmu?" tanya Chanyeol tiba-tiba.

"25 tahun," jawab Baekhyun acuh.

"Kukira kau masih SMA," ucap Chanyeol santai.

"Dia seorang psikolog," bisik Tao hati-hati.

"Lagipula dia bukan seorang psikater," Chanyeol menimpali dengan nada ketus.

"Itu sama sekali bukanlah hal yang patut dibanggakan," desis Baekhyun sambil mengalihkan pandangannya ke arah lain asalkan Pria tukang sindir itu tidak menatapnya secara langsung.

"Hei, Cantik." Baekhyun tidak merasa terpanggil sama sekali. Baekhyun memilih melanjutkan aktifitas menikmati minumannya sendiri tanpa merasa terganggu sedikit pun.

"Mau berdansa denganku?" Baekhyun tetap tidak mau bergeming.

"Keras kepala, memang tipe ideal sekali," Chanyeol sepertinya mulai berkicau sendiri.

"Aku hanya sedang menikmati hidup," kata Baekhyun tidak nyambung.

"Gadis yang unik," balas Chanyeol kalem.

"Aku minta satu gelas lagi," pinta Baekhyun pada bartender.

"Okay, Miss Byun," sahut Tao bergegas mengambil gelas Baekhyun yang sudah kosong.

"Boleh aku minta nomormu, Miss Byun?" Chanyeol menggapai tangan mungil Baekhyun dengan lembut.

"Aku sedang tidak membawa ponsel."

"Setidaknya kau masih hafal nomormu sendiri bukan?" Baekhyun sedikit terkejut, karena wajah Chanyeol berada tepat di depan wajahnya saat Baekhyun menoleh.

Naega michyeosseo jeongmal michyeosseo neomu miwoseo tteonabeoryeosseo
Neomu swipge kkeutman sarang dasi daraoji anneundangeol almyeonseodo
Michyeosseo naega michyeosseo guettaen michyeo neol japji motaesseo
Nareul tteotteotteotteotteo tteona
Beobeobeobeobeo beoryeo
Geu jjarbeun chueongmaneul namgyeodunchaero nal

"Bisakah aku masuk ke dalam hidupmu dan mempengaruhinya?" Chanyeol berbisik pelan ke telinga Baekhyun.

"Berikan aku sedikit harga yang lebih terjangkau," pinta Chanyeol sedikit meniup leher jenjang Baekhyun yang tidak tertutupi oleh surai coklatnya.

"Kau ingin aku menciummu di sini atau memperkosamu di tempat lain?" Baekhyun hanya memberikan tatapan remeh pada Chanyeol sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Aku tidak merasa takut sama sekali," jawab Baekhyun berani.

"Sungguh?" Chanyeol langsung memulai aksinya, membaringkan Baekhyun ke atas meja bartender dengan cepat dan menindih Baekhyun tepat di bawah tubuhnya.

PLETAK!

"Jangan di sini, Bodoh!" seru Tao berhasil menggeplak kepala Chanyeol.

"Kita lakukan di tempat lain saja," ajak Chanyeol.

"Aku tidak mau," Baekhyun bergegas mendorong Chanyeol dari atas tubuhnya, kemudian duduk ke posisinya semula.

"Sungguh, kau benar-benar tidak tertarik dengan psikopat setampan diriku ini?" tanya Chanyeol memelas, Baekhyun malah hanya terkekeh kecil sebagai bentuk respon.

"Tapi aku sangat tertarik padamu," Chanyeol kembali berucap serius dan tidak main-main.

Baekhyun masih belum mau angkat suara, dia perlu beberapa menit untuk menghabiskan gelas kedua champagne-nya itu.

"Kau sempurna." Chanyeol mencoba merayu Baekhyun lagi.

"Kau terlalu berlebihan," Baekhyun memandang Chanyeol sembari tersenyum manis.

"You got me so excited," Chanyeol segera mengambil gelas dari tangan Baekhyun dan meneguk isinya sampai habis.

"Peminum yang kuat," komentar Baekhyun.

"Ayo kita mulai permainannya," Chanyeol memasukkan satu bongkah es batu ke dalam mulutnya.

Chanyeol langsung menarik pinggang Baekhyun agar duduk di pangkuannya sebelum gadis mungil itu melarikan diri. Chanyeol perlahan menarik bibir bawah Baekhyun sampai terbuka sedikit dan mendorong es batu yang ada di dalam mulutnya masuk ke dalam mulut Baekhyun menggukan lidahnya.

"Mari kita nikmati sensasi dingin ini."

Chanyeol mulai mengaduk isi mulut Baekhyun sambil memeluk pinggang ramping Baekhyun dengan posesif. Gadis bermata sipit itu sama sekali tidak berdaya, bahkan matanya sudah terpejam rapat dan tangannya memeluk erat leher Chanyeol.

Tao hanya menggeleng maklum. Ini momen langka dan istimewa. Baekhyun tiba-tiba takluk dalam permainan Chanyeol dengan begitu mudah. Chanyeol juga langsung terpesona pada pesona misterius Baekhyun hanya dalam satu jam saja.

"You got me singing," bisik Chanyeol mulai menyeruput air dingin dari lumeran es batu yang sebagian sudah tertelan oleh Baekhyun dari dalam mulutnya secara perlahan.

"You satisfied, Mr. Park?" tanya Baekhyun setelah Chanyeol menyelesaikan kegiatan mencumbu bibirnya.

Chanyeol mengangguk semangat. "Dan jangan berbicara seformal itu lagi padaku."

Chanyeol perlahan menurunkan Baekhyun dari pangkuannya, karena ia tahu kalau gadis itu tidak akan kabur setelah mereka melakukan ciuman basah tadi. Kemudian Chanyeol mengeluarkan dompetnya dan membayar tagihan minuman mereka berdua kepada bartender.

"Thank's, Chan," Tao menyambut bayarannya dengan senang.

"Ayo kita lanjutkan kesenangan ini di tempat lain," Chanyeol langsung merangkul dan mengajak Baekhyun ke suatu tempat yang telah ia siapkan sebelumnya.

"Kita akan pergi ke mana?" tanya Baekhyun tetap tenang.

"Hotel," jawab Chanyeol.

"Ouwh!" Baekhyun berpura-pura kaget.

"Fuck at tonight," Chanyeol terdengar sedang mengancamnya.

"I don't care," balas Baekhyun enteng.

Chanyeol merasa hidupnya akan sempurna jika ia bisa memiliki gadis es seperti Baekhyun. Chanyeol pastikan Baekhyun akan jatuh ke dalam pelukannya malam ini. Pesona misterius Baekhyun, tubuh mungil Baekhyun, hati Baekhyun, dan semua yang ada pada diri Baekhyun harus menjadi miliknya bagaimanapun caranya.


To be continued...