Disklaimer, seperti biasa berlaku. Harry Potter hanya pinjaman. Hanya Lyra Fern punyaku.

Ini didasarkan pada HP#1 - #4. Dituliskan waktu nunggu #5 keluar. Jadi, selamat membaca...

PROLOG

Ruangan itu besar dan bundar, penuh bunyi-bunyian kecil ganjil. Sejumlah peralatan perak yang aneh terletak di atas meja-meja berkaki panjang kurus, mendesing, dan mengeluarkan gumpalan-gumpalan kecil asap. Dindingnya dipenuhi lukisan para mantan kepala sekolah, pria dan wanita, semuanya tertidur dalam pigura masing-masing. Ada juga meja besar sekali berkaki seperti cakar, dan di atas rak di belakang meja terletak sebuah topi sihir kumal bertambal -- Topi Seleksi.

Pada tenggeran emas di dekat pintu bertengger seekor burung emas sebesar angsa dengan ekor keemasan bercahaya sepanjang ekor burung merak, sayap yang lebar dan merah. Serta cakar keemasan yang berkilat-kilat. Fawkes, sang phoenix

Di tengah ruangan terdapat sebuah meja dengan sebuah kursi besar berlengan di satu sisi dan dua kursi lain yang lebih kecil di seberangnya. Namun kedua orang yang sedang bercakap-cakap itu samasekali tidak sedang duduk. Mereka berdiri berhadapan, bercakap dengan suara lirih, cukup untuk saling didengar satu sama lain.

"Kau benar-benar bersedia .. kau benar-benar siap .." tanya pria yang lebih tua, berambut dan berjenggot panjang keperakan, mengenakan kacamata bulan separo.

"Saya siap, Kepala Sekolah," ujar pria satunya, tinggi, berambut hitam berminyak, dengan hidung agak bengkok dan wajah pucat.

"Apakah kau yakin, Severus,"

"Saya yakin sekali, Kepala Sekolah,"

"Aku harus memperingatkanmu bahwa tugas ini bukan saja berat secara fisik --aku tahu kau akan sanggup mengerjakannya-- tapi yang paling berat adalah tanggungjawabnya,"

"Saya akan berusaha semaksimal mungkin, Kepala Sekolah,"

"Dan kau harus mampu menahan emosimu, mengesampingkan perasaan pribadimu,"

"Saya bisa menanggungnya, Kepala Sekolah,"

Albus Dumbledore, pria tua berkacamata itu tersenyum, "Namun jangan lupa, kau selalu bebas untuk meminta bantuanku, Severus, kapanpun,"

"Saya tahu, Kepala Sekolah,"

"Kau boleh kembali sekarang, selamat malam,"

"Selamat malam, Kepala Sekolah,"