Sehun says "..."

Jongin x Sehun

Fluff;Drama;BoysLove;; AU;TYPOSeverywhere

[Sedang membangkitkan jiwa KaiHun. Mencari feel seorang Kim Jongin menjadi seme seorang Oh Sehun.]

.

.

.

.

.

Menurut Sehun, Jongin itu hitam, seperti kopi. Panas, pekat, menggoda dan tentu saja seksi. Ah tidak, tentu saja. Sehun jauh lebih seksi daripada Jongin. Tapi, siapa yang bisa menyangkal kalau Jongin memang seksi. Garis bawahi tentang hidung Jongin yang memang 'tidak begitu terlihat'. Tapi bagi seorang Oh –tampan- Sehun, Jongin itu...

.

.

[Panas]

Hampir memasuki gugur. Daun mulai berganti warna menjadi kecoklatan, mengigatkan Sehun terhadap seseorang. Tentu saja itu Jongin. Entah Sehun harus menyebut Jongin itu siapanya. Toh status tidak begitu penting, menurutnya.

Salahkan sistem imunnya yang benar benar keok kali ini. Udara panas mulai berangin membuat Sehun harus rela terbaring lemas di ranjangnya. Daun gingko disamping rumahnya bergoyang pelan, menanti angin yang menerpanya. Sehun terpaku menatap daun yang memang menjadi salah satu favoritnya di musim gugur.

"Ya! Mau Sampai kapan kau mengacuhkan pria tampan sepertiku Sehun-ah"

Sehun menoleh kearah pintu. Jongin, berdiri menenteng ransel hitam di tangan kanannya. Rambutnya basah oleh keringat, bahkan Sehun hafal wangi maskulin Jongin yang bercampur keringat. Wangi pria jantan sejati.

Sehun tersenyum, berusaha duduk meskipun kepalanya berdenyut protes dan menyakitkan. Jongin melangkah untuk duduk dipinggir ranjang Sehun dan melepaskan hoodie biru tua yang dia kenakan. Singlet hitam yang membalut tubuhnya basah, keringat.

"Aku merindukanmu" Jongin mengusak rambut blonde Sehun.

Tangannya terasa terbakar. Jongin meraba dahi Sehun, membandingkan panas tubuhnya dengan milik Sehun.

"Kau pasti belum mandi sehabis menari Jongin"

Sehun meringis pelan, kepalanya kembali berdenyut nyeri mengucapkan kalimat lirih. Berusaha tersenyum menutupi rasa sakitnya. Jongin menghela nafas, Sehun itu keras kepala dan bodoh. Dengan segera Jongin membuka singletnya. Dan menerjang Sehun, membuat mereka berdua terjatuh di ranjang.

"Kau sakit dan aku tidak suka, kau tahu itu Sehun"

Sehun mengangguk kecil. Tangannya terulur membuka piamanya sendiri dan memeluk Jongin. Menelusupkan tangannya di pinggang Jongin dan merangsek seperti kucing di dada seksi didepannya. Jongin membalas pelukan Sehun, kemudian masuk kedalam selimut yang sama. Berbagi panas tubuh.

"Aku suka dipeluk Jongin, karena pelukan Jongin panas" guman Sehun pelan.

"Aku tahu, tidurlah" Jongin mengecup pelan dahi Sehun. "Cepatlah sembuh"

.

.

.

[Pekat]

Sehun akan menghindari tatapan Jongin kalau sedang merajuk. Seperti saat ini. Musim dingin sudah tiba, dan Jongin melarang Sehun untuk keluar karena badai salju akan datang beberapa jam lagi menurut perkiraan cuaca.

"Sehun, aku tidak ingin kau sakit lagi"

Sehun menelungkupkan wajahnya di bantal kesayangannya sambil memeluk rilakuma miliknya –Pinku pinku-. Jongin mendesah kesal. Sehun akan seperti ini sampai keinginannya dituruti, atau mungkin opsi kedua adalah membiarkan keinginan Sehun tidak terpenuhi dan Jongin akan diacuhkan selama berhari hari.

"Aku kan bisa memakai mantel tebal" lirih Sehun.

Jongin membalikkan badan Sehun dan mengurungnya dalam kungkungan tangannya. Sehun memalingkan wajahnya. Saat merajuk satu hal yang harus dihindari oleh Sehun adalah wajah Jongin yang terlampau dekat seperti ini.

Jongin menangkup pipi Sehun agar menatap wajahnya. Sehun langsung menutup matanya.

"Buka matamu Oh Sehun, tatap aku"

Sehun merasakan sapuan hangat di pipinya. Sehun mengerucutkan bibirnya dan menulikan telinganya dari perintah Jongin. Dia tidak akan melanggar pantangannya sendiri. Jongin menatap Sehun lekat, tersenyum kecil dan menggigit pelan hidung Sehun.

"awwww"

Sehun membuka matanya. Hidungnya berdenyut pelan merasakan gigitan Jongin. Tangannya refleks mengusap hidungnya yang bisa dipastikan memerah karena ulah Jongin. Sehun mendesah kesal.

"dasar kanibal" Sehun mempoutkan bibirnya.

"tatap aku Sehun" Tangan Jongin beralih mengangkat dagu Sehun. Membuat Onix kelamnya bertabrakan dengan hazel caramel Sehun. Ugh Sehun benci Jongin. "Kau itu mudah sakit Sehun, jangan keluar disaat cuaca buruk seperti ini, aku tidak ingin kau sakit lagi, kau jadi manja sekali saat sakit."

Mata Jongin memancarkan ketulusan disetiap katanya. Sehun benci harus menatap onix pekat milik Jongin yang selalu bisa mengalahkan acara merajuknya karena penuh dengan kehangatan dan ketulusan yang ditujukan padanya. Tentu saja itu akan berimbas pada pipinya yang memerah.

"huh, arraseo, aku benci Jongin"

Sehun selalu kalah dengan pekatnya onix Jongin yang selalu menggagalkan acara merajuknya. Ugh.

.

.

.

[Menggoda]

Sudah hampir tengah malam. Musim semi akan berakhir dan Sehun akan merindukan pohon gingko disamping rumahnya akan kembali berwarna merah muda tahun depan. Tangannya menari diatas layar touchsreen ditangannya. Mendial nomer Jongin yang sudah di hafal diluar kepala.

"Sehun?"

Suara Jongin terdengar disebrang. Sehun masih bisa mendengar deru suara mobil dan bis walaupun tidak begitu keras.

"Apa kau sedang dijalan?"

Sehun menatap langit malam yang berhias bintang. Perasaan hangat menyusup dalam hatinya.

"Yah, aku akan sampai di rumah 10 menit lagi. Kau sudah merindukanku ya?"

Sehun merona. Sialan kau Jongin, guman Sehun dalam hati. Jongin itu selalu seperti itu, bisa membuat Sehun meleleh ataupun merona seperti gadis hanya dengan sebuah kalimat yang Jongin lontarkan. Sehun mengutuk pipinya yang mudah merona.

"Ja..jangan terlalu percaya diri Jongin"

Kekehan pelan Jongin terdengar. Sehun menggigit bibirnya , untung Jongin tidak disini saat pipinya benar benar memerah karena malu luar biasa.

"benarkah? Tapi kenapa pipimu merah eoh?"

Sehun meraba pipinya. Terasa panas seperti demam dan perutnya kram. Bagaimana Jongin tahu kalau Sehun merona? Jongin ajaib.

"kata siapa, aku.. aku tidak merona.. ugh"

Sehun kembali menyangkal. Jongin tersenyum disebrang telfonnya, membiarkan Sehun menyangkal toh dia memang tahu kalau Sehun sedang merona karena kalimatnya tadi. Benar benar manis, batinnya.

"tapi wajahmu sangat manis saat memerah seperti itu. Aku sangat suka"

Sehun berjengkit pelan saat merasakan sepasang lengan melingkat di pinggangnya. Jongin mengecup pipinya dan tersenyum tulus kearahnya. Sehun mematung. Kapan Jongin sampai?

"5 menit lalu saat kau sibuk merona Sehun. Demi apapun yang ada di dunia ini, aku menyukaimu saat merona."

Seakan mengerti apa yang dipikirkan Sehun, Jongin mendaratkan bibirnya diatas bibir tipis Sehun. Memberikan ciuman ringan dan kecupan dipipinya lagi. Sehun semakin memerah. Jongin menggoda sekali kan.

"Aku tidak merona!" jeritnya.

.

.

.

[Sexy]

Jongin itu gampang berkeringat. Sehun menghindari itu. Jongin akan terlihat sangat sangat sangat sexy dan membuat mata Sehun jelalatan kemana mana menatapi tubuh sexy Jongin saat menari. Tentu saja. Bahkan Sehun harus rela menahan rasa cemburunya saat melihat teman temannya ikut menatapi tubuh sexy milik Jongin.

"hey, matamu hampir keluar Sehun-ah"

Sehun tidak menyadari Jongin sudah duduk disampingnya sambil menyandarkan kepalanya di bahunya. Tangan Sehun terulur kearah Jongin, menawarkan sebotol air dingin yang langsung ditenggak Jongin. Bahkan sebagian airnya tumpah melewati bibir, dagu, leher, jakun sexy Jongin dan terakhir merembes ke singlet abu abu yang basah oleh keringat Jongin,

'glup'

Ugh, Sehun bahkan menelan ludahnya menatap kadar kesexy-an Jongin yang meningkat hanya karena air. Demi Tuhan itu hanya air.

"Aku benci Jongin" Sehun berguman.

Jongin melirik Sehun sambil menautkan alisnya bingung.

"Aku benci Jongin, Jongin itu terlalu sexy, Sehun benci. Huh"

Sehun keluar dari studio dance meninggalkan Jongin yang masih terpaku mencerna maksud Sehun. Kemudian tertawa pelan.

.

.

.

.

.

END

.

.

a/n : Pas hujan, kekenyangan, dan besok ada Quiz sama Tugas, entah kenapa tangan malah nulis ini. Ingin mengembalikan jiwa Seme seorang Jongin, jadi nulis begini dah. Maaf absurd. Review?