Riddle Story Of Devil

.

.

Bagaimana perasaanmu ketika kau tahu teman sekelasmu pembunuh dan mereka mengincar nyawamu?!


The world is full of_

.

Di sebuah pelatihan khusus untuk para pembunuh yang berada di tengah hutan. Terdapat beberapa 'murid' yang sedang berlatih. Tidak ada satupun murid yang berhasil melewati beberapa rintangan. Namun seorang murid yang baru saja berlatih dengan lihai melewati rintangan – rintangan dengan mudah.

Pelatihpun menyudahi latihan. Dan seseorang memakai kaca mata hitam datang untuk memanggil murid yang lolos itu.

"Yang berhasil lolos hanyalah Kim Taehyung." ucap seseorang di balik kacamata hitamnya dia menyeringai mengerikan.

.

Seseorang memakai kacamata itu memainkan dua buah dadu yang berada di tangannya. Dadu itu berwarna hitam dan putih. Dia menatap Taehyung yang memandangnya dengan tatapan datarnya.

"Kelas hitam." dia memulai berbicara di balik meja kerjanya. "Pasti kau tidak asing dengan nama itu. Setelah ini kau akan dipindahkan."

"Kim Taehyung carilah tergetmu dan bunuh dia. Dan kau perlu tahu sesuatu teman sekelasmu mereka semua pembunuh." ucap seseorang itu kepada Taehyung.

Taehyung hanya terdiam tak menjawab apapun. Taehyung pun melangkahkan kakinya keluar dari ruangan. dia menyandarkan dirinya di pintu yang bertuliskan Mr. Kaiga.

.

.

Taehyung masuk ke dalam kamarnya. Lalu melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Dia mengguyur tubuhnya dengan shower. Tiba – tiba dia melihat sebuah bayangan. dalam bayangan itu ada sebuah rumah kecil yang dipenuhi oleh debu. Dia memejamkan matanya.

"Jika aku memang harus membunuhnya maka akan aku bunuh." Gumamnya dalam hati.

Taehyung keluar dari kamar mandinya. Dia berjalan memasuki kamarnya.

Drrrttt…drrrtt

Ponselnya bergetar di atas kasurnya. Dia berjalan menuju kasurnya lalu mengambil ponselnya. Dia melihat ada sebuah pesan dari Mr. Kaiga.

Mr. Kaiga

Question 1

"Dunia ini dipenuhi oleh _"

Taehyung menatap ponselnya dengan tanda tanya di kepalanya. Beberapa saat kemudian ponselnya kembali bergetar. Panggilan masuk dari sang pengirim pesan.

"Ada apa?" tanya Taehyung

"Apa kau sudah melihat pesanku?" tanya sang penelpon.

"Jawabannya kutukan?"

"Teet salah! Apa kau gila? Kutukan? Dasar gila."

"Apa kau hanya ingin mengatakan itu?" ucap Taehyung dengan nada sinis.

"Tidak…" Mr. Kaiga menggantungkan kalimatnya, "Apa kau pernah dengar kalau tempat ini mengirimkan murid terbaiknya untuk menjalani misi? Itu adalah kebohongan. Sebenarnya aku asal memilih orang yang mempunyai pandangan buruk. Kim Taehyung hidupmu itu tidak ada artinya!" ucap Mr. Kaiga.

"Aku tidak peduli soal itu." jawab Taehyung dengan nada sinis.

"Hidup untuk membunuh atau hidup untuk mati. Kau harus pilih satu. Atau kau ingin hidup demi kami." ucap Mr. Kaiga dengan nada meremehkan.

"Aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan. Dasar bodoh!" ucap Taehyung kesal lalu mematikan panggilannya.

.

Akademi Kyungjou. Akademi yang terdiri dari sekolah dasar sampai perkuliahan. Akademi ini memiliki koneksi dengan orang – orang kaya dan berkuasa.

"Mungkin butuh beberapa hari untuk teman sekelasmu tiba. Jadi untuk sekarang kau hanya perlu menunggu pesan dari klien."

"Klien?"

"Ya, klien itu kepala sekolahmu. Kepala sekolah akademi Kyungjou."

.

Taehyung berjalan di lorong menuju kelasnya dengan tatapan datarnya. Dia tidak menyangka bahwa dia terpilih untuk memasuki kelas hitam ini. Dia melihat kelasnya dari kejauhan. Dia meraba punggungnya memegang pistol bersiap – siap jika ada musuh.

Taehyung berjalan pelan menuju kelasnya. Dia melihat seorang namja manis duduk di bangku paling depan. Terlihat senyuman di wajahnya yang manis. Taehyung bersembunyi di balik dinding dekat kelasnya. Dia menatap namja itu.

"Absen satu Kim Taehyung, absen dua Jung Hoseok, absen tiga Bang Yongguk, absen empat Kim Seokjin, absen lima Jung Daehyun, absen enam Kim Himchan, absen tujuh Choi Zelo, absen delapan Kim Namjoon, absen Sembilan Moon Jungup, absen sepuluh Park Jimin, absen sebelas Yoo Youngjae, absen dua belas Min Yoongi, absen tiga belas Jeon Jungkook." namja manis itu mengabsen satu persatu dimulai dari absen pertama dan terakhir. Dia tersenyum.

"Aku, aku pasti akan lulus." ucapnya sambil mendekap buku absen itu.

Taehyung tertegun melihatnya. Dan lagi – lagi bayangan itu muncul dalam benaknya. Dia menghela nafasnya pelan. Lalu membalikkan badannya menatap namja manis itu. namja manis itu membalikkan badannya seolah dia tahu ada yang menatapnya. Dia tersenyum kepada Taehyung.

"Apa kau juga murid kelas hitam?" tanyanya dengan ramah.

"Aku…aku" Taehyung hendak mengucapkan sesuatu namun dia merasa ada sesuatu di belakangnya. Dia membalikkan badannya dengan cepat. Membuat orang di belakangnya terkejut.

"U-uwaaah! A-ada apa? kelasnya sudah mau dimulai loh." ucap seorang namja muda.

"Dia hanyalah orang biasa. Tapi kenapa tadi aku tidak merasakan hawanya?" gumam Taehyung dalam hatinya.

"Selamat datang murid – murid kelas hitam tingkat 10! Aku walikelas kalian disini. Ini pertama kalinya aku menjadi walikelas. Jadi mohon bantuannya! Kalian bisa memanggilku Mr. Kim tapi kalian bisa menganggapku sebagai hyung kalian!" ucapnya dengan ramah.

"Heol… Mr. Kim kau terlalu lucu. Tapi sayang aku tidak suka tipe sepertimu." Ucap seorang namja dengan gaya rambut yang berantakan. "Jaa sekarang waktunya berkenalan kan? Absen nomor 2, Jung Hoseok. Tapi panggil aku J-Hope. Karena aku tidak suka nama asliku. Dan Mr. Kim kau masih terlalu muda. Aku suka tipe lelaki yang berusia 30-an."

"Eeh… bukankah 30 itu terlalu tua?" ucap seorang namja yang duduk di sampingnya.

"30 itu tidak tua. Kau sudah bosan hidup ya?" ucap J-Hope dengan nada yang sarkastik.

"Eiii jangan marah begitu, aku hanya bercanda! Absen nomor 10 Park Jimin, senang berkenalan denganmu!" ucap namaj yang bernama Jimin itu sambil tersenyum ramah.

" Kalau kalian ingin berkelahi jangan bawa – bawa diriku oke! Selanjutnya absen nomor 1."

"Absen nomor 1 Kim Taehyung." ucap Taehyung dengan nada datar.

Jimin dan J-Hope terkejut saat Taehyung memperkenalkan dirinya.

"Kim Taehyung? Kim Taehyung yang itu?" ucap Jimin kepada J-Hope tapi dia tetap menatap Taehyung dengan pandangan yang tidak bisa diartikan.

"Serius nih?" ucap J-Hope kepada Jimin.

Taehyung hanya menunjukkan wajah datarnya tanda dia tidak mau membahas tentang yang Jimin dan J-Hope bicarakan.

"Selanjutnya absen 12!" Ucap Mr. Kim memanggil yang selanjutnya. Namun tidak ada jawaban dari orang itu. Mr. Kim menatap orang yang memiliki absen 12 dengan tanda tanya.

"Aku… aku akan berkenalan jika matahari sudah terbenam." ucapnya sambil menundukkan wajahnya.

"N-nee? Apa yang kau katakan?" ucap Mr. Kim bingung.

"Aku akan mengenalkan diriku saat matahari terbenam. Jangan membuat ku bilang berulang kali."

"A-ah ya baiklah. Kalau begitu yang terakhir absen 13." Ucap Mr. Kim langsung mengalihkan pembicaraan.

"Absen nomor 13 Jeon Jungkook imnida. Senang berkenalan dengan kalian! Mari kita berteman!" ucapnya dengan ramah dan senyuman manisnya.

"Jeon Jungkook?" Taehyung menatap Jungkook dengan serius. Dia merasakan bahwa Jeon Jungkook itu adalah targetnya.

"E-etoo aku membuatkan gantungan ponsel untuk kalian semua. Silakan diambil." Ucapnya sambil memperlihatkan gantungan di tangannya.

"Ah, terimakasih." Ucap Jimin mencoba bersikap ramah.

"Tidak mau ahh~ itu tidak sesuai dengan seleraku." Ucap J-Hope namun dia tetap mengambil gantungan itu.

Jungkook pun tersenyum. Dia memberikan dua gantungan lagi pada Taehyung dan seorang namja lagi yang belum memperkenalkan dirinya.

"Baiklah mulai sekarang kalian menjadi teman sekelas. Dan untuk masalah asrama aku minta tolong padamu Kim Taehyung." ucap Mr. Kim dengan semangat.

"Aku tidak butuh itu. akan ku buang saja nanti." Ucap Taehyung dalam hati sambil melihat gantungan ponsel pemberian dari Jungkook.

.

Sekarang waktunya istirahat Taehyung keluar dari kelasnya. Dia berdiri di lorong dekat kelasnya. Taehyung mengecek ponsel miliknya. Dia membalas pesan dari Mr. Kaiga.

"ada lima orang di kelas..

Informasi yang didapat. Jawaban untuk question yang lalu

Sampah, orang biasa, bodoh, orang sinting, penyesalan."

Dia menatap layar ponselnya. Melihat jawaban yang ingin dikirimkannya kepada Mr. Kaiga. Dia pun mengklik tombol kirim. Beberapa detik kemudian pesan balasan langsung diterimanya.

Mr. Kaiga

"salah semua!

Apa kepalamu tidak ada isinya?"

Taehyung mematikan ponselnya. Dia hendak pergi meninggalkan lorong itu. namun langkahnya terhenti saat dia melihat Park Jimin berada di sebelahnya.

"Pemandangan disini baguskan? Dari sini juga kita mungkin dapat berteman dengan baik." Ucap Park Jimin sambil memandang keluar jendela, "Apa kau lihat tempat di bawah sana? Itu sebenarnya pemakaman loh. Aku sudah sekolah disini lama jadi aku tahu banyak hal." Ucap Jimin sambil menunjuk sebuah bangunan yang berbentuk seperti kubah.

Taehyung menatapnya bingung. Jimin membalikkan badannya menghadap Taehyung. dia tersenyum mengerikan.

"Mau bekerja sama denganku? Aku bisa jadi bawahanmu yang berguna." Ucapnya masih dengan senyuman mengerikannya.

"Apa kau sudah menemukan targetnya?" ucap Taehyung.

"Ya, setidaknya aku tahu itu bukan kau. Aromamu terkesan tidak enak." Jawab Jimin.

"Kita sependapat. Kemungkinan saat ini targetnya adalah Jeon Jungkook. Aroma dia sangat berbeda dengan kita." Taehyung mengalihkan pandangannya keluar jendela.

"Tapi kita tidak boleh sembrono. Ini…" Jimin mengeluarkan gantungan pemberian Jungkook., "Mungkin ini GPS atau alat pelacak atau mungkin apalah itu. aku tidak butuh ini." Jimin melemparkan gantungan milik Jungkook keluar jendela.

Seketika Taehyung melihat bayangan itu lagi. Taehyung pun langsung menangkap gantungan itu. jimin menatapnya tidak percaya.

"Kau akan membuangnya? Aku pikir ini bukan benda yang kau pikirkan." Ucap Taehyung sambil melirik Jimin dengan matanya yang tajam.

"E-eeehh? Apa ini? Aneh sekali." Ucap Jimin dalam hati.

"Aku baru mengambil benda yang kau buang. Jadi ini milikku kan sekarang?"

Tiba –tiba ada seseorang melempar gantungan pemberian Jungkook kepada Taehyung. Taehyung menangkap gantungan itu sebelum jatuh. Dia melihat siapa yang melempar gantungan itu ternyata J-Hope.

"Aku tidak membutuhkannya. Jadi aku memberikannya padamu." Ucap J-Hope.

"Kau… kau juga?" ucap Taehyung memandang tak percaya kepada J-Hope.

"Taehyungiee wajahmu menyeramkan sekali." Ucap Jimin dengan nada yang menyebalkan –menurut Taehyung.

"Aku tidak perlu menyembunyikannya kan? Kita juga harus berlomba untuk membunuhnya." Ucap J-Hope dengan seringaiannya.

.

Di dalam kelas terlihat Jungkook dan namja yang belum memperkenalkan dirinya itu. jungkook menatap namja itu dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Gamsahamnida. Aku senang sekali menerimanya." Ucap namja itu sambil menundukkan kepalanya.

"Benarkah?! Aku juga sangat senang mendegarnya." Ucap Jungkook dengan senyuman di wajahnya.

"Akan ku buat ini sebagai pusaka suci." Namja itu mengangkat wajahnya dan tersenyum kecil.

"N-ne? Pusaka suci?" tanya Jungkook tidak mengerti.

Namja itu hanya tersenyum kecil. Dia mengambil gantungan itu. lalu mendekapnya.

"Itu sebutan untuk benda peninggalan orang mati." Ucap namja itu dalam hati. Tersenyum mengerikan.

.

"Kim Taehyung ssi! Kita dapat kamar yang sama! Aku Jeon Jungkook." Teriak Jungkook saat dia melihat Taehyung. dia berlari kecil mengejar Taehyung yang berjarak dua meter darinya.

"Boleh aku pulang denganmu?" tanya Jungkook saat dia sudah di sebelah Taehyung.

Taehyung melirik Jungkook yang berada di sebelahnya. Dia melihat Jungkook. Tapi kemudian bayangan itu muncul kembali. dia mengalihkan pandangannya lagi.

"Terserah kau saja." Jawab Taehyung dengan dingin.

"Ah syukurlah!" Jungkook tersenyum saat mendengar jawaban Taehyung.

"Taehyung ssi jalannya pelan – pelan dong!" protes Jungkook saat dia kelelahan menyamakan langkahnya dengan Taehyung. taehyung hanya diam dan terus berjalan.

Mereka berjalan menuju asrama mereka dengan keadaan hening. Jungkook maupun Taehyung tidak ada yang membuka percakapan terlebih dahulu. Mereka melihat papan pengumuman terlebih dahulu.

"Taehyung ssi kau mulai sekarang menjadi kepala asrama kita kan? Hebat sekali!" ucap Jungkook terkagum.

.

Taehyung dan Jungkook sekarang berada di kantin dekat asrama mereka. Mereka mampir untuk mengisi perut terlebih dahulu sebelum sampai asrama.

"Aku ingin belajar, berteman, bersenang – senang, dan menikmati masa sekolah bersama semuanya. Dan aku yakin aku pasti bisa lulus!" ucap Jungkook membuka pembicaraan.

"Apa itu permohonan yang kau minta?" Taehyung menghentikan makannya. Dia menatap Jungkook.

"Anou..ne!" jawab Jungkook dengan semangat.

Taehyung hanya menatapnya sebentar. Lalu dia melanjutkan makannya yang sempat tertunda tadi.

.

.

Taehyung dan Jungkook melanjutkan perjalanan ke asrama mereka. Karena hari sudah berganti malam.

"Karena sesuatu aku jadi kesulitan untuk sekolah, jadi aku senang sekali bersekolah disini." Jungkook mengucapkan kalimat itu sambil menundukkan kepalanya. Tanpa sepengetahuan Taehyung, Jungkook tersenyum lebar. Taehyung hanya menatap Jungkook dari samping.

"Aroma ini? Aroma apa ini?"

Setelah itu tak ada yang berbicara sama sekali. Jungkook menundukkan wajahnya, sedangkan Taehyung dia menatap lurus ke depan. Sampai mereka tiba di depan gedung asrama mereka. Terlihat Jimin melambaikan tangannya kepada mereka.

"Jungkookiee! Taehyungiee!" sapa Jimin sambil melambaikan tangannya.

Jungkook tersenyum lebar melihatnya. Dia berlari meninggalkan Taehyung di belakangnya. Dia menghampiri Jimin.

"Jimin ssi." Sapa Jungkook saat sampai di depan Jimin.

"Panggil Jimin saja Jungkookie." Ucap Jimin ramah sambil merangkul Jungkook, "Taehyungiee beruntung sekali, aku juga ingin sekamar dengan Jungkookie." Ucap Jimin dengan senyumannya.

"Tidak boleh. Kau tidak boleh memanggilku dengan akrab begitu. Kau harus memanggilku Taehyung." Taehyung langsung menjawab dengan tegas.

"N-nee? Kenapa memangnya?" tanya Jimin dengan senyuman mengerikan.

"Pokoknya tidak boleh!" ucap Taehyung dengan tegas. Taehyung menatap Jimin yang masih tersenyum mengerikan. Dia membulatkan matanya setelah mencium aroma Jimin.

"A-apa ini? Aromanya seperti laut yang penuh dengan bangkai" ucap Taehyung dalam hati sambil menatap Jimin tak percaya.

"Taehyung-goon!" Teriak Jungkook tiba – tiba. Membuat Taehyung dan Jimin yang berada dipikirannya masing – masing terkejut.

"K-kita panggil Taehhyung-goon saja bagaimana?" ucap Jungkook gugup.

"Terserah kalian saja." Ucap Taehyung tidak peduli. Lalu melangkahkan kakinya memasuki asrama mereka.

"Ah t-tunggu Taehyung-goon." Jungkook berlari keci mengejar Taehyung yang sudah lumayan jauh.

Sementara Jimin yang melihat keduanya masuk ke dalam asrama tersenyum mengerikan.

.

.

"U-waahh, luas sekali! Ini seperti di hotel." Ucap Jungkook takjub melihat kamarnya. Dia melompat ke salah satu kasur yang berada di kamar itu.

"Taehyung-goon kau pilih kasur yang mana? Maaf aku asal lompat saja." ucap Jungkook sambil melirik Taehyung.

"Aku tidak peduli yang mana." Ucap Taehyung.

Jungkook melepas celana panjangnya dan menaruhnya di meja nakas dekat kasurnya. Lalu dia merebahkan kembali tubuhnya. tanpa Jungkook sadari celana pendeknya tersingkap ke atas. Memperlihatkan pahanya yang penuh luka sayatan pisau. Taehyung tertegun melihatnya. Jungkook yang melihatnya langsung membenarkan posisinya.

"Luka bekas sayatan pisau?" gumam Taehyung dalam hati.

"Naikkan celanamu!" perintah Taehyung kepada Jungkook.

"Mwo?!" Jungkook terlihat panik saat Taehyung memintanya untuk membuka celananya.

"Cepat naikkan!" perintah Taehyung lagi kali ini dengan suara yang sedikit ditinggikan.

"Shireo!" Jungkook pun masih tidak mau menaikkan celananya.

"Baiklah." Ucap Taehyung menyerah. Jungkook pun menghela nafas lega. Namun Taehyung menarik celananya hingga lututnya.

"Luka itu? luka bekas sayatan pisau?" Taehyung membulatkan matanya saat melihat luka yang berada di paha Jungkook.

"Ya! Apa yang kau pikirkan?" ucap Jungkook terkejut saat Taehyung menarik celananya.

.

Room 2

"Wah~ rupanya disini sudah ada orang?" ucap J-Hope saat memasuki kamarnya.

Namja yang sedang mencari sesuatu di tasnya menoleh ke arah pintu masuk.

"Kim Himchan imnida. Bangapta ne." ucapnya memperkenalkan dirinya, "Ah ya, apa kau membawa pembersih kuku….?" Namja itu atau Kim Himchan terlihat bingung mau memanggil teman sekamarnya dengan sebutan apa.

"Jung Hoseok…"

"Ahh baiklah, Jung Hoseok apa kau punya pembersih kuku?" tanya Himchan memotong ucapan J-Hope.

"Bagaimana ya? Kau membuatku marah nih. Jika aku sedang berbicara dengarkan sampai akhir." ucap J-Hope dengan nada tidak suka.

Himchan mengalihkan pandangannya. Dia menatap J-Hope dengan bingung.

"Aku tidak mengerti?" tanya Himchan kepada J-Hope.

"Asal kau tahu aku tidak terlalu suka dipanggil nama asliku. Jadi panggil aku J-Hope. Aku ingin mengatakan itu. tapi kau memotongnya." ucap J-Hope.

"Ah maaf maaf… baiklah J-Hope apa kau punya pembersih kuku?" Himchan mengulangi pertanyaannya.

"Tapi aku tidak memakai yang seperti itu bahkan kuku ku hanya ku potong beberapa kali saja." Ucap J-Hope sambil melihatkan kukunya.

"Kau jorok sekali!" umpat Himchan saat melihat kuku Hoseok.

.

Taehyung telah selesai membereskan pakaiannya dalam lemari. Dia melihat buku absen di meja nakas. Dia melirik jam dekat lemari rias pukul 21.05.

"Apa aku harus melihat kamar yang lain?" gumamnya. Dia berbalik lalu mengambil buku absen.

"Aku sudah selesai mandi. E-eh? Kau mau melihat kamar yang lain? Aku ikut ya yaa?" ucap Jungkook dengan nada yang sedikit manja.

"Terserah kau saja." ucap Taehyung melangkahkan kakinya.

"E-eh Taehyung-goon tunggu aku." Jungkook berlari mengejar Taehyung yang sudah keluar dari asrama.

Jungkook dan Taehyung berjalan di lorong asrama mereka. Jungkook berada di depan Taehyung. dia berjalan dengan senyumannya.

"Selamat malam." sapa seorang namja bertubuh lebih kecil darinya dan memegang boneka Mario Bross.

"Selamat malam ju- eehh." Jungkook terlihat terkejut saat melihat namja di depannya.

"Anak sd kenapa kau ada disini?" ucap Taehyung tanpa menyaring kata – katanya.

"N-neee? SD bu…" ucap namja itu terpotong oleh ucapan namja di sebelahnya yang memegang tangan namja bertubuh kecil itu.

"Dia juga murid kelas hitam tingkat 10." Jelas namja di sebelah namja bertubuh kecil itu.

"Teman sekelas? Bangapta ne!" ucap Jungkook langsung membungkukkan badannya.

"Perkenalkan absen nomor 8 Kim Namjoon. Aku biasa dipanggil RapMonster karena rap ku bagus." ucapnya memperkenalkan dirinya dengan sedikit melebih – lebihkan.

"Annyeong haseyo absen nomor 4 Kim Seokjin imnida. Bangaptayo!" ucap namja bertubuh kecil itu dengan memeluk boneka Mario Bross nya.

"Ne, kami pergi mengecek kamar lain terlebih dulu. Annyeong!" ucap Jungkook lalu melangkahkan kakinya. Taehyung hanya membungkukkan badannya.

.

Room 2

TOK TOK

"Selamat malam! Absen!" ucap Jungkook sambil mengetuk pintu.

Seseorang membuka pintunya dengan keras dan menghantam dahi Jungkook. Jungkook yang kaget pun terjatuh dan dahinya terlihat memar.

"Ah maaf maaf. Aku membukanya terlalu keras."

"Kim Himchan kau sudah datang rupanya." Ucap Taehyung saat melihat yang membuka pintu bukanlah J-Hope.

"E-eeh? Kau tahu namaku?" ucap Himchan bingung.

"Ya, jelas kau bukan J-Hope." ucap Taehyung asal.

"Ah begitu. J-Hope sedang mandi. Mari kubantu." Ucap Himchan sambil membantu Jungkook berdiri. Dia memegang tangan Jungkook, "Sepertinya tangannya ini tidak bisa melakukan sesuatu yang jahat." Ucap Himchan saat memegang tangan Jungkook yang terasa halus.

"Aku memang tidak mau melakukan hal seperti itu." ucap Jungkook dengan nada pelan.

"Kalian mau ini? Ambillah." Himchan menawarkan camilan kepada Jungkook dan Taehyung.

"Tidak usah." Taehyung melangkahkan kakinya hendak meninggalkan kamar itu. namun Himchan melemparkan camilannya ke arah Taehyung. taehyung pun menangkisnya.

"E-eeh Himchan ssi jangan buang – buang makanan." ucap Jungkook saat melihat itu.

"Ah maaf maaf." Ucapnya sambil tersenyum kecil.

"Pengguna tangan kanan eh?" tanya Taehyung dengan sinis.

"Bisa saja, tapi bisa jadi aku pengguna tangan kiri atu keduanya mungkin?" ucap Himchan dengan nada meremehkan. Taehyung hanya mendengus lalu pergi.

"Taehyung-goon! Kenapa kau bertengkar dengan Himchan-goon? Sebagai teman kalian tidak boleh bertengkar. Kalian harus saling tersenyum. Lihat." Jungkook tersenyum sangat manis.

"Aromamu…"

"A-aroma? Apa aku bau?" tanya Jungkook sambil mencium tubuhnya.

"Ani, bukan itu. aromamu seperti debu membuatku ingin bersin." Ucap Taehyung.

"E-eehhh?" jungkook speechless saat mendengar jawaban Taehyung.

"Apa kau tidak tahu? Itu bisa dibilang baunya matahari! Karena matahari sudah terbenam aku datang!" ucap seseorang dengan nada uang menyeramkan.

"A-ada apa?" tanya Jungkook ketakutan saat melihat orang itu.

"Aku ingin berkenalan! Namaku Min Suga, kalau siang namaku Min Yoongi." Ucap orang itu mengerikan.

"Aneh sekali." Ucap Taehyung yang melihat orang itu.

.

"Baik. Tutup mulut kalian! Kalian dilarang mengobrol!"

"Manusia itu makhluk yang unik, jadi mereka tidak akan mudah saling mengerti. Jadi tidak usah bicara. Itu percuma. Apa yang kalian lakukan apabila ada orang yang mengatakan selamat tinggal sekarang juga? Ada banyak hal yang sebaiknya tidak kalian tahu di dunia ini."

.

Taehyung membuka matanya. Nafasnya tidak beraturan. Dia mendudukkan dirinya, menatap kosong kasur yang menjadi tempat duduknya saat ini. Taehyung turun dari kasurnya, kemudian melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Tanpa dia sadari Jungkook melihatnya.

"Dasar, Kim Taehyung. apa dia tidak lihat keranjang bajunya?" Jungkook memunguti pakaian Taehyung dan memasukkannya dalam keranjang baju.

Jungkook kembali ke tempat tidurnya dan mendudukkan dirinya. Dia memeluk dirinya sendiri.

"Taehyung-goon, jika nanti kau tahu siapa aku, tolong jangan membenciku." Jungkook berucap lirih sambil menatap pintu kamar mandi.

Tak beberapa lama Taehyung keluar dari kamar mandi hanya dengan handuk yang dia liliti di pinggangnya. Dia mengambil baju santai dan memakainya disitu.

Keadaan kamar kini sepi. Taehyung dan Jungkook sama – sama tiduran membelakangi.

"Jeon Jungkook." Panggil Taehyung tiba-tiba.

"A-ah ya?" tanya Jungkook nendudukkan dirinya.

Taehyung ikut mendudukan dirinya, dia memperlihatkan pesan yang dia dapat dari Mr. Kaiga.

"Apa kau tahu jawabannya?" tanya Taehyung.

Mr. Kaiga

Question 1

"Dunia ini dipenuhi oleh _"

Jungkook melihat perrtanyaan itu lalu dia berpikir sejenak. "Apa ada petunjuknya?" tanya Jungkook.

"Tidak ada," jawab Taehyung. Jungkook masih memperhatikan pertanyaan yang ada di ponsel Taehyung. "Maaf, lupakan saja." Ucap Taehyung lalu mematikan ponselnya.

Jungkook tersenyum, lalu berkata, "Tapi kalau aku boleh pilih. Pengampunan mungkin bisa." Jungkook berkata sambil tersenyum penuh arti. Taehyung yang melihatnya membulatkan matanya.

"Dunia ini dipenuhi pengampunan! Bagaimana?"

Tiba – tiba bayangan itu muncul kembali. Kini ada seorang anak kecil dan tubuh orang yang tidak bernyawa yang berlumuran darah dan samurai yang menancap di punggungnya.

"M-mana mungkin?!" taehyung bergumam cukup keras. Dia merebahkan tubuhnya kembali dan menutupnya dengan selimut.

"Makanya tadi aku bilang "Kalau aku boleh pilih"." Ucap Jungkook pelan sambil menundukkan kepalanya.

"Bukan… bukan dia." Sedangkan Taehyung menenangkan dirinya di dalam selimut.

.

"Kira – kira bisa sejauh mana kau bertahan Jungkook-goon. Aku jadi tidak sabar. Kelas hitam kali ini." Ucap seseorang yang sedang memonitoring kamar Jungkook dan Taehyung.

.

"Akhirnya, waktunya datang juga." ucap Jimin dari atap asrama mereka. Dia baru saja dapat arahan dari atasannya. Jimin tersenyum mengerikan.

.

"Hari ini semuanya dimulai. Dan aku belum tahu apa – apa." ucap Taehyung.

.

.

TBC

.

.

Yoss…ini chapter 1 nya. Gimana ngebosenin ya? Ini baru awal konflik sih wkwk. Kalau mungkin ada yang pernah nonton anime nya udah tau kali ya sama jalan ceritanya? Hampir mirip sih sama yang aslinya, tapi nanti aku bikin beda nih wkwk.

Maaf kebanyakan curhat wkwk. –bow-

Akhir kata dari saya jangan lupa RnR ^^. Terimakasih –ppyong-