Disclaimer: Seventeen di bawah naungan Pledis Entertainment, seluruh karakter yang muncul di ffn ini adalah milik Tuhan Yang Maha Esa dan orangtua masing-masing, Ryuuki cuma pinjam nama.
PenDeKaTan © Ryuuki Katsumoto
Warning: OOC, School life, AU, Typo(s), BL, dan segala macam keabsurdan di dalam fanfic ini.
Summary: [Seventeen] Walaupun asin, keringat dari kerja keras akan berbuah manis. Junhui tidak akan menyerah sebelum mendapatkannya. Tapi Minghao kan gak peka, jadi gak tau deh gimana nasib pendekatan Junhui nanti. JunHao. JunhuixMinghao.
.
.
Ingat, jaga jarak pandang Anda pada layar.
Happy Reading~
.
.
Wen Junhui, itulah nama pemuda yang akan menjadi tokoh utama dalam cerita ini. Perkenalan singkat tentangnya, Junhui hanyalah seorang murid SMA biasa. Pemuda berusia 17 tahun ini cukup pintar, jika kita amati wajahnya dia juga tampan, ramah, baik hati, serta rajin menabung. Namun, sayangnya makhluk satu ini narsisnya naudzubillah. Munculnya sifat narsis tersebut bermula pada suatu kejadian dimana salah satu temannya yang memiliki wajah emo memujinya tampan dan sekilas mirip dengan salah satu member boy band legend, hal itu langsung membuat tingkat kepedean seorang Junhui melambung sampai ke langit, alhasil si pemuda emo tidak berhenti menyesali ucapannya selama tiga hari tiga malam.
Sekarang kita mulai saja kisah seorang Wen Junhui. Diawali dengan cahaya matahari yang bersinar memberi nuansa hangat di seluruh penjuru kota Seoul. Kita amati lebih dalam, tepatnya pada salah satu gedung sekolah, di sebuah ruang kelas, terlihat seorang lelaki yang barusan telah diperkenalkan di atas tengah duduk melamun di bangkunya. Ya, dialah Junhui. Sebenarnya Junhui tidak sedang melamun, melainkan sedang mengamati sosok lain yang ada di ruangan yang sama, duduk di bangku depan, berjarak beberapa bangku dari tempatnya duduk. Junhui tidak berkedip, bahkan dia sampai senyum-senyum sendiri melihat sosok itu, tidak heran jika kalian tahu siapa yang tengah ditatapnya saat ini.
Namanya Xu Minghao, gebetannya Junhui. Sekali lagi, baru gebetan. Kenapa begitu? Karena sekarang Junhui sedang dalam masa PDKT. Baginya, mencuri perhatian Minghao itu sangat sulit, Minghao itu telalu polos corettidak pekacoret, sehingga dia tidak pernah menyadari kode-kode yang telah Junhui berikan padanya. Padahal Junhui kan juga manusia, bisa lelah, dia tuh engga bisa diginiin.
Walau begitu, Junhui bertekad tidak akan menyerah sampai disini saja, dia yakin bahwa keringat dari kerja keras akan berbuah manis. Ia akan terus memegang kata-kata itu sampai Minghao menoleh padanya. Semangat uri Junhui.
"Kau lihat aku disini menunggumu~"
Junhui masih betah memandang sosok Minghao yang jauh di sana, tetapi ia langsung mengernyit saat mendengar suara seseorang menyanyikan sebuah lagu, dan Junhui merasa jika lagu tersebut sangat cocok dengan keadaannya saat ini, makanya dia tidak memprotes suara cempreng yang masih setia bernyanyi itu.
"Menanti akan kehadiran dirimu..."
Junhui sempat menikmati suara misterius tersebut sampai ia mendapati hal aneh.
"Berkali-kali kumenghubungi kamu!"
Hanya perasaannya saja atau volume suara cempreng itu makin tinggi.
"BERHARAP KAU DAN AKU CEPAT BERTEMU!~"
"SIPIT KAMPRET! JANGAN TERIAK DI TELINGA GUE!" sembur Junhui dongkol.
Soonyoung mengelap muka imutnya yang habis terkena siraman hujan lokal, "Makanya jangan ngelamun, nanti kesambet mampus lo," balasnya dengan tampang watados, seakan bukan dirinya yang barusan hampir menjebol gendang telinga Junhui.
Lo tuh yang kesambet, tau cempreng pakai nyanyi segala," cibir Junhui seraya mengelus telinga kesayangannya.
Soonyoung tidak mengubris cibiran teman alaynya itu, "Emang lagi lihatin siapa sih? Serius banget sampai gak kedip 5 menit,"
Junhui kembali memandang sang pujaan hati seraya berujar "Lagi natap masa depan,"
Soonyoung yang penasaran dengan siapa yang dimaksud Junhui pun mengikuti arah tatapan sahabatnya. "EH, SEJAK KAPAN LO NAKSIR JIHOON? TEGA YA LO NIKUNG TEMEN SENDIRI! SIAPA SIH YANG NGAJARIN LO MAIN TIKUNG-TIKUNGAN KEK GINI?"
"SEBELAHNYA PIT! BTW GAUSA TEREAK NAPA?" sahut Junhui yang reflek menutup telinganya walau telat, juga menahan dirinya agar tidak menampar wajah imut bak marmut milik Soonyoung.
Sedangkan Soonyoung segera diam sambil mangut-mangut kalem karena kini tatapan seisi kelas telah tertuju pada mereka berdua. Pemuda marmut itu akhirnya kincep karena tatapan setajam pisau dari Jihoon yang merasa namanya disebut-sebut. Berdeda dengan Junhui, kini hatinya sudah dugun-dugun karena tadi Minghao sempat menoleh ke arahnya walau cuma sekian detik. Aduh, bagi si Junhui itu adalah detik-detik berharga di hidupnya dan akan selalu terngiang-ngiang di kepalanya, dengan begitu Junhui pun kembali melamun dengan khusyuk.
Dia harus bisa mendapatkan hati Minghao, bagaimana pun caranya!
"Eh, pit. Gimana sih cara PDKT yang mujarab?" tanya Junhui sambil menepuk pundak Soonyoung.
"Gatau, lo cari aja jamu PDKT," jawab Soonyoung sekenanya karena sudah malas ngeladenin Junhui yang lagi dimabuk cinta.
Junhui berdecak, temannya satu itu tidak bisa diandalkan. Ia pun mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruang kelas hingga tatapannya menangkap sosok pemuda yang tinggi banget, Kim Mingyu namanya. Si raja kerdus kelas kakap. Junhui langsung tersenyum, sekarang waktunya ia berguru.
.
.
.
Awalnya Mingyu mengira jika dirinya akan dibegal, bagaimana tidak? Sedang enak-enak makan es kucir di perjalanan pulang eh tiba-tiba diseret ke pinggir trotoar oleh orang misterius yang ternyata adalah Junhui. "Eh, ngapain lo nyeret-nyeret gue? Mau ribut? Berani lo?" dia protes sambil masang wajah bak preman pasar.
"Eh tiang bendera, harusnya lo berterimakasih udah gue seret ke pinggir trotoar! Tadi lo makan es di tengah jalan hampir keserempet odong-odong tau gak?" Junhui ikut melotot gak mau kalah.
Mingyu hanya mangut-mangut sambil ber-oh ria, "Oke deh, thanks udah nyelametin gue dari odong-odong," pemuda itu memasang senyum tulus nan ganteng hingga membuat Junhui terpana beberapa detik—eh, gak. Pujaan hatinya itu cuma Haohao seorang! Pikir Junhui menggelengkan kepalanya mencoba mengenyahkan narasi ngawur di atas.
Karena gagal paham melihat Junhui yang geleng-geleng kepala sendiri kayak orgil, Mingyu pun berencana untuk cabut dari TKP. Namun, sebuah tangan menahan pergelangan tangannya, membuat Mingyu menoleh ke belakang dengan heran.
"Eh, jangan pergi dulu, Gyu. Gue butuh bantuan lo," ucap Junhui kini memasang wajah serius.
"Emang kalian butuh bantuan apa dari gue?"
Kini Junhui yang mengernyit heran, ia menolehkan kepalanya ke belakang mengikuti arah tatapan Mingyu, "WOI, NGAPAIN KALIAN DI SINI?" semburnya ke arah Soonyoung dan Seokmin yang entah sejak kapan sudah ada di belakangnya.
"Santai dikit napa?" Soonyoung mengelap muka imutnya untuk yang kedua kali hari ini.
Seokmin ikut menyetrilkan wajahnya yang habis kena siraman lokal, "Kami juga butuh guru tau!"
Mingyu yang gak ngerti apa-apa hanya mengernyitkan wajah gantengnya. "Gue mau pulang, gaes."
Junhui, Soonyoung, dan Seokmin kompak menghalangi jalan Mingyu. "Ajarin kami tata cara modus!" koor mereka kompak.
Mingyu cengo beberapa detik kemudian tersenyum, "Oke, gampang, besok kita bisa langsung praktek." ujarnya menatap calon anak didiknya.
.
.
.
Ini apa? kok gaje banget haha:'3 /slap
entah perasaan aku aja atau emang Junhui makin ke sini makin kocak, jadi tiba-tiba kepikiran bikin ff tentang dia, padahal masih punya hutang ff yang belum dilanjut:')
btw ini ff Junhao pertamaku, semoga para readers suka dan makasih banyak buat kalian yang sudah baca, sampai jumpa di chapter selanjutnya, annyeong~
