JKIES97 PROUDLY PRESENTS

A SEVENTEEN YAOI

FANFICTION

.

.


.

Main Cast : Soonyoung-Jihoon (Hoshi-Woozi)

Supporting Cast : Seungcheol, Jeonghan, Jisoo, Jun, Mingyu, Seokmin, Vernon, Seungkwan, Minghao, Chan (as Woozi's brother), and others.

Warning! It's a BOY X BOY fanfiction, OOC, School-life's concept, bahasa amburegul 18+++(?), typo(s), and many more

Don't like? Press the back button dear!

NO BASH, DON'T BE SILENT READER, AND REVIEW PLEASE!

.

.

.

.


.

.

.

.

.

.

PROLOG

.

.

.

.

.

Soonyoung's POV

.

.

.

Hari ini adalah hari Minggu, akhir dari semua rangkaian liburan panjangku. Esok aku sudah akan kembali bersekolah seperti biasanya. Malas sekali rasanya jika masa-masa santaimu sudah berakhir seperti ini kemudian digantikan dengan hari-hari biasa yang penuh dengan rumus, teori dan tugas. Besok aku akan masuk ke kelas baru, setidaknya untuk satu minggu kedepan belum ada pekerjaan rumah yang melelahkan. Ya, ini adalah awal semester baru di sekolahku. Tahun ini aku masuk ke tingkat dua, tingkat yang katanya merupakan masa nakalnya siswa Senior High School, di masa ini katanya sih akan banyak sekali hal yang terjadi nantinya. Kisah percintaan, persahabatan, permusuhan, bolos sekolah, sering-seringnya dihukum karena tidak mengerjakan tugas dan banyak hal lagi.

Bagiku semua masa sama saja, tidak ada bedanya selama tempatnya masih sama. Kita juga nantinya hanya belajar, belajar dan belajar. Aku ingin segera berada di tingkat akhir agar aku cepat masuk ke universitas seperti Seungcheol hyung dan Jisoo hyung. Mereka berdua adalah temanku yang sudah berada di tingkat akhir. Tapi kata Jisoo hyung, menjadi siswa tingkat akhir akan semakin berat bebannya. Belajar lebih lama, banyak sekali jam tambahan dan ujian. Belum lagi belajar untuk test masuk universitas. Rasanya melelahkan.

Hey, tapi siapa tau bila terjadi padaku akan sebaliknya? Aku tidak pernah terlalu memikirkan semua beban hidupku. Cukup kujalani saja dan semua akan berakhir dengan sendirinya. Bila terus-terusan menjadikan segala hal sebagai beban, maka akan semakin terasa berat nantinya. Aku bukan tipe pemikir, kau tau?

Pagi ini aku bangun pukul 6, empat jam lebih awal dari jadwal bangunku saat hari libur. Eomma bilang ia akan mengajakku ke suatu tempat pagi ini, jadi aku harus rela berpisah secepatnya dengan selimut manisku.

.

Soonyoung's POV End

.

.

.

.

.

.

"Soonyoung-ah! Palli nawa!"

Terdengar teriakan melengking seorang wanita dari depan pintu kamar Soonyoung. Siapa lagi kalau bukan ibunya yang sudah siap untuk mengajak Soonyoung pergi. Hanya saja Soonyoungnya belum muncul juga dari tadi.

"Ne, eomma. Aku segera keluar" jawab Soonyoung dari dalam kamar. Ia baru saja selesai mandi dan sedang menata penampilan di depan cermin dengan senyum yang terus terkembang. Bukan Soonyoung namanya kalau tidak narsis memang.

Sweater rajut putih berlengan panjang dengan celana jeans putih selutut menjadi pilihan Soonyoung. Ia terlihat seperti susu berjalan sekarang, kulit putih dengan baju serba putih yang kontras dengan rambut warna birunya. Soonyoung mewarnai rambutnya agar terlihat lebih keren, itu kata Soonyoung. Dan sekolahnya memang tidak memiliki peraturan tentang larangan mengecat rambut.

Pukul 7 lebih 15 menit, Soonyoung baru keluar dari kamarnya dengan senyuman-cengiran-yang menghiasi wajahnya saat melihat sang eomma di depan pintu. "Mianhae eomma, hehe"

Ibunya hanya bisa menghela nafas, sudah terbiasa dengan sifat anaknya yang seperti itu. "Kajja, kita sudah terlambat 15 menit Soonyoung-ah! Eomma tidak mau teman eomma menunggu lama karenamu". Ibu Soonyoung segera menggeret Soonyoung masuk ke mobil dan melesat menuju lokasi yang Soonyoung tidak ketahui.

.

.

.

.

.

.

Another Side's POV

.

.

.

"Eomma, sebenarnya untuk apa kita kemari?" Tanya seseorang yang sedang duduk di sebuah bangku kafe dekat jendela kepada ibunya.

"Nanti kau juga tau, sayang" sang eomma menjawab terlampau santai yang membuat sang anak yang duduk di depannya mem-pout-kan bibirnya lucu.

"Kenapa hm? Kita hanya akan menemui teman eomma, teman lama mu juga"

Jawaban sang eomma sedikit membuatnya bingung, 'Teman lama? Bukankah aku tidak pernah memiliki teman?'

.

.

.

Kling!

.

.

.

Bel pintu kafe berbunyi, menandakan ada seseorang yang baru saja memasuki kafe. Sepertinya dua orang.

"Soonyoung-ah! Lihat teman eomma sudah menunggu disana, di dekat jendela itu!" ibu Soonyoung segera berjalan ke arah teman lamanya tersebut, meninggalkan Soonyoung yang berwajah datar dibelakangnya. Disana hanya ada 2 wanita, bedanya satu sudah paruh baya dan satunya masih muda, seumuran dengan Soonyoung mungkin? Tapi Soonyoung tidak tertarik dengannya. Ia malah berjalan ke meja samping tempat ibunya dan teman lama ibunya itu, dan duduk sendirian.

.

.

.

Kling!

.

.

.

Pintu kafe berbunyi lagi, kali ini seorang ibu dengan anak laki-laki yang tampan memasuki kafe. Kemudian seorang ibu paruh baya yang duduk dengan anaknya-hanya berdua di dekat jendela-melambai kepadanya.

"Ah, Wonwoo-ah! Ayo" ibu yang baru saja memasuki kafe itu mendatangi orang yang melambai padanya.

"Wah nyonya Lee, anda pasti sudah menunggu lama" ucap orang yang baru saja datang tersebut. Ia dan anaknya duduk di kursi yang masih kosong di meja itu.

"Ah! Tidak nyonya Jeon, aku dan Jihoon baru saja sampai" jawab orang yang melambai-nyonya Lee-pada seseorang yang baru datang dengan anak tampan tapi manisnya-Wonwoo-.

"Jihoon-ah! Ini Wonwoo, apa kau ingat?" tanya nyonya Lee pada anaknya yang tidak menaruh minat sama sekali pada dua orang yang baru saja bergabung tersebut.

"Mollayo" Jihoon menjawab dengan acuh dan tidak peduli dengan mereka bertiga.

"Jihoon-ah, dia yang eomma ceritakan semalam, teman lamamu yang akan eomma jodohkan denganmu" terang nyonya Lee dengan santainya.

"Mwoya?! Apa yang eomma katakan?!" Jihoon refleks menggebrak meja kafe dan semua pandangan langsung tertuju padanya. Bukan Jihoon namanya jika ia peduli dengan tatapan heran dan mengerikan dari semua orang, Jihoon malah berdiri mengambil tasnya dan berlalu keluar dari kafe tersebut.

.

.

Tanpa Jihoon sadari, ada seseorang yang memperhatikannya dengan tatapan berbeda. Orang itu menunjukkan tatapan antusias pada sosok Lee Jihoon yang sudah pergi keluar kafe tersebut.

.

.

.

.

.

TBC or END?

.

.

.

.

.

Halo readers kesayangankuuuu~~~~ XD

Jkies97 kembali dengan masalah baru! Padahal Our Little Big Family belum selesai huhuhuu :"

Coba-coba bikin ff dengan bahasa baku nih, udah lama sebenernya pengen nyoba tp kalo bahasa baku suka susah keluar ide/?

Dan maafkan diriku yang hobi utang ff ini ya sayang-sayangku, btw makasih banyak-banyak-banyak buat follow-fav-reviewnya di OLBF, tiap hari nambah terus, nyenengin banget dan bikin semangat nulis ff lagi aaaa XD

Sekarang lagi seneng-senengnya sama SoonHoon jadi lahirlah ini ff dengan nistanya di tengah kesibukan ujian akhir semester :(

Mohon reviewnya readers buat kelanjutan ff ini ya, yang belum baca OLBF ayo dibaca, ada SoonHoon juga kok XD

Sekalian saran buat cast ff seventeen selanjutnya!