Blink

A fic for someone that would never read this :)

Naruto © Masashi Kishimoto

mysticahime
©2012

.

.

Kau berkedip, berusaha memastikan segalanya bukan lagi angan-angan

.

.

.

Mungkin hal ini klise—ada yang bilang secuil dari kehidupan yang kita jalani terkadang tersusun menjadi potongan-potongan adegan di film yang didramatisasi dengan kadar berlebihan. Mungkin mereka benar, tapi siapa yang peduli?

Ini sesuatu yang terjadi di antara kita; kau dan aku. Hanya kita, tanpa ada entitas lain tercampur di tengah-tengahnya.

Aku selalu memimpikannya, dan mungkin juga kau. Mungkin kita berdua sama-sama menyelaminya, berusaha meraihnya saat terbenam dalam bunga tidur. Berharap salah satu dari kita benar-benar melakukannya di alam nyata.

Seperti yang saat ini sedang terjadi.

Kau memandangku lurus, kedua binermu membulat sempurna—aku bisa melihat sirkular perifer dari iris matamu. Kedua lengkung alis itu terangkat tinggi, entah karena terkejut atau bertanya 'ada apa?'.

Tentu saja kau tidak percaya.

"Aku tak main-main," ujarku, menarik bibir ke satu sisi dengan kaku. Sial, otot pipiku keram karena tidak terbiasa tersenyum. "Sini."

Tapi kau hanya termangu tak bergeming, seolah-olah ucapanku barusan hanyalah angin lalu.

"Hei," aku memutar bola mata dengan gerakan tak sabar, "ayolah. Kita buang waktu. Sini."

Bisa kutangkap gelombang ragu yang membayang di balik punggungmu. Hei, ke mana sikap yang meletup-letup seperti biasanya?

"Cepatlah." Akhirnya kutarik juga tangan kananmu, memaksamu untuk berjalan di sebelahku.

"Hei, hei!" Tertatih-tatih kau mengikuti langkah-langkah cepatku. "Tunggu sebentar!"

"Apa?" Dalam satu gerakan, kedua tungkaiku berhenti, menciptakan momentum saat pundakmu menabrak lenganku. Aku berbalik tepat saat kau melepaskan tanganmu dan bersedekap.

"Kau barusan... menggandengku." Kau mengucapkannya setelah berpikir selama beberapa detik.

"Memang."

"Biasanya kau tidak pernah seperti itu."

Sebelah alis terangkat, "Jadi kau tidak suka?"

"Bukannya tidak suka..." Raut wajahmu berangsur-angsur beranjak menjadi merah jambu. "Ini... seperti mimpiku."

Dan kedua matamu mengerjap. Satu kali, dua kali, tiga—

Aku hanya tertawa. Berapa kali pun kelopak mata itu terkatup dan terbuka, segalanya bukanlah angan-angan.

"Sekarang, ini bukan mimpi lagi," kataku sambil meraih tangannya. "Ayo, sudah sore."

Dan saat kulirik reaksinya, Haruno Sakura hanya mengikutiku dalam diam. Dengan sudut-sudut bibir terungkit ke atas dan kulit wajah bersemu hangat.

Manis.

Klise, melakukan hal yang sudah lama dinanti-nantikan dan datang tanpa diduga.

Seperti roman picisan, tapi selama aku bisa melihat senyumannya, kenapa tidak?

.

.

.

Kenyataan tidak menguap dalam sebuah kedipan, Sakura...

.

.

~fin

.

.

Epicfail. Ga bisa komentar soal fic yang satu ini. Tadinya mau bikin full deskrip kayak biasa, tapi jempol saya ngetiknya gini. Salahin hapenya aja kalo gitu.

Don't be silent reader, please?

mysticahime™—18102012