Save our Princess, Save our Kingdom
Part 1
(Hilangnya sang Putri)
.
.
.
.
.
.
.
Hanya imajinasi author, jadi jangan dibawa serius ~
.
.
.
.
.
.
Aikatsu bukan punya saya, saya hanya punya jalan ceritanya saja~
Tittle: Save our Princess, Save our Kingdom
Genre: Action, Superpower, Friendship, Comedy
Rated: K to T
.
.
.
.
.
.
Sembilan gadis cantik dengan kepribadian yang berbeda beda terlihat sibuk. Ehm, tidak semuanya, sih. Ada yang hanya tidur dibalik semak, yang hanya memakan permen, dan lainnya sibuk mempersiapkan sesuatu.
"Woi, Hikari! Jangan hanya tidur saja, ayo bantu kami!" Bentak seorang gadis bernama Ran yang diketahui sebagai ketua dari sembilan gadis ini. Sementara yang dibentak hanya uring-uringan melihatnya.
"Santai saja, Ran. Kurasa tujuh gadis sudah cukup untuk mempersiapkannya." Hikari melirik kearah Otome, yang hanya sibuk memakan permennya.
Ran mengepal tangannya erat. "Mi-no-wa Hi-ka-ri.. jangan membuatku marah." Matanya berkilat tajam. "Lagipula, Otome sudah menjalankan tugasnya mengeluarkan barang-barang yang diperlukan untuk acaranya." Lanjut Ran. Yah, semua orang tahu Ran sangat galak. Tapi bukannya takut, Hikari malah membalas menatap sengit Ran. Ini sering terjadi, sampai salah seorang gadis lainnya datang melerai mere-
"Hikari, Ran, jangan bertengkar, yaa~" Katanya dengan senyuman manis. –ka. Bahkan sebelum Author menyelesaikan kalimat author, sang gadis sudah datang dengan kekuatan teleportasinya. Ia bisa berpindah kemanapun dengan waktu yang dia inginkan. Dengan catatan "hanya-bisa-dilakukan-di-daratan." Bisa fatal akibatnya jika ia berusaha berhenti di air atau udara, kan?
"Hhh.." Ran dan Hikari hanya bisa menghelanafas mereka. Lalu Ran menatap Hikari datar. "Ayo, kau harus ikut membantu." Hikari memutar bola matanya malas. "Baiklah, nyonya galak." Hikari terkikik kecil lalu pergi membantu Miyabi yang sedang memanggang daging.
"Kalau begitu,aku juga pergi, ya, Ran." Gadis berambut pirang bernama Ichigo itu menghilang, dan yang dilihat Ran Ichigo muncul kembali di dekat Seira yang sedang membentang beberapa tikar berukuran sedang di berbagai tempat yang kosong di halaman istana itu. Ichigo pun ikut membentang tikar.
Hari ini adalah hari ulang tahun Putri Mizuki. Tidak terlalu mewah, itulah yang diinginkan Putri Mizuki. Yang diundang hanya kerabat Raja Johnny dan Ratu Orihime, para petinggi kerajaan, dan Swallowtail beserta keluarga.
Oh, sepertinya kalian tidak tahu siapa itu Swallowtail secara jelas. Author hampir lupa menjelaskan. Kalau begitu, mari kita lihat.
Ran, pemimpin dari Swallowtail. Kekuatannya adalah mengambil alih tubuh orang lain.
Ichigo, kekuatannya adalah teleportasi. Ia bisa membawa orang bersamanya dengan cara berpegangan tangan, tapi hanya berbatas sepuluh orang dihitung dengan dirinya sendiri.
Otome, ia dapat mengeluarkan barang sesuai dengan pikirannya. Terkadang ia memanfaatkan kekuatannya untuk hal yang tidak penting. Misalnya, permen, kue, dan makanan manis lainnya. Walaupun author bilang itu tidak penting, Otome menganggap makanan manis adalah hal yang sangat penting.
Akari, kekuatannya adalah dapat terbang dan bernafas di air. Saat berenang bersama teman-temannya, selalu saja dia yang menang walaupun ia ingin berlomba secara adil. Kekuatannya otomatis terjadi saat memasuki air. Jangan tanyakan yang udara, tak mungkin mereka berlomba terbang, kan?
Miyabi, ia bisa tak terlihat dan menembus atau ditembus zat serta makhluk. Sudah seperti hantu saja. Hal ini membuat Otome takut untuk mendekatinya, Otome menganggap Miyabi sebagai hantu sungguhan.
Madoka, gadis imut ini dapat mengendalikan angin, ia bisa mengubah hari yang panas menjadi ditiup angin. Saat marah ia tak bisa mengendalikan kekuatannya.
Sora, gadis ini dapat mengendalikan air. Seringkali ia dijadikan 'keran' oleh teman-temannya karena mereka malas mengambil air. Oh ya, dia saingan Akari dalam hal berenang.
Seira, kekuatannya adalah dapat beregenerasi dengan cepat. Itu membuat yang lain sering mengejeknya 'Cicak Girl' karena Seira yang seperti cicak yang cepat dalam regenerasi.
Dan Hikari, kekuatannya adalah berubah menjadi objek yang diinginkannya. Terkadang ia menipu para pelayan menjadi Putri Mizuki agar dilayani oleh para pelayan.
Sembilan gadis ini ikut membantu untuk mempersiapkan acaranya. Malah mereka memaksa Putri Mizuki untuk mereka saja yang mendekorasi taman istana dimana acara dilaksanakan. Hanya pelayan di dapur yang bekerja hari itu.
Hari beranjak sore. Pekerjaan mereka telah selesai. Mereka memandangi dengan puas taman istana yang telah mereka dekorasi.
"AAAAA!" Terdengar suara teriakan seseorang dari dalam istana.
"Suara siapa itu?" Tanya Seira keheranan
"Itu.. suara putri Mizuki!" Seru Akari.
Ichigo langsung pergi kedalam istana dengan kekuatan teleportasinya. Sedangkan yang lain harus berlari. "Kenapa tidak.. aku.. huh huh.. saja yang mendapat kekuatan.. huh huh.. telepotasi, ya?" Hikari dengan kepayahan berlari. Diantara yang lain ia yang paling lambat. Bahkan ia tertinggal jauh dari yang lainnya
"Huh, makanya jangan malas. Lari seperti ini saja sudah tidak kuat." gerutu Ran.
Hikari tak memedulikan perkataan Ran, ia tetap berusaha mengejar dirinya yang cukup jauh tertinggal dari yang lain.
Akhirnya mereka sampai ke dalam istana, tepatnya di kamar Putri Mizuki. Disana telah berkumpul banyak orang yang juga mendengar teriakan tersebut. Mereka menerobos kerumunan dan mendekati Ichigo.
"Putri Mizuki.. tidak ada disini," lirih Ichigo pelan.
Mereka semua kebingungan, kemana perginya Putri Mizuki? Akhirnya semua yang ada disana mencari Putri Mizuki ke seluruh istana. Swallowtail masih mencari di kamar Putri Mizuki. Mungkin saja ada petunjuk jika Putri Mizuki hilang.
"Semuanya! Lihat apa ini!" Pekik Seira. Mereka pun langsung mengerumuni Seira.
"Ada apa, Seira-chan?" Tanya Sora.
"Ini," Seira menunjukkan barang aneh, benda yang terbuat dari logam. Bentuknya.. lingkaran dengan segitiga didalamnya, dan ada 3 buah batu matagama yang menjuntai.
"Sepertinya.. aku pernah melihat ini." Ran mencoba mengingat-ingat benda apakah itu.
Yang lain pun ikut berpikir. Cukup lama mereka mengingat ingat.. dan "Aha! Aku ingat!" dan pandangan mereka semua teralih pada Madoka. "Ini.. adalah simbol dari prajurit Ratu Yurika!"
"… Ratu Yurika?!" Sontak mereka bersamaan. Benar, benda ini biasa dipakai para prajurit Ratu Yurika di pinggang mereka
"Mungkinkah.. Ratu Yurika yang menculik Putri Mizuki?" gumam Miyabi.
"Bukan Ratu Yurika, Miyabi-tan," kali ini semuanya menoleh kearah Otome. Dengan tidak sabar menunggu perkataan Otome selanjutnya "yang menculik Putri Mizuki adalah .. orang suruhan Ratu Yurika!"
Mereka menghela nafas. Mencoba bersabar menghadapi Otome.
"Otome.. itu sama saja," ucap Sora.
"Benarkah?" Tanya Otome polos.
"Sudahlah, lupakan saja." Ucap Seira yang sudah tak tahan dengan Otome.
"Coba kita beritahukan ini pada Raja Johnny!" Madoka yang sedari tadi diam, akhirnya membuka mulutnya.
"Benar juga, kalau begitu, ayo!" Akari langsung bangun dan berlari.
Ichigo kembali berteleportasi, dan Hikari kembali menjadi yang terbelakang.
-^o^-
"Ya, aku tak tahu harus bilang apa.." Raja Johnny mondar-mandir sedari tadi. Sibuk memikirkan Putri Mizuki.
"Bagaimana ini? Mizuki.." Ratu Orihime terisak. Ia sangat mengkhawatirkan Putrinya. Siapa yang tahu akan diperlakukan seperti apa Mizuki disana? Bagaimana jika Putri Mizuki dibunuh?
"Putri Mizuki tidak mungkin dibunuh," Dengan segera, semua orang di ruangan itu menoleh kearah Sena.
"Bagaimana kau bisa tahu dengan pasti, Sena-san?" Tanya Ichigo.
"Kurasa.. mereka hanya akan menyandera Putri Mizuki. Saat semua orang berusaha menyelamatkan Putri Mizuki, mereka akan menyerang kerajaan. Karena mereka berpikir kita akan membawa banyak pasukan kesana," Jelas Sena panjang lebar.
Semua orang terdiam mendengar perkataan Sena. "Tapi, tetap saja kita harus menyelamatkan Putri Mizuki!" Kata Akari sedikit berteriak.
"kita tetap akan menyelamatkan Putri Mizuki," Sena memberi jeda pada omongannya, yang lain menunggu dengan sabar. "Kalian bersembilan sudah cukup untuk menyelamatkan Putri Mizuki."
Mata sembilan gadis itu membulat. Hanya mereka bersembilan? Mereka memang memiliki kekuatan, tapi.. apakah mereka bisa? Tentu saja penjagaan terhadap Putri Mizuki juga ketat.
"Ya, Sena-san benar. Kurasa kami bisa percaya pada kalian," Kata Raja Johnny kemudian.
"Untuk di kerajaan, Raichi, Sena dan Noelle dapat mengatasinya. Lagipula prajurit kita kuat." Kata Raja Johnny yakin.
Sembilan gadis itu saling bertatap. Mereka masih meragukannya.. tapi, mereka harus menyelamatkan Putri Mizuki. Bisa saja misalnya prajurit mereka kalah, Ratu Yurika yang jahat itu akan membunuh Putri Mizuki. Dan, tak ada harapan untuk kekuatan mereka lagi.
"Bagaimanapun juga, jika Putri Mizuki sudah tiada, kekuatan kalian juga akan hilang. Mereka juga bisa membunuh Putri Mizuki untuk keuntungan ini," Kali ini Raichi yang berkata. Semuanya kembali terdiam.
"Tenang saja, Raichi. Tidak ada yang mengetahui hal itu. Hanya kita yang berada di ruangan ini yang tahu."
Semuanya pun bernafas lega.
"Yosshh.. kalau begitu, kita harus menyelamatkan Putri Mizuki secepatnya!" Kata Madoka penuh semangat.
Yang lain pun ikut bersemangat. Mereka harus menyelamatkan Putri Mizuki, harus!
"Oh, ya.. apakah ada saksi mata atas menghilangnya Putri Mizuki?" Tanya Ran.
"Yang mulia, Kurosawa Michiru ingin mengadap anda!" tepat saat waktunya. Michiru pasti tahu sesuatu tentang penculikan Putri Mizuki.
"Biarkan dia masuk,"
Seorang pelayan dengan rambut hitam dan mata kuning (Bagi Otome dan Madoka gadis ini menyeramkan karena rupanya) memasuki ruangan. Raut wajahnya tampak gelisah, seakan ia tak tahan untuk mengucapkan suatu hal.
"Apakah kau melihat saat Putriku diculik?" Tanya Raja Johnny langsung
"Ya, yang mulia. Saya melihatnya, tapi.. tidak jelas karena saat aku datang mereka langsung pergi."
"Mereka?" Tanya Raja Johnny keheranan."
"Ada dua orang yang menculik Putri Mizuki,"
Raja Johnny tampak frustasi, tapi, ia ingin tahu lebih lanjut. "Lanjutkan,"
"Walaupun tidak jelas, saya masih bisa melihat bahwa salah satu dari mereka adalah polisi,"
"POLISI?!" Semua orang di ruangan itu sontak berteriak.
"Ya, tak jauh dari kerajaan Ratu Yurika adalah kota modern. Saya rasa Ratu Yurika bekerjasama dengan Polisi,"
Raja Johnny menghela nafas pasrah. "Tapi, bagaimana mereka bisa bekerjasama dengan Ratu Yurika? Jika mereka berada didekat kerajaannya aku yakin mereka bisa melihat kekejaman Ratu Yurika,"
"… kalau soal itu.. saya juga tak tahu,hanya sedikit informasi yang saya tahu, yang mulia."
Raja kembali mengehela nafas. "baiklah, kau boleh pergi."
"Baik, yang mulia."
Michiru pun membungkuk didepan raja dan berbalik keluar ruangan.
Setelah Michiru keluar, mendadak ruangan itu senyap, tak ada yang berbicara. Tak tahu harus bilang apa.
"Tunggu dulu.. bagaimana bisa tiba-tiba mereka menghilang?" Sora angkat bicara.
"Ya.. itu benar juga, bagaimana bisa?"
"Mungkinkah.. salah satu dari dua orang penculik Putri Mizuki memiliki kekuatan?" Gumam Miyabi.
Semua orang langsung menoleh kearah Raja, pasti Raja tahu sesuatu tentang orang yang memiliki kekuatan.
"Kenapa kalian memandangku seperti itu? Aku juga tak tahu."
"Kalaupun bukan dari kerajaan ini, masih ada kerajaan Starlight yang memiliki kekuatan. Mungkinkah orang yang memiliki kekuatan itu berasal dari kerajaan Starlight?"
"Bisa saja. Tapi, yang mulia, cobalah ingat lagi, apakah ada orang yang mempunyai kekuatan selain kami dari kerajaan Aikatsu ini?" Tanya Raichi.
"Seingatku tidak, hanya kalian."
"Seingatmu?" Tanya Ratu Orihime. "Bukankah selain Swallowtail, Raichi, Sena dan Noelle yang sedang sakit masih ada seorang gadis yang harusnya menjadi bagian dari Swallowtail?" lanjutnya bertanya lagi.
"Ya, tapi gadis itu sudah meninggal saat masih kecil karena rumahnya terbakar,"
"Karena rumahnya terbakar?" Tanya Otome.
"Hhh.. apa kalian tak mengingatnya? Padahal gadis itu pernah bersama kalian sampai umur empat tahun."
Serempak mereka menggeleng. Siapa gadis itu? Kenapa mereka bisa melupakannya? Apakah ada sesuatu dibalik semua ini? Tapi, yang lebih penting dari itu mereka harus-
"Kita harus selamatkan Putri Mizuki lebih dahulu! Dibandingkan situasi saat ini, lebih penting menyelamatkan Putri Mizuki daripada memikirkan gadis itu!" Jerit Hikari.
Yang lain pun ikut berdiri. "Ya, daripada memikirkan hal yang belum pasti lebih baik kita selamatkan Putri." Timpal Akari.
"Kalau begitu, tunggu apa lagi? Ayo!"
Dibalik kobaran semangat untuk menyelamatkan putri kerajaan mereka itu, terdapat suara kebencian.
"Ya, bersemangatlah untuk sekarang. Karena nanti tak aka nada harapan untuk kerajaan kalian," kata seseorang dibalik pintu ruangan.
"Hei, kita sudah harus pergi."
"Hh, baiklah, ayo."
-^o^-
"Raichi, aku berangkat dulu, doakan aku agar berhasil, ya."
"Baiklah, one-chan. Berhati-hatilah,"
"Ayo, kita tak bisa membuang waktu lagi." Kata Ran setelah semuanya berkumpul.
"Tentu saja, aku tak sabar lagi untuk menjadi pahlawan." Kata Hikari dan mendapat sorakan 'Huuuu' dari teman-temannya. Mereka pun berpegangan tangan dan membentuk lingakaran.
"Kita akan berhasil, kan?" Tanya Akari.
"Tentu saja," jawab yang lain.
"Bersiaplah," Ichigo berkata
Sembilan gadis itu mempererat kaitan tangan mereka. Ichigo memusatkan pikirannya, mencoba memikirkan tempat yang akan ditujunya.
Dan.. Wushhh! Mereka menghilang.
-To Be Continued-
. /503220826523322/
