Alien


Disclaimer : Boboiboy belongs to Animonsta. I only borrow their characters.

Warning : Spoiler. A lot of spoiler. And little bit OOC too... ^,^


"Kawan-kawan, nanti malam kalian ke rumahku ya!"

Ucapan tiba-tiba tersebut sukses membuat 4 kepala yang lain menoleh ke arah si pembicara.

"Kenapa Gopal?"tanya seorang anak bertopi oranye dengan tampang kebingungan.

"Aku punya banyak DVD film kiriman dari pamanku tadi pagi. Besok kan kita libur, bagaimana kalau kita menontonnya bersama-sama?"

Ketiga temannya yang tadinya memandang penuh penasaran berbalik membuang muka dan melengos malas. Yang satunya malah berbinar ketika mendengar usul tersebut.

"Hmph, cuma itu rupanya? Lebih baik belajar daripada nonton film tidak bermanfaat.."

"Betul ma, libur itu bukan berarti kita bisa bermalas-malasan.."

"Aku tak ikut."

Si pengusul langsung drop seketika. Temannya yang merasa kasihan berisiatif membantu.

"Ayolah, sekali-kali kan kita bisa bersantai dan menghabiskan waktu bersama..."

Anak bertopi oranye yang bernama Boboiboy tersebut melancarkan jurus puppy eyes. Dibantu oleh Gopal sebagai sang pemberi idea, jurus tersebut sukses membuat hati kedua teman perempuannya luluh.

"Hah.. baiklah.."

"Aku ikut, kau Fang?"

"Ya sudah, kalau kalian ikut aku juga ikut."

Muka Gopal berbinar bahagia.

"Yosh, berarti malam nanti jam 7 kalian semua sudah sampai di rumahku, oke?"

"Oke! Ngomong-ngomong filmnya tentang apa?"tanya Boboiboy. Dengan sikap penting Gopal menjawab.

"Filmnya yaitu tentaaaaaaaaang..."

"Ya?"

"ALIEN!"

Keempat temannya sweatdrop.

"Kenapa mesti tentang alien!"

"Ha ah, kita tiap hari liat alien tahu!"

Fang memucat sedikit.

"Betul kata Ying, kamu memang tak bosan melihat alien lagi di saat Adu Du setiap saat selalu mengganggu kita terus?"

Fang menghela napas lega.

"Nah justru itulah, kita kan sudah sering sekali melihat alien yang nyata, jadi kita bisa mengoreksi film-film buatan itu! Ya kan?"

Yaya dan Ying tampak tertarik dengan konsep'mengoreksi'.

"Boleh juga ide itu..."

"Kalau begitu kita sepakat berkumpul di rumah Gopal malam nanti, oke?"kata Boboiboy.

"OKE!"

Dan mereka pun kembali ke rumah masing-masing.

"Film ya... Aku penasaran apa yang manusia Bumi pikirkan tentang kami..."

0000000000000000000000000.

Pada pukul tujuh malam, kelima sahabat tersebut sudah stand by di depan TV. Gopal membagikan popcorn ke teman-temannya.

"Nih, popcornnya! Aku yang membuatnya sendiri!"

Yaya, Ying, dan Boboiboy menerimanya dengan senang. Fang sendiri tampak curiga. Scan dalam kacamatanya menunjukkan kalau popcorn yang ia pegang bermaterial kerikil yang mengalami modifikasi molekul.

Harusnya dia tahu pengertian 'membuatnya sendiri' versi Gopal.

"Gopal, jangan bilang popcorn ini dari kerikil yang kamu ubah dengan kekuatanmu?"

"Hahaha... Lucu sekali, bicara apa kamu ini Fang?"

Boboiboy dan kedua teman perempuannya menatap mereka sambil mengunyah popcorn.

"...kok tahu?"

Refleks ketiga temannya meludahkan kembali popcorn mereka.

"Gopal! Beraninya kau memberi kita kerikil!"

"Kamu mau merasakan keris petir?"

Gopal berkeringat gugup di bawah tatapan tatapan tajam ketiga temannya. Fang menatap mereka datar, namun jika dilihat secara seksama, ia tampak menyunggingkan senyum kecil. Sangat kecil.

"Sudahlah, kita tonton dulu film alien itu."

Gopal yang melihat kesempatan untuk melarikan diri segera menyingkir ke TV. Tangannya dengan lincah memasukkan suatu DVD. Layar TV mulai memunculkan cover film tersebut, yaitu segerombol makhluk bermata besar dan berwarna abu-abu keluar dari UFO berbentuk elips.

"Kok aliennya beda dengan yang biasa kita lihat?"tanya Boboiboy. Gopal mengangkat bahu.

"Ini kan cuma buatan. Kita semua tahu kalau alien itu berkepala kotak dan berbadan hijau kayak Adu Du."

"Tidak semua alien berwujud seperti itu. Di galaksi ini ada banyak sekali jenis alien, masing-masing mempunyai rupa yang berbeda-beda."kata Fang tanpa sadar.

Keempat anak yang lain menatapnya bingung.

"...mungkin."

"Tapi, kenapa alien-alien itu semuanya jelek ya?"

Pertanyaan Yaya selanjutnya membuat mereka memalingkan pandangan ke arah teman berhijabnya, sekaligus mengalihkan mereka dari Fang. Fang hanya terdiam sambil berusaha menenangkan detak jantungnya yang berdegup tak karuan.

"Yalo, tak adakah alien yang berwujud pria tampan? Kan hebat tuh, pria tampan misterius dari dunia lain.."

Sudut mata Fang menatap kedua teman perempuannya yang sedang terbuai dengan khayalan mereka. Tanpa bisa ia cegah, seringainya tumbuh lebar.

Oh ou, sudah ada yang mulai ke-GR-an.

Dasar alien narsis.

"Alah, mana ada alien yang tampan? Alien itu semuanya begitu tuh, hijau dan abu-abu menjijikkan. Belum lagi tampang mereka yang ancur-ancuran."

Dalam sekejap seringai Fang sukses turun menjadi cemberut.

"Benar kata Gopal. Lagipula meskipun ada alien yang tampan, manusia Bumi tetap yang terbaik..."

Alis Fang berkedut kesal.

"Ish kalian ini, biarkanlah kami berimajinasi!"seru Yaya kesal.

"Yalo, memang kalian kaum laki-laki tidak pernah memahami kaum perempuan! Mungkin saja kan ada jenis alien yang seperti itu!"

"Tak mungkin ada alien yang tampan..."

"MUNGKIN!"

Fang memutar bola matanya. Sampai kapan mereka akan berdebat tentang rupa alien? Selama ini mereka bahkan baru melihat 1 jenis alien, yaitu alien kotak dari Planet Ata Ta Tiga.

Sudah.

Cuma itu.

Dari beribu-ribu jenis alien di galaksi Bimasakti ini.

Tentu saja, Fang tidak masuk perhitungan.

"Kalian jadi menonton film ini apa tidak?"

Keempat anak yang baru saja berdebat menoleh ke arah Fang. Rupanya sedari tadi saat mereka masih asyik berdebat Fang telah menekan tombol pause saat agar mereka tidak ketinggalan jalan cerita.

"Ahaha.. jadi dari tadi kamu nungguin kami wo.. Terima kasih Fang..

"Ehehe... terima kasih juga Fang, kamu memang teman aku yang terbaik.."

"Iya-Apa! Kukira teman terbaikmu itu aku Boboiboy!"

"Sudahlah Gopal, kita semua itu teman terbaiknya Boboiboy, iya kan?"

"Betul kata Yaya, kalian semua teman terbaik yang pernah aku miliki!"

"Hmph, terserah kalian saja.."gerutu Fang kesal, namun sebuah blush kecil merayap di pipi putih pucatnya.

Teman.

Suatu kata yang sudah pasti tak akan pernah ia dengar di kehidupannya yang dulu.

Jangan lupa, Pang. Kamu sedang dalam suatu misi.

Entah mengapa suara Kapten Kaizo terngiang di kepalanya. Fang segera menekan tombol play, berharap suara itu menghilang segera.

Aku tidak perlu diingatkan lagi, Kapten. Aku takkan pernah lupa.

Film itu mulai berputar, menyajikan adegan pembuka.

"Ketika alien-alien berkekuatan dan berteknologi tinggi menginvasi Bumi, siapakah yang akan muncul sebagai penyelamat?"

Kemudian layar tersebut menampilkan berbagai adegan yang seharusnya terlalu berat untuk dicerna anak kecil seperti mereka. Oh, kecuali Fang.

Kau tahu, Fang telah melihat jauh lebih banyak hal daripada teman-temannya. Salahkan kaptennya yang suka memberinya misi tak masuk akal.

"Ih, jahatnya alien-alien itu.."

"Yalo, mereka tega menculik manusia Bumi dan mengubah tubuh mereka.."

"Namanya saja alien, pastilah mereka jahat.."

"Ayoyo.. Bagaimana kalau Adu Du atau alien-alien jahat lain bakal mengubah tubuhku juga?"

"Tenang saja Gopal, aku janji akan melindungi kamu dan teman-teman lain dari Adu Du dan alien-alien lain di luar sana.. Makhluk-makhluk jahat itu takkan berani mengganggu kita selama aku ada..."

Fang menggeremetakkan giginya.

"Tidak semua alien itu jahat, bodoh.."

"Eh?"

Keempat temannya kembali menatap Fang dengan tanda tanya. Mungkin karena intonasi suaranya yang kelewat tajam tadi. Atau suaranya menjadi lebih dingin daripada aslinya yang sudah berkategori freeze. Atau kata-katanya yang sangat tidak Fang. Masa ia membela para alien? Bukannya ia yang paling susah percaya kalau Adu Du menjadi baik, dan kecurigaannya menjadi kenyataan? Setelah berbagai kejadian yang mereka alami, harusnya tidak ada alasan bagi Fang untuk membela para alien. Terutama Fang bukan tipe orang yang bakal membela siapapun.

Itu menurut Boboiboy dkk loh ya...

Memangnya apa sih yang mereka ketahui tentang teman ungu mereka itu?

"Kenapa kalian memandangiku seperti itu?"

Tidak seperti biasanya Gopal adalah orang pertama yang tersadar dari keheranannya.

"Tidak apa-apa. Hanya saja, kami tidak menyangka kamu akan berkata seperti itu.. Kukira kamu membenci alien karena kamu selalu tidak menyukai Adu Du, seperti saat BuBaDiBaKo dulu.."

Fang terhenyak. Tanpa sadar ia telah membiarkan lonjakan emosinya terlihat oleh keempat temannya. Dengan tenang ia berusaha menentramkan emosinya. Memalukan. Seorang mata-mata yang baik seharusnya tidak terpancing emosi pribadi. Ia hampir saja membocorkan identitasnya sebagai alien. Meskipun ia sama sekali tidak bisa membayangkan apakah teman-temannya bisa secerdas itu dalam menghubungkan pembelaannya terhadap alien dengan identitas aslinya.

Tapi hey, ia harus tetap berhati-hati kan?

"Bukan begitu, aku memang membenci alien-alien seperti Adu Du.."

Sekarang mulut Fang terasa kaku dan pahit. Emosi sialan. Bagi mata-mata emosi itu hanya penghambat kelancaran suatu misi. Ingin rasanya ia membuang emosinya jauh-jauh.

"...tapi hanya karena beberapa alien berbuat jahat bukan berarti semua alien jahat kan? Manusia pun ada yang jahat ada yang baik.."

Keempat temannya terdiam, mencerna kalimat Fang dengan teliti.

"Kurasa yang dikatakan Fang ada betulnya, kita tidak bisa mengatakan semua alien itu jahat, mungkin di luar sana ada banyak pula alien yang baik.."kata Yaya yang memang selalu berpikir positif akan sesuatu. Ketiga anak yang lain mengangguk tanda mengerti.

Mereka kembali mengalihkan pandangan ke arah TV. Kini layar TV menampilkan manusia-manusia pilihan yang bertekad untuk membasmi alien. Dengan teknologi canggih dan kemampuan fisik mereka yang luar biasa, para manusia pilihan itu pun berhasil mengusir alien-alien dari muka bumi. Tamat.

Fang mendengus pelan. Dasar tipikal film di Bumi. Semua ceritanya sama saja. Ada orang baik, berantem sama orang jahat, trus orang baik itu menang dan hidup bahagia selamanya.

Maaf saja, tapi kehidupan nyata tidak seindah itu, bung.

Yah, meskipun harus Fang akui film tadi lumayan bagus. Lumayan.

"Nah, itulah film pertama yang kita tonton.. Selanjutnya kalian mau yang mana?"kata Gopal riang ketika film pertama yang mereka putar malam ini mendapatkan sambutan positif dari keempat temannya. Boboiboy yang mengatakan 'Terbaik' berulang kali, Yaya dan Ying bersorak ketika film tersebut tamat dengan happy ending, Fang yang berkata 'Boleh juga' dengan jutek namun tulus.

"Memangnya film apa saja yang kamu punya, wo?"

"Oh, ada banyak! Contohnya DVD ini bercerita tentang manusia yang diculik alien, trus yang ini bercerita tentang pertempuran para alien, yang ini bercerita tentang manusia yang tersesat di galaksi dan bertarung melawan alien yang mengincar nyawanya, dan masih banyak lagi. Kalian mau yang mana?"

Boboiboy, Yaya, dan Ying tampak berpikir. Kemudian mereka berkata hampir bersamaan.

"Pertarungan alien."

"Manusia diculik alien."

"Manusia tersesat di galaksi."

Ketiganya termenung. Kemudian saling memandang dengan sengit.

"Gopal, kamu kan teman terbaik aku.. Putar film pilihanku, oke?"

"Tak mungkin Boboiboy! Aku yang berkata pada Gopal terlebih dahulu!"

"Apa maksudmu Yaya? Jelas-jelas aku yang berkata terlebih dulu!"

Gopal hanya memandang pertengkaran ketiganya sambil sweatdrop. Kemudian sweatdrop itu naik level jadi putih pucat ketika ia melihat ketiga temannya mulai mengaktifkan kekuatan dari jam kuasa.

"He-hei! Jangan bertengkar di sini! Rumahku baru selesai diperbaiki! Fang! lakukan sesuatu!"kata Gopal panik sambil berusaha mencegah mereka bertiga dari pertengkaran yang berpotensi besar menghancurkan rumahnya. Ya ampun, ini bahkan belum seminggu sejak Mama Zila berubah menjadi dinosaurus dan sukses melubangi atap rumahnya!

Kalau rumahnya sampai hancur lagi, Gopal yakin rotan ayahnya akan beraksi.

Kemudian datanglah bantuan dari Fang. Kata-kata yang terlontar dari mulut Fang sukses membuat teman-temannya terdiam, termasuk Gopal. Tapi, yang barusan Fang katakan bukanlah kata-kata untuk melerai, melainkan...

"Gopal, apa kamu punya film tentang alien baik yang berteman dengan manusia?"

Semuanya hening.

"Kenapa kalian melihat aku begitu? Aku cuma penasaran."

Masih hening.

"Kalau kamu tidak punya ya tidak apa-apa."

Tunggu sebentar.

Demi dewa-eh sori, author nyasar ke Uttaran.

Demi Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah menciptakan dunia dengan segala kesempurnaannya...

Mereka gak salah liat kan?

Fang? Oh gak ada yang salah dengan dia. Dia cuma ketahuan sedang membongkar-bongkar tumpukan DVD milik Gopal. Dan setelah tahu ia kepergok oleh keempat temannya, ia kembali ke sofa, membuang muka, dan mengucapkan kata-kata seperti itu.

Sambil tersipu kecil. Terlihat bersalah dan malu. Seperti anak kecil yang ketahuan mencuri makanan ringan dari kulkas.

Oke fix. Mereka pasti salah lihat.

"Ehh... aku punya sih.."kata Gopal untuk mengembalikan suasana yang berubah canggung. Iyalah, melihat Fang bersikap serba salah bukan sesuatu yang rutin mereka lihat.

Tangan Gopal sibuk mencari-cari DVD dari tumpukan(yang telah diobrak-abrik oleh Fang). Akhirnya ia mengacungkan 1 DVD.

"Ini dia! Nah, ayo kita tonton!"

Yaya dan Boboiboy duduk kembali ke sofa, sedangkan Ying berteriak protes.

"Haiya, kenapa yang diputar malah pilihannya anak itu!"

"Sudahlah Ying, kita tonton saja dulu.."kata Yaya. Aura kakaknya mulai muncul, sehingga Ying tidak punya pilihan selain menurut.

Kemudian film tersebut mulai berputar. Tampak sesosok alien keluar dari UFOnya dan menapakkan kaki di bumi. Tubuhnya berwarna coklat gelap dengan mata terlalu besar dan leher terlalu kecil. Kesimpulannya, alien itu berwajah aneh(kalau gak mau dibilang jelek).

"Tuh lihat.. meskipun dia alien baik, tapi tetap saja dia itu jelek.. Tidak ada alien yang tampan.."

Yaya dan Ying men-death glare Gopal. Fang juga ikutan. Dengan diam-diam, tentu saja.

"Sudahlah, jangan bertengkar.. Kita lihat dulu filmnya.."

Cerita dimulai. Alien dalam cerita itu bertemu dengan manusia bumi. Manusia bumi yang notabene seorang anak berumun kisaran 12 tahun itupun menjadi temannya. Anak itu mengajarinya tentang beberapa hal yang ada di Bumi.

"Wah, mereka hebat ya.. Mereka berbeda, tapi tetap bisa berteman.."

"Yalo, apa kita juga bisa seperti itu?"

"Tentu saja bisa, dulu kita mau-mau saja berteman dengan Adu Du yang alien.. Secara pribadi aku tidak keberatan punya teman alien.."

Seandainya mereka melihat Fang dengan teliti, pasti mereka akan melihat senyum kegembiraan tercetak di wajahnya.

"Asalnya dia tidak berencana berbuat jahat kepada kita, misalnya mencoba merampas jam kuasa kita seperti yang alien lain lakukan..."

Oh Boboiboy, lihatlah. Sambungan ucapanmu itu membuat senyum Fang terhapus, digantikan dengan muka sedih. Tapi tidak ada yang melihat, semuanya terfokus pada layar TV yang setelah beberapa puluh menit menampilkan ending cerita, yaitu ketika si alien harus pergi ke planet asalnya.

Gopal, Yaya, dan Ying sudah banjir air mata.

"Hiks... kenapa alien itu harus pergi?"

"Yalo, hiks... padahal mereka baru saja berteman.."

"Huwaaa! Ini terlalu sedih Boboiboy!"kata Gopal memeluk Boboiboy sambil menangis tersedu-sedu. Boboiboy sendiri tampak kewalahan.

"Aduh Gopal, lepaskan aku! Yah mau bagaimana lagi, meskipun mereka berteman, alien itu punya planet yang berbeda dengan manusia. Tugasnya sudah selesai, jadi dia harus pulang ke planetnya sendiri. Apa boleh buat..."

Kepala Fang tertunduk dalam.

"...mereka harus berpisah..."

Tiba-tiba Fang berdiri. Ia berjalan ke arah pintu. Tubuhnya membelakangi keempat anak yang lain.

"Aku mau pulang."

Semuanya terkejut.

"Eh? Tapi kita belum selesai! Masih banyak film yang belum kita tonton!"kata Gopal kebingungan. Fang menjawab dengan nada yang datar namun aneh, masih dalam posisi membelakangi mereka.

"Semua film itu jelek. Aku tidak mau menontonnya lagi."

Kemudian Fang keluar dari rumah Gopal, mengabaikan sang pemilik rumah yang mencak-mencak dan sedang ditenangkan oleh Boboiboy.

"Grrr! Anak itu! Beraninya dia!"

"Sabar Gopal, kamu kan tahu kalau Fang memang sifatnya begitu.."

Satu pikiran terbersit di otak Boboiboy, Gopal, Yaya, dan Ying.

Kelakuan Fang malam ini aneh. Bahkan meskipun mereka tahu Fang memang bersifat jutek dan sombong.

Tapi kenapa?

0000000000000000000000000

Seorang anak berbaju ungu gelap berjalan pulang di jalan yang sepi pada malam gelap. Bagi anak-anak normal seusianya mungkin fakta bahwa ia berada di jalan sendirian saat larut malam itu berbahaya, terutama ketika saat ini penculikan semakin marak terjadi. Tapi bagi salah satu anggota utama Pasukan Pemberotak Legenda yang disegani para penduduk galaksi, hal seperti itu bukanlah sesuatu yang perlu ditakutkan. Ia malah lebih takut terhadap sesuatu yang lain.

Sesuatu yang sekarang sedang menari-nari di pikirannya.

Kepalanya ia dongakkan ke langit malam. Mata sedihnya memandangi beribu-ribu bintang yang tersebar di angkasa. Dan ia tahu bahwa meskipun terlihat dekat, sebenarnya bintang-bintang itu berjarak ribuan kilometer dari Bumi.

Sangat jauh dari Bumi.

Sangat jauh dari dunia Boboiboy, Gopal, Ying, dan Yaya.

Lensa kacamatanya mulai berkabut.

"Sepertinya memang tidak mungkin..."


END

Oneshot pertamaku di fandom ini!

Sebenarnya fic ini terpikirkan saat Lulu sehabis menonton Boboiboy musim 3 ep 24 bahagian 2. Ketika Lulu melihat banyak komentar negatif tentang Fang, seperti 'Wah, Fang jadi jahat lagi' atau 'Ternyata selama ini dia menipu Boboiboy, jahat sekali..'

Aku cuma kayak, helloo... coba kalau kalian di posisinya Fang. Sendirian di planet asing, mengemban suatu misi yang berat dan penting, harus beradaptasi sambil sekaligus menyembunyikan jati dirinya, harus secara diam-diam memata-matai temannya sendiri...

Itu pasti berat bagi anak usia 11 tahun(pelis Animonsta jangan buat Fang berbohong tentang umurnya juga!)...

Dan setelah aku menonton ep 25...

FANGIEKU! DASAR K3! KAPTEN KAIZO KA****! BERANINYA KAMU MENINGGALKAN ANAK BUAHMU SENDIRIAN DI PLANET ASING SEENAK UDELMU! KAMU JUGA BERANI MENYIKSA FANG! AKU BENCI KAU!

Tapi dia ganteng... T_T

Abaikan curcol gaje author di atas, dan...

RnR please!

P.S : aku butuh asupan alien!Fang immediatly! Ada yang mau membuatkan?