Sasuke U X Sakura H
Naruto Belong To Masashi Kishimoto
I'm Jus Borrow The Characters
OOC, Abal, EYD parah, Dan masih banyak kekurangan lainnya
Romance (I m not sure), Frienship, Etc
Someting by : SasukeCherry
~Prologue~
Perlahan aku mendorong kursi ke belakang dan mendudukinya.
"Sial!" Makiku kesal. Huh, ini benar -benar hari yang sial- ck, sebenarnya bukan hari ini saja. Bagaimana tidak? Aku- Aa... gomen. Sepertinya aku lupa memperkenalkan diriku.
Hai! Namaku Haruno Sakura. Umurku 21 tahun. Tinggi ku... err... sepertinya tidak usah membicarakan tinggi ku. Kembali lagi ke topik. Dahiku lebar. Aku mempunyai rambut merah muda sebahu. Dan bermata hijau emerald. Wajahku biasa -biasa saja - namun aku heran mengapa orang terdekatku mengatakan aku imut. Ku rasa mata mereka perlu diperiksa - dan aku tidak berniat memakai semua atau secuil pun peralatan make -up yang sering diagung -agungkan Sahabat pirangku, Ino. Ayah dan Ibuku sudah meninggal sejak umurku 14 tahun dan aku tidak akan menerima perasaan dikasihani.
Bicara soal kenapa aku kesal... yah, sebenarnya hal ini terjadi karena ulah Yugito Nii. Dia adalah bos ku di tempat aku bekerja yang sekarang menjadi mantan bos ku. Ya, dia memecat ku 2 jam yang lalu.
Jujur aku tidak terlalu sakit hati soal pemecatan ini, namun yang membuatku tidak bisa mengontrol emosi dan memukul meja saat aku duduk di kursi ruangannya adalah dia menuduhku. Benar! Dia menuduhku memukul dan merayu kekasihnya.
Memang benar aku memukul kekasihnya namun (Author tolong capslock di bagian tidak nya) TIDAK merayu kekasihnya. Tidak, sama sekali. Catat itu! Yang menjadi fakta adalah Mario, Maori ck, kenapa namanya susah sekali disebut. Yang jelas kekasihnya itu yang merayuku bahkan dia nyaris saja memerawani bibirku kemarin sore. Shanaroo! Itu menjijikan. Bagaimana bisa aku tahan untuk tidak meninjunya dan jadilah saat itu juga tertinggal Jejakku di wajahnya.
Aku memutar mata bosan. Lagipula aku yakin Moria itu yang mengadu pada Yugito. Heh, dasar pengadu.
Drrr...
Mataku bergerak melihat sosok pirang yang sekarang duduk di kursi seberangku kemudian beralih pada jam tangan berwarna kremku. 50 menit aku menunggunya. Aku mendengus pelan dan memberinya tatapan tajam.
Ino membalas tatapanku dengan cengirannya. "Maafkan aku Sepupu. Susah sekali meminta izin dari Ayah." Ucapnya melirik Ayah Ino yang duduk di kursi sudut ruangan lalu memutar mata bosan.
Apa aku belum mengatakan bahwa selain Sahabat Ino juga adalah Sepupuku? Ah, sepertinya rasa kesalku membuatku sedikit lupa. Aku mendesah pelan. Aku memaklumi alasannya. Ayah Ino sedang dalam masa protective terhadap putrinya yang baru saja menjalin hubungan dengan seorang pemuda yang tidak ku ketahui.
Aku menghela napas. "Baiklah. Aku ingin menanyakan tawaran pekerjaanmu tadi."
20 menit setelah aku resmi keluar dari pekerjaanku aku- dengan emosi kesalku menelpon Ino dan dia menawarkan pekerjaan yang masih belum jelas itu padaku dan meyuruhku menunggu disebuah Cafe 300 meter lebih dari rumahnya.
Ino tersenyum miring. "Sahabat Sai membutuhkan pengasuh dan pembantu di Apartemennya-"
Sebelum Ino menyelesaikan kalimatnya aku sudah memotongnya terlebih dahulu. "Siapa Sai?" Tanyaku dengan dahi berkerut. Seingatku aku tidak mengenal Sai dan Ino tidak pernah bercerita tentangnya.
Mata Ino melirik hati-hati Paman Inoichi kemudian menatapku tajam. Aku heran sebenarnya apa yang sedang dia pikirkan?
"Tapi kau janji tidak akan memberitahukan Ayah." Ujarnya pelan namun penuh penekanan.
Aku mengerjapkan mataku beberapa kali. "Tapi-"
"Sudahlah jawab saja. Iya atau tidak?"
Sejenak aku terdiam kemudian menghela napas. " Iya, iya... baiklah."
Senyum tipis pun berkembang di wajahnya yang berseri -seri dengan rona merah tipis. " Dia... kekasihku,"
Aku terdiam, sambil melirik Paman Inochi dan Ino secara bergantian. Hmphh.. pantas saja dia memintaku merahasiakannya. Aku sudah yakin akan reaksi Paman Inochi yang akan segera menarik pemuda bernama Sai itu untuk diintrogasi.
Tapi kira -kira seperti apa wajah kekasih Ino itu. Apa dia mempunyai rambut kribo bagai sarang lebah dengan kacamata warna -warni yang terpasang rapi di kepalanya, lalu berkulit putih dan mengenakan kemeja putih yang diikat diujungnya dan memperlihatkan bagian dada dan seperempat perutnya, kemudian memakai celana Hotpans berwarna hitam juga dandanan menor berwarna terang di wajahnya lalu mulutnya mayun ke depan seperti- tunggu! Aku mengernyit heran. Sebenarnya apa yang aku pikirkan?!
Aku menggelengkan kepala pelan dan melirik Ino yang menatap datar ke arahku. Aku tersenyum kikuk. Ups... sepertinya dia tahu apa yang kupikirkan tadi.
Ino mendengus pelan. "Sudahlah, aku tahu apa yang kau pikirkan,"
Lihat. Aku benar'kan?
" Teman Sai yang bernama Uchiha Sasuke memerlukan Pengasuh sekaligus pembatu di Apartemennya. Kau akan bekerja selama setahun dan dibayar 4 juta Yen perbulan. Aku akan memberikan alamat apartemennya dan kau bisa berbicara sepuasnya pada Sasuke tentang pekerjaan ini. Bagaimana?"
Aku terdiam. Pengasuh? Apa aku akan mengurus bayi atau anak -anak? Dan Uchiha? Aku seperti pernah mendengarnya tapi.. dimana? Ah, sudahlah untuk apa aku memikirkan itu, yang jelas bayarannya... Tunggu.
4 JUTA YEN?!
Mataku melebar memikirkan bayaran yang akan kuterima jika menyetujui pekerjaan ini. Perlahan senyum simpul tertanam di wajahku.
4 juta Yen...
"Aku ambil."
Siapa yang akan menolak?
.
.
.
.
Keep or Delete
.
A/N:
Hai semua! Hehehe... aku bawa cerita baru dan... tolong jangan bunuh aku *AngkatTangan Karena Cerita Vampire love dan Nerd Sakura lagi habis idenya dan tanganku juga gatel kepengen bikin cerita baru ya udah, gini jadinya *GarukKepala
Warning: Ini baru Prologue jadi maaf kalau sedikit wordsnya. 4 juta Yen anggap saja 4 juta rupiah
Oh, iya... fict ini juga kayaknya bakal lama -enggak lama-lama juga sih- up-nya. Soalnya Ujian jadi... Hontou ni gomenasai *Bungkuk-bungkuk
Sign,
SasukeCherry
