Hai minna, lama ga jumpaa

jadi fanfic kali ini Domestic AU, di mana Mekakushidan berisi anak-anak remaja yang normal, tanpa kekuatan, labil, stress, seperti authornya

Oke, lupakan yang terakhir


.

.

.

.

.

"Drabbes of Our Daily Life"

Chapter 1 : Graduation Day

Rate : T

Romance, Friendship, Family, Humor

Kagerou Project doesn't belong to me, it belongs to Shizen no Teki-P.

.

.

.

.

.


"Takane-san, Haruka-san, selamat atas kelulusannya!"

Gadis manis bersyal merah menyerahkan sebuket bunga kepada kedua senpainya yang tersenyum kepada gadis itu.

"Terima kasih Ayano-chan, aku akan merindukanmu," kata gadis berambut twintails.

"Takane-san bicara apa, kau bisa ke sini lagi kok setelah kuliah," kata Ayano.

"Ayano benar, Takane. Kita kan seapartemen, nanti kita bisa atur waktu supaya bisa berkunjung ke sini lagi," kata pemuda tinggi yang memeluk Takane dari belakang.

"Kalian... seapartemen?" kata pemuda berjersey merah.

"Berdua saja?" tanya Ayano.

"Haruka, seharusnya kau tidak mengatakannya!" pekik Takane.

"Eeh, tapi kita kan sudah berpacaran, bukankah itu tidak masalah?"

"Iya sih, tapi-"

"Shintaro, nanti kita seapartemen juga ya," kata Ayano sambil tersenyum riang pada Shintaro.

"H-ha?!"

"Ayolah, kelihatannya menyenangkan! Atau... kau tidak mau seapartemen denganku?"

"Itu- bukan begitu tapi..."

"Kalau begitu sudah diputuskan, lulus nanti kita tinggal bersama ya!"

"O-oi Ayano!"

"Bagaimana kalau kalian tinggal bersama kami?" saran Haruka.

Ketiga pasang mata menatap mata hitam Kokonose Haruka yang berkilat antusias.

"Maksudmu... Ayano dan aku?" tanya Shintaro.

"Kau benar! Ayano-chan bisa berbagi kamar denganku, dan Kisaragi bisa denganmu," kata Takane.

"Eeh, bolehkah?" tanya Ayano, "tapi biayanya-"

"Itu mudah diurus kok, nanti kita bagi dua saja," kata Haruka.

"Oi, apa kami tidak mengganggu?" kata Shintaro, "kalian pasti ingin berduaan kan?"

Haruka dan Takane saling memandang, lalu keduanya langsung memalingkan muka dengan wajah yang memerah.

"Se-setahun cukup kok," kata Takane.

Haruka mengangguk-angguk sambil tersenyum.

"Sebenarnya... bagiku tidak cukup," bisik Haruka pada dirinya sendiri.

Shintaro yang kebetulan berdiri di dekat Haruka mendengar bisikan Haruka yang kecil itu, lalu ia tersenyum jahil dan menyikut Haruka.

"Hee, kau bilang apa, Haruka?"

"K-kau mendengarnya?!"

"Itu menandakan dirimu memang laki-laki normal."

"Sh-shintaro!"

"Apa yang sedang kalian bicarakan?" tanya Takane.

"Normal?" tanya Ayano.

"Na-nandemonai!" kata Haruka.

Shintaro hanya menyeringai lebar di saat Haruka menatapnya dengan wajah yang memerah.

"Selamat berjuang untuk setahun ke depan ya, Kokonose Haruka," kata Shintaro sambil menepuk punggung Haruka.

"Shintaro!"