Oh Hyunnie

.

.

.

Copyright 2017

.

.

.

Appa, Saranghae!

Cast :

Johnny Seo NCT

Lee Minhyung a.k.a Mark Lee NCT

Lee Jeno NCT

Rate : T

Genre : family, angst

Summary : Jeno dan Minhyung itu saudara kembar, putra kesayangan Johnny dua-duanya. Namun, setelah beranjak dewasa, Johnny merasa sedih akan sikap Minhyung.

Cast belong to themselves, story belongs to me.

WARN!

Disini, marga Jeno ama Mark diubah, menjadi Seo demi kepentingan cerita. Hehe

_Appa, Saranghae!_

"KYA! HYUNG-AH! STOP! HAHAHA! HYUNG-AH! STOP! JEBAL!"

Pekikkan seorang namja terdengar diseluruh sudut kamar yang bertanda 'Seo bro's room'. Namja yang bernama Lee Jeno mengeluarkan tawa dan teriakkan dalam satu waktu. Salahkan bronya ini, menggelitikinya tanpa henti.

"Minhyung, sudah, nak. Jeno sudah lelah."

Terdengar balasan dari yang menjabat sebagai appa diantara mereka berdua, Johnny Seo berusaha mengangkat anak sulungnya diatas tubuh kecil Jeno.

"Salahkan Jeno, appa. Dia terus mengerjaiku, sebagai balasan, aku menggelitikinya saja."

Perkataan anak sulung dari Johnny Seo diakhiri dengan senyum manis, membuat pelaku gendong ikut tersenyum. Ia cukup bahagia dengan semua ini.

Ada yang perlu dijelaskan? Mungkin keluarga Seo?

Oke. Rumah yang luas untuk tiga namja berbeda usia. Tiga namja? Yeoja? Maksud kalian ibunya? Istri Johnny telah pergi ke sisi Tuhan setelah berhasil melahirkan Jeno didunia. Namanya itu Weiling Wu, istri pertama dan setelah ia meninggal Johnny tidak berniat lagi. Minhyung dan Jeno itu saudara kembar, Minhyung sebagai hyung yang beda beberapa menit dengan dongsaengnya, Jeno. Johnny cukup sedih saat pemakaman istrinya. Beruntung, ia sadar bahwa ia masih memiliki tanggung jawab yang lain.

Mengurusi duo Seo brother.

Oke, tidak ada lagi kan pertanyaannya? Back to story!

Johnny menggeleng pelan melihat tingkah saudara kembar yang telah beranjak ke 6 tahun itu. "Minhyung, Jeno, ayo tidur. Ini sudah jam 9." Yang disuruh segera merebahkan tubuhnya diatas kasur, Minhyung sendiri diturunkan oleh ayahnya sendiri.

Johnny mendekati anak bungsunya, mengelus surai rambut coklat dengan pelan, menelusuri sepasang mata yang terpejam, bibir yang terbuka sedikit. Lelap dalam mimpinya.

CUP

"Appa mencintaimu, Jeno." Kata Johnny setelah mengecup dahi Jeno, pria berumur 34 tahun itu menjauhi anak bungsunya, tanpa disadari, Jeno tersenyum dalam tidurnya.

Setelah dari tempat Jeno, ayah tersebut mendekati Minhyung, mengelus surai hitam dengan lembut, tidak ingin mengusik tidur lelap anaknya. Dua kasur yang berbeda alas, yang satu bertokoh karakter superman untuk Jeno dan Captain America untuk yang satunya dengan meja nakas sebagai pembatasnya.

CUP

Johnny mengecup dahi Minhyung dengan pelan, "Appa mencintaimu, Minhyung. Jadilah hyung yang baik untuk Jeno." Kata Johnny, merasa tugas malamnya sudah selesai, Johnny segera bangun dari duduknya untuk tidur dikamarnya.

GREP

"Minhyung juga mencintai appa. Minhyung janji akan menjadi hyung yang baik bagi Jeno."

Minhyung memeluk Johnny setelah ia merasa appa akan pergi. Johnny tentu saja terkejut, namun ia segera menepisnya, memeluk anaknya sekilas dan berkata padanya, "Minhyung, segera tidur, nak. Besok Minhyung harus ke sekolah, bukan?" Minhyung mengangguk dan segera tidur. Johnny tersenyum dan menutup pintu kamar tersebut setelah dirinya keluar.

_Appa, Saranghae!_

Minhyung bangun dari tidur 8 jamnya, mengucek sepasang matanya dengan imut tanpa disadari. Melihat kearah sebelahnya, masih terlelap dalam mimpinya. Merasa harus mengambil tanggung jawab ayahnya, Minhyung turun dari kasur, "Jeno-ya, ayo bangun." Kata Minhyung sambil menggoyangkan tubuh Jeno.

Jeno melenguh, "Hyung, masih ingin bobok." Kata Jeno dan mengarahkan tubuhnya kearah yang lain.

"Jeno-ya, kajja! Ayo bangun! Appa sudah terlalu lelah semalam, menghabiskan waktu dikantor dan harus mengurusi kita berdua tanpa eomma. Ayo bangun, Jeno." Kata Minhyung yang menarik lengan adiknya untuk bangkit. Percuma saja, Jeno yang tidak mau bangun, tidak akan bisa dengan cara seperti itu.

"Ne, ne, Jeno bangun, hyung." Kata Jeno yang segera bangkit dengan kedua mata yang masih terpejam erat. Minhyung menggeleng, menarik adiknya untuk mandi pagi.

Johnny masuk kedalam kamar dua jagoannya, kebingungan mencari mereka. "Minhyung-ah! Jeno-ah!" Johnny memanggil nama mereka berdua. Didalam kamar mandi, yang dicari hanya terkekeh geli.

"Hehe… hyung, apa tidak apa-apa?" bisik Jeno didalam kamar mandi, masih memakai bathrobe berwarna putih yang sama dengan Minhyung.

Minhyung hanya mengangguk, "Jangan ribut, appa akan mendengar kita." Kata hyung dengan pelan.

"Minhyung-ah! Jeno-ah!"

"Hihihi…"

Panggilan dari Johnny kembali terdengar tentu saja, Seo brothers itu terkikik geli hingga lupa kalau suara mereka didengar oleh sang appa.

Johnny berjalan mengendap-endap menuju ke kamar mandi, 'I know you are at there, boys.' Batin Johnny.

KRIET

"BAAA!"

"APPAAAA!"

Johnny mengageti kedua anaknya, teriakan dari mereka membuat Johnny ingin tertawa dengan keras.

"Sudah cepat mandi, setelah itu sarapan dan kita akan sekolah. Okay, jagoan?" mereka berdua mengangguk dan mandi.

"Appa, sarapan apa?" tanya Minhyung dengan pakaian sekolah, berusaha menaiki kursi meja. Johnny tersenyum, "How about bread with an egg?" tanya sang appa, Minhyung mengangguk.

"Sounds good. Give to me, I wanna eat now." Kata Minhyung yang mengulurkan kedua tangannya, ingin memakan sarapannya segera. Johnny terkekeh dan meletakkan piring yang terisi sesuai dengan Minhyung mau.

Minhyung menampilkan sepasang mata yang berbinar, "Appa, thankyou." Katanya. Johnny mengangguk dan mengacak rambut anak sulungnya dengan gemas.

"Appa!"

Johnny segera melepas apron yang ia pakai sedaritadi, karna anak kembarnya tidak memiliki eomma. Johnny harus menjadi ibu termasuk memasak, membangun mereka, mencuci pakaian -Oh tentu saja itu bisa ke laundry jika malas- , dan memastikan mereka berdua tidur dengan nyenyak dan memiliki perhatian yang lebih meskipun hanya dia seorang yang sebagai parents disini. Johnny sedikit berlari ke arah kamar anaknya.

"Yes, Jeno?" tanya Johnny setelah masuk kamar. Jeno menggembungkan pipinya, membuat gestur imut tanpa sadar. "Appa melihat school bag Jeno?" tanya Jeno sambil mengacak kembali meja belajar, kasur yang telah disusun rapi oleh Johnny semalam.

"Bukankah Minhyung telah mengambilnya? Appa melihatnya di sofa ruang tamu tadi." Jawab Johnny membuat Jeno membuka mulutnya.

Segera Jeno keluar dari kamarnya dan menghampiri Minhyung yang sedang melahap sarapannya. "Kenapa tidak memberitahuku hyung mengambil school bag milikku?" tanya Jeno. Minhyung hanya memasang senyum yang menampilkan giginya.

"Sudah. Jeno segera makan. Setelah itu kita ke sekolah."

Perintah Johnny yang segera dilaksanakan oleh Jeno dan Minhyung dengan cekatan. Pagi itupun berjalan dengan baik dengan Johnny mengantar mereka ke sekolah, seperti yang sebelum-sebelumnya.

_Appa, Saranghae!_

"ANDWAE, APPA! ANDWAEEE! KYA!"

Minhyung lari didalam bangunan yang bertag, Men barber. Alasannya mudah, Johnny mengajak Minhyung dan Jeno untuk memotong rambut yang telah dikira panjang. Jeno memang sudah duduk diatas kursi yang telah disedia, sedangkan, Minhyung… dianya masih dalam kegiatan kucing dan tikus dengan ayahnya.

"Ayolah, Minhyung." Johnny harus rela kemeja biru laut yang ia pakai basah oleh keringat. Demi kebaikan anaknya.

"ANIYA! ANDWAE, APPA! ANDWAE!" Minhyung terus berlari, menghindari dari segala tangkapan yang dilalukan oleh ayahnya tersebut. Bahkan, para pemangkas rambut yang ada disana juga ikut berpartisipasi

"Ayolah, Minhyung. Appa janji jika Minhyung mau pangkas rambut, appa akan membelikan robot captain america yang Minhyung inginkan dua minggu yang lalu. Eotthae?" tanya Johnny yang berusaha menangkap anaknya. Jeno hanya sebagai penonton sedaritadi.

Minhyung berhenti dan berbalik menghadap ayahnya, "Janji?" tanya anak sulung keluarga Seo. Johnny mengangguk dengan pasti. Minhyung langsung berlari kearah kursi dan mendudukinya.

"Appa, palli!" pinta Minhyung yang sepertinya benar-benar terpancing akan tawaran Johnny.

Johnny bukanlah tidak memiliki uang untuk membelikan apapun yang diinginkan Jeno ataupun Minhyung. Of course! Johnny itu pemimpin sebuah perusahaan teknologi yang sedikit berpengaruh terhadap perekonomian negara. Namun, Johnny ingin menanamkan sikap anti kosumerisme. Jika ingin sesuatu maka haruslah dengan usaha, seperti mendapatkan nilai ujian yang sempurna, menjadi anak yang baik, dan banyak lagi, termasuk yang tadi.

Jeno turun dari kursi karna telah dipangkas, begitu juga dengan Minhyung. "Appa, palli! Minhyung ingin robot captain america sekarang." Kata Minhyung dan menarik tangan Johnny untuk masuk ke mobil dan mendapatkan apa yang ia inginkan.

"Iya, nak. Jeno, kajja." Kata Johnny dan menggandeng Jeno ditangannya yang satu. Jeno hanya mengangguk, meletakkan tangannya digenggaman appa. Sesekali Jeno yang duduk sendiri dibelakang meminta Johnny untuk membelikan ini dan itu.

"Appa, Jeno ingin… robot superman."

"Iya. Dengan robot Captain America juga."

"Minhyung mau!"

"Iya. Jeno superman dan Minhyung Captain America."

"Yeay!"

"Appa, Jeno mau bubble tea rasa taro."

"Kamu baru minum itu semalam, Jeno. Bagaimana jika 5 hari lagi?"

"Ne, appa."

Jeno berhenti, karna, sekali ia meminta lagi, ia cukup tahu resikonya. Superman is gone. Jeno tidak mungkin melepaskan itu dengan mudah. Jadi, duduk manis dan Superman akan ada ditangannya.

NA,

#maaf kalo jelek.

#hanya terinspirasi dari sebuah MV