Frienemy
PRESENT
Naruto by Masashi Kishimoto
But the story is mine.
Warning…..
Pair : Sasu X Saku
Sai X Ino
Don't Like Don't Read
Summary:
Akasuna Sakura bukanlah seorang gadis pendendam, namun ia hanyalah seorang gadis yang tahu meletakkan sesuatu pada tempatnya. Kali ini ia akan mengambil apa yang menjadi miliknya dan meletakkan sesuatu itu di tempat dimana ia harus berada. But life isn't simple like that, Honey.
.
.
.
.
.
.
.
Bandara narita sangat sibuk seperti hari hari biasanya. Namun kali ini lebih ramai karena ulah dua orang gadis yang baru saja turun dari pesawat yang membawa mereka dari London ke Tokyo tersebut.
"Tidak jidat kita akan masuk minggu depan bukan minggu ini." Penekanan tegas dari seorang gadis berambut pirang yang di ikat pony tail tersebut menentang pendapat dari gadis merah muda disampingnya.
"Minggu ini pig, sudahlah aku malas berdebat denganmu." Balas Sakura, nama gadis merah muda tersebut kepada Ino gadis yang tadi ia panggil pig.
"Minggu depan"
"Minggu ini"
"Minggu depan"
"Uhh baiklah minggu depan." Ucap Sakura mengakhiri perdebatan itu dengan nada yang sedikit kesal. "Yeah I love you forehead girl." Seru Ino sambil memeluk Sakura yang membuat gadis segera berontak.
"Sakura Ino." Teriak seorang atau lebih tepatnya tiga orang pemuda yang dua diantaranya adalah kakak dan sepupu Sakura.
"Apa apaan sih mereka itu, memalukan." Gerutu Ino yang langsung diamini oleh Sakura. Bagaimana tidak ketiga orang tersebut sudah tidak bisa disebut anak kecil lagi malah melakukan hal yang kekanakan. Melambaikan tangan tinggi tinggi disertai cengiran khas mereka dengan suara yang tidak bisa dibilang kecil.
"Welcome back our princess." Seru ketiganya ketika kedua gadis itu mendekati mereka. Sontak kelimanya berpelukan bersama, terdengar seperti teletubis memang namun itulah kenyataanya. Jika Ino dan Sakura ditanya apa mereka merindukan ketiga pria ini. Tanpa berfikir dua kali maka mereka akan menjawab ya.
"Seharusnya kalian melakukan ini bukan malah melambai lambai seperti anak kecil tadi." Suara Sakura agak serak namun malah membuat yang lainnya tertawa.
Sasori tahu dia salah karena diantara mereka bertiga dirinyalah yang paling sering absen mengunjungi adiknya. Tapi itu semua ia lakukan untuk membuat kejutan untuk Sakura. Ia dan sepupunya juga sahabatnya tahu apa yang dialami kedua gadis tersebut. Makanya saat Sakura dan Ino menceritakan kejadian yang sesungguhnya dan rencana mereka sehari setelah Ino sadar, ia, Deidara bahkan Naruto bungkam ketika ditanya kemana perginya kedua gadis itu oleh semua orang seminggu setelah tragedi itu. Pihak sekolah pun memilih bungkap saat para siswanya bertanya tentang kepergian kedua murid berprestasi tersebut. Yang mengetahui kepergian keduanya hanya keluarga mereka, itu pun mereka memilih bungkam setelah mengetahui kejadian yang sebenarnya.
Kedua sahabat tersebut memilih melanjutkan sekolahnya ke ibukota Inggris sampai metal mereka siap menghadapi pertemuran yang akan segera tiba. Diam diam Sasori mengakses sisi tv sekolah adiknya dan mengumpulkan bukti serta ia yang menyuruh semua orang yang mengetahui kepergian adiknya untuk bungkam. Ia juga mengumpulkan informasi tentang target kedua adiknya tersebut. Ia jugalah yang telah mempersiapkan segala hal yang akan mendukung rencana adik adiknya.
Ino yang sudah ia anggap adik mengalami hal yang menyakitkan seperti itu tentu ia tidak terima. Bagaimana bisa seorang kakak terima ketika adiknya didorong hingga nyaris meninggal oleh orang yang sekarang berstatus sebagai tunangan dari mantan kekasihnya atau masih bisa disebut kekasih mengingat belum adanya kata putus diantara keduannya.
"Sudah dulu acara pelukannya, sekarang kita ke rumah. Ok !"
"Nii san." Saat semuanya sudah melangkah maju Sakura malah diam di tempat dan memanggil kakaknya. Keempat orang yang telah melangkah itu serempak menengok kebelakang.
"Ada apa Imouto." Kata Sasori menghampiri Sakura yang berada beberapa langkah dibelakangnya.
"Aku lapar." Ucap Sakura pendek. Seontak ketiga orang tersebut sweedrop mengendar apa yang diucapkan Sakura. Sedangkan Sasori mengacak rambut merah muda milik adiknya tersebut.
"Sepertinya kita makan dulu ne." Mendengar ucapan kakaknya Sakura tersenyum senang. Memang dalam keluarga Akasuna maupun Senju, Sakura adalah cucu perempuan pertama dan satu satunya jadi tak heran jika sudah bersama keluarganya maupun orang terdekatnya, Sakura yang terlihat seperti perempuan mandiri bisa berubah menjadi perempuan manja.
Dengan dua buah mobil yang berbeda warna tersebut mereka melaju menembus jalanan yang padat.
.
.
.
.
.
.
.
Hari yang ditunggu tiba kali ini Sakura maupun Ino akan masuk kuliah. Sesuai dengan rencana mereka, Hidden Leaf University lah yang mereka pilih. Karena keempat orang yang menjadi incaran mereka juga memasuki Universitas ini berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Sasori. Walaupun mereka akan menempatkan seseorang pada posisi seharusnya namun pendidikan dan cita-cita mereka juga harus tercapai. Jadi Ino tetap akan mengambil jurusan Desain Mode dan Sakura akan tetap mengambil Kedokterannya. Sedangan 'target' mereka, entah kebetulan atau memang kesengajaan mereka mengambil jurusan International Business and Management .
Sebuah mobil Lamborgini berwarna merah terang itu terparkir rapi diparkiran Universitas yang terkenal di kota itu. Kedua pengemudinya turun dan dapat terlihat jelas bahwa bepasang pasang mata menatap mereka takjub, terkejut, bahkan kagum.
Tanpa mengubris pandangan orang lain kedua gadis tersebut melangkah menuju ruangan yang bertuliskan Rektor di pintunya. Begitu membuka pintu seorang berambut perak menyambut mereka.
"Selamat datang di Hidden Leaf University nona." Sambutnya.
"Jangan panggil kami seperti itu Kakashi-sensei, kami sekarang adalah mahasiswi disini bukan cucu pemilik yayasan." Kata Sakura.
"Baiklah, Sakura, Ino."
"Jangan panggil aku seperti itu juga Kakashi-sensei."
"Baiklah Akina, Ino."
"Nah begitu lebih baik, sekarang dimana jadwal dan semua keperluan kami ?" Tanya Ino dengan senyum tipisnya.
"Ini dia. Ini untuk Sa- maksudku Akina dan ini untukmu Ino." Laki-laki yang baru saja menjadi ayah tersebut menyerahkan sebuah map kepada masing-masing gadis. "Aku juga sudah menyesuaikan jadwal kalian dengan jadwal jurusan International Business and Management ." Lanjutnya. Untuk apa jadwal mereka harus disesuaikan dengan jurusan bisnis? Cukup mereka saja yang tahu.
"Terima kasih banyak Kakashi-nii." Ucap kedua gadis tersebut tulus dan kompak. Rahasia yang belum terbongkar hingga kini, salah satunya adalah, Kakashi adalah kakak sepupu Ino.
"Apapun untuk kalian berdua." Ucap Kakashi.
"Jadi kapan aku bisa menjenguk keponakanku Nii-san." Goda sang bungsu Yamanaka.
"Secepatnya." Jawab Kakashi sambil tersenyum tipis. "Sebaiknya kalian segera masuk. Kuliah pagi akan segera dimulai." Lanjutnya.
Sontak tanpa permisi kedua gadis tersebut berlari menuju pintu keluar. Dan berlari kearah kelas mereka yang memang sudah diatur agar bersebelahan. Jangan lupa juga bahwa kedua gadis tersebut sudah mengetahui denah Universitas ini.
Yang tidak mereka ketahui adalah bahwa Kakashi bekerja sama dengan Sasori untuk membuat pertemuan mereka dengan keempat 'target' mereka. Sebuah pertemuan yang akan memulai sebuah permainan.
.
.
.
.
.
.
.
Disebuah belokan mereka sudah tidak berlari lagi. Mereka –Sakura dan Ino- atas permintaan Ino berhenti berlari mengingat kaki sang nona Yamanaka yang tidak pernah mengikuti olahraga berat itu sudah mulai pegal, maka lari mereka kini digantikan dengan jalan cepat.
"Tinggal belokan didepan lagi, Akina." Kali ini diluar lingkungan mereka Ino akan memanggil Sakura dengan panggilan palsunya.
Keduanya merasakan tolakan yang keras ketika bahu mereka menabrak sesuatu. Keduannya agak terkejut melihat siapa yang mereka tabrak, untunglah mereka berdua bisa menguasai keadaan mereka.
"Gomen ne." ucap keduanya kompak dan membungkuk Sembilan puluh derajat. Sedangkan orang yang ditabraknya hanya bisa menampilkan raut terkejutnya. Tanpa menunggu balasan dari kedua orang yang jika dilihat secara sekilas terlihat sama tersebut, kedua gadis tersebut langsung melewati kedua pemuda tersebut.
"Ino." Sapaan dari salah satu pemuda tersebut berhasil menghentikan pergerakan kedua gadis tersebut.
"Iya? Ada apa?" Tanya Ino yang kini berbalik dengan ekspresi bingungnya diikuti Sakura.
"Darimana saja kau selama ini?" Tanya laki-laki itu yang ternyata telah melangkahkan kakinya mendekati Ino yang malah memundurkan langkahnya. Ino kembali menampilkan raut kebingungannya.
"Maaf apa saya mengenal anda, tuan?" Tanya Ino kepada laki-laki tersebut. Sedangkan Sakura mendekati Ino dan mengengam tangannya ketika Ino dan laki-laki yang bernama Sai itu berhenti melangkah sesaat setelah Ino mengucapkan kalimat itu. Sedangkan pemuda yang satunya masih terpaku menatap gadis berhelaian merah muda panjang tersebut.
"Maaf jika Anda mengenal Ino, saya mohon jangan mengingatkannya tentang masa lalunya." Ucap Sakura yang kini bernama Akina tersebut. "Dia mengalami amnesia total, jadi ia tidak bisa mengingat masa lalunya. Jika dipaksa pun malah akan membuatnya kesakitan." Jelas Sakura panjang lebar yang sebenarnya adalah sebuah scenario mereka saja.
"Saki." Ucapan pelan sang bungsu Uchiha itu masih bisa didenngar oleh ketiga orang yang berdiri di koridor yang sepi tersebut. Sedangkan Sakura hanya bisa tersenyum sembari 'menenangkan Ino'. Entah tersenyum karena berakting menenagkan Ino atau karena nama itu kembali diucapkan oleh seseorang.
"Sakura." Panggil sang bungsu Uchiha lagi.
"Maaf, apa Anda mengenal Sakura?" Lanjut Sakura melihat raut kebingungan terpancar dari onxy yang sejak dulu mempesona. Kedua pemuda itu menanggukan kepalanya.
"Perkenalkan saya Akasuna Akina saudara kembar dari Akasuna Sakura." Perkenalan itu membuat kedua pasang onxy itu melebar.
"Kalau begitu sampai jumpa, kami ada kuliah pagi." Pamit Sakura disertai senyum, lalu melangkah menuju ke kelas mereka, dengan Ino yang masih berada dalam pelukannya.
.
.
.
.
.
.
.
Kantin universitas bergengsi itu penuh dengan orang yang berlalu lalang. Ditambah dengan kehadiran mahasiswi jurusan desain mode yang terkenal dengan mahasiswinya yang cantik-cantik itu melangkahkan kakinya ke kantin. Semua mata yang yang berada dikantin itu menoleh ketika rombongan gadis itu tiba. Berbagai pancaran mata terlihat ketika mereka melihat anggota baru anak desain mode tersebut. Ada pandangan terkejut, kagum, bahkan heran.
Yamanaka Ino adik tunggal Yamanaka Deidara tersebut menghilang begitu saja di tahun keduanya pada senior high school dengan sahabatnya Akasuna Sakura. Dan kini mereka melihat sang bungsu Yamanaka tengah bergabung dengan salah satu kelompok yang cukup terkenal dikampus mereka.
Kejutan kedua datang ketika seseorang yang sangat mirip dengan Akasuna Sakura datang dengan rombongan Uzumaki Karin. Rombongan jurusan Kedokteran yang terkenal bukan hanya wajah mereka yang diatas rata-rata tapi juga otak mereka yang juga berada diatas rata-rata.
Perbedaan yang cukup mencolok dari Akasuna Sakura yang dulu dengan yang sekarang adalah rambutnya yang panjang sepinggul. Juga pakaiannya yang terkesan berani namun tidak murahan. Ditambah dengan polesan make up tipis diwajahnya dan jas putih khas jas kedokteran. Sangat berbeda jika dibandingkan dengan tampilannnya dulu yang terkesan polos.
Secara serempak kedua tokoh utama kita memisahkan diri dari rombongan mereka dan mengambil tempat duduk untuk keduannya. Tempat duduk yang entah mengapa kosong padahal semua siswa dan juga siswi tengah kebingungan mencari tempat duduk. Mungkin memang sengaja dikosongkan atau diperuntukan untuk apa atau lebih tepatnya untuk siapa.
"Mau apa kau duduk di kursiku?" Pertanyaan itu terlontar begitu saja dari arah belakang mereka berdua. Tepatnya dari seseorang berhelaian indigo. Keduanya membalikan badan mereka, sebenarnya hanya sang bungsu Akasuna saja yang membalikan badannya sedangkan sang Yamanaka hanya mendongakkan kepalanya saja.
"Sepertinya tidak ada tulisan kursi ini milik seseorang nona." Ucap sang bungsu Akasuna terhadap gadis Indigo yang terpaku dengan kehadirannya.
"Lagi pula kami berhak menggunakan fasilitas dikampus ini nona." Lanjut Ino yang sama sekali tidak terkejut melihat kehadiran gadis tersebut.
"I Ino, Sa Sakura." Ucap sang gadis yang masih terlihat ketautan melihat keduannya. Dari arah belakang gadis tersebut tampak seorang gadis lagi yang mirip dengan gadis indigo tadi, hanya saja warna rambutnya yang mirip dengan Ino.
"Hinata sandwich nya sudah ha-" Perkataannya terhenti ketika melihat dua orang yang sedang bertengar dengan sepupunya tersebut.
"Sa-Sakura, I-I-Ino." Ucapnya terbata dengan eksprsi seperti baru saja melihat hantu.
"Apa kau mengenal mereka Ino?" Tanya Sakura ketika ia dan Ino berdiri sambil menatap kedatangan kedua orang tersebut.
"Tidak sama sekali tidak." Mendengar kalimat itu keluar dari bibir sang Yamanaka muda membuat kedua gadis tersebut mengeleng tak percaya.
"Baiklah." Ucap Sakura dengan tenangnya, menarik napas sebentar lalu melihat orang-orang di seluruh penjuru kantin yang ternyata juga tengan melihat mereka "DENGAR BAIK-BAIK SEMUANYA. NAMAKU AKASUNA AKINA KEMBARAN DARI AKASUNA SAKURA. DAN DISAMPINGKU INI ADALAH YAMANAKA INO. IA AMNESIA TOTAL JADI IA TIDAK BISA MENGINGAT APA PUN TENTANG MASA LALUNYA. JADI JIKA ADA YANG MENGETAHUI MASA LALUNYA KUPIKIR ORANG ITU CUKUP BIJAT UNTUK TIDAK MEMBUKA MULUTNYA." Teriak Sakura panjang lebar.
Menyadari hal itu Shion dan Hinata –kedua gadis yang terkejut dengan kedatangan kedua orang tersebut menghela napas lega meskipun tidak dipungkiri bahwa mereka juga terkejut.
Kedua gadis yang tai menempati meja tersebut membereskan barang-barangnya kemudian beranjak pergi sebelum sebuah tangan menahan langkah Ino, dan otomatis Sakura yang mengengam tangan Ino satunya juga ikut berhenti.
"Hai tunggu dulu, kita belum berkenalan kan, Namaku Shion dan gadis disebelahku ini Hinata." Shion yang menahan langkah Ino memperkenalkan dirinya dan Hinata serta mengulurkan tangannya. Ino yang melihat hal itu membalas uluran tangan kedua gadis tersebut dan mengumamkan namanya.
Hal yang serupa kedua gadis itu lakukan pada Sakura, namun Sakura justru memeluk mereka berdua sembari membisikan sesuatu.
"Akina memang kadang suka berkenalan dengan memeluk seperti itu." Ucap Ino yang tidak diperdulikan oleh kedua orang yang tengah dipeluk Sakura karena yang mereka perdulikan adalah ucapan Akina yang terdengar jelas ditelinga mereka.
"Aku tahu siapa kalian dan apa yang kalian lakukan pada Ino dan Sakura dulu. Bersiaplah slut." Bisik Sakura yang membuat kedua orang yang dipeluknya menegang seketika. Dan tanpa ada yang tahu senyum sang Yamanaka telah berubah menjadi seringgai
TBC
Multi chap lagiiiii. Sebenarnya sih aku suka baca fic dengan tema yang sama tapiiiiiii banyak yang gak dilanjut. Yaudin buat sendiri aja. Yah berdoa saja semoga ini sampai tamat dan segera dilanjut. Ini baru prolog aja sih. Nama saudara kembar Sakura sendiri adalah Akina (sebenernya gak kembar sih cuma Sakura berpura-pura aja). Akina sendiri berarti Bunga musim Semi. Hampir sama artinya dengan Sakura.
Menerima kritik dan saran asal tidak mengubah jalan cerita yang sudah ada di kepala saya.
Hehehe segitu aja cuap-cuapnya semoga suka.
